Anda di halaman 1dari 14

DINASTI

ABBASIYAH(750-1258 M)
DISUSUN OLEH
M.Irsyaddillah [ 518.06.13.00.14 ]
Silfi Dian Putri [ 518.06.13.00.20 ]
Teguh Fajar N [ 518.06.13.00.23 ]
Aviva Ariyanti [518.03.05.00.06]
Putri Alifiya Rok Halina [518.03.05.00.32]
PENDIRIAN DINASTI ABBASIYYAH
 Dinasti Abbasiyyah yang didirikan pada tahun 132 H (750 M) oleh beberapa pelopor pendiri yaitu, Abu
Abbas As Safah, Abu Ja’far Al Mansur dan Abu Muslim Al Khurasani merupakan kelanjutan dari
pemerintah Dinasti Umayah yang telah hancur di Damaskus.
 Perjuangan nan panjang bermula dari perjuangan Ali Bin Abdullah kakek Abu Abbas As Safah yang
melakukan propoganda anti pemerintahan umayyah, beliau mendidik kader-kader dakwah yang hebat
namun, perjuangannya berakhir karena beliaau wafat pada tahun 124 H/ 742 M. Perjuangannya
diteruskan oleh putranya yaitu Muhammad Bin Ali yang melakukan hal sama dengan ayahnya namun,
perjuangannya juga berakhir karena dia wafat pada tahun 127 H/ 745M sebelum Dinasti Abbasiyah
terbentuk. Sepeninggal Muhammad Bin Ali, putranya Ibrahim Al Muhammad meneruskan propaganda
lebih dahsyat dan mendapat dukungan yang lebih kuat dari golongan syiah. Mengetahui hal tersebut,
Marwan II yaitu khalifah terakhir umayyah memerintahkan untuk menangkap Ibrahin Al Muhammad dan
membunuhnya pada tahun 128 H/ 746 M. Hal itu memicu kemarahan sodaranya Abu Abbas As Safah dan
Abu Ja’far Al Mansur. Dengan dibantu Abu Muslim Al Khurasani mereka bersatu menggulingkan
pemerintahan umayyah dengan menyerbu dan membunuh khalifah umayyah terakhir yaitu Marwan II
yang menjadi tanda berakhirnya Dinasti Umayyah.
 Dinamakan ke khalifahan Abbasiyah, karena para pendiri dan penguasa Dinasti
ini merupakan keturunan Abbas paman Nabi Muhammad SAW. Kerajaan
Abbasiyyah muncul setelah Pemerintahan Dinasti Umayyah hancur, mereka
semua berjuang bersama untuk menetang Dinasti Umayyah dengan harapan akan
dapat menyandang jabatan khalifah yang mereka anggap sebagai milik mereka
yang telah dirampas oleh Dinasti Umayyah yaitu keturunan Muawiyah Bin Abu
Sofyan
POLA PEMERINTAHAN DINASTI
ABBASIYYAH
Daulah Dinasti Abbasiyyah memiliki corak pemerintahan Arab murni namun juga telah terpengaruh corak
pemikiran dan peradaban Persia, Romawi Timur, Mesir, bahkan Yunani. Khalifah merupakan penguasa tertinggi
dalam struktur Pemerintahaan Dinasti Abbasiyyah. Semua perintah berpusat kepada khalifah.
Pada zaman Abbasiyah konsep kekhalifahan berkembang sebagai sistem politik.
Pada zaman Dinasti Dinasti Abbasiyah, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda–beda sesuai dengan perubahan
politik, sosial, ekonomi dan budaya. Sistem politik yang dijalankan oleh Daulah Dinasti Abbasiyah antara lain :
1. Para Khalifah tetap dari keturunan Arab, sedang para pejabat bisa berasal dari keturunan mawali.
2. Kota Baghdad digunakan sebagai ibu kota negara, yang menjadi pusat kegiatan politik, ekonomi sosial dan
kebudayaan.
3. Ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu yang sangat penting dan mulia.
4. Kebebasan berfikir sebagai HAM diakui sepenuhnya.
5. Para menteri turunan Persia diberi kekuasaan penuh untuk menjalankan tugasnya dalam pemerintah.
EKSPANSI WILAYAH DINASTI
ABBASIYAH

Pada masa Daulah Abbasiyyah luas wilayah kekuasaan islam semakin


bertambah dan Baghdad sebagai pusat pemerintahannya. Perluasan
kekuasaan dan pengaruh wilayah kekuasaan islam amat luas yaitu
meliputi wilayah yang telah dikuasai oleh Yordania, Palestina, Libnon,
Mesir, Tunisia, Aljazair, Maroko, Spanyol, Afganistan dan Pakistan.
Daerah-daerah tersebut memang belum sepenuhnya berada diwilayah
Dinasti Umayah, namun dimasa kekuasaan dinasti Abbasiyah
perluasan daerah dan penyiaran islam semakin berkembang, sehingga
meliputi daerah Turki, Armenia, dan sekitar Laut Kaspia.
Secara umum dapat dikatakan bahwa pemerintahan Dinasti
Abbasiyah mampu mengembangkan dan memajukan peradaban
islam, sehingga dinasti ini mencapai puncak kejayaannya. Karena
para penguasanya banyak memberikan dorongan kepada para
ilmuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam segala
bidang kehidupan.
Kemajuan itu antara lain disebabkan sikap dan kebijaksanaan para
penguasanya dalam mengatasi berbagai persoalan.

PERADABAN ISLAM PADA MASA


DINASTI ABBASIYAH
BENTUK-BENTUK PERADABAN ISLAM DIMASA
DINASTI ABBASIYAH DAPAT DIBAGI MENJADI:

 1.Kota-kota pusat peradaban


a.Baghdad
Merupakan kota yang paling indah yang dikerjakan oleh lebih
dari 100.000 pekerja dipimpin oleh Hajaj Bin Artal, disini
terdapat istana yang berada dipusat kota, asrama pengawal,
rumah kepla polisi dan rumah-rumah keluarga khalifah.
b.Samarra
Letaknya disebelah timur sampai tigris, 60 km dari kota
Baghdad. Kotanya nyaman indah dan teratur.
2. Bangunan -Bangunan
a.Madrasah

Didirikan pertama kali oleh Nizamul Mulk. Terdapat dikota Baghdad, Balkan, Muro, Tabrisan, Naisabur,
Hara, Isfahan, Mausil, Basrah dan kota lainya.
b.Kuttab

Yaitu tempat belajar bagi pelajar tingkat rendah dan menengah.


c.Masjid

Biasanya digunakan untuk tempat belajar tingkat tinngi dan tahkasus.


1) Masjid raya Cordova. Dibangun pada tahun 786 M
2) Masjid Ibnu Toulon di Kairo dibangun pada tahun 786 M
d.Majelis Munadhoroh
Tempat pertemuan para pujangga, ahli faqir dan para sarjana untuk menseminarkan masalah-masalah ilmiah.
e. Baitul Hikmah
Merupakan perpustakaan pusat, dibangun oleh khalifah Harun Ar-Rasid
f. Istana Alhamra di Cordova dan Istana Al Cazar dan lainnya.
3. Penemuan Dan Tokohnya
a. Ilmu filsafat
1) Al Kindi (185-260 H)
2) Abu Nasr Al Farabi (258-339 H) orang Eropa menyebut dengan Alpharabius.
3)Ibnu Bajah (wafat tahun 533 H)
4)Ibnu Thufail (wafat tahun 581 H)
5)Ibnu Sina (370-428 H) orang Eropa menyebut dengan Avicena. Kitabnya yang terkelah Qonun Fi
Al Tibb.
6)Al Gazali (1059-1111 M) ia digelari sebagai hujjatul islam.
7) Ibnu Rusyd (520-595 H) orang Eropa menyebutnya dengan Averos.
b.Bidang kedokteran
Para dokter dan ahli kedokteran islam yang terkenal antara lain:
1) Jabir Bin Hayyan (wafat tahun 161 H) dianggap sebagai bapak ilmu kimia.
2)Hunain Bin Ishaq (194-264 H) ahli mata yang terkenal.
3)Tabib Bin Qurra (221-228 H)
4)Ar Razi (251-313 H)
c.Bidang Matematika
1)Umar Al Farukhan, insinyur arsitek pembangun kota Baghdad
2) Al Khawarizmi, pengarang kitab Al Gibra( Al Jabar) ahli metematika terkenal, juga
penemu angka 0, sedang kan angka 1-9 dari india namun dikembangkan olehnya yang
terkenal dengan nomor arab.
3) Banunusa menulis banyak buku dan ilmu ukur.
 d. Bidang Astronomi
1) Al Fazari, seorang pencipta astro labe yeitu alat ukur tinggi dan jarak bintang-bintang
2) Al Batani, lebih dikenal dibanding dengan Al Khawrizmi dalam ilmu perbintangan.
3) Al Farghoni, membanguun beberapa obrervatorium di Baghdad maupun di Yundi Shabur.
 e. Farmasi dan Kimia
1) bnu Baithar, ahli obat-obatan makanan atau gizi.
 f.Ilmu Tafshir
Pada masa ini terdiri dari:
1)Tafsir Bil Matsur
Yaitu al quran yang ditafsir kan dengan hadis-hadis. Ahlinya Ibnu Jarir Al Thobari, Ibnu ‘Atiyah Al Andalusiy,
Al Suda’i berdasarkan tafsirnya kepada Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud, Muqotil Ibnu Sulaiman.
2)Tafsir Bil Ro’yi
Yaitu tafsir alquran dengan menggunakan akal pikiran, para ahlinya Abu Bakar Asam, Abu Muslim
Muhammad, Ibnu Bahar Isthani, Ibnu Jaru Al Asadi dan Abu Yunus Abdus Salam.
 g. Ilmu Hadits
Merupakan sumber hukum islam yang kedua setelah Al Quran
pada masa Dinasti Abbasiyyah. Ahli-ahli hadits yang ternama :
1) Imam al Bukhori Hasil karyanya yaitu Shohih Al Bukhori
2) Imam Muslim hasil karyanya yaitu Shohih Muslim
3) Ibnu Majjah hasil karyanya yaitu Sunan Ibnu Majjah
4) Abu Dawud hasil karyanya yaitu Sunan Abu Dawud
5) Annasai hasil karyanya yaitu Sunan Annasai
Kemunduran Dinasti Abbasiyah
Dinasti Abbasiyah yang pernah mencapai zaman keemasan dalam panggung
sejarah, mulai periode kedua kekhalifahan dinasti tersebut sebenarnya sudah
menandakan adanya kelamahan dan kemunduran, terutama dalam bidang politik
dan pemerintahan. Karena khalifah-khalifah yang memimpin masih termasuk
khalifah yang kuat, kemunduran tidak terjadi sekaligus, namun secara perlahan.
Hal terrsebut terjadi karena di awal proses pendirian dinasti abbasiyah tidak lepas
tangan dari pihak mawali persia maupu golongan pendukung ali yang seolah
meminta balas jasa atas andil mereka dalam membantu membentuk sebuah
dinasti. Disamping itu, ada bekas pejabat abbasiyah yang dikarrenakan jasa
tertentu mendapat suatu wilayah sehingga menimbulkan perpecahan dan
berdirinya dinasti-dinasti kecil dan memisahkan diri dari Dinasti Abbasiyah.
Faktor lainya adalah serbuan tentara mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan.
TERIMA KASIH

SEMOGA BERMANFAAT 

Anda mungkin juga menyukai