Anda di halaman 1dari 26

BENTUK SEDIAAN YANG BERPENGARUH

PADA BIOFARMASI OBAT

SEMESTER ANTARA 2019


FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS JEMBER
• Modifikasi formula memungkinkan untuk berubahnya
bioavailabilitas obat.
• Obat harus larut sebelum diabsorpsi, urutan bioavailabilitas
sediaan sebagai berikut:
• Larutan>suspensi>kapsul>tablet>tablet salut
• Urutan ini tidak selalu terjadi, contoh fenobarbital
• Larutan>suspensi=kapsul>tablet
SEDIAAN LARUTAN

• Sediaan: sirup, posio, elixir.


• Absorbsinya cepat dan komplit, karena obat tersedia dalam
bentuk terlarut yang siap untuk diabsorbsi.
• Faktor yang berpengaruh pada bioavailabilitas sediaan
larutan:
– Karakteristik kimia bahan obat
– Karakteristik eksipien (solvent, surfaktan, stabilizer)
– Viskositas sediaan
• Sediaan mmepunyai penyerapan yang optimal bila:
– Berada dalam bentuk aktif
– Terlarut
– Tak terionkan
• Metode untuk meningkatkan kelarutan air:
– Mengubah tetapan dielektrik dengan penambahan pelarut campur air
– Melarutkan zat aktif larut lemak dalam pembawa minyak campur air
– Mengubah zat aktif menjadi bentuk larut air
SEDIAAN SUSPENSI

• Tidak seperti larutan, absorbsi obat dari suspensi dibatasi oleh


kecepatan disolusi, yang berarti obat dalam suspensi harus
terdisolusi menjadi larutan sebelum diabsorbsi.
• Dengan kata lain kecepatan absorbsi ditentukan atau dikontrol
oleh disolusi.
• Namun bila dibandingkan dengan tablet bioavailabilitas
suspensi lebih baik.
• Contoh : antasida
• Faktor-faktor yang berpengaruh pada bioavailabilitas
suspensi:
– Ukuran partikel
– Konsentrasi obat
– Polimorfisme
– Wetting agent
– Stabilitas suspensi
– Viskositas suspensi
– Suspending agent yang digunakan
•• Viskositas
  menurunkan koefisien difusi, yang akan
menurunkan kecepatan disolusi.
• Sesuai dengan persamaan Stokes-Einstein:
D=

Keterangan:
Ƞ = viskositas
k = konstanta Boltzmann
T = temperatur absolut
r = molekul radius
Skema fase biofarmasi
SEDIAAN EMULSI

• Digunakan untuk obat-obat larut minyak dan memiliki rasa


kurang enak.
• Faktor yang berpengaruh pada bioavailabilitas obat dalam
sediaan emulsi adalah penggunaan surfaktan/emulsifying
agent dan viskositas sediaan.
• Mekanisme transport:
– Obat hidrofilik lewat hati kemudian sirkulasi umum
– Obat hidrofobik/lipofilik masuk ke sistem limfatik (terhindar dari first
pass metabolism)
• Skema biofarmasi sediaan emulsi sebagai berikut:

Zat aktif pada fase Zat aktif bebas Zat aktif termisel
dalam pada fase luar

Zat aktif terserap


SKEMA FASE BIOFARMASETIK SEDIAAN ORAL
SERBUK & GRANUL
• Sediaan sudah jarang di pasaran, problem rasa.
• Faktor yang berpengaruh pada bioavailabilitas sama dengan
suspensi.
• Selain itu dpengaruhi juga oleh:
– Energi penggabungan
– Porositas serbuk
– Karakterhidrofil-hidrofob zat aktif
– Bentuk dan keadaan permukaan
– Kelembaban serbuk
SOFT GELATIN & SOFTGEL KAPSUL

• Terbuat dari gelatin, air dan plasticizer. Obat dalam kapsul


dalam bentuk larutan, dispersi atau suspensi) dengan vehicle:
– Water miscible: gliserin, propilen glikol atau sorbitol.
– Water immiscible: fixed oil
• Bioavailabilitas obat dalam vehicle water miscible:
– Soft gel larut dalam kondisi asam melepas isinya, larut dalam medium,
terabsorbsi dalam usus menuju hati dan sirkulasi umum
– Bioavailabilitas Theophylline dalam kapsul soft gel menggunakan
vehicle polyethylene glycol (water miscible vehicle) lebih tinggi dari
bentuk lautannya.
– Bioavailabilitas digoxin dalam kapsul soft gel lebih baik dibanding
bentuk tabletnya.
• Bioavailabilitas obat dalam kapsul soft gel menggunakan
vehicle water immiscible:
– Jika obat hidrofilik diabsorbsi di usus masuk ke hati
kemudian sirkulasi umum
– Jika obat lipofilik akan ditransport menuju limfa
• Contoh: chlormethiazol bioavailability lebih baik dalam kapsul
soft gel daripada tablet.
• Faktor yang berpengaruh pada bioavailabilitas:
– Ukuran partikel
– Wetting agent
– Packing density
– Tipe gelatin
HARD GELATIN KAPSUL

• Bioavailabilitas lebih baik daripada tablet karena tidak ada


kompresi, yang bisa menghambat proses disintegrasi
kemudian disolusi.
• Kapsul cepat larut dan terdisolusi karena luas permukaan
lebih besar.
• Kapsul terdiri atas gelatin, air & gula, eksipien sediaan kapsul:
– Pengisi
– Lubrikan
– Wetting agent (tidak selalu)
• Bioavailabilitas kapsul tergantung pada :
– Sifat fisika kimia obat(ukuran partikel, density,
polimorfisme, intensity of packing)
– Sifat fisika kimia bahan pengisi yang digunakan
– Sifat fisika kimia lubrikan yang digunakan
– Teknologi pembuatan sediaan
• Yang berpengaruh pada pembukaan kapsul:
 Ukuran kapsul
 pH lambung
 Suhu
 Interaksi gelatin & isi kapsul
 Waktu & kondisi penyimpanan sediaan
GRANUL

• Contoh: granul efervescent, granul tersalut (enterik atau


pelepasan terkendali)
• Untuk granul salut disarankan tidak dikunyah, ditelan utuh.
• Faktor-faktor yang berpengaruh pada performa granul:
– Sifat cairan pembasah
– Jumlah cairan
– Cara pengeringan
PIL
• Sudah mulai ditinggalkan, kecuali untuk obat-obat herbal.
• Kekerasan yang menjadi isu karena kadang tidak memenuhi
kriteria Farmakope yang disamakan dengan tablet.
• Watu hancur < 15 menit, kadang lebih, karena ketidaktetapan
karakteristik, terutama karena pembuatan manual.
TABLET
• Tablet merupakan sediaan solid yang terdiri atas bahan aktif
dan eksipien yang dikompresi dengan tekanan.
• Faktor-faktor yang berpengaruh pada bioavailabilitas yaitu:
– Sifat fisikakimia obat
– Bahan pengisi
– Bahan pengikat
– Disintegran
– Lubrikan
– Tekanan kompresi yang digunakan
– Metode pembuatan tablet
SKEMA TAHAPAN TABLET HANCUR HINGGA TERSERAP
• Faktor teknologi yang berpengaruh pada pelepasan dan
pelarutan zat aktif dari sediaan obat:
– Gaya kempa dan porositas masa tablet
– Jenis mesin pengempa tablet
– Metode pembuatan
• Granulasi basah
• Granulasi kering
• Cetak langsung
TABLET SALUT
• Macam tablet salut:
– Salut gula
• Untuk menutup rasa
• Melindungi dari oksidasi
• Melindungi dari hidrolisis
• Supaya penampilan lebih atraktif
Menggunakan polimer selulosa asetat ftalat yang hidrofobik dan beeswax
atau carnaube wax sebagai polishing yang sifatnya hidrofobik.
– Salut non gula
• Menggunakan polimer hidrofilik methyl cellulose, hydroxy propyl methyl
cellulose, sodium carboxy methyl cellulose & poly vinyl pyrrolidone
sehingga tidak menghambat disolusi.
– Salut enterik
• Menggunakan polimer hidrofob cellulose acetate phthalate & polyvinyl
acetate phthalate
• Disolusi tergantung pH
• Kecepatan sampai di usus halus tergantung gastric emptying rate .
SUSTAINED RELEASE TABLET

Anda mungkin juga menyukai