Anda di halaman 1dari 19

PEMAPARAN PROGRAM P2P

( PENGENDALIAN DAN
PENCEGAHAN PENYAKIT )

P U S K E S M A S PA D A S U K A TA H U N 2 0 2 0
SABTU, 12 SEPTEMBER 2020
PENGERTIAN P2P

Pengelolaan program pengendalian penyakit menular dan


tidak menular, surveilans epidemiologi dan imunisasi dengan
pendekatan secara sehat yang
memberikan prioritas pada upaya peningkatan
kesehatan pencegahan, pemberantasan, dan penyembuhan.
YANG TERMASUK PROGRAM P2P

1. TB Paru
2. HIV AIDS
3. Hepatitis
4. DBD
5. Filariasis
6. Rabies
7. Malaria
8. Kusta
9. Prambusia
10. Imunisasi
11. Diare
12. PTM
13. Surveilans Epidemiologi
TB PARU

APA ITU TB?


Tuberkulosis(TB)adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman TB(Mycobacterium Tuberculosis).

APA SAJA GEJALA TB ?


1. Batuk terus menerus selama 2 Minggu
2. Batuk bercampur darah
3. Sesek Nafas dan Nyeri dada
4. Nafsu Makan berkurang
5. Berat Badan menurun
6. Lemas
7. Demam/meriang berkepanjangan
8. Berkeringat di malam hari tanpa melakukan kegiatan
CARA PENULARAN TB

BAGAIMANA PENULARAN TB?


Kuman TB keluar di udara ketika pasien TB batuk,bersin atau
berbicara.
Kuman terhirup oleh orang lain melalui saluran pernapasan
menuju paru paru dan dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Jika daya tahan tubuh lemah,orang tersebut menjadi sakit TB.
Jika daya tahan tubuh kuat,orang tersebut tetap sehat.
Jumlah Kasus TB Yang Ada di Wilayah Puskesmas Padasuka Pada Tahun 2020 :
 Desa Padasuka
TB Anak : 1
TB Dewasa : 3
 Desa Girimukti
TB Anak : -
TB Dewasa : 5
 Desa Mulyasari
TB Anak : 2
TB Dewasa : 4
 Desa Sirnamulya
TB Anak : 2
TB Dewasa : 4
Jumlah Total Pasien TB pada tahun 2020 sebanyak 21 orang
Jumlah kesembuhan / Pengobatan lengkap sebanyak 6 orang
Jumlah orang terduga TBC yang dilakukan pemeriksaan penunjang dalam kurun waktu satu
tahun
Target : 306
Pencapaian : 56
Persentase : 18,30 %
DBD

1. Suspek Infeksi Dengue


Penderita demam tinggi mendadak tanpa sebab jelas selama 2-7
hari, disertai tanda-tanda pendarahan sekurang-kurangnya uji
tourniquet positif.
2. Demam Dengue
Demam disertai 2 atau lebih gejala penyerta seperti sakit kepala,
nyeri dibelakang bola mata, pegal, nyeri sendi, rash, dan manifestasi
pendarahan, leukosit < 5000/mm3, trombosit < 150.000 /mm3 dan
disertai peningkatan hematokrit 5 – 10 % atau pemeriksaan serologis
Ig M positif
Jumlah kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas Padasuka Pada
tahun 2020 sebanyak 9 orang
TEMPAT PERKEMBANGBIAKAN NYAMUK AEDES
TEMPAT PERKEMBANGBIAKAN NYAMUK AEDES
TEMPAT PENAMPUNGAN AIR
ALAMIAH
TEMPAT PERKEMBANGBIAKAN NYAMUK AEDES
TEMPAT PERKEMBANGBIAKAN NYAMUK AEDES

TEMPAT PENAMPUNGAN AIR UNTUK KEPERLUAN


SEHARI-HARI
DIARE
Keberhasilan pembangunan kesehatan khususnya di pelayanan kesehatan
tidak terlepas dari partisipasi dan peran aktif masyarakat dan swasta melalui
Upaya Kesehatan yang Bersumber Masyarakat (UKBM). Salah satu upaya
peran aktif  masyarakat dan keluarga adalah pos pelayanan terpadu  (Posyandu).
Upaya meningkatkan pelayanan peran kader dalam kegiatan posyandu
dilakukan melalui pembinaan dan pengawasan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi  diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan 
keaktifan kader posyandu dalam penanggulangan diare balita di wilayah kerja
Puskesmas Padasuka.

Capaian kasus diare tahun 2020 yang ada di wilayah puskesmas padasuka
sampai bulan september sebanyak 148 kasus.
Target kasus yang harus di capai pada tahun 2020 yaitu 448 kasus
ISPA
Pneumonia adalah suatu infeksi yang menyerang paru-paru, dan menyebabkan
penderitanya mengalami berbagai gejala, seperti sesak napas dan batuk-batuk. Pneumonia
sering disebut sebagai penyakit paru-paru basah dan umumnya muncul pada anak usia
balita.
Kasus pneumonia pada anak tingkat keparahannya bisa beragam, dari ringan hingga
berat. Sehingga, saat anak mengalami gejala yang mirip pneumonia, sebaiknya
diperiksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan efektif.

Penyebab pneumonia pada anak


Pneumonia pada anak dapat disebabkan oleh virus, bakteri, parasit, maupun jamur.
Namun pada kebanyakan kasus, infeksi yang terjadi disebabkan oleh
virus.Pneumonia seringkali diawali dengan munculnya gangguan pada saluran
pernapasan atas, yaitu hidung dan tenggorokan. Gejala awal seperti pilek dan sakit
tenggorokan akan muncul dalam dua hingga tiga hari, setelah infeksi terjadi.Gangguan
tersebut kemudian menyebar ke saluran pernapasan bawah, yaitu paru-paru. Di paru-paru,
kuman penyebab pneumonia kemudian mengakibatkan penumpukan carian, sel darah
putih, dan kotoran.Hal tersebut membuat saluran napas menjadi tersumbat, sehingga
paru-paru tidak dapat bekerja dengan baik.
Tanda dan gejala pneumonia pada balita:

1. Nafas cepat dan pendek-pendek


2. Ada tarikan dinding dada
3. Batuk berdahak
4. Nyeri dada
5. Nafsu makan berkurang
6. Tubuh lemas
7. Demam
CAPAIAN ISPA TAHUN 2020
Ispa bukan pneumonia :
- Kurang dari 1 th:
Laki-laki: 57
Perempuan: 59
- 1-5 Tahun
Laki-laki: 167
Perempuan: 181
- Lebih dari 5 tahun
Laki-laki : 588
Perempuan : 1110
 Pneumonia lebih dari 5 tahun
Laki-laki : 18
Perempuan : 13
 Pneumonia balita
24 orang
Target pneumonia pada balita adalah 65
Pencapaian : 24
DIBETES MELITUS (DM)
Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan ciri-ciri
berupa tingginya kadar gula (glukosa) darah. Glukosa merupakan
sumber energi utama bagi sel tubuh manusia.
Glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel
tubuh dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguan organ
tubuh. Jika diabetes tidak dikontrol dengan baik, dapat timbul
berbagai komplikasi yang membahayakan nyawa penderita.
Kadar gula dalam darah dikendalikan oleh hormon insulin yang
diproduksi oleh pankreas, yaitu organ yang terletak di belakang
lambung. Pada penderita diabetes, pankreas tidak mampu
memproduksi insulin sesuai kebutuhan tubuh. Tanpa insulin, sel-sel
tubuh tidak dapat menyerap dan mengolah glukosa menjadi energi.
TANDA DAN GEJALA DM DAN PENCAPAIAN PROGRAM DM

Tanda dan gejala :


• Sering merasa haus.
• Sering buang air kecil, terutama di malam hari.
• Sering merasa sangat lapar.
• Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas.
• Lemas.
• Pandangan kabur.
• Luka yang sulit sembuh.

 Pencapaian diabetes melitus pada tahun 2020 di puskesmas Padasuka:


Target : 801
Pencapaian : 219
Persentase : 27,34 %
HIPERTENSI
Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi. Kondisi ini dapat
menyebabkan komplikasi kesehatan yang parah dan meningkatkan risiko
penyakit jantung, stroke, dan terkadang kematian.
Tekanan darah adalah kekuatan yang diberikan oleh sirkulasi darah
terhadap dinding arteri tubuh, yaitu pembuluh darah utama dalam tubuh.
Tekanan ini tergantung pada resistensi pembuluh darah dan seberapa keras
jantung bekerja. Semakin banyak darah yang dipompa jantung dan semakin
sempit arteri, maka semakin tinggi tekanan darah.
Hipertensi dapat diketahui dengan cara rajin memeriksakan tekanan darah.
Untuk orang dewasa minimal memeriksakan darah setiap lima tahun sekali.
Seseorang bisa dikatakan mengalami hipertensi bila ketika diukur pada dua
hari yang berbeda, pembacaan tekanan darah sistolik pada kedua hari
adalah lebih besar dari 140 mmHg dan / atau pembacaan tekanan darah
diastolik pada kedua hari adalah lebih besar dari 90 mmHg.
PENINGKATAN RESIKO HIPERTENSI

• Berusia di atas 65 tahun.


• Mengonsumsi banyak garam.
• Kelebihan berat badan.
• Memiliki keluarga dengan hipertensi.
• Kurang makan buah dan sayuran.
• Jarang berolahraga.
• Minum terlalu banyak kopi (atau minuman lain yang
mengandung kafein).
• Terlalu banyak mengonsumsi minuman keras.
SAMPAI JUMPA DI LAIN WAKTU
PERMASALAHAN YANG DITEMUKAN
 TB Paru :
Orang terduga TBC yang dilakukan pemeriksaan penunjang pencapaiannya masih kurang
Tindak lanjut atau pemecahan nya :
1. Pemeriksaan kontak serumah pasien TB
2. Pengiriman pasien yang mengalami batuk lebih dari 2 minggu yang dilakukan oleh kader ke puskesmas.
 ISPA
Penemuan kasus Pneumoni pada balita masih rendah
Tindak lanjut : kader melaporkan kasus pneumoni meskipun tidak berobat ke puskesmas dan kader lebih
memahami tentang tanda dan gejala pneumoni pada balita
Dibetes Melitus
Pasien dm yang berobat keluar puskesmas tidak terdata atau terjaring dengan baik.
Tindak lanjut : kader melaporkan skrining dm dan pasien yang mempunyai riwayat penyakit dm tetapi berobat di
luar puskesmas harus dilaporkan.
Hipertensi
Pasien yang mempunyai riwayat hipertensi tidak terjaring dengan baik, dan tidak berobat secara teratur
Tindak lanjut : peran aktif kader dalam skrining hipertensi dan edukasi terhadap pasien yang mempunyai
hipertensi untuk berobat secara yteratur dan memeriksakan tekanan darah secara teratur.
DBD
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyebab DBD
Tindak lanjut : pembentukan kader jumantik atau pemantau jentik dan berperan aktif di masyarakat untuk
pemeriksaan jentik setiap hari.
Diare

Anda mungkin juga menyukai