Strategi Pembelajaran
Peningkatan Kemampuan
Berpikir dan
Strategi Pembelajaran Afektif
Strategi Pembelajaran Peningkatan
Kemampuan Berpikir (SPPBK)
5. Tahap Akomodasi:
menemukan kata-kata 3. Tahap Konfrontasi:
kunci untuk pemben- penyajian persoalan
tukan pengetahuan baru yang harus
melalui proses dipecahkan terkait
penyimpulan 4. Tahap Inquiry: materi
memberi ruang bagi
siswa untuk
mengembangkan gagasan
dalam upaya pemecahan
masalah
Perbedaan SPPKB dengan Pembelajaran
Konvensional
SPPKB Konvensional
Peserta didik sebagai subjek belajar Peserta didik sebagai objek
belajar
Kontekstual melalui penggalian pengalaman siswa Pembelajaran bersifat teoritis
Perilaku dibangun atas kesadaran sendiri Perilaku dibangun dari faktor
luar mis adanya hukuman
Kemampuan didasarkan atas penggalian Kemampuan diperoleh melalui
pengalaman latihan-latihan
Tujuan akhir pembelajaran kemampuan berpikir Tujuan akhir pembelajaran adalah
melalui proses menghubungkan antara penguasaan materi pelajaran
pengalaman dengan kenyataan
Pengetahuan berkembangan sesuai pengalaman Pengetahuan dikonstruksi orang
yang dialami lain
Tujuan yang ingin dicapai adalah proses berpikir Keberhasilan pembelajaran
untuk memperoleh pengetahuan ditentukan oleh diukur melalui tes
proses dan hasil belajar
Strategi Pembelajaran Afektif
Susah menyimpulkan bahwa bila sikap anak itu baik, misalnya berbahasa dan
sopan santun adalah hasil dari pembelajaran yang dilakukan guru, karena boleh
jadi sikap itu didikan dalam keluarga atau lingkungan sekitarnya.
Penilaian Sikap
Mencakup respon seseorang terhadap objek
(misalnya suka atau tidak suka.
Afektif
perasaan atau penilaian
seseorang terhadap objek
Konatif
kecenderungan untuk
Kognitif
berperilaku dengan cara keyakinan seseorang
tertentu berkenan dengan terhadap objek
kehadiran objek
Cara Menilai Sikap
Pertanyaa
Observasi Laporan
n
perilaku pribadi
langsung
Model Pembentukan sikap
Sulit melakukan
Proses pendidikan kontrol karena banyak
cenderung diarahkan faktor yang
pada pembentukan berpengaruh pada
intelektual/kognitif perkembangan sikap
seseorang
Keberhasilan
pembentukan sikap Pengaruh kemajuan
tidak bisa segera teknologi berdampak
dievaluasi butuh pada pembentukan
rentang waktu yang karakter anak
panjang
Tipe Nilai Karakteristik Afektif
Sikap, kencendrungan untuk bertindak secara suka atau tidak
suka terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara
mengamati dan menirukan sesuatu yang positif.
Minat/keinginan, kecenderungan hati yang tinggi terhadap
sesuatu
Konsep diri, Pengetahuan akan kekuatan dan kelemahan diri
sendiri
Nilai, sekumpulan pemikiran seseorang atas perilaku yang
bersifat baik dan buruk.
Moral, berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap
kebahagiaan orang lain atau perasaan terhadap tindakan yang
dilakukan diri sendiri. Ada kaitan dengan prnsip, nilai dan
keyakinan seseorang.
Proses Pembentukan Sikap Dalam Strategi
Pembelajaran Afektif
Pola pembiasaan, guru dapat menanamkan sikap tertentu
kepada siswa melalui proses pembiasaan, misalnya sikap
siswa yang setiap kali menerima perilaku yang tidak
menyenangkan dari guru, satu contoh mengejek atau
menyinggung perasaan anak. Maka lama kelamaan akan
timbul perasaan benci dari anak yang pada akhirnya dia
juga akan membenci pada guru dan mata pelajarannya.
Modeling, pembentukan sikap melalui proses asimilasi
atau proses pencontohan/peniruan. Jadi modeling adalah
proses peniruan anak terhadap orang lain yang menjadi
idolanya atau orang yang dihormatinya.
Instrumen Penilaian Afektif
Instrumen sikap, untuk mengetahui sikap peserta didik
terhadap suatu objek, misalnya terhadap kegiatan sekolah,
mata pelajaran, pendidik, dan sebagainya. Sikap terhadap
mata pelajaran bisa positif bisa negatif.
Instrumen minat, untuk memperoleh informasi tentang
minat peserta didik terhadap mata pelajaran. Dapat
digunakan untuk meningkatkan minat peserta didik
terhadap mata pelajaran.
Instrumen konsep diri, untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan diri sendiri. Karakteristik potensi peserta didik
sangat penting untuk menentukan jenjang karirnya.
Informasi kekuatan dan kelemahan peserta didik digunakan
untuk menentukan program yang sebaiknya ditempuh.
Instrumen Penilaian Afektif
Instrumen nilai, untuk mengungkap nilai dan keyakinan
peserta didik. Informasi yang diperoleh berupa nilai dan
keyakinan yang positif dan yang negatif. Hal-hal yang
bersifat positif diperkuat sedangkan yang bersifat negatif
dikurangi dan akhirnya dihilangkan.
Instrumen moral, untuk mengungkap moral. Informasi
moral seseorang diperoleh melalui pengamatan terhadap
perbuatan yang ditampilkan dan laporan diri melalui
pengisian kuesioner. Hasil pengamatan dan hasil kuesioner
menjadi informasi tentang moral seseorang.
Peran Strategi Pembelajaran Afektif
Dalam Membangun Karakter Siswa
Kejujuran: peserta didik harus belajar menghargai
kejujuran dalam berinteraksi dengan orang lain.
Integritas: peserta didik harus mengikatkan diri pada
kode nilai, misalnya moral dan artistik.
Adil: peserta didik harus berpendapat bahwa semua
orang mendapat perlakuan yang sama dalam
memperoleh pendidikan.
Kebebasan: peserta didik harus yakin bahwa negara yang
demokratis memberi kebebasan yang bertanggung
jawab secara maksimal kepada semua orang.