OBJEK PBB
(UU PBB ps. 1)
Termasuk bangunan: jalan lingkungan dalam suatu komplek bangunan, jalan tol,
kolam renang, pagar mewah, tempat olah raga, galangan kapal, dermaga, taman
mewah, tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas, pipa minyak, gardu
listrik, dan fasilitas lain yang memberi manfaat.
BUKAN OBJEK PAJAK
a. Digunakan semata-mata untuk kepentingan umum dibidang
ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan nasional,
yg tdk dimaksudkan utk memperoleh keutungan.
b. Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala atau yang
sejenis dengan itu kecuali kuburan yang bersatu dengan rumah.
c. Hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional,
tanah penggembalaan yg dikuasai desa, tanah negara yang
belum ada hak.
d. Digunakan oleh perwakilan diplomatik/konsulat (asas timbal
balik).
e. Digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi interna-sional
yang ditentukan oleh Keputusan Menteri Keuangan.
SUBJEK PAJAK
(UU PBB ps. 4)
NJOP adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli
yang terjadi secara wajar.
NJOP ditetapkan dengan KMK tiap tiga tahun, kecuali daerah tertentu
setiap tahun.
SAAT DAN TEMPAT TERUTANG PBB
NJOP adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli
yang terjadi secara wajar.
NJOP ditetapkan dengan KMK tiap tiga tahun, kecuali daerah tertentu
setiap tahun.
NJOP TIDAK KENA PAJAK
PBB Perkebunan 40 %
PBB Perhutanan 40 %
PBB Pertambangan 40 %
Hitung PBB untuk type 120 dan type 180, masing-masing mahasiswa
PBB SATUAN RUMAH SUSUN
Perhitungan PBB satuan rumah susun sama
dengan perhitungan PBB apartemen.
PBB yang dibayar oleh masing-masing unit dalam
satuan rumah susun adalah 50% dari PBB
terhutang.
SPPT
Besarnya pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak tercan-tum
dalam SPPT (surat pemberitahuan pajak terutang).
SPPT adalah surat yang digunakan oleh Direktorat Jenderal Pajak
untuk memberitahukan besarnya pajak terhutang kepada wajib
pajak.
SPPT diterbitkan berdasarkan analisis data yang tercantum dalam
SPOP.
Pajak yang tercantum dalam SPPT harus dilunasi oleh wajib pajak
paling lambat 6 bulan sejak SPPT diterima.
– Namun demikian untuk menyederhanakan sistem administrasi
di Kantor Pelayanan PBB, maka tanggal jatuh tempo
pembayaran sudah ditetapkan dan tercantum dalam SPPT.
– Tanggal jatuh tempo pembayaran PBB biasanya sekitar akhir
bulan Agustus tiap tahunnya.
PENAGIHAN DENGAN SKP DAN STP
SKP atau surat ketetapan pajak, diterbitkan jika:
– SPOP tidak dikembalikan sebagaimana mestinya.
– Dikenakan denda 25% dari pajak yang seharusnya terhutang.
STP atau surat tagihan pajak, diterbitkan jika:
– Pajak tidak/kurang dibayar.
– Wajib pajak dikenakan sanksi administrasi atau denda.
– Dikenakan denda 2% perbulan maksimal 24 bulan.
Pajak yg tercantum dlm SKP/STP hrs dilunasi paling lambat 1
(satu) bulan sejak SKP/STP diterima oleh wajib pajak.
Jika lewat 1 (satu) bulan tidak dibayar, maka dapat ditagih dengan
Surat Paksa sampai dengan penyitaan aset.
Menteri Keuangan dapat melimpahkan wewenang penagi-han
kepada Gubernur dan atau Bupati/Walikota.
TEMPAT PEMBAYARAN PBB
Kantor Pos dan Giro.
Bank Tempat Pembayaran yang meliputi:
– Bank BUMN atau BUMD.
– Bank lain yang ditetapkan dengan keputusan Menteri
Keuangan, seperti misalnya lewat ATM BCA.
Tempat lain yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.
TATA CARA PEMBAYARAN PBB
Wajib pajak langsung datang ke Bank Tempat Pembayaran (Bank
TP) atau Kantor Pos Tempat Pembayaran (Kantor Pos TP)
dengan membawa SPPT asli. Bank/Kantor Pos akan menerbitkan
Surat Tanda Terima Setoran (STTS).
Wajib pajak dapat pula melakukan pemindah bukuan atau
transfer atau kiriman uang dari rekening wajib pajak ke rekening
Kas Negara qq. PBB.
Wajib pajak dpt pula membayar lewat petugas pemungut yang
ditunjuk dan akan menerima TTS (tanda terima sementara).
Pembayaran SKP/STP hanya dapat dilakukan di Bank TP yang
berlokasi di Kantor Palayanan PBB setempat.
KEBERATAN PBB
Wajib pajak dapat mengajukan keberatan kepada Direktur
Jenderal Pajak atas:
– SPPT.
– SKP.
Satu surat keberatan hanya dapat diajukan atas satu surat
SPPT/SKP dalam satu tahun pajak.
Alasan diajukannya keberatan:
– Luas objek pajak berbeda dengan keadaan sebenarnya.
– Klasifikasi objek pajak berbeda dengan keadaan sebenarnya.
– Terdapat perbedaan penafsiran undang-undang.
– Kesalahan penetapan subjek pajak sebagai wajib pajak oleh
Direktorat Jenderal Pajak.
Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar pajak.
KEBERATAN PBB …(cont.)
Syarat-syarat keberatan:
– Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia.
– Paling lambat diajukan dalam jangka waktu 3 bulan sejak
SPPT/SKP diterima oleh wajib pajak, kecuali dapat
menunjukkan alasan tepat.
– Dilampirkan alasan keberatan menurut wajib pajak.
– Disampaikan langsung atau melalui pos tercatat.
Direktur Jenderal Pajak harus menerbitkan SK Kebaratan paling
lambat 12 bulan sejak permohonan keberatan diterima lengkap.
SK Keberatan dapat berupa:
– Tidak dapat menerima.
– Menolak.
– Menerima seluruhnya atau sebagian.
– Menambah besarnya jumlah pajak yang terutang.
BANDING PBB
Wajib pajak dapat mengajukan banding kepada Badan Peradilan
Pajak (BPP) atas SK KEBERATAN.
Syarat-syarat keberatan:
– Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia.
– Paling lambat diajukan dalam jangka waktu 3 bulan sejak SK
Keberatan diterima oleh wajib pajak.
– Satu surat banding untuk satu SK keberatan.
– Mencantumkan alasan-alasan banding yang jelas.
– Melampirkan SK Kebaratan yang dibanding.
– Melunasi paling tidak 50% utang pajak pada SK Keberatan.
Permohonan banding tidak menunda pelaksanaan penagihan
pajak.
PENGURANGAN PBB
Pengurangan PBB dapat diajukan karena:
Kondisi tertentu objek pajak yang ada hubungannya dengan subjek
pajak atau karena sebab-sebab lainnya, dpt berupa:
– Lahan pertanian/perkebunan/perikanan/peternakan yang hasilnya
sangat terbatas yang dimiliki/dikuasai oleh WP orang pribadi.
– Objek pajak yang nilai jualnya meningkat yang dimiliki/dikuasai oleh
WP orang pribadi yang berpenghasilan rendah.
– Objek pajak yang dimiliki/dikuasai oleh WP orang pribadi yang peng-
hasilannya semata-mata dari pensiunan.
– Objek pajak yang dimiliki/dikuasai oleh WP Badan yang mengalami
kesulitan likuiditas.
– Objek pajak yang dimiliki/dikuasai oleh WP orang pribadi yang ber-
penghasilan rendah.
Besarnya pengurangan setinggi-tingginya 75%.
PENGURANGAN PBB …(contd.)
Kondisi tertentu objek pajak disebabkan oleh:
– Bencana alam seperti gempa bumi, banjir, dan tanah
longsor.
– Sebab lain yang diluar biasanya seperti: kebakaran,
kekeringan, wabah, penyakit tanaman dan hama
tanaman.
Besarnya pengurangan setinggi-tingginya 100%.
PROSES PENGURANGAN PBB
Syarat-syarat pengurangan:
– Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia.
– Paling lambat diajukan dalam jangka waktu 60 hari sejak SPPT
diterima atau sejak kejadian bencana alam.
– Jika ketetapan PBB s.d. Rp25.000,- pengurangan dapat diajukan
perseorangan maupun kolektif (melalui Kepala Desa/Lurah).
– Jika ketetapan PBB > Rp 25.000,- permohonan pengurangan harus
diajukan perseorangan.
– Disampaikan langsung atau melalui pos tercatat.
Direktur Jenderal Pajak hrs menerbitkan SK Pengurangan paling lambat
60 hari sjk permohonan diterima dgn lengkap.
SK Pengurangan dapat berupa:
– Menerima seluruhnya atau sebagian.
– Menolak.
SANKSI DALAM PBB
Dengan sengaja sehingga menimbulkan kerugian negara:
– Tidak mengembalikan SPOP.
– Mengembalikan SPOP tapi isinya tidak benar.
– Memperlihatkan surat/dokumen palsu atau dipalsukan.
– Tidak memperlihatkan surat/dokumen lainnya.
– Tidak menunjukkan data/keterangan yang diperlukan.
Penjara maksimal 2 tahun atau denda maksimal 5x pajak terutang.
Alpa/tidak sengaja sehingga menimbulkan kerugian negara:
– Tidak mengembalikan SPOP.
– Mengembalikan SPOP tapi isinya tidak benar.
Penjara maksimal 6 bulan atau denda maksimal 2x pajak terutang.
Jika mengulang tindak pidana sebelum lewat masa 1 (satu) tahun dari
sanksi sebelumnya, maka diancam pidana 2x lebih berat dari ketentuan.
SURAT KETETAPAN PAJAK
SKP atau surat ketetapan pajak, diterbitkan jika:
– SPOP tidak dikembalikan sebagaimana mestinya.
– Dikenakan denda 25% dari pajak yang seharusnya terhutang.
STP atau surat tagihan pajak, diterbitkan jika:
– Pajak tidak/kurang dibayar.
– Wajib pajak dikenakan sanksi administrasi atau denda.
– Dikenakan denda 2% perbulan maksimal 24 bulan.
Pajak yg tercantum dlm SKP/STP hrs dilunasi paling lambat 1
(satu) bulan sejak SKP/STP diterima oleh wajib pajak.
Jika lewat 1 (satu) bulan tidak dibayar, maka dapat ditagih dengan
Surat Paksa sampai dengan penyitaan aset.
Menteri Keuangan dapat melimpahkan wewenang penagi-han
kepada Gubernur dan atau Bupati/Walikota.