Anda di halaman 1dari 20

PIROGEN

Ensiklopedia  Pirogen atau bakteri endotoksin


adalah produk metabolit dari pertumbuhan
mikroba. Pirogen larut air, lipopolisakarida tahan
panas dan tidak dapat dihancurkan melalui
sterilisasi uap atau filtrasi
 Ansel  Pirogen adalah senyawa oganik yang
menimbulkan demam, berasal dari pengotoran
mikroba dan merupakan penyebab banyak reaksi-
reaksi fibril yang timbul pada penderita yang
menerima suntikan i.v
 Scoville’s  Istilah pirogen berarti “memproduksi
demam”, pirogen ini dimana merupakan bahan-
bahan yang dibentuk oleh mikroorganisme,
kadang-kadang hadir dalam cairan parenteral dan
memproduksi reaksi demam ketika larutan
dinjeksikan pada pasien.
Definisi Endotoksin
Endotoksin merupakan suatu produk mikroorganisme
terutama dari bakteri gram negatif yang terdiri atas
suatu senyawa kompleks lipopolysaccharida yang
pyrogenic, suatu protein dan suatu lipid yang
innert.
 Pada saat ini endoktoksin diketahui merupakan
pirogen yang paling kuat, namun kehadiran pirogen
lain dalam suatu sediaan perlu diperhitungkan;
karena manusia tidak hanya respon terhadap
endoktoksin saja tetapi juga pirogen yang lain
Pirogen dapat bersumber dari:
     Pelarut

     Zat aktif

     Peralatan

     Timbul pada proses penyimpanan


Sifat – sifat pirogen:

•  Thermostabil, sehingga hanya dapat dihilangkan dengan


pemanasan pada suhu 650ºC selama 1 menit, 250ºC
selama 15 menit atau 180ºC selama 4 jam;
•  Larut dalam air. Sehingga tidak bisa memakai penyaring
bakteri;
•  Tidak dipengaruhi oleh bakterisida yang biasa;
•  Tidak menguap, destilasi biasa ada yang ikut bersama
percikan air;
•  Berat molekul (BM) antara 15.000 – 4.000.000; dan
•  Ukuran umumnya 1 – 50µm.
Macam-macam pirogen
•        Pirogen Endogen
yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam tubuh
kita sendiri sebagai reaksi kekebalan melawan
kuman penyakit yang masuk ke tubuh. Misalnya
interleukin-1 (IL-1), interleukin-6 (IL-6), alpha-
interferon, dan tumor necrosis factor (TNF).
Macam-macam pirogen
•        Pirogen Eksogen
yaitu faktor eksternal tubuh yang menyebabkan
gangguan pada fungsi tubuh manusia. Misalnya
bagian dari sel bakteri dan virus. Selain itu, bisa
juga berupa zat racun (toksin) yang dihasilkan oleh
bakteri atau virus tertentu.
Uji pirogenitas
 adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui
apakan suatu sediaan uji bebas pirogen atau tidak,
dengan maksud untuk membatasi resiko reaksi
demam yang dapat diterima oleh pasien apabila
diinjeksi dengan suatu sediaan farmasi. biasanya
menggunakan kelinci.
Perkembangan regulasi tentang uji pirogen

 Bacterial endotoxin test(BET) merupakan salah


satu uji yang penting terhadap produk parenteral
dan alat kesehatan
 1912 : uji pirogen dilakukan dengan metode kelinci
(Rabbit test)
 1980 : metode baru diterapkan yaitu Limulus
amoebocyte lysate(LAL) test
 Uji LAL merupakan pengujian untuk
memperkirakan konsentrasi endotoksin bakteri
yang mungkin ada dalam contoh bahan.

 The Limulus amebocytelysate(LAL) test adalah uji


in vitro untuk deteksi dan analisis kuantitatif
endotoksin bakteri.
Pemakaian metode LAL antara lain:

 Pemeriksaan bahan baku untuk parenteral, pemeriksaan air


proses untuk parenteral,
 pemeriksaan elemen filter untuk eliminasi pirogen,
menentukan penyebab terjadinya pirogen positip,
 untuk validasi sterilisasi dry-heat,
 pengujian produk jadi,
 radiofarmasi ,
 larutan untuk hemodialisis dan air untuk mengencerkan
larutan hemodialisis
 injeksi dengan dosis tunggal lebih besar dari 15 ml,infus
Pengujian pirogenitas menggunakan
kelinci pilihan utama:
 Metode ini telah lama dikenal dan digunakan untuk
menguji berbagai sediaan dan terbukti memberikan
hasil memuaskan
 Kelinci memiliki sensitivitas terhadap substansi
pirogenik yang mirip dengan manusia.
 Metode kelinci mampu mendeteksi semua pirogen
termasuk endoktoksin sedangkan LAL tidak.
Kelemahan metode kelinci dibandingkan
dengan LAL Test antara lain:
 Memerlukan pemeliharaan dan perawatan hewan dan laboratorium
yang lebih intensif. Hewan harus dipelihara dalam ruangan dengan
temperatur tidak jauh berbeda dengan tempat percobaan.
 Sensitivitas dipengaruhi oleh musim, kegaduhan, kegelisahan,
makanan dan lain sebagainya. Kegelisahan akan dapat menyebabkan
kenaikan suhu relatif tinggi, sehingga mengacaukan interpretasi hasil;
 Variabilitas biologis. Respon setiap kelinci terhadap substansi yang
sama belum tentu sama, sehingga terdapat variasi kenaikan suhu pada
tiap kelinci.
 Prinsip uji pirogenitas menggunakan kelinci adalah dengan injeksi
intravena ke tubuh kelinci di bawah kondisi tertentu dan selanjutnya
dipantau dan dicatat temperatur 3 kelinci dalam jangka waktu tertentu.
Uji pirogen dapat ditentukan dengan beberapa cara yaitu:

Penentuan pirogen secara fisiko kimia (kuantitatif


pirogen)
1. Dengan fotokolorimetri. Reagen Tetrabrom
phenolphthalein (TBP) dan penambahan asam acetat
0,2 N, sehingga timbul warna.
2. Polarografi. Pirogen mempunyai panjang gelombang
maksimum oksigen pada polarografi.
3. Elektroforesis
4. Spektrofotometri. Pirogen mempunyai absorbsi
spektrum ultraviolet pada E maksimum 265 nm.
Penentuan pirogen secara biologis (kualitatif dari pirogen)

1. Pengujian pengukuran temperatur badan hewan


percobaan. (Rabbit Test)
2. Perhitungan sel darah putih
3. Tes limulus (LAL test)
Dipirogenasi
 Dipirogenasi dapat dicapai dengan 2 cara, yaitu dengan
menginaktivasi atau menghilangkan endotoksin.
Inaktivasi dapat dilakukan dengan pemurnian molekul
lipopolisakarida dengan menggunakan sejumlah besar
perlakuan kimia yang memecah/merusak bahan kimia
lain/gugus yang dibutuhkan untuk aktivasi pirogenik.
 Sebagai alternatif lain molekul dapat dirusak secara
total dengan menggunakan beberapa metode yang
berbeda baik berdasarkan karakteristik fisik dan
endotoksin seperti berat molekul dan muatan
elektrostatik/afinitas endotoksin pada permukaan yang
berbeda.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai