Anda di halaman 1dari 45

dr. Edwina R. Monayo, M.

Biomed
HELMINTOLOGI
PENDAHULUAN
 
• Helmintologi → Ilmu yg mempelajari parasit berupa cacing.
• Berdasarkan taksonomi, helmin dibagi mjd :
– Nemathelminthes ( cacing gilik; nema = benang )
– Platyhelminthes ( cacing pipih )
♣ Nematoda dibagi mjd Nematoda Usus yg hidup di rongga usus &
Nematoda Jaringan yg hidup di jaringan berbagai alat tubuh.
♣ Platyhelminthes dibagi mjd kelas :
• Kelas Trematoda ( cacing daun), berbentuk daun, badannya tdk
bersegmen, mempunyai alat pencernaan
• Kelas Cestoda ( cacing pita), mempunyai badan berbentuk pita
NEMATODA
• Nematoda mempunyai jumlah spesies terbanyak di antara
cacing-cacing yg hidup sbg parasit. Cacing tsb berbeda-
beda dlm habitat, daur hidup, & hubungan hospes-parasit
( host-parasite relationship).
• Nematoda dibagi mjd Nematoda Usus yg hidup di rongga
usus & Nematoda Jaringan yg hidup di jaringan berbagai
alat tubuh.
A. NEMATODA USUS
• Manusia merupakan hospes beberapa nematoda usus. Sebagian besar nematoda tsb
menyebabkan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.
• Diantara nematoda usus, tdpt sejumlah spesies yg ditularkan melalui tanah, disebut
soil transmitted helminths
• Cacing yang terpenting bagi manusia adalah :
– Ascaris lumbricoides
– Necator americanus
– Ancylostoma duodenale
– Trichuris trichiura
– Strongyloides stercoralis
– Beberapa spesies Trichostrongylus
• Nematoda usus lain yang penting bagi manusia adalah Oxyuris vermicularis dan
Trichinella spiralis.
1. Ascaris lumbricoides
Hospes dan Nama Penyakit
• Manusia merupakan satu-satunya hospes Ascaris lumbricoides.
Penyakit yg disebabkannya disebut askariasis.
• DAUR HIDUP
MORFOLOGI & DAUR HIDUP

• Seekor cacing betina dpt bertelur sebanyak 100.000-200.000 butir/hari,


terdiri dari telur yang dibuahi & tidak dibuahi.
• Dalam lingkungan yang sesuai, telur yang dibuahi berkembang
menjadi bentuk infektif dalam waktu ± 3 minggu.
• Bentuk infektif tersebut, bila tertelan manusia → Menetas di Usus
halus → Larvanya menembus dinding Usus Halus → ke Pembuluh
darah atau Saluran Limfe → Dialirkan ke Jantung → lalu mengikuti
aliran darah ke Paru.
Lanjutan...
• Larva di Paru menembus Dinding Pembuluh Darah→ lalu Dinding
Alveolus, masuk rongga alveolus, kemudian naik ke Trakea melalui
Bronkiolus dan Bronkus → Dari Trakea menuju Faring, shg
menimbulkan rangsangan pd Faring. Penderita batuk karena
rangsangan tsb & larva akan tertelan ke dalam esophagus, lalu
menuju ke usus halus. Di usus halus, larva berubah menjadi cacing
dewasa.
• Sejak telur matang tertelan, sampai cacing dewasa bertelur
diperlukan waktu ± 2-3 bulan.
Patologi dan Gejala Klinis

• Gejala yg timbul pd penderita dpt disebabkan oleh cacing dewasa dan


larva.
• Gangguan krn larva biasanya tjd pd saat berada di paru..
• Gangguan yg disebabkan oleh cacing dewasa biasanya ringan. Kadang
penderita mengalami gangguan usus ringan →mual, nafsu makan
me↓, diare, atau konstipasi.
• Pd infeksi berat (terutama anak) dpt tjd malabsorbsi shg memperberat
keadaan malnutrisi & penurunan status kognitif pd anak SD. Efek serius
tjd bila cacing menggumpal dlm usus → shg tjd obstruksi usus (ileus).
Diagnosis
• Cara menegakkan diagnosis penyakit adalah dgn
pemeriksaan tinja secara langsung. Adanya telur dalam
tinja memastikan diagnosis askariasis.
• Selain itu diagnosis dapat dibuat bila cacing dewasa keluar
sendiri, baik melalui mulut atau hidung karena muntah,atau
melalui tinja.
Pengobatan
• Pengobatan dpt dilakukan scr perorangan atau masal
• Utk perorangan dpt digunakan bermacam-macam obat misalnya
piperazin, pirantel pamoat 10 mg/kgBB, Mebendazol 500 mg atau
albendazol 400 mg.
• Utk pengobatan masal perlu beberapa syarat, yaitu :
– Obat mudah diterima masyarakat
– Aturan pemakaian sederhana
– Mempunyai efek samping minim
– Bersifat polivalen, sehingga berkhasiat terhadap beberapa jenis
cacing.
– Harganya murah.
Prognosis
• Umumnya prognosis baik.
• Tanpa pengobatan, penyakit sembuh sendiri dlm waktu 1,5 tahun. Dgn
pengobatan, angka kesembuhan 70-99%.
Epidemiologi
• Di Indonesia, prevalensi askariasis ↑, terutama pd anak.
• Kurangnya pemakaian jamban keluarga menimbulkan pencemaran tanah
dgn tinja di sekitar halaman rumah, di bawah pohon, di tempat mencuci & di
tempat pembuangan sampah. Di Negara-negara tertentu tdpt kebiasan
memakai tinja sbg pupuk.
• Tanah liat, kelembaban tinggi dan suhu 25º – 30º C merupakan kondisi yg
sangat baik utk berkembangnya telur A. lumbricoides mjd bentuk infektif.
2. Toxocara canis dan Toxocara cati

Hospes dan Nama Penyakit


• Toxocara canis ditemukan pada Anjing
• Toxocara cati ditemukan pada Kucing
• Belum pernah ditemukan infeksi campuran pd satu macam hospes.
• Kadang cacing ini dpt hidup pd manusia sbg parasit yg
mengembara (erratic parasite)
• Menyebabkan penyakit yg disebut visceral larva migrans (VLM)
Siklus Hidup
• Telur yang keluar bersama tinja anjing dan kucing akan berkembang
menjadi telur infektif di tanah yang cocok.
• Hospes definitive dapat tertular baik dengan menelan telur infektif
atau dengan memakan hospes paratenik yang tinggal di tanah
seperti cacing tanah dan semut.
• Telur tertelan manusia ( hospes paratenik) kemudian larva
menembus dinding usus dan ikut dalam peredaran menuju organ
tubuh ( hati, jantung, paru, otak, dan mata). Di dalam orang, larva
tersebut tidak mengalami perkembangan lebih lanjut.
GAMBAR SIKLUS HIDUP TOXOCARA
Patologi dan gejala klinis

• Pd manusia, larva cacing tdk mjd dewasa & mengembara di alat-alat


dalam. Kelainan yg timbul krn migrasi larva dpt berupa perdarahan,
nekrosis, & peradangan yg didominasi oleh eosinofil.
• Kematian larva menstimulasi respons imun → Menimbulkan penyakit
visceral larva migrans (VLM). Dgn gejala demam, pembesaran hati,
dan limpa, gejala saluran nafas bawah seperti bronkospasme.
• Umumnya penderita VLM → Anak usia < 5 thn krn mereka byk
bermain di tanah atau kebiasaan memakan tanah yg terkontaminasi
tinja anjing atau kucing
Diagnosis
• Diagnosis pasti VLM → Menemukan larva atau potongan larva dlm
jaringan sukar ditegakkan.

Pengobatan
• Albendazol 400 mg dgn dosis 2x/hr selama 5 hari.
• Reaksi alergi dpt diatasi dgn pemberian kortikosteroid
Pengendalian
• Pengendalian infeksi → Mencegah pembuangan tinja anjing/ kucing
pelihaaan sembarangan terutama di tempat bermain anak & kebun
sayuran.
• Hewan yg terinfeksi diobati dgn mebendazol atau ivermectin.
• Anak anjing atau kucing secara rutin diobati mulai usia 2-3 minggu,
tiap 2 minggu hingga usia 1 tahun. Anjing atau kucing dewasa diobati
tiap 6 bulan.
• Manusia → Dilakukan pengawasan thdp anak yg mempunyai
kebiasaan makan tanah, peningkatan kebersihan pribadi spt mencuci
tangan sblm makan, tdk makan daging kurang matang, & selalu
membersihkan sayur lalapan.
3. CACING TAMBANG ( hookworm )

• Ada beberapa spesies cacing tambang yang penting, diantaranya :


– Necator americanus : Manusia
– Ancylostoma duodenale : Manusia
– Ancylostoma braziliense : Kucing, anjing
– Ancylostoma ceylanicum : Anjing, kucing
– Ancylostoma caninum : Anjing, kucing
Necator americanus dan Ancylostoma duodenale

Sejarah
Kedua parasit ini diberi nama cacing tambang krn pd zaman dahulu
cacing ini ditemukan di Eropa pd pekerja pertambangan yg belum
mempunyai fasilitas sanitasi yg memadai.
Hospes dan Nama Penyakit
Hospes parasit ini adalah manusia. Cacing ini menyebabkan
nekatoriasis dan ankilostomiasis.
Distribusi Geografik
Penyebaran cacing ini di seluruh daerah khatulistiwa dan di tempat lain
dgn keadaan yg sesuai, misalnya di daerah pertambangan dan
perkebunan.
Daur Hidup
Penjelasan → Daur Hidupnya sbg berikut :
• Telur → larva rabditiform → larva filariform → menembus
kulit → kapiler darah → jantung kanan → paru → bronkus
→ trakea → laring → usus halus.
• Infeksi tjd bila larva filariform menembus kulit. Infeksi A.
duodenale jg dpt tjd dgn menelan larva filariform.
Patologi dan gejala klinik nekatoriasis dan ankilostomiasis
Stadium larva
• Bila byk larva filariform sekaligus menembus kulit , maka tjd perubahan kulit
yg disebut ground itch. Infeksi larva filariform A. duodenale secara oral
menyebabkan penyakit wakana dgn gejala mual, muntah, iritasi faring,
batuk, dan sakit leher.
Stadium dewasa
• Gejala tergantung pd : a) spesies dan jumlah cacing, b) Keadaan gizi
penderita (Fe dan protein), Tiap cacing N.americanus menyebabkan
kehilangan darah sebanyak 0,005-0,1 cc sehari. Sedangkan A. duodenale
0,08-0,34 cc.
• Pd infeksi berat tjd anemia hipokrom mikrositer. Cacing tambang biasanya
tdk menyebabkan kematian, tp daya tahan berkurang & prestasi kerja turun.
B. NEMATODA JARINGAN

Diantara nematoda jaringan yg penting adalah :


• Wuchereria bancrofti
• Brugia malayi Menyebabkan Filariasis

• Brugia timori
• Loa-loa
• Onchocerca volvulus
Wuchereria bancrofti
Daur Hidup
• Cacing dewasa jantang dan betina hidup di saluran dan kelenjar
limfe. Bentuknya halus seperti benang dan berwarna putih susu.
• Cacing betina mengeluarkan mikrofilariayg bersarung. Mikrofilaria
hidup di dalam darah & terdpt di aliran darah tepi pd wkt2 tertentu sj.
• Umumnya bersifat periodisitas nokturna, artinya hny tdpt di dlm darah
tepi pd wkt malam. Pd siang hari, mikrofilaria tdpt di kapiler alat
dalam (paru, jantung, ginjal, dsb).
• Di perkotaan, parasit ini ditularkan o/ nyamuk Culex. Di pedesaan,
vektornya berupa nyamuk Anopheles atau Aedes.
• Mikrofilaria yg terisap nyamuk, melepaskan sarungnya di dlm lambung,
menembus dinding lambung dan bersarang diantara otot-otot toraks.
• Mula-mula parasit ini memendek, bentuknya menyerupai sosis dan →
disebut Larva stadium I.
• Dlm wkt ± 1 minggu, larva ini bertukar kulit, tumbuh mjd lebih gemuk &
panjang → disebut Larva stadium II.
• Pd hari ke -10 dst, larva bertukar kulit sekali lg, tumbuh makin panjang &
lebih kurus → disebut Larva stadium III
• Gerak larva std. III sangat aktif. Bentuk ini bermigrasi ke kepala & alat
tusuk nyamuk.
• Bila nyamuk yg mengandung larva std.III (bentuk infektif) menggigit
manusia, mk larva tsb secara aktif masuk melalui luka tusuk ke dlm
tubuh hospes & bersarang di saluran limfe setempat.
Gambar daur hidup Wuchereria bancrofti
• Di dlm tubuh hospes, larva mengalami 2 kali pergantian
kulit, tumbuh mjd larva stadium IV, lalu mjd stadium V atau
cacing dewasa
• Daur hidup parasit ini memerlukan wkt yg sangat panjang.
Masa pertumbuhan parasit di dlm nyamuk ± 2 minggu.
• Pd manusia, masa pertumbuhan blm pasti, tp diduga ± 7
bulan.
PATOLOGI & GEJALA KLINIS

• Gejala klinis filariasis limfatik disebabkan oleh mikrofilaria dan cacing


dewasa, baik yg hidup maupun yg mati.
• Pd penderita mikrofilaremia tanpa gejala klinis, menunjukkan adanya
kerusakan saluran limfe.
• Cacing dewasa hidup, dpt menyumbat sal. Limfe & menyebabkan dilatasi pd
sal. Limfe, disebut : Lymphangiektasia.
• Cacing dewasa yg mati menyebabkan reaksi inflamasi.
• Setelah infiltrasi limfositik yg intensif, lumen tertutup & cacing mengalami
kalsifikasi.
• Sumbatan sirkulasi limfatik terus berlanjut pd individu yg terinfeksi berat
sampai semua saluran limfatik tertutup menyebabkan limfedema di daerah yg
terkena.
PATOLOGI & GEJALA KLINIS…

• Stadium akut ditandai dgn peradangan pd saluran & kelenjar limfe,


berupa limfadenitis & limfangitis retrograd disertai dgn demam &
malaise.
• Gejala peradangan ini hilang timbul beberapa kali dlm setahun dan
berlangsung beberapa hari sampai 2 minggu lamanya.
• Pada stadium menahun, gejala klinis yg paling dijumpai adalah
hidrokel. Dapat pula dijumpai gejala limfedema dan elephantiasis yg
mengenai seluruh tungkai, seluruh lengan, testis, payudara & vulva.
• Umumnya penduduk yg tinggal di daerah endemis tdk menunjukkan
reaksi peradangan yg berat walaupun mereka mengandung byk
mikrofilaria.
PENGOBATAN DAN PROGNOSIS

• Selama lebih dari 40 tahun, dietilkarbamasin sitrat (DEC) merupakan


obat pilihan, baik utk perorangan maupun massal.
• DEC bersifat membunuh mikrofilaria dan juga cacing dewasa pd
pengobatan jangka panjang.
• Pengobatan ditujukan utk membunuh parasit, mencegah kesakitan &
mencegah transmisi. Hingga saat ini DEC merupakan satu-satunya
obat yg efektif, aman dan relatif murah.
• Program eliminasi filariasis melalui pengobatan massal di daeah
endemis ( prevalensi > 1%) telah dicanangkan oleh organisasi
kesehatan dunia. Obat yg dianjurkan adalah kombinasi DEC 6
mg/kgBB dan albendazol 400 mg yg diberikan setiap tahun selama 5-
10 thn pd penduduk diatas usia 2 tahun.
TERIMA KASIH
TREMATODA ( Cacing Daun)
TREMATODA ( Cacing Daun)

• Cacing daun → cacing yg termasuk kelas Trematoda, filum


Platyhelminthes & hidup sbg parasit.
• Umumnya cacing ini bersifat hermafrodit kecuali cacing
Schistosoma. Spesies yg merupakan parasit pd manusia
termasuk subkelas Digenea, yg hidup sbg endoparasit.
HOSPES TREMATODA
• Berbagai macam hewan dpt berperan sbg hospes definitif cacing
trematoda, antara lain : kucing, anjing, kambing, sapi, babi, tikus,
burung, musang, harimau, dan manusia.
• Menurut tempat hidup cacing dewasa dlm tubuh hospes, maka
trematoda dpt dibagi dlm :
1. Trematoda hati ( liver flukes ) : Clonorchis sinensis,
Opisthorchis felineus, Opisthorchis viverrini dan Fasciola.
2. Trematoda usus ( Intestinal flukes ) : Fasciolopsis buski,
Echinostomatidae dan Heterophyidae.
3. Trematoda paru ( Lung flukes ) : Paragonimus westermani.
4. Trematoda darah ( blood flukes ) : Schistosoma japonicum,
Schistosoma mansoni, dan Schistosoma haematobium
MORFOLOGI DAN DAUR HIDUP
• Pd umumnya bentuk badan cacing dewasa pipih dorsoventral &
simetri bilateral, tdk mempunyai rongga badan.
• Ukuran panjang cacing dewasa sngt beragam dari 1 - 75mm.
• Saluran pencernaan menyerupai huruf Y terbalik yg dimulai dgn
mulut, dan berakhir buntu pd sekum.
• Pd umumya trematoda tdk mempunyai alat pernafasan khusus, krn
hidupnya yg anaerob.
• Saluran ekskresi terdapat simetris bilateral & berakhir di bagian
posterior.
• Cacing ini bersifat hermafrodit dgn alat reproduksi yg kompleks.
PATOLOGI & GEJALA KLINIS

• Kelainan yg disebabkan cacing daun tergantung dari lokalisasi cacing


di dalam tubuh hospes.Selain itu juga ada pengaruh rangsangan
setempat dan zat toksin yang dikeluarkan oleh cacing.
• Reaksi sistemik terjadi karena absorbsi zat toksin tersebut, sehingga
menghasilkan gejala alergi, demam, sakit kepala, dan lain-lain.
CESTODA
CESTODA

• Cacing pita termasuk subkelas Cestoda, kelas Cestoidea, filum


Platyhelminthes. Cacing dewasanya menempati saluran usus
vertebra & larvanya hidup di jaringan vertebra & invertebrata.
• Bentuk badan cacing dewasa memanjang menyerupai pita, biasanya
pipih dorsoventral, tdk mempunyai alat cerna atau saluran vascular
dan biasanya terbagi dlm segmen-segmen yg disbt proglotid yg bila
dewasa berisi alat reproduksi jantan dan betina.
• Ujung bagian anterior berubah mjd sebuah alat perekat, disbt
skoleks, yg dilengkapi dgn alat isap, dan kait-kait.
• Spesies penting yang dapat menimbulkan kelainan pada manusia
umumnya adalah : Tenia saginata dan T. solium, Diphyllobothrium
latum, Hymenolepis nana, Echinococcus granulosus, E.
multilocularis.
• Manusia merupakan hospes Cestoda ini dalam bentuk :
– Cacing dewasa, untuk spesies D. latum, T. saginata, T. solium, H.
nana, H. diminuta, Dipylidium caninum.
– Larva, untuk spesies Diphyllobothrium sp, T. solium, H. nana, E.
granulosus, Multiceps.
SIFAT-SIFAT UMUM

• Badan cacing dewasa terdiri atas :


• Skoleks, yaitu kepala yang merupakan alat untuk melekat, dilengkapi dengan batil
isap atau dengan lekuk isap.
• Leher, yaitu tempat pertumbuhan badan.
• Strobila, yaitu badan yg terdiri atas segmen-segmen yg disebut proglotid. Tiap
proglotid dewasa mempunyai susunan alat kelamin jantan dan betina yg lengkap.
Keadaan ini disebut Hermafrodit.
– Telur dilepaskan bersama proglotid atau tersendiri melalui lubang uterus.
Embrio di dalam telur disebut onkosfer berupa embrio heksakan yg tumbuh
mjd bentuk infektif dlm hospes perantara.
– Infeksi tjd dgn menelan larva bentuk infektif atau menelan telur. Pada Cestoda
dikenal dua ordo :
• Pseudophyllidea
• Cyclophyllidea.
TUGAS untuk Helmintologi:

Membagi mjd 4 kelompok dan mempersiapkan presentasi


dalam bentuk power point
(kelompok berdasarkan urutan absen) :
• Kelompok 1 : Loa-Loa
• Kelompok 2 : Schistosoma japonicum
• Kelompok 3 : Diphyllobothrium latum
• Kelompok 4 : Taenia saginata
DAUR HIDUP
Schistosoma japonicum
Daur hidup
Taenia saginata
Daur hidup
Diphyllobothrium
latum
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai