Anda di halaman 1dari 27

EPIDEMIOLOGI MALARIA

Malaria adalah penyakit yang menyerang


manusia, burung, kera dan primata
lainnya, hewan melata dan hewan
pengerat, yang disebabkan oleh infeksi
protozoa dari genus Plasmodium dan
mudah dikenali dari gejala meriang
(panas dingin menggigil) serta demam
berkepanjangan
Penyakit Malaria adalah penyakit yang
disebabkan oleh infeksi protozoa dari
genus Plasmodium Masa tunas/inkubasi
penyakit ini dapat beberapa hari sampai
beberapa bulan
Penyakit Malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk
Anopheles yang mengandung parasit:
• ·         Plasmodium falciparum penyebab
malaria tropika.
• ·         Plasmodium vivax penyebab penyakit
malaria tertiana
• ·         Plasmodium malarie penyebab malaria
quartiana
• ·         Plasmodium ovale jarang ditemukan di
Indonesia
Ciri-ciri penyakit malaria adalah : sewaktu mengigit
akan membentuk sudut sekitar 45 derjat.
• Sejak tahun 1950, malaria telah berhasil
dibasmi di hampir seluruh Benua Eropa
dan di daerah seperti Amerika Tengah dan
Amerika Selatan. Namun penyakit ini
masih menjadi masalah besar di beberapa
bagian Benua Afrika dan Asia Tenggara.
Sekitar 100 juta kasus penyakit malaria
terjadi setiap tahunnya dan sekitar 1
persen diantaranya fatal
• Di Indonesia angka kesakitan malaria masih
cukup tinggi, sekitar 35 persen atau 70 juta
orang penduduk di daerah berisiko tertular
malaria yang tersebar pada 24 provinsi, angka
kesakitan itu juga terdapat di sebagian besar
provinsi Jawa dan Bali terdiri Jogyakarta, Jawa
Tengah, Jawa Timur, DKI Jaya, Bali, Jabar dan
Banten. Prevalensi Malaria di Indonesia adalah
50 per 1000 penduduk (2004). Jumlah penderita
penyakit malaria di periksa dan diobati, pada
tahun 2002 sebanyak 28.945 sedang tahun 2003
dari 62,5 % laporan yang masuk, jumlah
penderita malaria klinis sebanyak 18.147 orang.
• Di Jawa dan Bali terjadi peningkatan: dari
18 kasus per 100 ribu penduduk (1998)
menjadi 48 kasus per 100 ribu penduduk
(2000). Peningkatan terjadi terutama di
Jawa Tengah (Purworejo dan Banyumas)
dan Yogyakarta (Kulon Progo). Di luar
Jawa dan Bali, peningkatan terjadi dari
1.750 kasus per 100 ribu penduduk (1998)
menjadi 2.800 kasus per 100ribu
penduduk (2000): tertinggi di NTT, yaitu
16.290 kasus per 100 ribu penduduk.
TANDA DAN GEJALA
Penyakit malaria memiliki 4 jenis, dan
masing-masing disebabkan oleh spesies
parasit yang berbeda. Gejala tiap-tiap
jenis biasanya berupa meriang, panas
dingin menggigil dan keringat dingin.
Dalam beberapa kasus yang tidak
disertai pengobatan, gejala-gejala ini
muncul kembali secara periodik.
JENIS MALARIA
• Jenis malaria paling ringan adalah malaria
tertiana yang disebabkan oleh Plasmodium
vivax, dengan gejala demam dapat terjadi
setiap dua hari sekali setelah gejala pertama
terjadi (dapat terjadi selama 2 minggu setelah
infeksi). Demam rimba (jungle fever ).
• malaria aestivo-autumnal atau disebut juga
malaria tropika, disebabkan oleh Plasmodium
falciparum merupakan penyebab sebagian
besar kematian akibat malaria. Organisme
bentuk ini sering menghalangi jalan darah ke
otak, menyebabkan koma, mengigau, serta
kematian.
• Malaria kuartana yang disebabkan
oleh Plasmodium malariae, memiliki
masa inkubasi lebih lama daripada
penyakit malaria tertiana atau
tropika; gejala pertama biasanya
tidak terjadi antara 18 sampai 40
hari setelah infeksi terjadi. Gejala
tersebut kemudian akan terulang
kembali setiap 3 hari.
• Jenis ke empat dan merupakan jenis
malaria yang paling jarang ditemukan,
disebabkan oleh Plasmodium ovale yang
mirip dengan malaria tertiana.
Pada masa inkubasi malaria, protozoa
tumbuh didalam sel hati; beberapa hari
sebelum gejala pertama terjadi,
organisme tersebut menyerang dan
menghancurkan sel darah merah sejalan
dengan perkembangan mereka,
sehingga menyebabkan demam.
• Faktor resiko terkena serangan dari
“malaria” adalah
– Kekurangan gizi
– Krisis ekonomi
– Perang atau kerusuhan. 
– Desa dengan geografis
pegunungan/perbukitan yang meliputi 
persawahan terasiring , tanaman pohon
keras, semak belukar yang luas, mata air ,
parit/sungai yang banyak terdapat genangan
airnya
– Daerah pantai
PENCEGAHAN
– Pencegahan dilakukan dengan :
– Pemberantasan Sarang Nyamuk yang dapat menjadi
tempat perindukan nyamuk.
– Pemberian ikan kepala pada tempat jentik nyamuk
anopheles tinggal
– Larvasasi tempat perindukan nyamuk anopheles.
– Penggunaan kelambu
– Menggunakan revelen sewaktu keluar /
bekerja di luar rumah pada daerah endemis
malaria.
Pengobatan
Pengobatan tergantung sensifitas dan jenis
penyebabnya, dapat dipilih obat anti
malaria yang paling tepat untuk setipa.
Pengobatan terhadap penyakit ini
terutama ditujukan untuk penderita
malaria, masyarakat yang akan berangkat
kedaerah endemis dan masyarakat yang
datang dari daerah endemis
Prognosis
• Prognosis malaria berat tergantung
kecepatan diagnosa dan ketepatan &
kecepatan pengobatan.
• Pada malaria berat yang tidak
ditanggulangi, maka mortalitas yang
dilaporkan pada anak-anak 15 %,
dewasa 20 %, dan pada kehamilan
meningkat sampai 50 %.
• Prognosis malaria berat dengan kegagalan satu
fungsi organ lebih baik daripada kegagalan 2 fungsi
organ. Mortalitas dengan kegagalan 3 fungsi organ,
adalah > 50 %. Mortalitas dengan kegagalan 4 atau
lebih fungsi organ, adalah > 75 % . Adanya korelasi
antara kepadatan parasit dengan klinis malaria
berat yaitu: Kepadatan parasit < 100.000, maka
mortalitas < 1 %. Kepadatan parasit > 100.000,
maka mortalitas > 1 %
Kepadatan parasit > 500.000, maka mortalitas > 50
%
EPIDEMIOLOGI MALARIA
• Secara teoritis, nyamuk bisa terbang sampai
2-3 km, namun pengaruh angin, jarak
terbang nyamuk bisa mencapai 40 km.
Bahkan dengan perkembangan sarana
transportasi, nyamuk bisa mencapai daerah
yang jauh dengan menumpang alat
transportasi. Para ahli juga memperkirakan
bahwa perubahan iklim global telah turut
mempengaruhi penyebaran nyamuk malaria.
Nyamuk anopheles yang biasanya hanya
ditemukan di daerah dataran rendah
sekarang bahkan bisa ditemukan di daerah
pengunungan, yang tingginya di atas 2000 m
dari permukaan laut.
• Malaria terdapat di daerah-daerah dari 60
derajat Lintang utara sampai 30 derajat
lintang selatan, setinggi 2.666m (bolivia
2.591 m) sampai daerah yang teletak 4.33
m dibawah permukaan laut. Daerah yang
sejak
O, tidak kurang dari semula
30 juta kasus bebas malaria
malaria terjadi adalah
setiap tahunnya pasifik
di Indonesia, dengan 30.0
selatan dan tengah (hawai dan selandia
kerugian ekonomi sebesar $ 56,6 juta pertahun.

baru). Didaerah tersebut siklus malaria


tidak dapat berlangsung karena tidak
terdapat vekto
• Malaria didaerah endemi terdapat
secara autoktin (indigenous malaria)
karena siklus hidup parasit malaria
dapat berlangsung (terdapat
manusia, nyamuk dan parasit)
Malaria disuatu tempat berbeda dengan
daerah lain karena :
• Faktor manusia (rasial)
• Faktor vektor (nyamuk anopeles)
• parasit. Didaerah parasit telah kebal
terhadap obat anti malaria
• faktor lingkungan yang mempengaruhi
siklus biologi nyamuk
EPIDEMIOLOGI MALARIA
• Secara teoritis, nyamuk bisa terbang sampai
2-3 km, namun pengaruh angin, jarak
terbang nyamuk bisa mencapai 40 km.
Bahkan dengan perkembangan sarana
transportasi, nyamuk bisa mencapai daerah
yang jauh dengan menumpang alat
transportasi. Para ahli juga memperkirakan
bahwa perubahan iklim global telah turut
mempengaruhi penyebaran nyamuk malaria.
Nyamuk anopheles yang biasanya hanya
ditemukan di daerah dataran rendah
sekarang bahkan bisa ditemukan di daerah
pengunungan, yang tingginya di atas 2000 m
dari permukaan laut.
– hasil analisis Geographic Health Information
System yang dikembangkan di enam provinsi
termasuk Jawa Tengah, menunjukkan
seluruh Jawa Tengah berpotensi terjadi KLB
malaria. Lalu, apa yang dilakukan
pemerintah? Didukung Organisasi Kesehatan
uruh Jawa Tengah berpotensi terjadi KLB malaria. Lalu, apa yang dilakukan pemerintah? D
Dunia (WHO), pemerintah daerah endemik
malaria mulai mencanangkan Gerakan
Berantas Kembali (Gebrak) Malaria secara
komprehensif dan terpadu.
– Upaya penanggulangan lewat Gebrak
Malaria dilakukan dimulai sejak 2000
untuk daerah Kabupaten Kepulauan Riau
(Riau), Kabupaten Cilacap (Jawa Tengah)
dan Kabupaten Lombok Barat (NTB).
Pada 2001, Gebrak Malaria
dikembangkan di beberapa kabupaten di
Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah,
Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan,
JawaBarat dan JawaTengah
SARAN
• Lakukan Pencegahan terjangkit malaria dengan:
Pemberantasan Sarang Nyamuk yang dapat
menjadi tempat perindukan nyamuk, Pemberian
ikan kepala pada tempat jentik nyamuk
anopheles tinggal, larvasasi tempat perindukan
nyamuk anopheles. Penggunaan kelambu,
Menggunakan revelen sewaktu keluar / bekerja
di luar rumah pada daerah endemis malaria,
agar senantiasa terhindar dari penyakit malaria
DAFTAR PUSTAKA
• Buku kuliah kesehatan anak fakultas kedokteran UNDIP, Malaria
• http://www.dinkes-dki.go.id/penyakit.html, 09-02-2006, Malaria
• http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0505/15/0303.htm, Puskesmas Pameungpeuk
Waspadai Malaria “Impor”
• http://www.infeksi.com/hiv/articles.php, Pusat Informasi Penyakit Infeksi khususnya
HIV/AIDS - Penyakit – Malaria
• http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/malaria/malaria170306.htm, Info Aktual Malaria
• http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp, Wabah Malaria
• http://www.freelists.org/archives/nasional_list/05-2006/msg00348.html, Malaria, pembunuh
terbesar sepanjang abad
• http://www.tempointeraktif.com, Malaria
• http://gerbang.jabar.go.id/kabgarut/index.php, Wabah Malaria Garut Masih Sulit
Ditanggulangi
• http://www.kompas.com/kompas-cetak/0305/24/daerah/329178.htm, Penderita Malaria di
Indragiri Hilir Terancam Kelainan Mental
• http://www.indomedia.com/Intisari/1998/september/antimal.htm, Tanaman anti malaria
• http://www.spiritia.or.id/cst/malaria1.php, Informasi dasar mengenai malaria
• dunia-ibu.org, malaria
• http://www.dinkespurworejo.go.id, SITUASI MALARIA DI KABUPATEN PURWOREJO
TAHUN 2005
TERIMAKASIH…..

Anda mungkin juga menyukai