KONFLIK adalah
dalam organisasi
Transisi dalam pikiran konflik
Perilaku Organisasi 6
Konflik fungsional & disfungsional
Fungsional : Konflik yang mendukung tujuan dan
Tahap IV Perilaku
Pada tahap ini konflik tampak nyata, mencakup
pernyataan, tindakan dan reaksi yg dibuat pihak2 yg
berkonflik.
Tahap V Hasil
Pada tahap ini konflik dapat ditentukan apakah
merupakan Konflik Fungsional atau Konflik Disfungsional.
Konflik Antar – Grup
Perilaku Organisasi 15
Intergroup Conflict vs Performance
Hubungan Tingkat Konflik Antar Kelompok dengan Kinerja Organisasi
Perilaku Organisasi 18
meningkatkan valume penjualan dengan memberikan
persyaratan persyaratan pembelian yang lunak, seperti
kredit dengan bunga rendah, jangka waktu yang lebih
lama, seleksi calon pembeli yang tidak terlalu ketat dan
sebagainya. Upaya yang dilakukan oleh bagian penjualan
semacam ini mungkin akan mengakibatkan peningkatan
jumlah piutang dalam tingkat yang cukup tinggi. Apabila
hal ini dipandang dari sudut keuangan, mungkin tidak
dikehendaki karena akan memerlukan tambahan dana
yang cukup besar.
Perilaku Organisasi 19
Tiga kelompok saling ketergantungan kerja :
Saling ketergantungan yang dikelompokkan (Pooled
interdepence) : saling ketergantungan yang tidak
memerlukan adanya interaksi diantara karena setiap
kelompok bertugas secara terpisah.Potensi konfliknya
rendah
Saking ketergantungan berurutan (Sequential
interdepence) , memerlukan satu kelompok untuk
menyelesaikan tugasnya sebelum kelompok lain dapat
menyelesaiakan tugasnya.Tugas diselesaikan secara
berurutan. Potensi konfliknya tinggi
Saling ketergantungan timbal balik( Reciprocal
interdepence) , memerlukan hasil kelompok untuk
dijadikan masukan bagi kelompok lain dalam organisasi.
Potensi konfliknya cukup besar. Sehingga diperlukan
koordinasi efektif yang melibatkan keahlian manajemen
dalam proses komunikasi organisasi dan pengambilan
keputusan
Perilaku Organisasi 20
4. Perbedaan persepsi
Perbedaan dalam tujuan biasanya dibarengi dengan
perbedaan dalam sikap, nilai dan persepsi yang bisa
mengarah ke timbulnya konflik. Sebagai contoh :
seorang pimpinan muda mungkin merasa tidak
senang sewaktu diberi tugas rutin karena dianggap
kurang menantang kreativitasnya untuk berkembang,
sementara pimpinan yang lebih senior merasa bahwa
tugas rutin tersebut adalah bagian dari pelatihan.
5. Sebab-sebab lain
Selain sebab-sebab di atas, sebab-sebab lain yang
Perilaku Organisasi 21
Konsekuensi Konflik Antar Kelompok Yang
Disfungsional :
Perubahan yg dapat terjadi intrakelompok dan antar
kelompok sebagai hasil konflik antar kelompok yg
disfungsional
A. Perubahan dalam kelompok , perubahan ini umumnya
menghasilkan konflik yang berlanjut dan berkembang
Meningkatkan kohesivitas kelompok, anggota menjadi
Perilaku Organisasi 22
Fokus pada aktivitas, kelompok menjadi berorientasi pada
tugas dimana penekanan pada penyelesaiaan tugas
kelompok dan mengalahkan musuh
Menekankan pada loyalita
Perilaku Organisasi 23
Perundingan : Suatu proses dalam mana dua pihak
atau lebih bertukar barang atau jasa dan berupaya
menyepakati nilai untuk barang atau jasa tersebut.
Pendekatan-pendekatan dalam
penawaran (R.J Lewicki & J.A Literer) :
Tawar-menawar distributif :
perundingan yang berusaha untuk membagi
sejumlah tetap sumber daya; situasi kalah-
menang.
Tawar-menawar integratif :
perundingan yang mengusahakan satu
penyelesaian atau yang lebih dapat
menciptakan suatu pemecahan menang-
menang.
Tawar-menawar distributif VS Tawar-menawar integratif