Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK 2

IMELDA PATRICIA
IRENE
SERLY DEVIYARTY

“PEGADAIAN”

-Bank & Lembaga Keuangan Lainnya-


Pengertian Usaha Gadai

Sebelum mengetahui pengertian dari pegadaian, lebih dahulu kita pahami


pengertian dari usaha gadai. Secara umum pengertian usaha gadai adalah kegiatan
menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh
sejumlah uang dan barang yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan
perjanjian antara nasabah dengan lembaga gadai.

Jadi, pegadaian adalah lembaga bukan bank yang memberi pinjaman uang kepada
nasabah dengan menggunakan barang jaminan, dan barang jaminan tersebut bisa
ditebus kembali.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa usaha gadai memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
A. Terdapat barang-barang berharga yang digadaikan.
B. Nilai jumlah pinjaman tergantung nilai barang yang digadaikan.
C. Barang yang digadaikan dapat ditebus kembali.
Asal Mula Gadai

Usaha gadai di Indonesia dimulai pada zaman penjajahan Belanda di mana


pada saat itu tugas pegadaian adalah membantu masyarakat untuk
meminjamkan uang dengan jaminan gadai. Pada mulanya usaha ini
dijalankan oleh pihak swasta, namun dalam perkembangan selanjutnya
usaha pegadaian ini diambil alih oleh pemerintah.

Dalam sejarah dunia usaha pegadaian pertama kali dilakukan di Italia. Di


zaman kemerdekaan, pemerintah Republik Indonesia mengambil alih usaha
Dinas Pegadaian dan mengubah status pegadaian menjadi Perusahaan
Negara (PN) Pegadaian berdasarkan Undang-Undang No. 19 Prp. 1960.
Perkembangan selanjutnya pada tanggal 11 Maret 1969 berdasarkan
Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 1969 PN Pegadaian berubah menjadi
Perusahaan Jawatan (Perjan). Kemudian pada tanggal 10 April 1990
berdasarkan Peraturan Pemrintah No. 10 Tahun 1990 Perjan Pegadaian
berubah menjadi Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian. Sampai saat ini
lembaga yang melakukan usaha berdasarkan atas hukum gadai hanyalah
Perum Pegadaian.
Keuntungan perusahaan pegadaian jika dibandingkan dengan lembaga
keuangan bank atau lembaga keuangan lainnya adalah:
1. Waktu yang relatif singkat untuk memperoleh uang, yaitu pada hari
itu juga, hal ini disebabkan prosedurnya yang tidak berbelit-belit.
2. Persyaratan yang sangat sederhana sehingga memudahkan konsumen
untuk memenuhinya.
3. Pihak pegadaian tidak mempermasalahkan uang tersebut digunakan
untuk apa, jadi sesuai dengan kehendak nasabahnya.

Adapun kelemahan Pegadaian yaitu:


1. Sewa modal Pegadaian relatif lebih tinggi dari tingkat suku bunga
perbankan;
2. Harus ada jaminan berupa barang bergerak yang mempunyai nilai;
3. Barang bergerak yang digadaikan harus diserahkan ke Pegadaian,
sehingga barang tersebut tidak dapat dimanfaatkan selama digadaikan;
dan
4. Jumlah kredit gadai yang dapat diberikan masih terbatas
5. Apabila tidak mampu menebus kembali barang, maka pegadaian
melelang barang tersebut

 
Besarnya Jumlah Pinjaman
Besarnya jumlah pinjaman tergantung dari nilai jaminan yang diberikan. Semakin besar nilainya,
semakin besar pula pinjaman yang dapat diperoleh oleh nasabah demikian sebaliknya. Namun,
biasanya pegadaian hanya melayani sampai jumlah tertentu dan biasanya yang menggunakan
jasa pegadaian adalah masyarakat menengah ke bawah. Kepada nasabah yang memperoleh
pinjaman akan dikenakan sewa modal (bunga pinjaman) per bulan yang besarnya tergantung
dari golongan nasabah.

Golongan nasabah ditentukan oleh pegadaian berdasarkan jumlah pinjaman, yaitu A, B, C, dan
D. Sedangkan besarnya sewa mudal dapat berubah sesuai dengan bunga pasar. Dalam
menentukan besarnya jumlah pinjaman maka barang jaminan perlu ditaksir lebih dulu. Untuk
menaksir nilai jaminan yang dijaminkan pihak pegadaian memiliki ahli-ahli taksir. Yang jelas nilai
taksiran pasti lebih rendah dari nilai pasar, hal ini dimaksudkan jika terjadi kemacetan terhadap
pembayaran pinjaman, maka dengan mudah pihak pegadaian melelang jaminan yang diberikan
nasabah di bawah harga pasar. Di samping itu, pihak pegadaian juga mempunyai timbangan
serta alat ukur tertentu, misalnya untuk mengukur karat emas atau gram emas. Tujuan akhir dari
penilaian ini adalah untuk menentukan besarnya jumlah pinjaman yang dapat diberikan.
Penggolongan uang pinjaman yang diberikan kepada nasabah dan
perubahan tariff sewa modal adalah sebagai berikut:

Tarif Pinjaman / 15
Golongan Jumlah Pinjaman Jangka Waktu Hari

A 20.000 – 150.000 120 hari 0,75 %

B 151.000 – 500.000 120 hari 1,20 %

C 505.000 – 20.000.000 120 hari 1,30 %

D 21.000.000 – 200.000.000 120 hari 1,75 %

 
Barang Jaminan
• Besarnya jaminan diperoleh dari 80 sampai 90 persen dari nilai taksiran
barang jaminan. Jenis-jenis barang berharga yang dapat diterima dan
dapat dijadikan jaminan oleh perum pegadaian sebagai berikut:
1. Barang-barang perhiasan
• Emas
• Perak
• Intan
• Berlian
• Mutiara
• Platina
• Jam, dan lain-lain.

2. Kendaraan
• Mobil (termasuk bajaj dan bemo)
• Sepeda motor
• Sepeda biasa (termasuk becak), dan lain-lain.
 
3. Barang elektronik
Televisi
Radio
Video
Komputer / laptop
Kulkas, dan lain-lain.
 
4. Mesin-mesin
Mesin jahit
Mesin kapal motor
 
5. Barang keperluan rumah tangga
Barang tekstil, berupa pakaian, permadani atau kain batik
Barang pecah belah dengan catatan bahwa semua barang-barang yang dijaminkan
haruslah dalam kondisi baik dalam arti masih dapat dipergunakan atau bernilai.
Hal ini penting bagi pegadaian mengingat apabila nasabah tidak dapat mengembalikan
pinjamannya, maka barang jaminan akan dilelang sebagai penggantinya.
Prosedur Peminjaman
Secara garis besar prosedur / mekanisme peminjaman uang di perum pegadaian dapat
dijelaskan berikut ini:
1. Nasabah datang langsung ke bagian informasi untuk memperoleh penjelasan tentang
pegadaian, misalnya tentang barang jaminan, jangka waktu pengembalian, jumlah pinjaman,
dan biaya sewa modal (bunga pinjaman).

2. Bagi nasabah yang sudah jelas dan mengetahui prosedurnya dapat langsung membawa
barang jaminan ke bagian penaksir untuk ditaksir nilai jaminan yang diberikan. Pemberian
barang jaminan disertai bukti diri seperti KTP atau surat kuasa bagi pemilik barang yang tidak
dapat datang.

3. Bagian penaksir akan menaksir nilai jaminan yang diberikan baik kualitas barang maupun nilai
barang tersebut, kemudian barulah diterapkan nilai taksir barang tersebut.

4. Setelah nilai taksir diterapkan langkah selanjutnya adalah menentukan jumlah pinjaman
beserta sewa modal yang dikenakan dan kemudian diinformasikan ke calon peminjam.

5. Jika calon peminjam setuju maka barang jaminan ditahan untuk disimpan dan nasabah
memperoleh pinjaman berikut surat bukti gadai.
Kemudian untuk proses pembayaran kembali pinjaman baik yang sudah jatuh tempo
maupun yang belum dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Pembayaran kembali pinjaman berikut sewa modal dapat langsung dilakukan di
kasir dengan menunjukkan surat bukti gadai dan melakukan pembayaran sejumlah
uang.

2. Pihak pegadaian menyerahkan barang jaminan apabila pembayarannya sudah lunas


dan diserahkan langsung ke nasabah untuk diperiksa kebenarannya dan jika sudah
benar dapat langsung dibawa pulang.

3. Pada prinsipnya, pembayaran kembali pinjaman dan sewa modal dapat dilakukan
sebelum jangka waktu pinjaman jatuh tempo. Jadi si nasabah jika sudah punya uang
dapat langsung menebus jaminannya.

4.Bagi nasabah yang tidak dapat membayar pinjamannya, maka barang jaminannya
akan dilelang secara resmi ke masyarakat luas.

5. Hasil penjualan lelang diberitahukan kepada nasabah dan seandainya uang hasil
lelang setelah dikurangi pinjaman dan biaya-biaya masih lebih akan dikembalikan ke
nasabah.
Kegiatan Usaha Pengadaian Lainnya

Usaha lain yang dilakukan oleh perum pegadaian adalah sebagai berikut:
1. Melayani jasa taksiran, bagi masyarakat yang ingin menaksir berapa nilai riil barang-barang
berharga miliknya, seperti emas, intan, berlian, mobil, televisi, dan barang lainnya, hal ini berguna
bagi masyarakat yang ingin menjual barang tersebut atau hanya sekedar ingin mengetahui jumlah
kekayaannya.

2. Melayani jasa titipan barang, bagi masyarakat yang ingin menitipkan barang-barang
berharganya. Jasa penitipan ini diberikan untuk memberikan rasa aman kepada pemiliknya dari
kehilangan, kebakaran, atau kecurian.

3. Memberikan kredit, turutama bagi karyawan yang mempunya penghasilan tetap. Pembayaran
dengan memotong gaji si peminjam secara bulanan.

4. Ikut serta dalam usaha tertentu bekerja sama dengan pihak ketiga, misalnya dalam
pembangunan perkantoran atau pembangunan lainnya dengan sistem Build, Operate and Transfer
(BOT).

Yang jelas bahwa usaha pokok pegadaian merupakan usaha peminjaman uang dengan sistem
gadai, sedangkan usaha lainnya merupakan usaha penunjang kegitan pokok perum pegadaian.
Beberapa usaha yang dikembangkan di dalam pegadaian:
1.    AR-RAHN. Melayani skim pinjaman untuk memenuhi kebutuhan dana bagi
masyarakat dengan sistem gadai sesuai syariah dengan barang jaminan berupa
emas, perhiasan, berlian, elektronik, dan kendaraan bermotor.
 
2.    ARRUM (ar Rahn untuk Usaha Mikro atau Kecil)
Melayani skim pinjaman berprinsip syariah bagi para pengusaha mikro dan kecil
untuk keperluan pengembangan usaha melalui sistem pengembalian secara
angsuran.

3.    KUCICA (Kiriman Uang Cara Instan Cepat dan Aman)


Adalah bentuk pelayanan kepada masyarakat untuk pengiriman uang di/ke dalam
dan luar negeri. Layanan kiriman uang ini bekerja sama dengan western union.
 
4.    MULIA (Murabahah Logam Mulia untuk Investasi Abadi)
Memfasilitasi penjualan logam mulia oleh pegadaian kepada masyarakat secara
tunai dan/atau secara angsuran dengan proses cepat dan dalam jangka waktu
yang fleksibel. Akad murabahah logam mulia untuk investasi abadi adalah
persetujuan atau kesepakatan yang dibuat bersama antara pegadaian dan nasabah
atas sejumlah pembelian logam mulia disertai keuntungan dan biaya-biaya yang
disepakati.
5. AMANAH (Murabahah untuk kepemilikan kendaraan bermotor) Adalah pemberian
pinjaman guna kepemilikan kendaraan bermotor kepada para pegawai tetap pada
suatu instansi atau perusahaan tertentu atas dasar besarnya penghasilan (gaji) dengan
pola perikatan jaminan sistem fiducia atas obyek, surat kuasa pemotongan gaji
amanah tersebut. Skim pemberian pinjaman ini menerapkan system syariah dengan
akad murabahah.
 
6.    KRASIDA (Kredit Angsuran Sistem Gadai) merupakan pemberian pinjaman kepada
pengusaha mikro dan kecil (dalam rangka pengembangan usaha) atas dasar gadai
dengan pengembalian pinjaman dilakukan mekanisme angsuran.
 
7.    KREASI (Kredit Angsuran Sistem Fidusia), yang diberikan kepada pengusaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) untuk mengembangkan usahanya.
 
8.    KRISTA (Kredit Usaha Rumah Tangga), yang diberikan kepada usaha rumah tangga
untuk mengembangkan usahanya.
SEKIAN
&

Anda mungkin juga menyukai