Anda di halaman 1dari 116

DIABETES

MELITUS
& HIPERTENSI
KELOMPOK 10
Jihan Nabila Widodo (201710410311133)
Ilma Octavia Nikmawati (201710410311136)
Medita Dwy Asta Wesena A.A (201710410311138)
PENGERTIAN (DM)

 Diabetes mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme
kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai
dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi
fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi
produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh
kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO, 1999).

 Populasi penderita diabetes di Indonesia diperkirakan berkisar antara 1,5 sampai 2,5%
kecuali di Manado 6%. Dengan jumlah penduduk sekitar 200 juta jiwa, berarti lebih
kurang 3-5 juta penduduk Indonesia menderita diabetes. Tercatat pada tahun 1995, jumlah
penderita diabetes di Indonesia mencapai 5 juta jiwa. Pada tahun 2005 diperkirakan akan
mencapai 12 juta penderita (Promosi Kesehatan Online, Juli 2005).
PATOFISIOLOGI
PENJELASAN
• Defisisensi insulin menyebabkan penggunaan glukosa oleh sel menjadi menurun, sehingga
kadar glukosa darah dalam plasma tinggi (hiperglikemia). Jika hiperglikemianya parah, dan
melebihi ambang ginjal maka akan timbul glikosuria
• Glukosuria ini akan menyebabkan diuresis osmotik yang meningkatkan pengeluaran kemih
(poliuri) dan timbul rasa haus (polidipsi) sehingga terjadi dehidrasi.
• Glukosuria menyebabkan keseimbangan kalori negatif sehingga menimbulkan rasa lapar
(polifagfi). Penggunaan glukosa oleh sel menurun mengakibatkan produksi metabolisme energi
menjadi menurun sehingga tubuh menjadi lemah.
• Hiperglikemia dapat mempengaruhi pembuluh darah kecil (Arteri kecil) sehingga suplai makan
dan oksigen ke perifer menjadi berkurang yang akan menyebabkan luka tidak sembuh-sembuh,
karena suplai makanan dan oksigen tidak adekuat yang mengakibatkan terjadinya infeksi dan
terjadi gangguan atau ulkus.
• Gangguan pembuluh darah menyebabkan aliran darah ke retina menurun sehingga suplai
makanan dan oksigen berkurang, akibatnya pandangan menjadi kabur
• Salah satu akibat utama dari perubahan mikrovaskuler adalah perubahan pada struktur dan
fungsi ginjal sehingga terjadi nefropati. Diabtes mempengaruhi saraf-saraf perifer, sistem saraf
ototnom dan sistem saraf pusat sehingga menyebabkan neuropati
ETIOLOGI

• Faktor-faktor penyebab diabetes melitus antara lain genetika, faktor keturunan


memegang peranan penting pada kejadian penyakit ini. Apabila orang tua
menderita penyakit diabetes mellitus maka kemungkinan anak-anaknya
menderita diabetes mellitus lebih besar.
• Virus hepatitis B yang menyerang hati dan merusak pankreas sehingga sel beta
yang memproduksi insulin menjadi rusak. Selain itu peradangan pada sel beta
dapat menyebabkan sel tidak dapat memproduksi insulin.
• Faktor lain yang menjadi penyebab diabetes melitus yaitu gaya hidup, orang
yang kurang gerak badan, diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat,
kegememukan dan kesalahan pola makan. Kelainan hormonal, hormon insulin
yang kurang jumlahnya atau tidak diproduksi. (DEPKES, 2005)
FAKTOR RESIKO

Riwayat Diabetes dalam keluarga


Diabetes Gestasional
Melahirkan bayi dengan berat badan >4 kg
Kista ovarium (Polycystic ovary syndrome)
IFG (Impaired fasting Glucose) atau IGT (Impaired
glucose tolerance)
Obesitas >120% berat badan ideal
Umur 20-59 tahun : 8,7%
> 65 tahun : 18%
Etnik/Ras
Hipertensi >140/90mmHg
Hiperlipidemia Kadar HDL rendah <35mg/dl
Kadar lipid darah tinggi >250mg/dl
Faktor-faktor Lain Kurang olah raga
Pola makan rendah serat
KLASIFIKASI
1. Diabetes Mellitus Tipe 1:
Destruksi sel β umumnya menjurus ke arah defisiensi insulin absolut
A. Melalui proses imunologik (Otoimunologik)
B. Idiopatik
2. Diabetes Mellitus Tipe 2
Bervariasi, mulai yang predominan resistensi insulin disertai defisiensi
insulin relatif sampai yang predominan gangguan sekresi insulin bersama
resistensi insulin
3. Diabetes Mellitus Tipe Lain
A. Defek genetik fungsi sel β :
• kromosom 12, HNF-1 α (dahulu disebut MODY 3),
• kromosom 7, glukokinase (dahulu disebut MODY 2)
• kromosom 20, HNF-4 α (dahulu disebut MODY 1)
• DNA mitokondria
B. Defek genetik kerja insulin
C. Penyakit eksokrin pankreas:
• Pankreatitis
• Trauma/Pankreatektomi
• Neoplasma
• Cistic Fibrosis
• Hemokromatosis
• Pankreatopati fibro kalkulus

 
D. Endokrinopati:
1. Akromegali
2. Sindroma Cushing
3. Feokromositoma
4. Hipertiroidisme
 
E. Diabetes karena obat/zat kimia: Glukokortikoid, hormon tiroid, asam
nikotinat, pentamidin, vacor, tiazid, dilantin, interferon
F. Diabetes karena infeksi
G. Diabetes Imunologi (jarang)
H. Sidroma genetik lain: Sindroma Down, Klinefelter, Turner, Huntington,
Chorea, Prader Willi
4. Diabetes Mellitus Gestasional
Diabetes mellitus yang muncul pada masa kehamilan, umumnya bersifat
sementara, tetapi merupakan faktor risiko untuk DM Tipe 2
5. Pra-diabetes:
A. IFG (Impaired Fasting Glucose) = GPT (Glukosa Puasa Terganggu)
B. IGT (Impaired Glucose Tolerance) = TGT (Toleransi Glukosa
Terganggu)
 
MANIFESTASI KLINIS

• Gejala awalnya berhubungan dengan efek langsung dari kadar gula darah yang tinggi.Jika
kadar gula darah sampai diatas 160-180 mg/dL, maka glukosa akan sampai ke air kemih.
• Jika kadarnya lebih tinggi lagi, ginjal akan membuang air tambahan untuk mengencerkan
sejumlah besar glukosa yang hilang. Karena ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah
yang berlebihan, maka penderita sering berkemih dalam jumlah yang banyak (poliuri).
• Akibat poliuri maka penderita merasakan haus yang berlebihan sehingga banyak minum
(polidipsi). Sejumlah besar kalori hilang ke dalam air kemih, penderita mengalami
penurunan berat badan. Untuk mengkompensasikan hal ini penderita seringkali
merasakan lapar yang luar biasa sehingga banyak makan (polifagi).
• Dengan memahami proses terjadinya kelainan pada diabetes melitus tersebut diatas,
mudah sekali dimengerti bahwa pada penderita diabetes melitus akan terjadi keluhan khas
yaitu lemas, banyak makan, (polifagia) , tetapi berat badan menurun, sering buang air
kecil (poliuria), haus dan banyak minum (polidipsia).
Penderita Diabetes militus  umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah ini meskipun
tidak semua dialami oleh penderita :
• Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
• Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
• Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
• Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
• Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
• Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki
• Cepat lelah dan lemah setiap waktu
• Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
• Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
• Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.
TERAPI FARMAKOLOGI
Mekanisme kerja
insulin

Insulin mempunyai peran yang sangat penting dan luas dalam


pengendalian metabolisme. Insulin yang disekresikan oleh sel-sel β pankreas
akan langsung diinfusikan ke dalam hati melalui vena porta, yang kemudian
akan didistribusikan ke seluruh tubuh melalui peredaran darah.
Efek kerja insulin yang sudah sangat dikenal adalah membantu transpor
glukosa dari darah ke dalam sel. Kekurangan insulin menyebabkan glukosa
darah tidak dapat atau terhambat masuk ke dalam sel. Akibatnya, glukosa
darah akan meningkat, dan sebaliknya sel-sel tubuh kekurangan bahan sumber
energi sehingga tidak dapat memproduksi energi sebagaimana seharusnya.
CARA PEMBERIAN INSULIN
PENGGOLONGAN INSULIN

1. Insulin masa kerja singkat (Short-acting/Insulin), disebut juga insulin reguler


• Digunakan untuk makan
• Mula kerja dalam waktu 30 menit
• Bekerja maksimal dalam 2-3 jam
• Efek bertahan hingga 6 jam
• Insulin Neutral Promine Hagedom (NPH) harus diresuspensi (mengaduknya
perlahan dengan memutar pen) sebelum digunakan
• Contoh : Humulin R, Novolin R, dan untuk pompa insulin, velosulin, hanya
Humulin R yang tersedia di Indonesia
2. Insulin masa kerja sedang (Intermediate-acting)
• Diggunakan sehari sekali
• Bekerja maksimal 4-8 jam setelah injeksi
• Efeknya bertahan hingga 18 jam
• Jika diinjeksikan sebelum tidur, insulin akan bekerja maksimal pada
dini hari, yaitu pada saat insulin dibutuhkan
• Contoh : NPH, humulin N, dan novolin N, hanya humulin N yang
tersedia di indonesia
3. Insulin masa kerja sedang dengan mula kerja cepat
• Digunaka pada waktu makan
• Mulai bekerja dalam waktu 15 menit
• Efeknya bertahan hingga 4 jam
• Bekerja secara maksimal dalam sekitar 1 jam
• Contoh : glulisine, lispro, dan aspart, semua produk belum tersedia di
indonesia
4. Insulin masa kerja panjang (Long-acting insulin)
• Menurunkan kadar gula secara bertahap
• Efeknya dapat bertahan 24 jam
• Contoh : determir (levemir) dan glargine (lantus), tersedia di indonesia
• Ultralong-acting insulin :
• Digunakan sehari sekali
• Efeknya dapat bertahan lebih dari 24 jam
• Contoh : degludec (Tresiba), belum tersedia di indonesia
Jenis sediaan insulin Mula kerja (jam) Puncak (jam) Masa kerja (jam)

Masa kerja singkat (short- 0,5 1-4 6-8


acting/insulin), disebut juga insulin
regular

Masa kerja sedang 1-2 6-12 18-24

Masa kerja sedang, mula kerja cepat 0,5 4-15 18-24

Masa kerja panjang 4-6 14-20 24-36


Nama sediaan Golongan Mula kerja Puncak (jam) Masa Kerja Sediaan*
(jam) (jam)

Actrapid HM Masa kerja 0,5 1-3 8 40 UI/ml


singkat

Actrapid HM Masa kerja 0,5 2-4 6-8 100 UI/ml


Penfill singkat

Insulatard HM Masa kerja 0,5 4-12 24 40 UI/ml


sedang, mula
kerja cepat

Insulatard HM Masa kerja 0,5 4-12 24 100 UI/ml


penfill sedang, mula
kerja cepat

Monotard HM Masa kerja 2,5 7-15 24 40 UI/ml atau


sedang, mula 100 UI/ml
kerja cepat
Protamin zinc Kerja lama 4-6 14-20 24-36  
sulfat

Humulin 20/80 Sediaan 0,5 1,5-8 14-16 10 UI/ml


campuran

Humulin 30/70 Sediaan 0,5 1-8 14-15 100 UI/ml


campuran

Humulin 40/60 Sediaan 0,5 1-8 14-15 40 UI/ml


campuran

Mixtard 30/70 Sediaan       100 UI/ml


penfill campuran
PENYIMPANAN INSULIN

• Insulin harus disimpan di lemari es pada temperatur 2-8ᵒ C


• Insulin dapat disimpan pada suhu kamar dengan penyejuk 15-20ᵒ C
bila seluruh isi vial akan digunakan dalam satu bulan.
• Penfill dan pen yang disposable berbeda masa simpannya.
• Penfill regular dapat disimpan pada temperatur kamar selama 30 hari
sesudah tutupnya ditusuk. Penfill 30/70 dan NPH dapat disimpan pada
temperatur kamar selama 7 hari sesudah tutupnya ditusuk.
OBAT
ANTIDIABETIK
ORAL
Obat Diabetes
Antidiabetik Meliitus
Oral Tipe II

Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat-obat hipoglikemik oral


dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:

• Obat-obat yang meningkatkan sekresi insulin (golongan sulfonilurea


dan glinida (meglitinida dan turunan fenilalanin)

• Sensitiser insulin (obat-obat yang dapat meningkatkan sensitifitas sel


terhadap insulin)  golongan biguanida dan tiazolidindion

• Inhibitor katabolisme karbohidrat antara lain inhibitor α-glukosidase


yang bekerja menghambat absorpsi glukosa dan umum digunakan
untuk mengendalikan hiperglikemia post-prandial (post-meal
hyperglycemia)
GOLONGAN SULFONILUREA
Mekanisme Kerja

Obat-obat kelompok ini bekerja merangsang sekresi insulin di kelenjar


GENERASI
pancreas, oleh sebab itu hanya efektif apabila sel-sel β Langerhans SULFONILUREA :
pancreas masih dapat berproduksi. Penurunan kadar glukosa darah yang
terjadi setelah pemberian senyawa-senyawa sulfonilurea disebabkan oleh
perangsangan sekresi insulin oleh kelenjar pancreas. Sifat perangsangan ini
berbeda dengan perangsangan oleh glukosa, karena ternyata pada saat Generasi I
glukosa (atau kondisi hiperglikemia) gagal merangsang sekresi insulin,
senyawa-senyawa obat ini masih mampu meningkatkan sekresi insulin. • Asetoheksamida, klorpropamida,
Oleh sebab itu, obat-obat golongan sulfonilurea sangat bermanfaat untuk tolazamida dan tolbutamida
penderita diabetes yang kelenjar pankreasnya masih mampu memproduksi
insulin, tetapi karena sesuatu hal terhambat sekresinya (Departemen
Kesehatan, 2005). Generasi II
• Gliburida (Glibenklamida), Glipizida,
Glikazida, Glimepirida, dan Glikuidon
GLIBENKLAMIDA/GLIBURIDA
Aspek Informasi Obat Pustaka
Indikasi Diet untuk menurunkan glukosa darah pada pasien dengan diabetes melitus non-insulin- A to Z Drug
dependent (tipe II) yang mana hiperglikemia tidak dapat dikontrol oleh diet saja; digunakan Facts
dalam kombinasi dengan metformin ketika diet dengan glyburide atau metformin saja tidak
menghasilkan kontrol glikemik yang memadai.
Dosis Tablet biasa (Diaβeta®, Micronase®): Drug
Awal: 2,5-5 mg / hari, diberikan bersama sarapan atau makanan utama pertama hari itu. Pada Information
pasien yang lebih sensitif terhadap obat hipoglikemik, mulailah dengan 1,25 mg / hari. Handbook 17th
Penyesuaian: Tingkatkan pertambahan tidak lebih dari 2,5 mg / hari pada interval mingguan
berdasarkan respon glukosa darah pasien
Perawatan: 1,25-20 mg / hari diberikan sebagai dosis tunggal atau terbagi; maksimum: 20 mg /
hari
Micronized tablets (Glynase® PresTab®):
Awal: 1,5-3 mg / hari, diberikan dengan sarapan atau makanan utama pertama pada hari pada
pasien yang lebih sensitif terhadap obat hipoglikemik, mulai dari 0,75 mg / hari. Tingkatkan
peningkatan tidak lebih dari 1,5 mg / hari dalam interval mingguan berdasarkan respon glukosa
darah pasien.
Perawatan: 0,75-12 mg / hari diberikan sebagai dosis tunggal atau dalam dosis terbagi. Beberapa
pasien (terutama yang menerima> 6 mg / hari) mungkin memiliki respons yang lebih
memuaskan dengan dosis dua kali sehari. Maksimum: 12 mg / hari
LANJUTAN…
Aspek Informasi Obat Pustaka
Efek Samping Kardiovaskular: Vaskulitis, Sistem saraf pusat: Pusing, sakit kepala. Dermatologi: A to Z Drug Facts
Eritema, erupsi maculopapular, erupsi morbilliform, pruritus, purpura, ruam, urtikaria,
reaksi fotosensitivitas. Gastrointestinal: Anoreksia, konstipasi, diare, keputihan
epigastrium, nyeri ulu hati, mual.
Kontra Indikasi Hipersensitivitas terhadap sulfonilurea; diabetes komplikasi oleh ketoasidosis dengan atau A to Z Drug Facts
tanpa koma; terapi tunggal diabetes mellitus tergantung insulin (tipe I); diabetes
komplikasi karena kehamilan.
Perhatian Kehamilan: Kategori B. Insulin dianjurkan untuk mempertahankan kadar glukosa darah A to Z Drug Facts
selama kehamilan. Hipoglikemia neonatal yang berat dapat terjadi jika sulfonilurea
diberikan pada saat persalinan. Laktasi: Belum ditentukan. Anak-anak: Keamanan dan
kemanjuran tidak ditentukan. Pasien lanjut usia dan lemah: Pasien tua dan lemah sangat
rentan terhadap tindakan hipoglikemik. Hipoglikemia mungkin sulit dikenali pada pasien
usia lanjut.

Memiliki efek hipoglikemik yang poten sehingga pasien perlu diingatkan


untuk melakukan jadwal makan yang ketat. Gliburida dimetabolisme
dalam hati, hanya 25% metabolit diekskresi melalui ginjal, sebagian
besar diekskresi melalui empedu dan dikeluarkan bersama tinja.
Gliburida efektif dengan pemberian dosis tunggal. Bila pemberian
dihentikan, obat akan bersih keluar dari serum setelah 36 jam.
GLIPIZID
Aspek Informasi Obat Pustaka
Indikasi Penatalaksanaan diabetes mellitus tipe 2 (non insulin dependent, NIDDM). Drug Information
Handbook 17th
Dosis Oral (memungkinkan beberapa hari antara titrasi dosis): Awal: 5 mg / hari; sesuaikan dosis pada Drug Information
peningkatan harian 2,5-5 mg sebagaimana ditentukan oleh respons glukosa darah pada interval Handbook 17th
beberapa hari.
Tablet rilis segera: Dosis maksimum satu kali sehari: 15 mg; maksimum total dosis harian yang
direkomendasikan: 40 mg. Dosis> 15 mg / hari harus diberikan dalam dosis terbagi.
Extended release tablet (Glucotrol XL®): Dosis maksimum yang disarankan: 20 mg
Ketika berpindah dari insulin ke glipizide:
Kebutuhan insulin saat ini >20 unit: Hentikan insulin dan mulai glipizide dengan dosis biasa.
Kebutuhan insulin saat ini> 20 unit: Menurunkan insulin sebesar 50% dan memulai glipizide
dengan dosis biasa; secara bertahap mengurangi dosis insulin berdasarkan respon pasien. Beberapa
hari harus berlalu antara perubahan dosis.
Dosis dewasa: 2,5 mg / hari; meningkat 2,5-5 mg / hari pada interval 1 hingga 2 minggu.
LANJUTAN…
Aspek Informasi Obat Pustaka

Efek Samping Kardiovaskular: Edema, sinkop. Sistem saraf pusat: Kecemasan, depresi, pusing, kantuk, sakit Drug
kepala, hypoesthesia, insomnia, kegelisahan, rasa sakit. Dermatologi: Eksim, eritema, erupsi Information
maculopapular, erupsi morbilliform, fotosensitivitas, pruritus, ruam, urtikaria. Gastrointestinal: Handbook 17th
Anorexia, sembelit, diare, keputihan epigastrium, perut kembung, gastralgia, mulas, mual,
muntah.

Kontra Indikasi Hipersensitivitas terhadap sulfonilurea; diabetes yang rumit oleh ketoacidosis, dengan atau tanpa A to Z Drug
koma; terapi tunggal diabetes mellitus tergantung insulin (tipe I); diabetes ketika rumit karena Facts
kehamilan.

Perhatian Kehamilan: Kategori C. Insulin dianjurkan untuk mempertahankan kadar glukosa darah selama A to Z Drug
kehamilan. Hipoglikemia neonatal yang berat dapat terjadi jika sulfonilurea diberikan pada saat Facts
persalinan. Laktasi: Belum ditentukan. Anak-anak: Keamanan dan kemanjuran tidak ditentukan.
Pasien lanjut usia dan lemah: Pasien lanjut usia dan lemah sangat rentan terhadap tindakan
hipoglikemik. Hipoglikemia mungkin sulit dikenali pada lansia. Gangguan hati dan ginjal:
Gunakan obat dengan hati-hati dan monitor fungsi hati dan ginjal sering.
Aspek Informasi Obat
Nama obat Glimepiride
Mengurangi glukosa darah dengan merangsang pelepasan insulin dari pankreas. Juga dapat
Mekanisme kerja menurunkan produksi glukosa hati serta meningkatkan kepekaan terhadap insulin

Tambahan untuk diet dan olahraga pada penderita diabetes tipe II yang hiperglikemia tidak
Indikasi dapat dikontrol oleh diet dan olahraga saja; dalam kombinasi dengan insulin untuk penderita
diabetes tipe II dengan kegagalan sekunder untuk sulfonylureas oral.

DEWASA: PO 1 hingga 2 mg qd dengan sarapan atau makanan utama pertama hari itu.
Meningkat 1 hingga 2 mg / dosis. Titrasi pada interval 1 hingga 2 minggu berdasarkan
Dosis respons glukosa darah. Perawatan: 1 dan 4 mg setiap hari (maksimum 8 mg / hari). Terapi
kombinasi dengan insulin sesuai untuk kegagalan sekunder pada sulfonylureas oral.
Rekomendasi dosis yang sama berlaku.

Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap sulfonilurea; ketoasidosis diabetik dengan atau tanpa koma

CV: Meskipun masalah kontroversial, sulfonylureas oral mungkin meningkatkan risiko


morbiditas kardiovaskular bila dibandingkan dengan pasien yang diobati dengan diet saja.
Efek Samping CNS: Pusing. DERM: Reaksi kulit alergi (pruritus, erythema, urticaria, morbilliform atau
maculopapular rash); porfiria kutanea tarda; fotosensitifitas.

Kehamilan: Kategori C. Insulin dianjurkan untuk mempertahankan kadar glukosa darah


selama kehamilan. Hipoglikemia neonatal yang berat dapat terjadi jika sulfonilurea
Perhatian diberikan pada saat persalinan. Laktasi: Belum ditentukan. Anak-anak: Keamanan dan
kemanjuran tidak ditentukan.
Aspek Informasi Obat

Nama obat Glikuidon

Indikasi diabetes mellitus tipe 2.

dosis awal 15 mg sehari; sebelum makan pagi, disesuaikan hingga


Dosis 45-60 mg sehari dalam 2 atau 3 kali dosis terbagi. Dosis maksimum
pemberian tunggal 60 mg, dosis maksimum 180 mg sehari

gangguan fungsi hati; gagal ginjal dan pada porfiria. sebainya tidak
Kontraindikasi digunakan pada ibu menyusui dan selama kehamilan sebaiknya
diganti dengan terapi insulin .

umumnya ringan dan jarang, diantaranya gangguan gastrointestinal


seperti mual, muntah, diare dan konstipasi. Klorpropamid memiliki
Efek Samping efek samping lebih banyak karena durasi kerjanya yang lama dan
risiko hipoglikemia sehingga tidak lagi digunakan. Juga dapat
menyebabkan muka kemerahan setelah minum alkohol
Aspek Informasi Obat

Nama obat Glikazida

NIDDM (tipe 2) pada orang dewasa bila pengaturan pola makan, olahraga
Indikasi dan penurunan berat badan belum mencukupi untuk mengontrol kadar gula
darah.

dosis awal 40-80 mg 1 kali sehari; ditentukan berdasarkan respon: hingga


Dosis 160 mg diberikan bersama sarapan, dosis lebih tinggi diberikan terbagi,
maksimal 240 mg/hari dalam 1-2 kali.

hipersensitif terhadap gliklazid; diabetes tipe 1; diabetes pre koma dan koma,
diabetes ketoasidosis; kelainan fungsi ginjal dan fungsi hati berat (dalam hal
Kontraindikasi ini penggunaan insulin direkomendasikan); pengobatan bersamaan dengan
mikonazol

umumnya ringan dan jarang, diantaranya gangguan gastrointestinal seperti


mual, muntah, diare dan konstipasi. Klorpropamid memiliki efek samping
Efek Samping lebih banyak karena durasi kerjanya yang lama dan risiko hipoglikemia
sehingga tidak lagi digunakan.
GOLONGAN BIGUANIDA

• Obat hipoglikemik oral golongan biguanida bekerja langsung pada


hati (hepar), menurunkan produksi glukosa hati. Senyawa-senyawa
golongan biguanida tidak merangsang sekresi insulin, dan hampir
tidak pernah menyebabkan hipoglikemia.
CONTOH OBAT GOLONGAN BIGUANIDA
Aspek Informasi Obat
Nama obat Metformin

Mengurangi glukosa darah dengan menurunkan produksi glukosa hati. Dapat juga
Mekanisme kerja menurunkan penyerapan glukosa pada usus dan meningkatkan respons terhadap insulin.

Tambahan diet untuk menurunkan glukosa darah pada pasien dengan diabetes mellitus tipe 2
Indikasi yang hiperglikemia tidak dapat dikontrol oleh diet saja

DEWASA: Dosis awal: PO bid 500 mg, naik 500 mg q minggu (maks, 2500 mg / hari dalam
Dosis dosis terbagi).DEWASA: Dosis awal: PO 850 mg qd, meningkat 850 mg q 2 minggu (maks,
2550 mg / hari dalam dosis terbagi).

Penyakit ginjal atau disfungsi seperti yang disarankan oleh kreatinin serum> 1,5 mg / dL
pada pria atau> 1,4 mg / dL pada wanita atau Ccr abnormal; kondisi yang mempengaruhi
disfungsi ginjal (misalnya, kolaps kardiovaskular, MI akut, septikemia); pada pasien yang
Kontraindikasi menjalani studi radiologis yang melibatkan pemberian parenteral bahan kontras iodinasi
(berpotensi untuk secara akut mengubah fungsi ginjal); asidosis metabolik akut atau kronis,
termasuk diabetic ketoacidosis

EENT: Rasa tidak nyaman / metalik. GI: Diare; mual; muntah; perut kembung; anoreksia.
Efek Samping METABOLIK: Asidosis laktik. LAINNYA: kadar vitamin B12 yang abnormal.

Kehamilan: Kategori B. Insulin dianjurkan untuk mempertahankan kadar glukosa darah


Perhatian selama kehamilan. Laktasi: Belum ditentukan. Anak-anak: Keamanan dan kemanjuran tidak
ditentukan. Lansia: Gunakan dengan hati-hati.
INHIBITOR DAN
GLUKOSIDASE
1. AKARBOSE

Akarbosa, merupakan penghambat alpha-glukosidase intestinal, yang


memperlambat absorbsi karbohidrat dan sukrosa. Akarbosa mempunyai
efek kecil tapi bermakna dalam menurunkan glukosa darah dan dapat
digunakan tunggal atau sebagai penunjang terapi jika metformin atau
sulfonilurea tidak memadai. Hiperglikemia postprandial pada diabetes
tipe 1 (tergantung insulin) dapat dikurangi dengan akarbosa, tetapi
sekarang jarang digunakan. Terjadinya flatulensi menghalangi
penggunaan akarbosa walaupun efek samping ini cenderung menurun
dengan waktu.
Komposisi Acarbose 50 mg; 100 mg
Indikasi diabetes mellitus yang tidak dapat diatur hanya dengan diet atau diet dengan obat antidiabetik oral.
Kontraindikasi wanita hamil, wanita menyusui, anak, inflammatory bowel disease (seperti ulserativa kolitis, Crohn's
disease), obstruksi usus halus sebagian (atau predisposisi), gangguan fungsi hati, gangguan fungsi
ginjal, hernia, riwayat bedah perut.
Dosis dosis perlu disesuaikan oleh dokter secara individu karena efikasi dan tolerabilitas bervariasi. Dosis
rekomendasi adalah: awal 3x1 tablet 50mg/hari, dilanjutkan dengan 3x1/2 tablet 100 mg/hari.
Dilanjutkan dengan 3x2 tablet 50 mg atau 3x1-2 tablet 100 mg. Peningkatan dosis dapat dilakukan
setelah 4-8 minggu, bila pasien menunjukkan respon tidak adekuat. Tak perlu penyesuaian dosis pada
usia lanjut (>65 tahun).Tidak dianjurkan untuk anak dan remaja di bawah 18 tahun. Konseling: Tablet
dikunyah bersama satu suapan pertama makanan atau ditelan utuh dengan sedikit air segera sebelum
makan. Untuk mengantisipasi kemungkinan efek hipoglikemia, pasien yang mendapat insulin atau
suatu sulfonilurea atau akarbosa harus selalu membawa glukosa (bukan sukrosa karena akarbosa
mempengaruhi absorpsi sukrosa).
Efek Samping flatulensi, tinja lunak, diare (mungkin perlu pengurangan dosis atau penghentian), perut kembung dan
nyeri, mual (jarang), reaksi pada kulit dan fungsi hati yang tidak normal. Ada laporan ileus, udema,
ikterus, dan hepatitis.
Peringatan pemantauan fungsi hati; dapat meningkatkan efek hipoglikemia insulin dan sulfonilurea (episode
hipoglikemia dapat diobati dengan glukosa oral tapi tidak dengan sukrosa).
Interaksi Pernyerap usus (misalnya, arang); enzim pencernaan: Dapat menurunkan khasiat acarbose. Obat-
obatan yang menghasilkan hiperglikemia (misalnya, kortikosteroid, diuretik, persiapan tiroid): Dapat
menyebabkan hilangnya kontrol glukosa.
Keterangan Akarbosa bekerja menghambat alpha-glukosidase sehingga memperlambat dan menghambat
penyerapan karbohidrat.
2. MIGLITOL
Indikasi Pasien dengan NIDDM yang telah gagal dalam terapi diet. Dapat digunakan sendiri atau
dikombinasikan dengan sulfonylureas.
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap miglitol atau salah satu komponen formulasi; ketoasidosis diabetik;
penyakit radang usus; ulserasi kolon; obstruksi intestinal parsial atau predisposisi terhadap obstruksi
usus; penyakit usus kronis yang berhubungan dengan gangguan pencernaan atau penyerapan yang
ditandai atau dengan kondisi yang dapat memburuk sebagai hasil dari meningkatnya pembentukan
gas di usus
Dosis DEWASA: PO 25 mg tiga kali sehari, pada awal setiap makan. Setelah 4-8 minggu dapat meningkat
menjadi 50 mg / dosis selama 3 bulan. Jika kadar hemoglobin terglikosilasi tidak dapat diterima
setelah 3 bulan dapat meningkat pada 100 mg tid (dosis maksimum).
Efek Samping DERM: Rash. GI: Nyeri perut; diare; perut kembung
Peringatan Kehamilan: Kategori B. Laktasi: Diekskresikan dalam ASI. Anak-anak: Keamanan dan kemanjuran
tidak ditentukan. Hipoglikemia: Miglitol tidak menghasilkan hipoglikemia; Namun, hipoglikemia
dapat berkembang jika digunakan bersama dengan sulfonylureas. Gunakan glukosa (dekstrosa) dan
tidak gula gula tebu) atau jus buah / buah untuk mengobati hipoglikemia.
Interaksi Pernyerap usus (misalnya, arang), enzim pencernaan: Mungkin menurunkan efikasi miglitol. Obat-
obatan yang menghasilkan hiperglikemia (misalnya, kortikosteroid, diuretik, persiapan tiroid):
Dapat menyebabkan hilangnya kontrol glukosa. Ranitidine: bioavailabilitas ranitidin berkurang.
Propranolol: bioavailabilitas propranolol berkurang.
NEGLITINIDE
1. NATEGLINID

Nateglinid dan repaglinid menstimulasi pelepasan insulin. Kedua obat


ini mempunyai mula kerja cepat dan kerja singkat, dan diminum dekat
sebelum tiap kali makan. Repaglinid diberikan sebagai monoterapi pada
pasien yang tidak kelebihan berat badan atau pada pasien yang
kontraindikasi atau tidak tahan dengan metformin, atau dapat diberikan
kombinasi dengan metformin. Nateglinid hanya disetujui digunakan
bersama metformin.
Komposisi Nateglinid 125 mg
Indikasi diabetes mellitus tipe 2 dikombinasikan dengan metformin, jika metformin tunggal tidak cukup.

Kontraindikasi ketoasidosis, kehamilan dan menyusui.


Dosis DEWASA: PO 120 mg tid, 1 hingga 30 menit sebelum makan, sendiri atau dalam kombinasi dengan
metformin. Nateglinid dosis 60 mg dapat digunakan, sendiri atau dalam kombinasi dengan metformin, pada
pasien yang mendekati glycosylated hemoglobin ketika pengobatan dimulai.

Efek samping hipoglikemia, reaksi hipersensitif termasuk pruritus, kemerahan dan urtikaria.

Peringatan Pemberian insulin pada diabetes melitus yang disertai penyakit lain (seperti infark miokardia, koma infeksi
dan trauma) dan selama pembedahan (hentikan nateglinid pada pembedahan pagi hari dan diberikan kembali
setelah makan dan minum normal), lanjut usia, pasien lemah dan tidak berdaya, gangguan fungsi hati
sedang.

Interaksi Inhibitor monoamine oxidase, agen penghambat beta-adrenergik non-selektif, obat anti-inflamasi
nonsteroid, salisilat: Dapat mempotensiasi efek hipoglikemik dari nateglinide. Kortikosteroid,
simpatomimetik, diuretik tiazid, produk tiroid: Dapat mengurangi efek hipoglikemik dari nateglinide.
2. REPAGLINID
Indikasi diabetes mellitus tipe 2 (tunggal atau dikombinasikan dengan metformin jika metformin tunggal tidak
tepat).
Kontraindikasi ketoasidosis, gangguan fungsi hati berat, kehamilan, menyusui.
Dosis Tidak ada regimen dosis tetap; secara berkala pantau glukosa darah untuk menentukan dosis efektif
minimum.

Pasien yang sebelumnya tidak diobati atau yang HbA1c-nya <8%


DEWASA: PO Dosis awal 0,5 mg setiap kali makan.

Pasien yang sebelumnya diobati atau yang HbA1c-nya> 8%


DEWASA: PO Dosis awal 1–2 mg setiap kali makan.
Efek Samping nyeri perut, diare, konstipasi, mual, muntah, hipoglikemia (jarang terjadi), reaksi hipersensitifitas termasuk
pruritus, kemerahan, vaskulitis, urtikaria dan gangguan penglihatan.
Peringatan Pemberian insulin selama penyakit intercurrent (seperti infark miokardia, koma infeksi dan trauma) dan
selama pembedahan (abaikan nateglinide pada pembedahan pagi hari dan berikan sewaktu makan dan
minum normal), pasien lemah dan tidak berdaya, gangguan fungsi ginjal.
Interaksi Erythromycin, ketoconazole, miconazole: Dapat menghambat metabolisme repaglinide. Barbiturat,
carbamazepine, rifampin, troglitazone: Dapat meningkatkan metabolisme repaglinide. Obat terikat protein
(misalnya, NSAID, salisilat, sulfonamid, probenecid, MAO inhibitor, agen penghambat beta-adrenergik):
Dapat mempotensiasi efek hipoglikemik dari repaglinide.
Terapi Farmakologi Glukagon

• Glukagon merupakan polipeptida rantai-tunggal dengan 29 asam


amino. Glukagon memiliki homologi yang signifikan dengan
beberapa hormon polipeptida lain, termasuk sekretin, peptida
intestinal vasoaktif (VIP) dan GIP (Goodman & Gilman, 2010).
Aspek InformasiObat Pustaka
Meningkatkan konsentrasi glukosa darah (dengan merangsang produksi
dari toko glikogen hati), melemaskan otot polos saluran GI, mengurangi
Mekanisme A to Z Drug Facts
sekresi lambung dan pankreas di saluran pencernaan, dan meningkatkan
kontraktilitas miokard
Antikoagulan, oral: Dapat meningkatkan efek hipoprothrombinemic,
Interaksi A to Z Drug Facts
mungkin dengan perdarahan
Pengobatan reaksi hipoglikemik berat pada pasien diabetes ketika
pemberian glukosa tidak dimungkinkan atau selama terapi shock insulin
pada pasien psikiatri; bantuan diagnostik dalam pemeriksaan radiologis
Indikasi lambung, duodenum, usus kecil, dan usus besar ketika motilitas usus A to Z Drug Facts
berkurang akan menguntungkan. unlabeled use (s): Perawatan overdosis
propranolol, keadaan darurat kardiovaskular, dan gangguan GI yang
terkait dengan spasme.
Hipoglikemia

DEWASA & ANAK> 20 kg: SC / IM / IV 1 mg (1 unit). Jangan gunakan


glukagon pada konsentrasi> 1 mg / mL (1 unit / mL). ANAK-ANAK
<20 kg: SC / IM / IV 0,5 mg (0,5 unit) atau dosis yang setara dengan 20
hingga 30 mcg / kg.

Dosis Terapi Insulin Shock A to Z Drug Facts

DEWASA: SC / IM / IV 0,5 hingga 1 mg setelah 1 jam koma (dosis


yang lebih besar telah digunakan untuk membalikkan koma). Pasien
biasanya akan terbangun dalam 10 hingga 25 menit. Jika tidak ada
respons, dapat mengulangi dosis.

Kontraindikasi Pertimbangan Standar A to Z Drug Facts


GI: Mual; muntah.
EfekSamping LAINNYA: Reaksi alergi umum, termasuk urtikaria, gangguan A to Z Drug Facts
pernapasan, dan hipotensi.
Kehamilan: Kategori B. Laktasi: Belum ditentukan. Insulinoma /
pheochromocytoma: Beri perhatian dengan hati-hati untuk pasien
dengan riwayat insulinoma atau pheochromocytoma atau keduanya.
Hipoglikemia: Glukagon efektif dalam mengobati hipoglikemia hanya
Perhatian A to Z Drug Facts
jika glikogen hati yang cukup hadir. Karena glukagon sedikit atau tidak
ada bantuan di negara-negara kelaparan, insufisiensi adrenal, atau
hipoglikemia kronis, mengobati hipoglikemia dalam kondisi ini dengan
GOLONGAN TIAZOLIDINDION (TZD)

MEKANISME
KERJA

Senyawa golongan tiazolidindion bekerja meningkatkan kepekaan tubuh


terhadap insulin dengan jalan berikatan dengan PPARγ (peroxisome
proliferator activated receptor gamma) di otot, jaringan lemak, dan hati
untuk menurunkan resistensi insulin. Senyawa-senyawa TZD juga
menurunkan kecepatan glikoneogenesis. Contoh obat anti diabetic oral
golongan tiazolidindion adalah rosiglitazone dan pioglitazone
PIOGLITAZONE
Aspek Informasi Obat Pustaka
Indikasi Diabetes tipe 2, sebagai tambahan untuk diet dan olahraga; juga dapat digunakan bersama dengan A to Z Drug Facts
sulfonylurea, metformin, atau insulin.
Dosis Monoterapi: Awal: 15-30 mg satu kali sehari; jika respons tidak mencukupi, dosis dapat ditingkatkan Drug Information
secara bertahap hingga 45 mg sekali sehari; dosis maksimum yang disarankan: 45 mg sekali sehari Handbook 17th
Terapi kombinasi:
Catatan: Dosis maksimum yang disarankan: 45 mg / hari
- Dengan sulfonylureas: Awal: 15-30 mg satu kali sehari; dosis sulfonylurea harus dikurangi jika
pasien melaporkan hipoglikemia
- Dengan metformin: Awal: 15-30 mg satu kali sehari; tidak mungkin dosis metformin perlu dikurangi
karena hipoglikemia
- Dengan insulin: Awal: 15-30 mg satu kali sehari; dosis insulin harus dikurangi 10% hingga 25% jika
pasien melaporkan hipoglikemia atau jika glukosa plasma turun hingga di bawah 100 mg / dL.
Efek > 10%: Kardiovaskular: Edema (5%; dalam uji kombinasi dengan sulfonlyureas atau insulin, insidensi Drug Information
Samping edema setinggi 15%). Pernafasan: Infeksi saluran pernapasan atas (13%) Handbook 17th
Kontra Hipersensitivitas terhadap pioglitazone atau komponen formulasi; Kegagalan jantung NYHA Kelas III / Drug Information
Indikasi
IV (inisiasi terapi) Handbook 17th
Perhatian Kehamilan: Kategori C. LAKTASI: Belum ditentukan. ANAK: Keamanan dan kemanjuran tidak Drug Information
ditentukan. Ovulasi: Dapat menyebabkan ovulasi pada wanita anovulasi premenopause; Handbook 17th
merekomendasikan kontrasepsi
ROSIGLITAZONE
Aspek Informasi Obat Pustaka
Indikasi Diabetes mellitus tipe 2 (ketergantungan noninsulin, NIDDM): Drug Information
Monoterapi: Meningkatkan kontrol glikemik sebagai tambahan untuk diet dan olahraga Handbook 17th
Catatan: Kanada menyetujui penggunaan sebagai monoterapi hanya ketika metformin
dikontraindikasikan atau tidak ditoleransi.
Terapi kombinasi: Catatan: Gunakan ketika diet, olahraga, dan agen tunggal tidak
menghasilkan kontrol glikemik yang memadai.

Dosis Monoterapi: Awal: 4 mg setiap hari sebagai dosis harian tunggal atau dalam dosis terbagi dua Drug Information
kali sehari. Jika respon tidak mencukupi setelah 8-12 minggu pengobatan, dosis dapat Handbook 17th
ditingkatkan menjadi 8 mg setiap hari sebagai dosis harian tunggal atau dalam dosis terbagi
dua kali sehari. Dalam uji klinis, rejimen 4 mg dua kali sehari menghasilkan penurunan
terbesar dalam glukosa plasma puasa dan Hb A1c.
Terapi kombinasi: Saat menambahkan rosiglitazone ke terapi yang ada, teruskan dosis saat ini
dari agen sebelumnya:
Aspek Informasi Obat Pustaka
Efek Samping > 10%: Endokrin & metabolik: HDL-kolesterol meningkat, LDL-kolesterol meningkat, Drug Information
kolesterol total meningkat, berat badan bertambah Handbook 17th
1% hingga 10%: Kardiovaskular: Edema (5%), hipertensi (4%); gagal jantung / CHF
(hingga 2% sampai 3% pada pasien yang menerima insulin; insiden kemungkinan lebih
tinggi pada pasien dengan HF yang sudah ada sebelumnya; myocardial ischemia (3%;
insidensi kemungkinan lebih tinggi pada pasien dengan CAD yang sudah ada
sebelumnya). Sistem saraf pusat: Sakit kepala (6%). Endokrin & metabolik:
Hipoglikemia (1% hingga 3%; terapi kombinasi dengan insulin: 12% hingga 14%).
Gastrointestinal: Diare (3%). Hematologic: Anemia (2%). Neuromuskular & skeletal:
Fraktur (hingga 9%; insidensi lebih besar pada wanita; biasanya lengan atas, tangan, atau
kaki), artralgia (5%), nyeri punggung (4% hingga 5%). Pernafasan: Infeksi saluran
pernapasan atas (4% sampai 10%), nasofaringitis (6%). Miscellaneous: Injury (8%)
Kontra Indikasi Kegagalan jantung NYHA Kelas III / IV (inisiasi terapi), Hipersensitivitas terhadap Drug Information
rosiglitazone atau komponen apa pun dari formulasi; setiap tahap gagal jantung (mis., Handbook 17th
NYHA Kelas I, II, III, IV); kerusakan hati yang serius; kehamilan
Perhatian Kehamilan atas Rosiglitazone diklasifikasikan sebagai kategori kehamilan C karena efek Drug Information
buruk yang diamati pada penelitian hewan awal. Rosiglitazone telah ditemukan Handbook 17th
melintasi plasenta selama trimester pertama kehamilan. Penggunaan yang tidak
disengaja pada awal kehamilan belum menunjukkan efek samping janin walaupun pada
sebagian besar kasus, obat dihentikan segera setelah kehamilan terdeteksi. Laktasi:
Ekskresi pada ASI tidak diketahui / tidak dianjurkan
TATA LAKSANA

Penatalaksanaan diabetes mempunyai tujuan akhir untuk menurunkan


morbiditas dan mortalitas DM, yang secara spesifik ditujukan untuk
mencapai 2 target utama, yaitu:
1. Menjaga agar kadar glukosa plasma berada dalam kisaran normal
2. Mencegah atau meminimalkan kemungkinan terjadinya komplikasi
diabetes.
Diet
Tanpa
Tata obat
Olahraga
Laksana Dengan
Obat
TERAPI NONFARMAKOLOGI

a. Pola makan harus di jaga, dengan menjaga kadar karbohidrat, protein


dan lemak dalam tubuh
• Karbohidrat : 60-70%
• Protein : 10-15%
• Lemak : 20-25%
b. Olahraga minimal 3-4kali selama 30menit(olahraga yang ringan
saja),untuk menjaga agar kadar gula darah tetap normal dan lemak yang
ada didalam tubuh berkurang sehingga kerja pankreas lebih meningkat.
KOMPLIKASI

HIPOGLIKEMI HIPERGLIKEMI

KOMPLIIKASI KOMPLIKASI
MAKROVASKULA MIKROVASKULA
R R
HIPOGLIKEMI

• Sindrom hipoglikemia ditandai dengan gejala klinis penderita merasa pusing, lemas,
gemetar, pandangan berkunang-kunang, pitam (pandangan menjadi gelap), keluar
keringat dingin, detak jantung meningkat, sampai hilang kesadaran
• Serangan hipoglikemia pada penderita diabetes umumnya terjadi apabila penderita:
a. Lupa atau sengaja meninggalkan makan (pagi, siang atau malam)
b. Makan terlalu sedikit, lebih sedikit dari yang disarankan oleh dokter atau ahli gizi
c. Berolah raga terlalu berat
d. Mengkonsumsi obat antidiabetes dalam dosis lebih besar dari pada seharusnya
e. Minum alkohol
f. Stress
g. Mengkonsumsi obat-obatan lain yang dapat meningkatkan risiko hipoglikemia
HIPERGLIKEMI

• Hiperglikemia adalah keadaan dimana kadar gula darah melonjak secara


tiba-tiba. Keadaan ini dapat disebabkan antara lain oleh stress, infeksi,
dan konsumsi obat-obatan tertentu. Hiperglikemia ditandai dengan
poliuria, polidipsia, polifagia, kelelahan yang parah (fatigue), dan
pandangan kabur.
KOMPLIIKASI
MAKROVASKULAR

• 3 jenis komplikasi makrovaskular yang umum berkembang pada


penderita diabetes adalah penyakit jantung koroner (coronary heart
disease = CAD), penyakit pembuluh darah otak, dan penyakit pembuluh
darah perifer (peripheral vascular disease = PVD). Walaupun komplikasi
makrovaskular dapat juga terjadi pada DM tipe 1, namun yang lebih
sering merasakan komplikasi makrovaskular ini adalah penderita DM
tipe 2 yang umumnya menderita hipertensi, dislipidemia dan atau
kegemukan
KOMPLIKASI
MIKROVASKULAR

• Komplikasi mikrovaskular terutama terjadi pada penderita diabetes tipe


1. Hiperglikemia yang persisten dan pembentukan protein yang
terglikasi (termasuk HbA1c) menyebabkan dinding pembuluh darah
menjadi makin lemah dan rapuh dan terjadi penyumbatan pada
pembuluh-pembuluh darah kecil. Hal inilah yang mendorong timbulnya
komplikasi-komplikasi mikrovaskuler, antara lain retinopati, nefropati,
dan neuropati
HIPERTENSI

Definisi Hipertensi

Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari


140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.
Menurut The Seventh Report of The Joint National
Committee on Prevention, Detection, Evaluation and
Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) klasifikasi
tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok
normal, prahipertensi, hipertensi derajat 1 dan derajat 2
(Yogiantoro M, 2006).
Patofisiologi

Tekanan darah arteri adalah tekanan yang diukur pada


dinding arteri dalam millimeter merkuri. Dua tekanan darah
arteri yang biasanya diukur, tekanan darah sistolik (TDS)
dan tekanan darah diastolik (TDD). TDS diperoleh selama
kontraksi jantung dan TDD diperoleh setelah kontraksi
sewaktu bilik jantung diisi.
Etiologi

Hipertensi merupakan suatu penyakit dengan kondisi medis yang


beragam. Pada kebanyakan pasien etiologi patofisiologi-nya tidak
diketahui (essensial atau hipertensi primer). Hipertensi primer ini tidak
dapat disembuhkan tetapi dapat di kontrol. Kelompok lain dari
populasi dengan persentase rendah mempunyai penyebab yang
khusus, dikenal sebagai hipertensi sekunder. Banyak penyebab
hipertensi sekunder; endogen maupun eksogen. Bila penyebab
hipertensi sekunder dapat diidentifikasi, hipertensi pada pasien-pasien
ini dapat disembuhkan secara potensial
Penyakit Obat
 Penyakit ginjal kronis  Kortikosteroid, ACTH
 Hiperaldosteronisme primer  Esterogen (biasanya pil KB dengan kadar esterogen
 Penyakit renovaskular tinggi)
 Sindroma Cushing  NSAID, COX-2 inhibitor
 Phenochromacytoma  Fenilpropanolamine dan analog
 Koarktasi aorta  Cyclosporin dan tacrolimus
 Penyakit tiroid atau paratiroid  Eritropoetin
 Sibutramin
 Antidepresan (terutama venlafaxine)
KLASIFIKASI HIPERTENSI

• Klasifikasi hipertensi menurut JNC VIII, 2003


• Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Penyebab
• Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan bentuk Hipertensi
• Klasifikasi Hipertensi Lain-lain
KLASIFIKASI HIPERTENSI
MENURUT JNC VIII, 2003
• Klasifikasi tekanan darah oleh JNC 7 untuk pasien dewasa (umur ≥ 18
tahun) berdasarkan rata-rata pengukuran dua tekanan darah atau lebih
pada dua atau lebih kunjungan klinis

Klasifikasi tekanan Tekanan darah sistolik   Tekanan darah


darah (mmHg) diastolik (mmHg)

Normal <120 dan <80

Prehipertensi 120-139 Atau 80-89

Hipertensi stage 1 140-159 Atau 90-99

Hipertensi stage 2 ≥ 160 atau ≥100


KLASIFIKASI HIPERTENSI
BERDASARKAN PENYEBAB

Hipertensi Primer atau Hipertensi Hipertensi Sekunder atau Hipertensi


Esensial Non Esensial
Hipertensi yang penyebabnya tidak Hipertensi yang diketahui
diketahui (idiopatik), walaupun penyebabnya. Pada sekiar 5 - 10%
dikaitkan dengan kombinasi faktor penderita hipertensi, penyebabnya
gaya hidup seperti kurang bergerak adalah penyakit ginjal, sekitar 1-2%
(inaktivas) dan pola makan. Hipertensi penyebabnya adalah kelainan hormonal
jenis ini terjadi pada sekitar 90% pada atau pemakaian obat tertentu, misalnya
semua kasus hipertensi. pil KB
KLASIFIKASI HIPERTENSI
BERDASARKAN BENTUK HIPERTENSI

1. Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension)


merupakan peningkatan tekanan sistolik tanpa diikuti peningkatan
tekanan diastolik dan umumnya ditemukan pada usia lanjut. Tekanan
sistolik berkaitan dengan tingginya tekanan pada arteri apabila jantung
berkontraksi (denyut jantung). Tekanan sistolik merupakan tekanan
maksimum dalam arteri dan tercermin pada hasil pembacaan tekanan
darah sebagai tekanan atas yang nilainya lebih besar.
KLASIFIKASI HIPERTENSI
BERDASARKAN BENTUK HIPERTENSI

2. Hipertensi diastolik (diastolic hypertension)


merupakan peningkatan tekanan diastolik tanpa diikuti peningkatan
tekanan sistolik, biasanya ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda.
Hipertensi diastolik terjadi apabila pembuluh darah kecil menyempit
secara tidak normal, sehingga memperbesar tahanan terhadap aliran
darah yang melaluinya dan meningkatkan tekanan diastoliknya. Tekanan
darah diastolik berkaitan dengan tekanan arteri bila jantung berada
dalam keadaan relaksasi di antara dua denyutan.
3. Hipertensi campuran
merupakan peningkatan pada tekanan sistolik dan diastolik
KLASIFIKASI HIPERTENSI
LAIN-LAIN
1. Hipertensi Pulmonal
Suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan
2. Hipertensi Pada Kehamilan
tekanan darah pada pembuluh darah arteri paru- Pada dasarnya terdapat 4 jenis
paru yang menyebabkan sesak nafas, pusing dan hipertensi yang umumnya terdapat
pingsan pada saat melakukan aktivitas. Berdasar pada saat kehamilan, yaitu:
penyebabnya hipertensi pulmonal dapat menjadi
penyakit berat yang ditandai dengan penurunan a. Preeklampsia-eklampsia
toleransi dalam melakukan aktivitas dan gagal b. Hipertensi kronik
jantung kanan. c. Preeklampsia pada hipertensi kronik
d. Hipertensi gestasional atau hipertensi
yang sesaat
MANIFESTASI KLINIS

• Pusing
• Mudah marah
• Telinga berdengung
• Mimisan (jarang)
• Sukar tidur
• Sesak nafas
• Rasa berat di tengkuk
• Mudah lelah
• Mata berkunang-kunang
TERAPI
FARMAKOLOGI
HIPERTENSI
GOLONGAN ANTI
HIPERTENSI
ARB
ACE (Penyekat
Diuretik reseptor
inh
angiotensin II)

Alfa β
Calsium
Antagonist Blocke Blocke
r r
Agonis Antagonis
Vasodilator Sentral Adrenergik
α-2 Perifer

Depkes RI, 2006)


Alfa Blocker

Mekanisme Kerja:

Prazosin
Bekerja pada pembuluh darah perifer
dan menghambat pengambilan
katekolamin pada sel otot halus, Terazosin
menyebabkan vasodilasi dan
menurunkan tekanan darah. Doksazosin
PRAZOSIN
Aspek Informasi Obat Pustaka
Indikasi Pengobatan hipertensi A to Z Drug
Facts
Dosis Dewasa: Drug
Hipertensi: Oral: Awal: 1 mg/dosis 2-3 kali/hari; dosis pemeliharaan biasa: 3-15 mg / hari dalam Information
dosis terbagi 2-4 kali / hari; dosis harian maksimum: 20 mg Handbook 17th
Hipertensi urgensi: Oral: 10-20 mg sekali, dapat diulang dalam 30 menit
Lansia :
Oral : (dosis pertama diberikan pada waktu tidur): Awal: 1 mg 1-2 kali / hari
Pediatric
Oral: Anak-anak (penggunaan tanpa label): Awal: 0,05-0,1 mg / kg / hari dalam 3 dosis terbagi;
maksimum: 0,5 mg / kg / hari

Efek Samping > 10%: Sistem saraf pusat: Pusing (10%) Drug
1% hingga 10: Kardiovaskular: Palpitasi (5%), edema, hipotensi ortostatik, sinkop (1%) Information
Sistem saraf pusat: Sakit kepala (8%), mengantuk (8%), vertigo, depresi, kegugupan. Dermatologic: Handbook 17th
Ruam (1% hingga 4%) Endokrin & metabolik: Energi yang menurun (7%). Gastrointestinal: Mual
(5%), muntah, diare, sembelit.
Kontra Hipersensitivitas terhadap doxazosin, prazosin, atau terazosin. A to Z Drug
Indikasi
Facts
Perhatian Kehamilan: Kategori C. Laktasi: Diekskresikan dalam ASI. Anak-anak: Keamanan dan kemanjuran tidak Drug Information
ditentukan. Terapi bersamaan: Ketika menambahkan diuretik atau agen antihipertensi lainnya, kurangi dosis Handbook 17th
hingga 1 hingga 2 mg tid dan kemudian retitrate.
TERAZOSIN
Aspek Informasi Obat Pustaka

Indikasi Penatalaksanaan hipertensi ringan sampai sedang; tunggal atau dalam kombinasi dengan agen lain Drug Information
seperti diuretik atau beta-blocker; penatalaksanaan gejala Benign Prostate Hyperplasia (BPH) Handbook 17th

Dosis PO Awal: 1 mg pada waktu hendak tidur. (Jangan melebihi ini sebagai dosis awal untuk A to Z Drug Facts
menghindari efek hipotensi berat; reinstitusikan dosis ini jika obat dihentikan selama beberapa
hari).
Perawatan: 1-5 mg hari, dapat dipertimbangkan penggunaan 2 kali sehari, (maksimum 20 mg /
hari).

Efek Samping > 10%: Drug Information


•Sistem saraf pusat: Pusing, sakit kepala. Handbook 17th
•Neuromuskular & skeletal: Kelemahan otot
1% hingga 10%:
•Kardiovaskular: Edema, palpitasi, nyeri dada, edema perifer (3%), hipotensi ortostatik (3%
sampai 4%), takikardia

Kontra Indikasi Hipersensitivitas terhadap quinazolines (doxazosin, prazosin, terazosin) atau komponen A to Z Drug Facts
formulasi; penggunaan bersamaan dengan phosphodiesterase-5 (PDE-5) inhibitor termasuk
sildenafil (> 25 mg), tadalafil, atau vardenafil

Perhatian Kehamilan: Kategori C. Laktasi: Belum ditentukan. Anak-anak: Keamanan dan kemanjuran tidak A to Z Drug Facts
ditentukan.
DOKSAZOSIN
Aspek Informasi Obat Pustaka
Indikasi Pengobatan hipertensi saja atau bersama dengan diuretik, inhibitor ACE, beta-blocker, atau Drug Information
antagonis kalsium; pengobatan obstruksi aliran keluar kemih dan / atau gejala obstruktif dan Handbook 17th
iritasi yang terkait dengan benign prostatic hyperplasia (BPH), terutama berguna pada pasien
dengan gejala menyusahkan yang tidak mampu atau tidak mau menjalani prosedur invasif,
tetapi yang membutuhkan bantuan gejala cepat; dapat digunakan dalam kombinasi dengan
finasteride.
Dosis Oral: Pelepasan segera: 1 mg satu kali sehari di pagi atau sore hari; dapat ditingkatkan menjadi Drug Information
2 mg sekali sehari. Setelah itu titrasi ke atas, jika diperlukan, selama beberapa minggu, Handbook 17th
menyeimbangkan manfaat terapeutik dengan hipotensi postural yang diinduksi doxazosin.
Dosis maksimum: 16 mg / hari.
Efek Samping > 10%: Sistem saraf pusat: Pusing (5% hingga 19%), sakit kepala (5% hingga 14%) Drug Information
Handbook 17th
Kontra Indikasi Hipersensitivitas terhadap quinazolines (prazosin, terazosin), doxazosin, atau komponen Drug Information
formulasi. Handbook 17th
Perhatian Angina: Hentikan jika gejala angina terjadi atau memburuk. Gangguan hati: Gunakan dengan hati-hati Drug Information
pada pasien dengan gangguan hati ringan sampai sedang; tidak dianjurkan dalam disfungsi berat. Handbook 17th
Kanker prostat: Harus menyingkirkan karsinoma prostat sebelum memulai terapi. Pediatri: Keamanan
dan kemanjuran belum ditetapkan pada anak-anak.
Calsium Antagonist (CCB)

Menghambat influks ion


↓ kontraksi otot
Ca2+ pada kanal kalsium di ↓ ion Ca2+ intraselular
PD dan jantung jantung dan otot PD

↓ curah jantung (otot


↓↓ Tekanan darah jantung) dan ↓ resistensi
perifer (PD)
Calsium
Antagonist
(CCB)

Non
Dihidropiridi
Dihidropiridi
n
n

Nicardipin
SR
Verapamil Diltiazem
Nifedipin LA
Amlodipin

Efektifitas antihipertensinya hampir sama, tetapi ada


perbedaan pada efek farmakodinamika yang lain.
NIFEDIPIN
Aspek Informasi Obat Pustaka
Indikasi Pengobatan angina vasospastik (Prinzmetal atau varian), angina stabil kronis, hipertensi (hanya tablet A to Z Drug
lepas lambung). Facts
Dosis Dewasa : Drug
Hipertensi: Oral: Awal: 10 mg 3 kali / hari sebagai kapsul atau 30 mg satu kali sehari sebagai Information
pelepasan berkelanjutan Handbook
Dosis biasa: 10-30 mg 3 kali / hari sebagai kapsul atau 30-60 mg sekali sehari sebagai pelepasan 17th
berkelanjutan
Dosis Maksimum: 120-180 mg / hari
Catatan: Penyesuaian formulasi pelepasan berkelanjutan harus dilakukan pada interval 7 hingga 14
hari; Catatan: Ketika beralih dari rilis langsung ke formulasi rilis berkelanjutan, dosis harian total akan
mulai sama
Efek Samping > 10%: Cardiovascular: Flushing (10% hingga 25%), edema perifer (dosis terkait 7% hingga 10%; Drug
hingga 50%). Sistem saraf pusat: Pusing / kepala terasa ringan / pusing (10% hingga 27%), sakit kepala Information
(10% hingga 23%). Gastrointestinal: Mual / mulas (10% hingga 11%). Neuromuskular & skeletal: Handbook 17th
Kelemahan (10% hingga 12%)
Kontra Sindrom sakit sinus; blok AV tingkat kedua atau ketiga, kecuali dengan alat pacu jantung yang A to Z Drug
Indikasi
berfungsi. Facts
Perhatian Kehamilan: Kategori C. A to Z Drug
Laktasi: Diekskresikan dalam ASI dalam jumlah kecil. Anak: Keamanan dan kemanjuran tidak
Facts
ditentukan. Dewasa: Mungkin mengalami efek hipotensi yang lebih besar.
AMLODIPIN
Aspek Informasi Obat Pustaka
Indikasi Pengobatan hipertensi; pengobatan angina stabil kronik simtomatik, angina vasospastik Drug
(Prinzmetal) (dikonfirmasi atau dicurigai); pencegahan rawat inap karena angina Information
dengan CAD yang didokumentasikan (terbatas pada pasien tanpa gagal jantung atau Handbook 17th
fraksi ejeksi <40%).
Dosis Dewasa: Drug
Hipertensi: Oral: Dosis awal: 5 mg sekali sehari; Dosis maksimum: 10 mg sekali sehari. Information
Secara umum, titrasi dalam 2,5 mg bertahap selama 7-14 hari. Kisaran dosis biasa Handbook
(JNC 7): 2,5-10 mg sekali sehari. 17th

Efek Samping > 10%: Kardiovaskular: Edema perifer (2% hingga 15% dosis terkait) Drug
1% hingga 10%: Kardiovaskular: Flushing (1% hingga 3%), palpitasi (1% hingga 4%). Information
Sistem saraf pusat: Sakit kepala (7%; mirip dengan plasebo 8%), pusing (1% hingga Handbook
3%), kelelahan (4%), somnolen (1% hingga 2%). Dermatologic: Ruam (1% hingga 17th
2%), pruritus (1% hingga 2%).
Kontra Indikasi Hipersensitivitas terhadap amlodipine atau komponen formulasi. Drug
Information
Handbook 17th
Perhatian Stenosis aorta: Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan stenosis aorta berat. Drug
Gangguan hati: Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan gangguan hati; mungkin Information
memerlukan dosis awal yang lebih rendah. Stenosis subaortik hipertropi idiopatik Handbook 17th
(IHSS): Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan IHSS.
NIKARDIPIN
Aspek Informasi Obat Pustaka
Indikasi Angina stabil kronik (hanya produk yang dilepaskan langsung); manajemen hipertensi (rilis Drug
segera dan berkelanjutan); parenteral hanya untuk penggunaan jangka pendek ketika pengobatan Information
oral tidak layak Handbook 17th
Dosis Hipertensi: Oral : Drug
Lepas segera: Awal: 20 mg 3 kali / hari; biasa: 20-40 mg 3 kali / hari (memungkinkan 3 hari Information
antara peningkatan dosis). Lepas Lambat: Awal: 30 mg dua kali sehari, titrasi hingga 60 mg dua Handbook 17th
kali sehari.
Catatan: Dosis total harian: produk lepas segera mungkin tidak secara otomatis setara dengan
dosis dosis lepas lambat dalam sehari-hari; sehingga hati-hati dalam mengkonversi.
Hipertensi akut: I.V : Awal: 5 mg / jam meningkat 2,5 mg / jam setiap 15 menit hingga
maksimum 15 mg / jam; pertimbangkan pengurangan hingga 3 mg / jam setelah respons tercapai.
Pantau dan titrasi ke dosis terendah yang diperlukan untuk mempertahankan tekanan darah yang
stabil.
Pergantian untuk terapi oral (perkiraan setara):
- 20 mg setiap 8 jam oral, setara dengan 0,5 mg / jam. I.V. Infus
- 30 mg setiap 8 jam oral, setara dengan 1,2 mg / jam. I.V. infus
- 40 mg setiap 8 jam oral, setara dengan 2,2 mg / jam I.V. infusi
LANJUTAN…
Aspek Informasi Obat Pustaka

Efek Samping Kardiovaskular: Flushing (6% hingga 10%), edema perifer (terkait dengan dosis; 6% hingga 8%), Drug
hipotensi (IV 6%), peningkatan angina (dosis terkait; 6%), palpitasi (3% hingga 4% ), takikardia Information
(1% hingga 4%), vasodilatasi (1% hingga 5%) Handbook
Gastrointestinal: Mual (2% hingga 5%), muntah (I.V. 5%), dispepsia (oral 2%), nyeri perut (I.V. 17th
1%), mulut kering (1%)

Kontra Indikasi Hipersensitivitas terhadap nikardipin atau komponen formulasi apa pun; stenosis aorta lanjut. Drug
Information
Handbook 17th

Perhatian Kehamilan: Kategori C. Pertimbangan Kehamilan atas Crosses plasenta : dapat menunjukkan efek Drug
tokolitik. Ibu Menyusui : tidak dianjurkan. Gagal jantung (HF): Gunakan dengan hati-hati pada Information
pasien dengan gagal jantung. Penggunaan pada pasien dengan disfungsi ventrikel kiri yang berat, Handbook 17th
terutama dengan beta blokade secara bersamaan, mungkin mengalami gejala HF yang memburuk
karena efek inotropik negatif ringan dari nicardipine. Gangguan hati: Gunakan dengan hati-hati pada
pasien dengan gangguan hati; mungkin memerlukan dosis awal yang lebih rendah. Hipertensi Portal:
Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan hipertensi portal, dapat menyebabkan peningkatan
gradien tekanan hati. Kerusakan ginjal: Meningkatkan dosis dengan hati-hati pada pasien dengan
gangguan ginjal karena pembersihan nicardipine berkurang pada populasi ini.
VASODILATOR

• Efek antihipertensi dari hidralazin dan minoksidil disebabkan oleh


relaksasi langsung otot polos arteriolar tetapi tidak menyebabkan
vasodilasi ke pembuluh darah vena. Kedua obat juga menyebabkan
penurunan tekanan perfusi yang kuat yang mengaktifkan refleks
baroreseptor. Pengaktifan dari baroreseptor menyebabkan
meningkatnya aliran simpatetik, sehingga meningkatkan denyut
jantung, curah jantung, dan pelepasan rennin. Akibatnya terbentuk
takifilaksis, efek hipotensi akan hilang dengan pemakaian seterusnya.
Efek ini dapat diatasi dengan penggunaan penyekat beta bersamaan
(Depkes RI, 2006).
Natrium
Nitroprosid

Isosorbid
Golongan nitrat
Dinitrat

Nitrogliserin

Vasodilator
Golongan PCO
(Potassium Minoksidil
Chanel Opened)

Golongan
Hidralazin HCl
Hidralazin
GOLONGAN NITRAT
NATRIUM NITROPROSID
Aspek InformasiObat Pustaka
Melemaskan otot polos pembuluh darah dan melebarkan vena dan Ato Z Drug
Mekanisme
arteri perifer Facts
Pengurangan tekanan darah segera dalam krisis hipertensi; produksi
hipotensi terkontrol untuk mengurangi perdarahan selama operasi; Ato Z Drug
Indikasi
untuk gagal jantung kongestif akut. unlabeled use (s): Telah Facts
digunakan sendiri atau dengan dopamine pada infark miokard akut
 Keadaan darurat hipertensi, melalui infus intravena,
awalnya 0,5-1,5 mikrogram / kg / menit, kemudian
meningkat dalam langkah 500 nanogram / kg / menit
Dosis setiap 5 menit dalam kisaran 0,5–8 mikrogram / kg / BNF 61 :110
menit (dosis rendah jika sudah menerima antihipertensi
lainnya);berhenti jika respons tidak memuaskan
maks. dosis dalam 10 menit
Pengobatan hipertensi kompensasi, di mana lesi hemodinamik primer
adalah koarktasio aorta atau shunting arteriovenosa; untuk
menghasilkan hipotensi selama operasi pada pasien dengan sirkulasi
Ato Z Drug
Kontraindikasi otak yang tidak memadai atau pada pasien yang hampir meninggal
Facts
(A.S.A. Kelas 5E) datang ke operasi darurat; pasien dengan atrofi optik
kongenital (Leber) atau dengan ambliopia tembakau; CHF akut terkait
dengan penurunan resistensi pembuluh darah perifer.
berkait dengan pengurangan cepat di
tekanan darah (mengurangi tingkat infus): sakit kepala, pusing,
EfekSamping mual, muntah, sakit perut, keringat, BNF 61 :110
palpitasi, kecemasan, ketidaknyamanan retrosternal; kadang
mengurangi jumlah trombosit, flebitis sementara akut

hipotiroidisme, hiponatremia, iskemik


penyakit jantung, gangguan sirkulasi serebral, lansia;
hipotermia; monitor tekanan darah dan sianida darah
Perhatian konsentrasi dan jika perawatan melebihi 3 hari, juga BNF 61 :110

konsentrasi darah-tiosianat; hindari tiba-tiba penarikan —


Nitrogliserin
Aspek InformasiObat Pustaka
Ato Z Drug
Mekanisme Relaksasi otot polos pembuluh darah vena dan arteri
Facts
Pengobatan angina akut (SL, translingual, IV, transmucosal); prophylaxis of angina (SL, transmucosal, translingual, pelepasan
berkelanjutan, transdermal, topikal); kontrol tekanan darah pada hipertensi perioperatif atau intraoperatif (IV); CHF terkait dengan Ato Z Drug
Indikasi
MI (IV). unlabeled use (s): Mengurangi beban kerja jantung pada pasien dengan MI dan refraktori CHF (SL, topikal, oral, IV); Facts
pengobatan ajuvan penyakit Raynaud (topikal); pengobatan krisis hipertensi (IV).
Hipertensi perioperative DEWASA IV 5 mcg / mnt menggunakan administrasi vena nonperipheral vena (PVCP) IV yang ditetapkan
awalnya; titrasi ke respon.
Angina DEWASA SL 0,15 hingga 0,6 mg dilarutkan di bawah lidah atau di kantong bukal pada tanda pertama serangan angina akut;
ulangi q 5 mnt (jangan melebihi 3 tablet dalam 15 menit). Translingual 1 hingga 2 semprotan ke atau di bawah lidah pada serangan
serangan pertama. Transmucosal 1 mg setiap 3 hingga 5 jam selama jam bangun; tablet ditempatkan di antara bibir atau pipi dan Ato Z Drug
Dosis
permen karet. PO 2,5 atau 2,6 mg (bentuk pelepasan berkelanjutan) tid untuk qid awalnya; titrasi ke respon. Transdermal 0,2-0,4 mg Facts
/ jam patch awalnya diterapkan sekali sehari; titrasi dosis untuk respon. Topikal 1 hingga 2 inci q 8 jam hingga 4 hingga 5 inci
tersebar di area 3 x 4 inci dan tutup dengan bungkus plastik untuk mencegah pewarnaan pakaian atau aplikasi q 4 jam. Biarkan
periode bebas nitrat 10 hingga 12 jam / hari. Angina refraktori, CHF MI Sekunder hingga AkutOrang dewasa IV 5 mcg / menit
awalnya; titrasi menurut pembacaan hemodinamik (tekanan darah, denyut jantung, tekanan baji kapiler pulmonal).
Hipersensitivitas terhadap nitrat; anemia berat; glaukoma sudut tertutup; hipotensi ortostatik; MI awal; perikarditis atau tamponade
Kontraindik Ato Z Drug
perikardial; trauma kepala atau pendarahan otak; alergi terhadap perekat (transdermal); hipotensi atau hipovolemia yang tidak
asi Facts
dikoreksi (IV); peningkatan tekanan intrakranial atau penurunan perfusi serebral (IV).
Alkohol: Hipotensi berat dan kolaps kardiovaskular dapat terjadi. Calcium channel blockers: Hipotensi ortostatik simtomatik dapat
Ato Z Drug
Indikasi terjadi. Dihydroergotamine: Dapat meningkatkan tekanan darah sistolik dan menurunkan efek antiangina. Heparin: Dapat
Facts
menurunkan efek antikoagulan bila digunakan bersama dengan nitrogliserin IV.
Kardiovaskular: Hipotensi (4%), hipotensi postural, crescendo angina (2%), takikardia, kemerahan, edema perifer; Sistem saraf
pusat: Sakit kepala (paling sering; 50% hingga 63%), kepala terasa ringan (6%), sinkop (4%), pusing; Gastrointestinal: Mual,
EfekSampin DIH 17th
muntah, inkontinensia usus, xerostomia; Genitourinary: Inkontinensia urin; Mata: Penglihatan kabur; Miscellaneous: Diaphoresis
g edition
<1% (Terbatas untuk penting atau mengancam jiwa): Reaksi alergi, aplikasi iritasi situs (patch), kolaps kardiovaskular, dermatitis
GOLONGAN PCO (POTASSIUM CHANEL OPENED)
MINOKSIDIL
Aspek InformasiObat Pustaka
Langsung melebarkan otot polos vaskular dengan mekanisme yang mungkin terkait dengan blokade ambilan kalsium atau
stimulasi pelepasan katekolamin; mengurangi peningkatan TD sistolik dan diastolik dengan menurunkan resistensi arteriolar
Ato Z Drug
Mekanisme perifer; riggers simpatis, mekanisme penghambatan vagal dan homeostatik ginjal termasuk peningkatan pelepasan renin, yang
Facts
menghasilkan peningkatan cardiac rate dan output dan retensi cairan; merangsang pertumbuhan rambut dengan mekanisme yang
tidak diketahui tetapi kemungkinan terkait dengan aksi vasodilatasi arteri.
Bentuk oral: Manajemen hipertensi berat yang terkait dengan kerusakan organ target pada pasien yang gagal merespon dosis
Ato Z Drug
Indikasi maksimum dari agen antihipertensi lainnya. Bentuk topikal: Pengobatan alopesia androgenik. Penggunaan tidak berlabel: Bentuk
Facts
topikal: Pengobatan alopecia areata
Depkes RI,
Dosis 10-40 mg/hari. 1 atau dua hari 2006
 
Kontraindika Ato Z Drug
Pheochromocytoma; MI akut; membedah aneurisma aorta
si Facts
Guanethidine: Dapat menyebabkan efek hipotensif ortostatik yang mendalam; hentikan pemberian guanethidine sebelum terapi
Ato Z Drug
Interaksi minoxidil. Kortikosteroid atau retinoid topikal, petrolatum: Dapat meningkatkan penyerapan obat kulit dari minoxidil yang
Facts
diaplikasikan secara topikal.
CV: Bentuk topikal: Edema; sakit dada; Perubahan BP; palpitasi; perubahan tingkat eart. Bentuk sistemik: Takikardia; busung;
efusi perikardial yang mengarah ke tamponade; angina; perubahan gelombang T; rebound hipertensi setelah penarikan. CNS:
Bentuk sistemik: Sakit kepala; kelelahan. CNS: Bentuk topikal: Sakit kepala; pusing; pingsan. DERM: Bentuk topikal: Dermatitis Ato Z Drug
EfekSamping
iritasi atau alergi; eksim; eritema lokal; pruritus; kulit kepala kering; eksaserbasi rambut rontok; alopecia. Bentuk sistemik dan Facts
topikal: Hypertrichosis. GI: Diare; mual; muntah. HEMA: Bentuk sistemik: Hct, Hb, dan jumlah RBC mungkin jatuh tetapi
kembali ke normal. LAINNYA: Bentuk sistemik: Menggelapkan kulit.
Kehamilan: Kategori C. Laktasi: Diekskresikan dalam ASI. Secara umum, keperawatan tidak boleh dilakukan. Anak-anak:
Keamanan dan kemanjuran tidak ditentukan. Kulit kepala abnormal: Penggunaan bentuk obat topikal dapat menyebabkan
peningkatan penyerapan dan efek sistemik; hindari penggunaan pada kulit kepala dengan integritas menurun. Perubahan EKG:
Perubahan gelombang T dapat terjadi; signifikansi tidak diketahui. Ketidakseimbangan cairan / elektrolit: Retensi natrium dan air
Ato Z Drug
GOLONGAN HIDRALAZIN
HIDRALAZIN HCL
Aspek InformasiObat Pustaka
Mekanism Secara langsung melemaskan otot polos pembuluh darah untuk menyebabkan vasodilatasi perifer, Ato Z Drug
e menurunkan tekanan darah arteri dan resistensi pembuluh darah perifer. Facts
Pengobatan hipertensi esensial (bentuk oral). Pengobatan hipertensi esensial berat (bentuk parenteral).
Ato Z Drug
Indikasi Penggunaan tidak berlabel: Pengurangan kelebihan beban dalam pengobatan CHF, insufisiensi aorta
Facts
berat, dan setelah penggantian katup.
Depkes RI,
Dosis 20-100 mg/ hari. 2 atau 4 hari
2006
Kontrain Ato Z Drug
Penyakit arteri koroner; penyakit jantung reumatik valvular.
dikasi Facts
Beta-blocker: Dapat meningkatkan efek hydralazine atau efek beta-blocker. NSAID: Efek hydralazine Ato Z Drug
Interaksi
mungkin menurun Facts
CV: Palpitasi; takikardia; kejang jantung; busung. CNS: Sakit kepala; neuritis perifer dengan
parestesi, mati rasa dan kesemutan; pusing; tremor; depresi; disorientasi; kegelisahan. EENT:
EfekSamp Lacrimation; konjungtivitis. GI: Anorexia; mual; muntah; diare; sembelit. HEMA: Diskrasia darah; Ato Z Drug
ing penurunan hemoglobin; penurunan RBC; leukopenia; agranulositosis. LAINNYA: Hipersensitivitas Facts
(misalnya, ruam, urtikaria, pruritus, demam, menggigil, artralgia, eosinofilia); lupus eritematosus
sistemik
Kehamilan: Kategori C. Laktasi: Diekskresikan dalam ASI. Anak-anak: Keamanan dan kemanjuran
belum ditetapkan oleh uji klinis terkontrol, tetapi ada pengalaman dengan penggunaannya. Lupus
erythematosus: Obat dapat menghasilkan gambaran klinis yang mirip dengan lupus eritematosus
DIURETIK
A.
SPIRONOLAKTON
Komposisi Spirolakton 100 mg
Indikasi Pengobatan pra operasi jangka pendek terhadap hiperaldosteronisme primer; terapi pemeliharaan
jangka panjang untuk hiperaldosteronisme idiopatik; pengelolaan kondisi edematous pada CHF,
sirosis hati dan sindrom nefrotik; manajemen hipertensi esensial; pengobatan hipokalemia.
Kontaindikasi Hipersensitivitas terhadap spironolactone atau komponen formulasi; anuria; insufisiensi ginjal
akut; gangguan fungsi ekskresi ginjal yang signifikan; hiperkalemia; kehamilan (hipertensi yang
diinduksi kehamilan - per ahli analisis)
Dosis Essential Hipertensi
DEWASA: PO 50 hingga 100 mg / hari dalam dosis tunggal atau terbagi. ANAK-ANAK: PO 1
hingga 2 mg / kg.
Hipokalemia Diuretik-Diinduksi
DEWASA: PO 25 hingga 100 mg / hari bila pemberian kalium oral atau rejimen pengatur kalium
lainnya tidak tepat.
Efek Samping gangguan gastro-intestinal, hepatotoksisitas, sakit kepala, kebingungan, mengantuk, pusing;
gynaecomastia, tumor payudara jinak, nyeri payudara, gangguan menstruasi, sindrom Stevens-
Johnson
Peringatan Kehamilan: Kategori D. Laktasi: Diekskresikan dalam ASI. Ketidakseimbangan elektrolit dan
peningkatan BUN: Hiperkalemia (serum potasium> 5,5 mEq / L), hiponatremia, hipokloremia.
Interaksi Inhibitor ACE: Dapat menyebabkan peningkatan kadar kalium serum yang tinggi. Glikosida
digitalis: Dapat menurunkan pembersihan digoxin, menghasilkan peningkatan kadar digoxin
serum dan toksisitas; dapat menipiskan aksi inotropik dari digoxin. Mitotane: Dapat menurunkan
respons terapetik terhadap mitotane. Persiapan kalium: Dapat meningkatkan kadar kalium serum,
kemungkinan menyebabkan aritmia jantung atau henti jantung. Jangan menggunakan preparat
kalium. Salisilat: Dapat menyebabkan penurunan efek diuretik
OBAT YANG MEMPENGARUHI
SISTEM RENIN-ANGIOTENSIN
1. INHIBITOR ANGIOTENSIN
CONVERTING ENZYME (ACE)
Angiotensin I converting enzyme (ACE) inhibitor adalah obat yang
digunakan untuk mengobati hipertensi dengan mencegah tubuh
membuat hormon angiotensin II, hormon ini menyebabkan pembuluh
darah menyempit, yang dapat menaikkan tekanan darah. ACE inhibitor
membiarkan pembuluh darah melebar dan membiarkan lebih banyak
darah mengalir ke jantung, sehingga menurunkan tekanan darah
MEKANISME KERJA
A. KAPTOPRIL
Komposisi Kaptopril tablet 12,5 mg; 25 mg; 50 mg
Indikasi Hipertensi ringan sampai sedang (sendiri atau dengan terapi tiazid) dan hipertensi berat yang resisten terhadap pengobatan lain;
gagal jantung kongestif (tambahan); setelah infark miokard; nefropati diabetik (mikroalbuminuri lebih dari 30 mg/hari) pada
diabetes tergantung insulin.
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap ACE Inhibitor, penyakit renovaskuler (pasti atau dugaan); stenosis aortik atau obstruksi keluarnya
darah dari jantung; kehamilan (lihat lampiran 4); porfiria.
Dosis Hipertensi
DEWASA: Dosis awal: PO 25 mg menawar hingga tid; kemudian secara bertahap meningkatkan q 1 hingga 2 minggu jika efek
yang memuaskan tidak tercapai. Dosis biasa: 25 hingga 150 mg tawaran untuk tid. Dosis biasa tidak melebihi 50 mg 3 kali
sehari. Dosis harian maksimum adalah 450 mg.
Hipertensi berat
ANAK-ANAK: PO 0,01–0,5 mg / kg / hari.
Efek Samping Hipotensi; pusing, sakit kepala, letih, astenia, mual (terkadang muntah), diare, (terkadang konstipasi), kram otot, batuk kering
yang persisten, gangguan kerongkongan, perubahan suara, perubahan pencecap (mungkin disertai dengan turunnya berat
badan), stomatitis, dispepsia, nyeri perut; gangguan ginjal; hiperkalemia; angiodema, urtikaria, ruam kulit (termasuk eritema
multiforme dan nekrolisis epidermal toksik), dan reaksi hipersensitivitas (lihat keterangan di bawah untuk kompleks gejala),
gangguan darah (termasuk trombositopenia, neutropenia, agranulositosis, dan anemia aplastik); gejala-gejala saluran nafas atas,
hiponatremia, takikardia, palpitasi, aritmia, infark miokard, dan strok (mungkin akibat hipotensi yang berat), nyeri punggung,
muka merah, sakit kuning (hepatoseluler atau kolestatik), pankreatitis, gangguan tidur, gelisah, perubahan suasana hati,
parestesia, impotensi, onikolisis, alopesia.
Peringatan Diuretika (lihat keterangan di atas); dosis pertama mungkin menyebabkan hipotensi terutama pada pasien yang menggunakan
diuretika, dengan diet rendah natrium, dengan dialisis, atau dehidrasi; penyakit vaskuler perifer atau aterosklerosis menyeluruh
karena risiko penyakit renovaskuler yang tidak bergejala; pantau fungsi ginjal sebelum dan selama pengobatan, dan kurangi
dosis pada gangguan ginjal; mungkin meningkatkan risiko agranulositosis pada penyakit vaskuler kolagen (disarankan hitung
jenis); reaksi anafilaktoid (lihat keterangan di bawah); menyusui; mungkin menguatkan efek hipoglikemi insulin atau
antidiabetik oral.
Interaksi Allopurinol: Risiko hipersensitivitas yang lebih besar dengan pemberian bersama. Antasida: Dapat menurunkan bioavailabilitas
kaptopril. Capsaicin: Batuk bisa memburuk. Digoxin: Meningkatkan level digoxin. Makanan: Mengurangi bioavailabilitas
B. LISINOPRIL
Komposisi Lisinopril 5 mg; 10 mg
Indikasi Hipertensi; gagal jantung simtomatik; pengobatan jangka pendek setelah miokard infark pada
pasien yang stabil secara hemodinamik; ginjal komplikasi diabetes mellitus
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap lisinopril atau komponen lain dari formulasi; angioedema terkait
dengan pengobatan sebelumnya dengan inhibitor ACE; pasien dengan angioedema idiopatik
atau herediter
Dosis Hipertensi
DEWASA: PO Dosis awal: 10 mg qd. Perawatan: 20 hingga 40 mg / hari; dapat
menambahkan diuretik jika diperlukan dan mengurangi dosis.
Efek Samping CV: Nyeri dada; hipotensi; hipotensi ortostatik. CNS: Sakit kepala; pusing; kelelahan.
DERM: Rash; pruritus. GI: Mual; muntah; diare. HEMA: Penurunan kecil pada hemoglobin
dan hematokrit; neutropenia; depresi sumsum tulang; eosinofilia. META: Hiperkalemia;
hiponatremia. RESP: Batuk (terutama pada wanita); gejala pernapasan atas; dyspnea.
LAINNYA: Asthenia; angioedema.
Peringatan Kehamilan: Kategori D (trimester kedua dan ketiga); Kategori C (trimester pertama). Dapat
menyebabkan cedera atau kematian janin jika digunakan selama trimester kedua atau ketiga.
Laktasi: Belum ditentukan. Hindari penggunaan pada wanita menyusui jika memungkinkan.
Anak-anak: Keamanan dan kemanjuran tidak ditentukan.
Interaksi Allopurinol: risiko hipersensitivitas yang lebih besar mungkin dengan pemberian bersama.
Antasida: bioavailabilitas Lisinopril mungkin menurun. Waktu administrasi terpisah selama 1
hingga 2 jam. Capsaicin: Batuk bisa memburuk. Digoxin: Dapat meningkatkan level digoxin
plasma. Indomethacin: Mengurangi efek hipotensi, terutama pada pasien hipertensi rendah
renin atau volume yang bergantung. Lithium: Peningkatan kadar lithium dan gejala toksisitas
lithium. Diuretik hemat kalium, preparat kalium: Dapat meningkatkan kadar kalium serum.
Fenotiazin: Dapat meningkatkan efek farmakologi dari fenotiazin.
2. ANTAGOMIS RESEPTOR
ANGIOTENSIN II
Sifatnya mirip dengan penghambat ACE, tetapi obat golongan ini tidak
menghambat pemecahan bradikinin dan kinin-kinin lainnya, sehingga
tidak menimbulkan batuk kering persisten yang biasanya mengganggu
terapi dengan penghambat ACE. Karena itu, obat golongan ini
merupakan alternatif yang berguna untuk pasien yang harus
menghentikan penghambat ACE akibat batuk yang persisten. Antagonis
reseptor angiotensin II digunakan sebagai alternatif dari penghambat
ACE dalam tatalaksana gagal jantung atau nefropati akibat diabetes.
Komposisi Atacand 4 mg; 8 mg; 16 mg; 32 mg
Indikasi hipertensi; gagal jantung dengan gangguan fungsi sistolik ventrikel kiri dalam hubungannya
dengan
inhibitor ACE, atau ketika ACE inhibitor tidak ditoleransi
Kontraindikasi Cholestasis
Dosis Hipertensi, awalnya 8 mg (volume intravaskular penipisan 4 mg) satu kali sehari, meningkat
jika perlu pada
interval 4 minggu hingga maks. 32 mg satu kali sehari;
dosis pemeliharaan 8 mg sekali sehari
Efek Samping CNS: Sakit kepala; pusing; kelelahan. EENT: Rhinitis; radang dlm selaput lendir; faringitis. GI:
Mual; sakit perut; diare; muntah. PERNAPASAN: Infeksi saluran pernapasan atas; bronkitis;
batuk. LAINNYA: Nyeri punggung; sakit dada; busung; arthralgia; albuminuria.
Peringatan Kehamilan: Kategori D (trimester kedua dan ketiga); Kategori C (trimester pertama). Dapat
menyebabkan cedera atau kematian janin jika digunakan selama trimester kedua atau ketiga.
Laktasi: Belum ditentukan. ANAK: Keamanan dan kemanjuran tidak ditentukan. Gangguan
fungsi ginjal: Gunakan hati-hati dalam mengobati pasien yang fungsi ginjalnya mungkin
tergantung pada aktivitas sistem renin-angiotensin-aldosteron (misalnya, pasien dengan CHF
berat).
Interaksi Lithium: Konsentrasi plasma dapat ditingkatkan oleh candesartan, menghasilkan peningkatan
efek farmakologis dan efek samping lithium.
OBAT YANG MEMPENGARUHI
CURAH JANTUNG
PENGHAMBAT ADRENORESEPTOR
Β ( Β -BLOKER)
• Beta-blocker (penyekat beta) adalah salah satu obat yang digunakan
untuk mengobati hipertensi, nyeri dada, dan detak jantung yang tidak
teratur, dan membantu mencegah serangan jantung berikutnya.
Penyekat beta bekerja dengan memblok efek adrenalin pada berbagai
bagian tubuh
CONTOH OBAT GOLONGAN BETA-
BLOCKER
Aspek Informasi Obat
Nama obat Propranolol

Blok reseptor beta, terutama mempengaruhi sistem kardiovaskular (penurunan detak jantung,
Mekanisme kerja penurunan kontraktilitas jantung dan penurunan tekanan darah) dan paru-paru (meningkatkan
bronkospasme).

Pengobatan hipertensi; kejang jantung; stenosis subaortik hipertrofik; MI; pheochromocytoma;


Indikasi
profilaksis migrain; tremor esensial; beberapa aritmia ventrikel dan supraventrikular.

Hipertensi: DEWASA: oral Dosis awal: 40 mg pada awalnya atau 80 mg sustained-release /


hari; titrasi ke respon. Perawatan: 120 hingga 240 mg / hari dalam 2-3 dosis terbagi atau 120
Dosis hingga 160 mg / hari sustained-release. Jangan melebihi 640 mg / hari. ANAK-ANAK: oral
0,5 mg / kg dua kali sehari; titrasi empat kali sehari 3 hingga 5 hari untuk dosis maksimum 1
mg / kg bid.

Hipersensitivitas terhadap beta-blocker; lebih besar dari blok jantung tingkat pertama; CHF
kecuali sekunder untuk tachyarrhythmia atau hipertensi yang tidak diobati dapat diobati
Kontraindikasi dengan beta-blocker; gagal jantung yang jelas; sinus bradikardia; serangan jantung; asma
bronkial yang tidak diobati atau bronkospasme, termasuk COPD berat.

CV: Bradycardia; hipotensi; CHF; blok atrioventrikular (AV); angina yang memburuk; edema;
Efek Samping iskemia perifer. CNS: Depresi; kelelahan; kelesuan; gangguan tidur ;. mimpi aneh; kehilangan
ingatan jangka pendek; pusing. DERM: radang; pruritus.

Kehamilan: Kategori C. Laktasi: Diekskresikan dalam ASI. Anak-anak: Keamanan dan


Perhatian keefektifan tidak ditentukan. Penggunaan IV tidak dianjurkan. penghentian tiba-tiba:
Aspek Informasi Obat
Nama obat Atenolol
Memblokir reseptor beta, terutama mempengaruhi jantung (kecepatan lambat),
Mekanisme kerja sistem vaskular (menurunkan tekanan darah) dan, pada tingkat yang lebih
rendah, paru-paru (mengurangi fungsi).

Pengobatan hipertensi (digunakan sendiri atau dalam kombinasi dengan obat


Indikasi lain), angina pectoris akibat aterosklerosis koroner, MI akut

Dosis Hipertensi: Dewasa: PO 50 sampai 100 mg/hari.


Hipersensitivitas terhadap beta-blocker; sinus bradikardia; lebih besar dari blok
Kontraindikasi jantung tingkat pertama; CHF kecuali sekunder untuk takiaritmia dapat diobati
dengan beta-blocker; gagal jantung yang jelas; serangan jantung.

CV: Hipotensi; bradikardia; CHF; blok jantung tingkat kedua atau ketiga. CNS:
Insomnia; kelelahan; pusing; depresi; lesu; kantuk; bicara cadel. DERM: ruam;
Efek Samping gatal-gatal; demam; alopecia. EENT: Mata kering; penglihatan kabur; tinnitus;
mulut kering; sakit tenggorokan. GI: Mual; muntah; diare. GU: Impotensi;
buang air kecil yang menyakitkan, sulit atau sering

Kehamilan: Kategori C. Laktasi: Diekskresikan dalam ASI. Anak-anak:


Keamanan tidak ditetapkan. Anafilaksis: Kematian telah terjadi; terapi agresif
Perhatian mungkin diperlukan. CHF: Beri perhatian dengan hati-hati pada pasien dengan
CHF yang dikendalikan oleh digitalis dan diuretik.
Aspek Informasi Obat
Nama obat Acebutolol
Memblok reseptor beta, terutama mempengaruhi jantung (kecepatan lambat), otot vaskular
Mekanisme kerja (menurunkan tekanan darah) dan paru-paru (mengurangi fungsi).

Indikasi Manajemen hipertensi dan kontraksi ventrikel prematur.

Hipertensi. DEWASA: PO 400 mg qd awalnya dalam dosis tunggal atau terbagi; Rentang respons
Dosis biasa adalah 200 hingga 1200 mg / hari. PASIEN USIA LANJUT: Mungkin memerlukan dosis
pemeliharaan yang lebih rendah. Jangan melebihi 800 mg qd.
Hipersensitivitas terhadap beta-blocker; bradikardia persisten berat; lebih besar dari blok jantung
Kontraindikasi tingkat pertama; CHF, kecuali sekunder untuk takiaritmia dapat diobati dengan beta-blocker; gagal
jantung yang jelas; sinus bradikardia; serangan jantung

CV: Hipotensi; bradikardia; CHF; blok jantung. RESP: Bronkospasme; dyspnea; mengi. CNS:
Insomnia; kelelahan; pusing; depresi; lesu; kantuk. EENT: Mata kering; penglihatan kabur; tinnitus;
bicara cadel; sakit tenggorokan. GI: Mual; muntah; diare; mulut kering. GU: Impotensi; buang air
Efek Samping kecil yang menyakitkan, sulit atau sering. HEMA: Agranulositosis; purpura trombositopenia. DERM:
Ruam; gatal-gatal; demam; alopecia. LAINNYA: Perubahan berat badan; pembengkakan wajah;
kelemahan otot.

Kehamilan: Kategori B. Laktasi: Diekskresikan dalam ASI. Penarikan tiba-tiba: Terkait dengan efek
samping; secara bertahap mengurangi dosis lebih dari 1 hingga 2 minggu. Anafilaksis: Reaksi serius
Perhatian dapat terjadi; terapi agresif mungkin diperlukan. CHF: Beri perhatian dengan hati-hati pada pasien
yang menggunakan digitalis dan diuretik untuk CHF.
GOLONGAN Α2 SENTRAL

• Obat obatan α2 sentral menurunkan tekanan darah terutama dengan


merangsang reseptor α2 adrenergic di otak. Perangsangan ini
menurunkan aliran simpatetik dari pusat vasomotor di otak dan
meningkatkan tonus vagal. Penurunan aktivitas simpatetik, bersamaan
dengan meningkatnya aktivitas parasimpatetik, dapat menurunkan
denyut jantung, cardiac output, total peripheral resistance, aktifitas
plasma rennin, dan reflex baroreseptor. Klonidin sering digunakan
untuk hipertensi yang resistan, dan metildopa adalah obat lini pertama
untuk hipertensi pada kehamilan.
CONTOH OBAT GOLONGAN Α2 SENTRAL
Aspek Informasi Obat
Nama obat Guanfacine

Merangsang reseptor alpha2-adrenergik sentral, dengan penurunan aliran simpatis,


Mekanisme kerja menyebabkan penurunan resistensi pembuluh darah perifer dan penurunan denyut jantung.

Indikasi Pengobatan hipertensi

DEWASA: PO 1 mg setiap hari sebelum tidur; dapat meningkat secara bertahap hingga 3
Dosis mg setiap hari.

Kontraindikasi Pertimbangan standar

CV: Nyeri dada; bradikardia; palpitasi. CNS: Somnolen; kantuk; pusing; sakit kepala;
gangguan tidur; insomnia; kebingungan; depresi. DERM: Dermatitis; pruritus; berkeringat.
EENT: Konjungtivitis; gangguan visual; tinnitus; rhinitis; perasa rasa. GI: Mulut kering;
Efek Samping sembelit; diare; mual; ketidaknyamanan perut; dyspnea. GU: Inkontinensia urin; gangguan
testis; penurunan libido; ketidakmampuan. LAINNYA: Parestesia; paresis; keram kaki;
hipokinesia

Kehamilan: Kategori B. Laktasi: Diekskresikan dalam ASI. Anak-anak: Keamanan dan


kemanjuran pada anak-anak <12 tahun tidak terbentuk. Pasien risiko khusus: Gunakan
Perhatian dengan hati-hati pada pasien dengan insufisiensi koroner berat, MI baru-baru ini, penyakit
serebrovaskular atau ginjal kronis atau gangguan hati. Sedasi: Terjadi pada sebagian besar
pasien.
Aspek Informasi Obat
Nama obat Methyldopha
Menyebabkan stimulasi alfa-adrenergik sentral, yang menghambat pusat cardioaccelerator
Mekanisme kerja simpatik dan vasokonstriktor; mengurangi aktivitas renin plasma

Indikasi Pengobatan hipertensi

Dewasa: 250 mg PO bid sampai tid dalam 48 jam pertama, kemudian 500 mg sampai 2 g / hari
dalam 2 sampai 4 dosis terbagi. Sesuaikan dosis pada interval tidak kurang dari 2 hari sampai
respons yang memadai tercapai. IV 250 hingga 500 mg q 6 jam per minggu (maks, 1 g q 6 jam).
Dosis Anak-anak: PO 10 mg / kg / hari dalam 2 hingga 4 dosis (maks, 65 mg / kg / hari atau 3 g / hari,
mana yang lebih sedikit). IV 20 hingga 40 mg / kg / hari dalam dosis terbagi setiap 6 jam (maks,
65 mg / kg / hari atau 3 g / hari, mana yang lebih sedikit).

Penyakit hati aktif atau penyakit hati sebelumnya yang terkait dengan terapi methyldopa;
Kontraindikasi pemberian bersama dengan inhibitor MAO.

CARDIOVASCULAR: Bradycardia; hiperaktivitas sinus karotis yang berkepanjangan;


Efek Samping kejengkelan angina pektoris; CHF; respons pressor paradoksal dengan penggunaan

Kehamilan: Kategori B (methyldopa. Laktasi: Diekskresikan dalam ASI. Anak-anak: Beri dosis
individual. Lansia: Sinkop pada pasien yang lebih tua mungkin berhubungan dengan peningkatan
Perhatian kepekaan dan penyakit pembuluh darah arteriosklerotik lanjut. Dapat dihindari dengan dosis yang
lebih rendah. Gangguan fungsi hati / ginjal: Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan
disfungsi hati atau ginjal. Penggunaan.
Aspek Informasi Obat
Nama obat Clonidine
Merangsang reseptor alpha-adrenergik sentral untuk menghambat
Mekanisme kerja cardioaccelerator simpatik dan pusat vasokonstriktor.
Penatalaksanaan hipertensi. Digunakan dalam kombinasi dengan opiat untuk
Indikasi penggunaan epidural untuk menghilangkan nyeri kanker.
DEWASA: Dosis awal: PO 0,1 mg bid; dosis pemeliharaan: meningkat dengan
penambahan 0,1-0,2 mg / hari sampai respon yang diinginkan tercapai
(maksimum 2,4 mg / hari dalam dosis terbagi). SL 0,2–0,4 mg / hari.
Dosis Transdermal 0,1 mg patch mingguan awalnya; titrasi untuk menentukan respon
terbaik. Dosis> dua 0,3 mg tambalan tidak meningkatkan efikasi. ANAK-ANAK:
PO 5–25 mcg / kg / hari dalam dosis terbagi diberikan q 6 jam; tingkatkan dosis
sesuai kebutuhan pada interval 5-7 hari.
Hipersensitivitas terhadap klonidin atau komponen lapisan perekat sistem
Kontraindikasi transdermal
CV: CHF; gejala ortostatik; palpitasi; takikardia; bradikardia. CNS: mengantuk;
pusing; sedasi; mimpi buruk; insomnia; gelisah atau agitasi; sakit kepala,
Efek Samping hipotensi (hanya epidural). DERM: Ruam; urtikaria; eritema (dengan bentuk
transdermal); reaksi kulit terlokalisasi sementara; pruritus.

Persalinan: Penggunaan klonidin epidural selama persalinan tidak diindikasikan.


Nyeri pasca operasi atau obstetri, pasca-partum atau peri-operatif. Risiko
Perhatian ketidakstabilan hemodinamik terutama hipotensi dan bradikardia mungkin tidak
dapat diterima pada pasien ini. Kehamilan: Kategori C. Laktasi: Diekskresikan
dalam ASI.
PENGHAMBAT SARAF
ADRENERGIK
Obat golongan ini bekerja dengan cara mencegah pelepasan
noradrenalin dari saraf adrenergik pasca ganglion. Obat-obat golongan
ini tidak mengendalikan tekanan darah pada posisi berbaring dan dapat
menyebabkan hipotensi postural. Karena itu, obat-obat ini sudah jarang
sekali digunakan, tetapi mungkin masih diperlukan bersama terapi lain
pada hipertensi yang resisten. Jarang digunakan pada anak-anak.
(Gunawan, 2001)
RESERPIN

• Indikasi:  hipertensi ringan sampai sedang.


• Peringatan: ulkus peptik; kolitis ulserativa; asma bronkial; kehamilan dan menyusui;
usia lanjut.
• Kontraindikasi: depresi; gagal ginjal berat.
• Efek Samping: depresi (sampai bunuh diri) akibat dosis yang terlalu tinggi; atau akibat
akumulasi dari penggunaan setiap hari untuk jangka waktu lama (waktu paruhnya 1-2
minggu); bronkospasme; eksaserbasi gagal jantung kongestif atau tercetusnya gagal
jantung yang laten; gejala-gejala ekstrapiramidal (parkinsonisme, diskinesia, distonia);
memburuknya ulkus peptikum; mengantuk di siang hari, gangguan tidur di malam hari,
mimpi buruk; berat badan naik (nafsu makan bertambah, retensi cairan); kongesti nasal;
dispepsia; kehilangan libido dan impotensi; menstruasi tidak teratur, amenorea,
galaktorea.
• Dosis: 0,05-0,10 mg sebagai obat lini kedua yang ditambahkan 1-2 minggu setelah
pemberian tiazid/diuretika sebagai obat lini pertama. Sebagai dosis awal dapat
digunakan 0,25 mg selama 1 minggu.
TUJUAN PENGOBATAN
HIPERTENSI
Tujuan umum pengobatan hipertensi adalah : Target nilai tekanan darah yang di
rekomendasikan dalam JNC VII, yaitu:
• Penurunan mortalitas dan morbiditas yang
berhubungan dengan hipertensi.
• Kebanyakan pasien <140/90 mm Hg
• Pasien dengan diabetes <130/80 mm
• Mortalitas dan morbiditas ini berhubungan dengan
kerusakan organ target (Misal: kejadian
Hg
kardiovaskular atau serebrovaskular, gagal jantung,
• Pasien dengan penyakit ginjal kronis
dan penyakit ginjal) <130/80 mm Hg
• Mengurangi resiko merupakan tujuan utama terapi
hipertensi, dan pilihan terapi obat dipengaruhi secara
bermakna oleh bukti yang menunjukkan
pengurangan resiko.

(Dinas kesehatan, 2006)


TERAPI NON FARMAKOLOGI

Diet rendah
lemak jenuh

Diet tinggi
serat Tidak merokok

Istirahhaat ccuukkup
up
Gagal
Jantung

Retinopati Penyakit 11
Komplikasi Hipertensi (iskemik Otak 6
jantung
optik (stroke)
neuropati ) iskemi

Ginjal
(ckd)

Anda mungkin juga menyukai