Anda di halaman 1dari 12

Akhlak Terhadap Lingkungan Dan Akhlak

Dalam Berbangsa Dan Bernegara


YENNI ERANISA
191000248201016
Akhlak Terhadap Bangsa Dan Negara
Kewajiban Membela Negara

• Dalam tuntunan Islam, membela Negara itu hukumnya wajib.


Sebagai contoh, pada zaman Rasulullah hampir seluruh penduduk
negeri Madinah aktif berjuang dimedan perang untuk membela
Negara dari rongrongan musuh yang dating dari luar yaitu dari
serangan kaun kafir Quraisy. Ketika itu Negara Madinah sedang
menghadapi ancaman yang besar dari dari tentara Quraisy, maka
saat itu Rasulullah mengobarkan semangat berperang untuk
membela Negara Madinah.
• Dalam hal ini, Allah memberikan perintah agar kaum muslimin
berjuang keras untuk memerangi kaum musyrikin, karena kaum
musyrikin itu berbuat dzalim (aniaya) terhadap umat islam
Kewajiban Membela Negara

• Perintah untuk menggerakkan tentara tentara Islam ini di jelaskan


dalam al-Qur’an surat Al-Anfal ayat 65
“Hai Nabi, Kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang.
jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka
akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. dan jika ada
seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat
mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang
kafir itu kaum yang tidak mengerti”
• Maka dalam hal ini membala Negara adalah mutlak wajib bagi
seorang muslim dan sebagai warga Negara, sebagaimana ungkapan
yang menyatakan “Cinta Negara sebagian dari Iman”.
Tujuan Bela Negara

• pembelaan Negara itu dapat dilaksanakn dalam hal


mempertahankan Negara terhadap ancaman, tantangan, hambatan
dan gangguan baik dalam maupun dari luar negar kita.
• Adapun fungsi dari warga negara bela negara adalah agar mampu
melaksanakan ketertiban umum, perlindungan rakyat, keamanan
rakyat, dan perlawanan rakyat dalam rangka Pertahanan dan
Keamanan Negara (HANKAMNEG).
Tujuan Bela Negara

Maka tujuan negara itu untuk:


• Ketertiban Umum
• Perlindungan Rakyat
• Keamanan Rakyat
• perlawanan rakyat.
Akhlak Terhadap Pemimpin (Pemerintah)
Pengertian Ulil Amri/Pemimpin/Pemerintah

• Ulil Amri adalah orang yang memiliki kekuasaan, yaitu para pemimpin
yang mendapat kepercayaan dari masyarakat untuk memimpin dan
mengurus berbagai urusan mereka, baik yang berurusan dengan urusan
agama atau urusan dunia. Sebagai anggota masyarakat kita wajib
mentaati aturan-aturan yang dikeluarkan oleh pemimpin selama
peraturan tersebut tidak bertentangan dengan aturan-aturan Allah dan
Rasul-Nya.
• Kewajiban kita untuk ta’at kepada pemimpin sama dengan kewajiban
kita untuk ta’at kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Artinya, kita wajib
ta’at kepada Allah Swt, kepada Rasul Saw juga ta’at kepada pemimpin.
Dalam pandangan Islam pemimpin yang ada dijalan Allah SWT dan
Rasul-Nya memiliki kedudukan yang sangat tinggi, sehingga keta’atan
kita kepadanya disejajarkan dengan keta’atan kita kepada Allah SWT
dan Rasul-Nya
Kriteria Pemimpin Yang Harus di Ta’ati

• Pemimpin tersebut berada di jalan Allah SWT dan Rasul-Nya.


Kita wajib ta’at kepada seorang pemimpin selama dia berada dijalan Allah
dan Rasul-nya, apabila aturan-aturan yang dikeluarkan bertentangan dan
tidak sesuai dengan aturan dan syari’at agama maka kita tidak wajib ta’at
kepadanya sebab Nabi SAW menjelaskan bahwa tidak ada keta’atan apabila
untuk maksiat kepada Allah SWT
• Aturan-aturannya tidak menyebabkan perbuatan syirik.
Apabila aturan-aturan yang dikeluarkan pemerintah dapat menyebabkan
atau mengajak serta mendorong masyarakat melakukan perbuatan syirik,
maka kita tidak wajib menta’ati perintah tersebut. Sebab syirik merupakan
dosa besar dan dosanya tidak diampuni oleh Allah SWT.
pemimpin yang mengajak masyarakatnya untuk melakukan perbuatan syirik
atau maksiat lainnya maka masyarakat tersebut tidak wajib ta’at pada
Kriteria Pemimpin Yang Harus di Ta’ati

• Pemimpin yang memiliki akhlak mulia


Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memberikan contoh teladan
yang baik terhadap masyarakatnya, dia tidak hanya pandai member
perintah tapi juga pandai melakukan bahkan member contoh kepada orang
lain.
• Pemimpin yang jujur dan adil.
Dia tidak menipu rakyat untuk kepentingan pribadinya dan tidak berlaku
dzalim kepada mereka untuk memperkaya diri sendiri
• Pemimpin yang bijaksana.
Yakni pemimpin yang mengutamakan kepentingan rakyatnya diatas
kepentingannya sendiri, dan setiap kebijakan yang dikeluarkan dalam
rangka memberikan kesejahteraan masyarakat, bukan malah
menyengsarakan mereka.
Sikap Ta’at Pemerintah

Ta’at kepada pemerintah berarti mematuhi peraturan dan undang-undang


dan segala ketentuan yang dibuatnya dengan baik. Namun tidak sembarang
pemerintah (pemimpin) yang memiliki kriteria sesuai dengan ajaran Islam.
Hadits tentang ta’at kepada Allah, Rasul dan Pemerintah, yang artinya :
“Dari Abu Hurairah ra beliau berkata : Rasulullah SAW bersabda : barang
siapa yang ta’at kepadaku, berarti ia ta’at pada Allah SWT, dan barang
siapa bermaksiat (melanggar) kepadaku berarti dia bermaksiat kepada
Allah SWT. Barang siapa yang ta’at pada pemimpin berarti ia ta’at
kepadaku, dan barang siapa bermaksiat kepada pemimpin berarti ia
bermaksiat kepadaku. “ (HR. Bukhori dan Muslim)
Sikap Ta’at Pemerintah

Nabi berpesan kepada setiap muslim hendaknya mendengar dan


mematuhi apa-apa yang menjadi keputusan, kebijaksanaan, dan
perundang-undangan yang telah dibuat oleh para pemimpinnya atau
pemerintahannya, baik keputusan atau perundang-undangan itu
disenangi karena member manfa’at dan keuntungan pada dirinya
atau peraturan yang tidak disenangi karena dapat merugikan
dirinya,walaupun demikian mungkin akan memberi manfa’at pada
orang lain

Anda mungkin juga menyukai