Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENGELOLAAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY.S UMUR 30TH P2A0 AKSEPTOR BARU KB 1 BULAN


DENGAN AMENORHEA DIKLINIK ASYI-SYIFA
KUPANG NTT

Nama : Elvi Azizatul Magfiroh


NIM : 152191166
Kelas : C (F3.1)

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN FAKUTLAS ILMU


KESEHATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
UNGARAN
2020
P
E DATA SUBJEKTIF
M
B
A
H
A
S
A
DATA OBJEKTIF
N

ANALISA

PENATALAKSANAAN
DATA SUBJEKTIF

Tanggal Masuk : 22 Juni 2020 Pukul : 08.00 WITA


Ruangan : Konsultasu KB Pengkaji : Elvi A.M.

A. Identitas
Nama : Ny.S Nama Suami : Tn. G
Umur : 30th Umur : 32th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Nelayan
Penghasilan : - Penghasilan : Rp.750.000
Alamat : Jln. Ainiba 1, Kota Lama, Kupang, NTT
No.HP :081332347652 No.Hp : 08211345312
B. Data Fokus
1. Ibu mengatakan bernama Siva dan berusia 30tahun.
2. Ibu mengatakan ingin memeriksakan keadaannya
3. Ibu mengatakan sudah menjadi akseptor KB suntik 1 bulan selama 3
bulan.
4. Ibu mengatakan selama menjadi akseptor KB suntik 1 bulan, haid nya
tidak teratur dan bahkan tidak haid dalam 3 bulan terakhir.
5. Ibu mengatakan sudah memiliki 2 orang anak, tidak pernah keguguran
dan saat ini sedang tidak hamil.
6. Ibu mengatakan anak terkecil saat ini berusia 10 bulan.
7. Ibu mengatakan menerapkan ASI Eksklusif pada anak kedua nya selama
6 bulan.
8. Ibu mengatakan bahwa berat badannya naik dari 48 menjadi 56
9. Ibu mengatakan menggunakan KB suntik 1 bulan ini atas keinginan nya
sendiri dan diskusi dengan suami.
PEMBAHASAN

Keluarga Berencana (KB) merupakan usaha suami


istri untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang
diinginkan. Usaha yang dimaksud termasuk
kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan
perencanaan keluarga. (Purwoastuti, 2015).

Kontrasepsi adalah segala macam alat atau cara


yang digunakan oleh satu pihak atau kedua belah
pihak untuk menghindari atau mencegah terjadinya
kehamilan sebagai akibat pertemuan sel sperma dan
sel telur (ovum) yang sudah matang (Sety, 2014).

Kontrasepsi suntikan adalah kontrasepsi


hormonal yang berisi komponen
progesterone dan estrogen yang diberikan
secara IM dalam pada Muskulus Gluteus
pada waktu tertentu (Saifuddin,2010).
PEMBAHASAN

Efek samping dalam penggunaan kontrasepsi


suntik misalnya gangguan pola haid seperti terjadi
perdarahan bercak/flek, perdarahan irregular,
amenorea dan perubahan dalam frekuensi, lama
dan jumlah darah yang hilang. Efek samping lebih
cepat hilang setelah suntikan dihentikan
(Hartanto, 2012).

Hasil penelitian dari Welrin Simatupang


(2012), dengan hasil penelitian didapat 14
orang responden (35,9%) menggunakan alat
kontrasepsi cyclofem, mayoritas mengalami
gangguan menstruasi.

Menurut Fivi (2012) dalam Jurnal Kesehatan


Stikes Nusantara Bukit Tinggi mengatakan bahwa
gangguan menstruasi yang terjadi dikarenakan
adanya ketidak seimbangan hormone yang masuk
dalam tubuh akseptor KB tersebut.
DATA OBJEKTIF

A. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis

Pemeriksaan Antropometri
BB saat ini : 56 kg
BB sebelum KB : 48 kg
Kenaikan BB : 8 kg
TB : 165 cm

Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital


TD : 120/90 mmHg
RR : 24x/menit
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,8°C
PEMERIKSAAN
FOKUS

Head To Toe
Muka : Tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum,
berjerawat.
Mata : Simetris, conjungtiva merah muda, sclera putih.
Leher : Tidak ada pembesara kelenjar tyroid.
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada.
Payudara : Simetris, bersih, tidak ada benjolan abnormal,
terdapat pengeluaran asi.
PEMBAHASAN

Terdapat hubungan antara siklus menstruasi tidak teratur dengan


kejadian hipertiroid, dimana hormone tiroid terlibat dalam
mengatur siklus menstruasi dan kesuburan termasuk mengatur
Follicel Stimulating Hormone (FSH) dan Luteining Hormone (LH)
pada biosintesis hormone steroid oleh Triiodothyronin (T3) di
oosit. Hormone tiroid berpengaruh pada semua aspek reproduksi
(Sukandar, 2015).

Terdapat dua teori yang membahas tentang cara estrogen dan


progesterone menyebabkan kanker payudara. Yang pertama,
risiko mutasi sel saat pembelahan meningkat karena poliferasi
sel ileh peningkatan estrogen dan progesteron juga meningkat.
Teori yang kedua, estrogen dan progesteron merangsang
pertumbuhan sel-sel punca kanker (Setiowati, 2016).

Kontrasepsi hormonal suntik mengandung hormone


progesterone yang dapat merangsang pusat pengendalian nafsu
makan di hipotalamus sehingga menyebabkan terjadinya
peningkatan berat badan akseptor (Sri, 2015).
ANALISA
Tanggal : 22 Juni 2020 Pukul : 08.45 WITA

Diagnosa Kebidanan
Ny. V umur 30 tahun P2A0 Akseptor Baru KB 1 Bulan dengan Amenorhea.

Data Dasar :
DS DO
1. Ibu mengatakan sudah menjadi BB saat ini : 56 kg
akseptor KB suntik 1 bulan selama
4 bulan. BB sebelum KB : 48 kg
2. Ibu mengatakan selama menjadi Kenaikan BB : 8 kg
akseptor KB suntik 1 bulan, haid Muka : Tidak pucat, tidak ada cloasma
nya tidak teratur dan bahkan gravidarum, berjerawat.
tidak haid dalam 3 bulan terakhir. Mata : Simetris, conjungtiva merah
3. Ibu mengatakan bahwa berat muda, sclera putih.
badannya naik dari 48 menjadi 56 Leher : Tidak ada pembesara kelenjar
tyroid.
Payudara : Simetris, bersih, tidak ada
benjolan abnormal, terdapat
pengeluaran asi.
Masalah
•Gangguan siklus menstruasi.
•Gangguan rasa nyaman.

Doagnosa Potensial
 Obesitas
 Drop Out

Kebutuhan
Konseling efek samping penggunaan KB Suntik.
KIE nutrisi bagi pengguna akseptor KB Suntik.
Pemahaman tentang SADARI bagi akseptor KB Suntik
PEMBAHASAN

Amenorrhea dibedakan menjadi dua yaitu amenorrhea primer dan


sekunder. Amenorrhea primer merupakan masa remaja kurang dari
16 tahun yang belum pernah mengalami mens atau belum
menampakkan tanda-tanda fisik seksual sekunder. Sedangkan
amenorrhea sekunder yaitu bila wanita sudah mengalami menstruasi
namun kemudian tidak mengalami menstruasi dalam waktu 3-6 bulan
(Benson, 2012).

Penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Chunaeni (2015),


mengatakan bahwa sebesar 30% akseptor KB suntik mengalami
keluhan berupa amenorrhea. Banyak kejadian drop out pada
akseptor KB suntik, terutama KB progestin akibat adanya efek
samping yang tidak dimengerti oleh akseptor, salah satunya
adalah efek samping berupa gangguan haid amenorrhea.
Tanggal : 22 Juni 2020
P E N ATA L A K S A N A A N
Pukul : 09.00 WITA
1. Pukul : 09.00 WITA, Memberitahu ibu dan suami hasil pemeriksaan
yaitu, keadaan ibu baik, kesadaran komposmentis, berat badan ibu
sat ini 56kg dimana ibu mengalami kenaikan berat badan sebanyak
8kg. Sedangkan pemeriksaan pada tanda-tanda vital dan fisik ibu
semua dalam batas normal.
2. Pukul : 09.05 WITA, Memberitahu ibu dan suami bahwa yang ibu
alami saat ini adalah efek samping dari pemakaian kontrasepsi suntik,
yaitu ibu mengalami amenorrhea atau tidak haid selama 3 bulan
berturut-turut dan itu adalah normal.
3. Pukul : 09.09 WITA, Menganjurkan ibu dan suami untuk menjaga pola
makan, gizi dan olahraga teratur, agar berat badan ibu tetap ideal.
4. Pukul : 09.14 WITA, Menganjurkan Ibu dan suami untuk melakukan
SADARI yaitu pemeriksaan pada payudara sendiri pada 7-10 hari
setelah menstruasi dan menjelaskan bagaimana cara melakukan
SADARI berdasarkan sumber dari Kemenkes, 2016.
5. Pukul : 09.21 WITA, Memberitahu ibu dan suami untuk datang kapan
saja ketempat bidan maupun pelayan kesehatan apabila ada keluhan.
6. Pukul : 09.23 WITA, Menganjurkan ibu dan suami untuk tetap datang
kembali sesuai jadwal pada kartu peserta KB yaitu pada tanggal 22
Juli 2020.
7. Pukul : 09.30 WITA, Melakukan pendokumentasian hasil pemeriksaan
dan asuhan yang diberikan pada ibu dan suami.
E VA L UA S I

Tanggal : 22 Juni 2020 Pukul : 09.03 WITA

1. Pukul : 09.03 WITA, Ibu dan suami telah mendapatkan penjelasan


mengenai hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan dan telah
paham.
2. Pukul : 09.07 WITA, Ibu dan suami telah mendapatkan penjelasan
mengenai apa yang ibu alami saat ini, dan ibu telah paham bahwa
hal tersebut normal juga sering dialami oleh akseptor KB suntik.
3. Pukul : 09.12 WITA, Ibu dan suami telah mendapatkan penjelasan
untuk menjaga pola makan dan olahraga untuk menjaga berat
badan tetap ideal dan ibu bersedia untuk melalukan anjuran bidan.
4. Pukul : 09.20 WITA, Ibu dan suami telah mendapatkan penjelasan
dari bidan mengenai waktu dan cara SADARI. Ibu sudah paham
dan bersedia untuk melakukan SADARI secara mandiri dirumah.
5. Pukul : 09.22 WITA, Ibu dan suami telah mendapatkan penjelasan
dari bidan dan bersedia untuk datang kembali bila mengalami
keluhan.
6. Pukul : 09.25 WITA, Ibu dan suami telah mendapatkan arahan dari
bidan dan bersedia untuk melakukan kunjungan ulang sesuai
jadwal yang tertulis pada kartu peserta KB.
PEMBAHASAN

Menurut Mahitala (2015) hal yang perlu


diperhatikan pada akseptor KB suntik yaitu
memantau berat badan dengan mengatur pola makan
dan olahraga teratur. Pada penelitian yang dilakukan
oleh Mahitala mengatakan bahwa adanya hubungan
aktivitas fisik dengan gangguan menstruasi wanita
pasangan usia subur.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan


oleh Setowati (2016) mengatakan bahwa
memakai KB hormonal berisiko 2,990 kali
lebih besar terkena kanker payudara
dibandingkan yang tidak memakai KB
hormonal dengan nilai p=0,001
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai