Anda di halaman 1dari 16

Pertemuan 6

Strategi Pembelajaran
Peningkatan Kemampuan
Berpikir dan
Strategi Pembelajaran Afektif
Strategi Pembelajaran Peningkatan
Kemampuan Berpikir (SPPBK)

Lebih menekankan pada kemampuan


berpikir siswa.

Materi tidak disajikan begitu saja


melainkan berproses berbekal pengalaman
siswa untuk memecahkan masalah.

Hasil belajar diarahkan untuk


mengkonstruksi pengetahuan atau
penguasaan materi pelajaran.
Tahapan Pembelajaran SPPBK
1. Tahap Oritentas:
untuk menumbuhkan
minat belajar siswa
6. Tahap Transfer: 2. Tahap Pelacakan:
penyajian masalah baru untuk memahami
yang sepadan dengan
masalah semula agar siswa kemampuan dasar
mampu mentransfer siswa misalnya tanya
kemampuan berpikirnya. jawab terkait materi

5. Tahap Akomodasi:
menemukan kata-kata 3. Tahap Konfrontasi:
kunci untuk pemben- penyajian persoalan
tukan pengetahuan baru yang harus
melalui proses dipecahkan terkait
penyimpulan 4. Tahap Inquiry: materi
memberi ruang bagi
siswa untuk
mengembangkan gagasan
dalam upaya pemecahan
masalah
Perbedaan SPPKB dengan Pembelajaran
Konvensional
SPPKB Konvensional
Peserta didik sebagai subjek belajar Peserta didik sebagai objek
belajar
Kontekstual melalui penggalian pengalaman siswa Pembelajaran bersifat teoritis
Perilaku dibangun atas kesadaran sendiri Perilaku dibangun dari faktor
luar mis adanya hukuman
Kemampuan didasarkan atas penggalian Kemampuan diperoleh melalui
pengalaman latihan-latihan
Tujuan akhir pembelajaran kemampuan berpikir Tujuan akhir pembelajaran adalah
melalui proses menghubungkan antara penguasaan materi pelajaran
pengalaman dengan kenyataan
Pengetahuan berkembangan sesuai pengalaman Pengetahuan dikonstruksi orang
yang dialami lain
Tujuan yang ingin dicapai adalah proses berpikir Keberhasilan pembelajaran
untuk memperoleh pengetahuan ditentukan oleh diukur melalui tes
proses dan hasil belajar
Strategi Pembelajaran Afektif

Syarat dengan pembentukan sikap

Berhubungan dengan value yang sulit diukur karena menyangkut


kesadaran yang tumbuh dari dalam

Dalam batas tertentu, afektif dapat muncul sebagai kejadian


behavior

Susah menyimpulkan bahwa bila sikap anak itu baik, misalnya berbahasa dan
sopan santun adalah hasil dari pembelajaran yang dilakukan guru, karena boleh
jadi sikap itu didikan dalam keluarga atau lingkungan sekitarnya.
Penilaian Sikap
Mencakup respon seseorang terhadap objek
(misalnya suka atau tidak suka.

Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai


pandangan hidup yang dimiliki seseorang

Dapat dibentuk dari perilaku atau tindakan


yang diinginkan

Terdiri dari tiga komponen yakni afektif, kognitif


dan konatif
Komponen Sikap

Afektif
perasaan atau penilaian
seseorang terhadap objek

Konatif
kecenderungan untuk
Kognitif
berperilaku dengan cara keyakinan seseorang
tertentu berkenan dengan terhadap objek
kehadiran objek
Cara Menilai Sikap

Pertanyaa
Observasi Laporan
n
perilaku pribadi
langsung
Model Pembentukan sikap

• Hadapkan siswa pada masalah yang


mengandung konflik
• Siswa menganalisis situasi masalah
• Siswa menulis tanggapannya
Model • Mengajak siswa menganalisis respon
Konsiderasi, orang lain
• Mendorong siswa merumuskan
diimplementasikan
dampak setiap tindakan yang
dengan cara: diusulkan
• Memandang permasalah dari
berbagai sudut pandang untuk
memperluas wawasan
Model Pembentukan sikap

• Tingkat Prakonvensional: mencakup tahap


orientasi pada hukuman/kepatuhan dan tahap
orientasi pada rasa keadilan yang disepakati
• Tingkat Konvensional: tahap keselarasan
interpersonal (krn keinginan untuk memenuhi
harapan orang lain) dan tahap sistem sosial dan
Model kata hati
Pengembangan • Tingkat Post Konvensional: tahap kontrak sosial
Kognitif (perilaku berdasarkan kebenaran dalam
masyarakat) dan tahap prinsip etis universal.
(berdasarkan kebenaran secara universal)
Kesulitan dalam Pembelajaran Afektif

Sulit melakukan
Proses pendidikan kontrol karena banyak
cenderung diarahkan faktor yang
pada pembentukan berpengaruh pada
intelektual/kognitif perkembangan sikap
seseorang

Keberhasilan
pembentukan sikap Pengaruh kemajuan
tidak bisa segera teknologi berdampak
dievaluasi butuh pada pembentukan
rentang waktu yang karakter anak
panjang
Tipe Nilai Karakteristik Afektif
Sikap, kencendrungan untuk bertindak secara suka atau tidak
suka terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara
mengamati dan menirukan sesuatu yang positif.
Minat/keinginan, kecenderungan hati yang tinggi terhadap
sesuatu
Konsep diri, Pengetahuan akan kekuatan dan kelemahan diri
sendiri
Nilai, sekumpulan pemikiran seseorang atas perilaku yang
bersifat baik dan buruk.
Moral, berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap
kebahagiaan orang lain atau perasaan terhadap tindakan yang
dilakukan diri sendiri. Ada kaitan dengan prnsip, nilai dan
keyakinan seseorang.
Proses Pembentukan Sikap Dalam Strategi
Pembelajaran Afektif
Pola pembiasaan, guru dapat menanamkan sikap tertentu
kepada siswa melalui proses pembiasaan, misalnya sikap
siswa yang setiap kali menerima perilaku yang tidak
menyenangkan dari guru, satu contoh mengejek atau
menyinggung perasaan anak. Maka lama kelamaan akan
timbul perasaan benci dari anak yang pada akhirnya dia
juga akan membenci pada guru dan mata pelajarannya.
Modeling, pembentukan sikap melalui proses asimilasi
atau proses pencontohan/peniruan. Jadi modeling adalah
proses peniruan anak terhadap orang lain yang menjadi
idolanya atau orang yang dihormatinya.
Instrumen Penilaian Afektif
Instrumen sikap, untuk mengetahui sikap peserta didik
terhadap suatu objek, misalnya terhadap kegiatan sekolah,
mata pelajaran, pendidik, dan sebagainya. Sikap terhadap
mata pelajaran bisa positif bisa negatif.
Instrumen minat, untuk memperoleh informasi tentang
minat peserta didik terhadap mata pelajaran. Dapat
digunakan untuk meningkatkan minat peserta didik
terhadap mata pelajaran.
Instrumen konsep diri, untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan diri sendiri. Karakteristik potensi peserta didik
sangat penting untuk menentukan jenjang karirnya.
Informasi kekuatan dan kelemahan peserta didik digunakan
untuk menentukan program yang sebaiknya ditempuh.
Instrumen Penilaian Afektif
Instrumen nilai, untuk mengungkap nilai dan keyakinan
peserta didik. Informasi yang diperoleh berupa nilai dan
keyakinan yang   positif dan yang negatif. Hal-hal yang
bersifat positif diperkuat sedangkan yang bersifat negatif
dikurangi dan akhirnya dihilangkan.
Instrumen moral, untuk mengungkap moral. Informasi
moral seseorang diperoleh melalui pengamatan terhadap
perbuatan yang ditampilkan dan laporan diri melalui
pengisian kuesioner. Hasil pengamatan dan hasil kuesioner
menjadi informasi tentang moral seseorang.
Peran Strategi Pembelajaran Afektif
Dalam Membangun Karakter Siswa
Kejujuran: peserta didik harus belajar menghargai
kejujuran  dalam berinteraksi dengan orang lain.
Integritas: peserta didik harus mengikatkan diri pada
kode nilai, misalnya moral dan artistik.
Adil: peserta didik harus berpendapat bahwa semua
orang mendapat perlakuan yang sama dalam
memperoleh pendidikan.
Kebebasan: peserta didik harus yakin bahwa negara yang
demokratis  memberi kebebasan yang bertanggung
jawab secara maksimal kepada semua orang.

Anda mungkin juga menyukai