Anda di halaman 1dari 55

By: dr. Surjit Singh, Sp.

F, DFM
ASFIKSIA:

SUATU KEADAAN TUBUH YANG MENGALAMI


KEKURANGAN OKSIGEN (PENURUNAN
SATURASI O2 DAN PENINGKATAN KADAR CO2)
DALAM DARAH DAN JARINGAN SAMPAI
TINGKAT TERTENTU, SEHINGGA BERAKIBAT
KEMATIAN.
Asfiksia melewati 4 fase :
1. F. dispnue (<1 mnt) :stimulasi SSP
shg : pe frek nadi, jantung, nafas,
sekersi kel (surfactan), dll.
2. F. konvulsi (1-2 mnt) : stimulasi
SSP semakin +, shg : terjadi
peristiwa kejang.
3. F. apnue/ exhaustion (3-5 mnt).
semakin O2 dan CO2
menyebabkan keletihan (lemas).
4. F. Akhir : kematian lemas.
“asfiksia beda dengan anoksia”

Anoksia :
suatu keadaan dimana
tubuh
(JARINGAN DAN DARAH) sangat
kekurangan oksigen.
ETIOLOGI ANOKSIA 4 jenis:

a. A. anoksik (Vol O2 terganggu).


b. A. anemik (Hb sedikit).
c. A. stagnan (gangguan CVS).
d. A. histotoksik (efek racun).
.
ANOKSIA HISTOTOKSIK
DISEBABKAN OLEH :
EKTRA CELULLAIR
Kerusakan dan hambatan kerja enzim Sitokrom
Oksidase misalnya : pada kasus keracunan Sianida
(HCN) atau keracunan Barbiturat serta keracunan
zt-zat hipnotik.

INTRA CELLULAIR
Kondisi ini diakibatkan karena permeabilitas sel
berkurang misalnya: pada kasus keracunan zat
anestesi (eter atau kloroform).
GANGGUAN METABOLIT
Terjadi karena hasil metabolisme tubuh tidak dapat
dibuang, sehingga menimbulkan reaksi gangguan suplai
oksigen ke sel atau jaringan. Misalnya : pada kasus
penderita uremia (GGK) atau keracunan CO (juml
darah/ Hb cukup, tapi daya ikat dengan Hb dengan 02
terganggu).

SUBSTART
Keadaan asfiksia ini terjadi oleh karena intake oksigen
yang tidak cukup untuk metabolisme yang efisien,
misalnya : pada kasus hipoglikemia.
“ANOKSIA menyebabkan ASFIKSIA”

ANOKSIA anoksik disebut :


ASFIKSIA MEKANIK (Traumatik dan Non
traumatik).
ANOKSIA anemik, ANOKSIA stagnan dan
ANOKSIA histotoksik disebut :
ASFIKSIA NON MEKANIK.

OOOO.......
SECARA UMUM ASFIKSIA DAPAT
DISEBABKAN OLEH 3 HAL UTAMA :

1. Mekanik (traumatik/ non traumatik).


2. Keracunan bahan kimia (non mekanik).
3. Penyebab alamiah/ penyakit
(non mekanik).
PENGERTIAN Asfiksia mekanik :

Mati lemas yg terjadi bila udara


pernafasan terhalang memasuki sal.
pernapasan oleh berbagai kekerasan
(yg bersifat mekanik).
PENGERTIAN Asfiksia non mekanik

Mati lemas yg terjadi bila udara


pernafasan yg memasuki sal. pernapasan
tdk dpt berikatan dgn darah atau
digunakan jaringan krn hal yg bersifat
non mekanik (spt penyakit atau bahan
yg menimbulkan toxic).
Jenis-jenis asfiksia mekanik

O2 CO2
I. ASFIKSIA MEKANIK
Berdasarkan Peristiwa dibedakan Atas :
1. Penekanan/ Strangulasi saluran nafas
(Penggantung, Penjeratan dan Pencekikan).
2. Penutupan saluran nafas atas:
1. Bekapan (Smothering).
2. Sumbatan (Gagging, Choking).
3. Penekanan dada (Burking) dan perut merupakan
Asfiksia Traumatik.
4. Penutupan lokal (wajah/ di ruang sempit) sehingga
oksigen terbts/ berkrg (sufokasi) merupakan
anoksik anoksia murni.
5. Saluran nafas terisi air (Drowning).
1.a PENGGANTUNGAN (hanging)

Peristiwa dimana seluruh atau sebagian dari berat


tbh seseorang ditahan di bag. lehernya oleh sesuatu
benda dgn permukaan yg relatif sempit dan pjg
(biasanya tali), sehingga daerah tsb mengalami
tekanan.
Jenis-jenis gantung :
Dilihat dari letak simpul
1. Typical hanging : titik gantung di atas daerah oksiput
dan tekanan pd a. karotis paling besar.
2. Atypical hanging : titik penggantungan di samping,
sehingga leher dlm posisi sangat miring (fleksi lateral)
yg akan mengakibatkan hambatan pd a. karotis dan a.
vertebralis.
Dilihat dari posisi tubuh tergantung
3. Komplet hanging : tubuh tergantung sempurna (tanpa
menyentuh dasar).
4. Inkomplet hanging : tubuh tergantung tidak sempurna
(ada bagian tubuh menyentuh dasar).
TIPIKAL HANGING

ATIPIKAL HANGING
KOMPLET HANGING

INKOMPLET HANGING
1.b PENJERATAN (strangulasi)

Penekanan benda asing berupa tali, ikat


pinggang, rantai, stagen, kawat, kabel, kaos
kaki dan sebagainya, melingkari atau mengikat
leher yang makin lama makin kuat, sehingga
sal. pernapasan tertutup.
1.b Penekanan/ Strangulasi tipe:
JERAT
1.c PENCEKIKAN (manual strangulasi)
Penekanan leher dgn tangan, yg menyebabkan
dinding sal. napas bagian atas tertekan dan terjadi
penyempitan saluran nafas sehingga udara pernafasan
tdk dpt lewat. Dpt digunakan lengan bawah (piting)
atau tungkai menekan leher dari samping, atau dengan
alat tongkat atau bambu (bansdola). Dijumpai banyak
memar atau lecet/ jejas kuku (cressent sign).
1.c Penekanan/ Strangulasi, tipe:
CEKIKAN
2.b PEMBEKAPAN (smothering)

Penutupan lubang hidung dan mulut yg menghambat


pemasukan udara ke, paru-paru. Pembekapan
menimbulkan kematian akibat asfiksia.
2.a Penutupan saluran
nafas atas, tipe:
BEKAPAN
3.b CHOKING/ GAGING (sumbatan)
Disebabkan blokade jln nafas oleh benda asing dr luar
ataupun dari dlm tubuh, misalnya:
inhalasi benda asing, jatuhnya lidah ke blkg ketika
dlm keadaan tdk sadar, bekuan darah atau gigi
(palsu) yang lepas.
Gejalanya khas dimulai dgn batuk-batuk yg terjadinya
tiba-tiba, disusul cyanosis dan akhirnya meninggal
dunia.
Pada gagging sumbatan terdapat di orofaring,
Pada choking sumbatan terdapat di laringofaring.
2.b Penutupan saluran nafas atas, tipe :
SUMBATAN
3. TERTIMPA/ TERTINDIH
(TRAUMATIK ASFIKSIA) CRUSH
ASFIKSIA
Karena dada dan perut (otot bantu pernafasan)
mendapat tekanan secara bersamaan oleh suatu
kekuatan, (mis : pohon yang tumbang atau tebing
yg runtuh).

Crush asfiksia juga dapat terjadi karena desak-desakan


keluar dari suatu ruangan melalui pintu yang sempit.
3. Penekanan Dada dan perut :
TERTIMPA atau TERTINDIH
(berdesakan)
4. SUFFOCATION
(terkurung/ terbungkus)
Jika oksigen yg ada di udara lokal krg memadai,
(mis : di ruangan yg tdk ada ventilasinya atau
di tmpt penambangan yg mengalami reruntuhan,
atau pd orang yg wajahnya ditutup plastik).

Kematian dpt terjadi dlm beberapa jam, tergantung


Luas ruangan dan kondisi orang dlm ruangan tsb.
4. Sufokasi
PENUTUPAN WAJAH
TUP ATAU
TERKURUNG)
5. TENGGELAM (DROWNING)
Pd peristiwa tenggelam, seluruh tubuh tdk harus
tenggelam di dlm air. Asalkan lubang hidung dan mulut
berada di bwh permukaan air maka hal ini sdh cukup
memenuhi kriteria sebagai peristiwa tenggelam.

Berdasarkan pengertian tersebut maka peristiwa


tenggelam tdk hanya dpt terjadi di laut atau sungai tetapi
dpt juga terjadi di dalam wastafel atau ember berisi air.
Jenis-jenis tenggelam antara lain:
1. Wet drowning.
Keadaan dimana, cairan masuk ke dlm sal. pernapasan (tractus
respiratorius bawah) pd korban tenggelam sempurna, terjadi
fase asfiksia di TKP.
2. Dry drowning.
Keadaan dimana cairan tdk masuk ke dlm sal. pernapasan
bwh (trak. respiratorius bawah) atau lambung, karena tdk ada
kesempatan bernafas (pd pemabuk), maka tekanan cairan yg
langsung dpt menyebabkan terjadi reflek vagus, cardiac arrest
atau spasme laring (sering kematian cepat/ bukan asfiksia).
Berdasarkan penyebab
kematian segera:
True drowning.
Kematian disebabkan asfiksia, akibat paru terisi air.
Submersion drowning.
Karena Inhibisi refleks vagal, spasme laring atau
fibrilasi ventrikel, mengakibatkan udara tidak dapat
masuk paru sehingga mengakibatkan kematian
mendadak/ segera umumnya tanpa tanda asfiksia.
Immersion drowning.
Karena pengaruh obat-obatan atau penyakit (epilepsi),
kemudian jatuh ke air dan tenggelam, kematian
karena asfiksia atau inhibisi vagus.
2. Berdasarkan lama di air:

a. Primer.
Bila dalam hitungan menit setelah tenggelam, tidak ada
pertolongan. Beberapa kematian pada tenggelam tipe ini terjadi
karena serangan jantung atau fibrilasi ventrikel tetapi dapat juga
karena asfiksia.

b. Sekunder.
Korban berhasil diselamatkan, hanya untuk beberapa
waktu (sekitar 30 menit sampai beberapa minggu).
Kematian pada tipe ini adalah asfiksia, akibat dari asidosis
metabolik, oedema paru, pneumonitis dan infeksi paru.
TENGGELAM DI AIR TAWAR DAN ASIN:

Pd Air tawar akan dgn cepat diserap cairan dlm jumlah


besar, shg terjadi hemodilusi yg hebat sampai 72 persen
berakibat terjadinya hemolisis (air asin tdk).

Pd Air tawar akan mengalami perubahan biokimiawi


dimana kalium dalam plasma meningkat dan natrium
berkurang, shg terjadi anoksia yg hebat pd myocardium
(air asin tdk).

Pd air tawar Hemodilusi menyebabkan cairan dlm


pembuluh darah atau sirkulasi jadi berlebihan, terjadi
penurunan tekanan sistole dan dpt terjadi fibrilasi ventrikel.
Jantung utk bbrp saat masih berdenyut dgn lemah, terjadi
anoksia cerebri yang hebat, hal ini yg menerangkan
mengapa kematian terjadi dgn cepat.
Kematian terjadi dalam waktu 5 menit.

Pd air asin tdk terjadi hemolisis melainkan hemokonsentrasi,


tekanan sistolik akan menetap dlm bbrp menit.
Kematian terjadi dalam waktu 8-9 menit.
5. Saluran nafas terisi air:
TENGGELAM

DRY DROWNING

Kutis anserina
WET DRONING
Washer women hand
II. ASFIKSIA NON MEKANIK
KARENA BAHAN KIMIA (KERACUNAN)
Menurut TAYLOR
Racun : setiap bahan atau zat yg dlm jumlah relatif kecil,
bila masuk ke dlm tubuh akan menimbulkan reaksi
kimiawi yg akan menyebabkan penyakit atau kematian.

bk a n
ye b a
me n a s
ap a t l e m
n g d m a t i
a t y a da n
Z un an
r a c
ke
Ciri keracunan gas co2

Ciri keracunan logam arsen

Ciri keracunan sianida (cherry red)


Ciri keracunan
gas sianida
(cherry red)

Kiri : Liver normal.


Tengah : liver pada mayat mati karena sianida.
Kanan : Kongesti liver dengan daerah fatty liver pada
daerah yang berwarna kuning, dan bagian merah
merupakan daerah kongesti akibat dari Gagal Jantung
Kongestif

DIAGNOSA PASTI MATI LEMAS AKIBAT BAHAN


KIMIA (KERACUNAN) DGN TEST LABORATORIUM
KIMIA (LAB FOR), SELAIN TANDA-TANDA
MAKROSKOPIS (asfiksia).
III. ASFIKSIA NON MEKANIK
KARENA ALAMIAH/ PENYAKIT

SERING DIGOLONGKAN DALAM KASUS


KEMATIAN SUDDEN DEATH (KEMATIAN
MENDADAK ).

Kata “sudden unexpected natural death” di dalamnya


terkandung kriteria penyebabnya: natural (alamiah atau
wajar) tidak ada unsur mekanik (trauma).
Definisi kematian mendadak (WHO)

kematian yang terjadi dalam waktu 24 jam


sejak timbulnya gejala.
BEBERAPA KASUS SUDDEN DEATH YANG
DAPAT MENYEBABKAN MATI LEMAS.
KARDIOVASKULAR PERNAPASAN
Perlemakan jntg, Asma bronkhial,
Trombosis koroner, Broncopneumonia,
Myocarditis infark, Bronchiectasis,
Kelainan katup aorta/mitral, TB Paru-paru,
Hipertensi, dll. Bronkitis akut/kronis,
Ca bronchus, dll.
SSP LAIN-LAIN
Cerebral haemorhagic, Gastroenteritis,
Abses otak, Obstruksi intestinal,
Cerebral trombosis, Peritonitis,
Epilepsy, dll. Tromb mesenterium.
UROGENITAL Pyloric stenosis,
Ca ginjal, Ca colon,Ca gaster,Ca pancreas
Pyelonephritis, Hepatitis,
Ca buli-buli , dll. Thyrotoxicosis,
Difteri, dll.
Kelainan katub jantung Kelainan paru-paru
(trikuspid)

Ganguan sistem kardiovaskular dapat


menyebabkan asfiksia (kelainan organ
jantung dan/ atau paru-paru)

Ganguan pembuluh
darah jantung
Ciri seorang penderita penyakit
jantung (gemuk)dengan
penyebab kematian asfiksia

Ciri seorang penderita penyakit tbc/ paru-


paru (kurus dan anemis) dengan penyebab
kematian asfiksia

Kematian mendadak pada


penderita perdarahan otak
aneurisme, dengan tanda-tanda
asfiksia
GAMBARAN UMUM ASFIKSIA

SIANOSIS (ujung jari, bibir atau wajah).


DILATASI JANTUNG KANAN.
LEBAM MAYAT MeRAH KEBIRUAN.
BUIH SUKAR PECAH (SURFACTAN) DI
SAL. NAFAS.
PELEBARAN PEMBULUH DARAH VENA.
BINTIK PERDARAHAN (TARDIEUS SPOT/
PETEKHIE).
DARAH BERWARAN HITAM DAN ENCER
(KANDUNGAN CO2 TINGGI).
EDEMA ORGAN (PARU-PARU, JANTUNG,
DAN HATI).
SURFAKTAN, ADALAH :

Agen surface-active (spt sabun dan ditergen sintetik)


campuran fosfolipid (terutama lesitin dan sfengomielin) yg
di eksresi oleh sel-sel alveolus tipe II dlm alveoli dan sluran
pernafasan, yg menurunkan ketegangan permukaan
cairan paru-paru dan dgn demikian menambah sifat
elastik jaringan paru-paru.
Bintik perdarahan di
bola dan kelopak mata Buih halus sukar pecah
bawah GAMBARAN/ (surfactan)

TANDA UMUM
ASFIKSIA

Ujung jari kebiruan Bintik perdarahan di


(sianosis) kulit/ petekhie
Lebam mayat merah kebiruan atau keunguan

Sembab dan sianosis di wajah


Buih halus di sal. nafas dan paru-paru Tardieus spot (Bintk
perdarahan)

EDEMA ORGAN VISERAL

Darah lebih gelap dan


encer
KESIMPULAN

Asfiksia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan


terjadinya gangguan pertukaran udara pernapasan,
mengakibatkan oksigen darah berkurang disertai dengan
peningkatan karbon dioksida. Dengan demikian organ
tubuh mengalami kekurangan oksigen dan terjadi
kematian.
Perlu diperhatikan tanda-tanda asfiksia meliputi:
1. Pada pemeriksaan luar
Pembendungan sistemik dan pulmoner yaitu:
Sianosis pada bibir, ujung-ujung jari dan kuku.
Warna lebam mayat merah kebiruan gelap dan
terbentuk lebih cepat, busa halus pada hidung dan
mulut, dan pelebaran pembuluh darah pada
konjungtiva bulbi dan palpebra di mata, dll.
Pada pemeriksaan dalam
Dilatasi jantung kanan, darah berwarna lebih gelap
lebih encer, busa halus di dalam sal. pernafasan.
bendungan sirkulasi pd seluruh organ dlm tubuh
adi lebih berat dan berwarna lebih gelap, bintik
arahan (Terdieus spot), serta edema paru.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai