Anda di halaman 1dari 43

TEKNIK COMPOUNDING

Pengertian Compounding

Compounding merupakan proses melibatkan:


Pembuatan (preparation)
Pencampuran (mixing)
Pemasangan (asembling)
Pembungkusan (packaging)
Pemberian label (labelling)
dari obat atau alat sesuai dengan resep dokter yang berlisensi
atas inisiatif yang didasarkan atas hubungan dokter/pasien/
farmasis/compounder dalam praktek profesional.
Langkah-langkah
Compounding
 Persiapan  Pemeriksaan akhir
 Lakukan penilaian preskripsi untuk  Memeriksa variasi berat, homogenitas, kejernihan,
keamanan dan tujuan penggunaan bau, rasa, warna, konsistensi, pH.
dan ketepatan dosis untuk pasien
penentuan beyond used date.  Menuliskan informasi pada catatan compounding.
 Lakukan perhitungan untuk  Memberi label pada preskripsi.
menentukan jumlah bahan aktif
yang diperlukan.
 Pemberian tanda tangan
 Memilih peralatan yang diperlukan
dengan kebersihan yang terjamin. Pemberian tanda tangan dan tanggal pada resep
 Menggunakan pakaian yang tepat menegaskan seluruh prosedur telah dilakukan untuk
dan mencuci tangan. menjamin keseragaman, identitas, kekuatan, jumlah
 Membersihkan area compounding dan kemurnian.
dan peralatan.
 Menyusun semua bahan yang
 Pembersihan
diperlukan untuk compounding dan  Membersihkan dan menyimpan seluruh peralatan.
menyiapkan kemasan sediaan.
 Membersihkan area compounding.
TANGGUNG JAWAB PERACIK

1) Compounder (peracik) yang diperkerjakan dalam peracikan obat atau


peracikan makanan (nutriceutical) harus ahli dalam peracikan dan
harus terus mengembangkan ilmunya dengan mengikuti seminar
dan/atau mempelajari literatur yang cocok.
2) Seorang compounder harus tidak asing secara detail dengan semua
Pharmaceutical Compounding – Nonsterile Preparations ,
Pharmaceutical Compounding – Sterile Preparations.
Sebagai tambahan, compounder harus bertanggung jawab untuk
berikut :
a. Mengesahkan semua pesanan resep;
b. Menyetujui atau menolak semua komponen, pengemas produk obat,
penutup, material dalam proses, dan pelabelan;
TANGGUNG JAWAB PERACIK

c. Membuat dan mengkaji ulang semua catatan compounding untuk


menjamin bahwa tidak terjadi kesalahan dalam proses compounding.
d. Menjamin pemeliharaan yang cocok, kebersihan, dan pemakaian
semua peralatan yang dipakai dalam praktek peracikan obat;
e. Menjamin bahwa hanya personil yang diberi wewenang oleh
supervisor compounding akan dekat daerah operasi peracikan obat;
f. Menjamin bahwa produk obat dan komponen produk obat adalah
tidak termasuk daftar produk obat yang telah ditarik dari peredaran
untuk alasan kesehatan masyarakat.
3) Compounder harus menjamin bahwa personil yang diperkerjakan
dalam peracikan memakai pakaian yang bersih sesuai dengan tipe
sepatu atau item lain yang diperlukan untuk melindungi personil dari
kena bahan kimia dan mencegah kontaminasi obat.
4) Compounder harus melaksanakan prosedur untuk mencegah
kontaminasi silang bila meracik dengan obat (misalnya penisilin) yang
membutuhkan perhatian khusus untuk mencegah kontaminasi silang.
Teknik-teknik Compounding

1. Pencampuran cairan homogen (larutan)


2. Pencampuran cairan heterogen (emulsi)
3. Pencampuran bahan padat dengan cairan
4. Mencampur bahan padat dengan bahan padat
5. Mencampur bahan setengah padat
Faktor-faktor Yang Harus
Diperhatikan Dalam Compounding

1. Sifat fisik dari bahan yang akan dicampur,


seperti kerapatan, viskositas, dan
kemampuan bercampur
2. Segi ekonomi, menyangkut pemprosesan
3. Waktu, waktu yang dibutuhkan untuk
mencampur
4. Alat, kemudahan mencampur, perawatan,
dan pembersihannya.
Menurut Bhatt Dan Agrawal (2007), Beberapa Contoh
Pencampuran Skala Besar Dalam Bidang Farmasi:

 pencampuran bubuk/sebuk dalam pembuatan granul dan


tablet
 pencampuran kering (dry mixing) dalam proses kompresi
langsung sediaan tablet dan kapsul.
 pencampuran bubuk/serbuk dalam pembuatan sediaan
kosmetik seperti bedak
 pembuatan serbuk yang larut dalam larutan untuk
pengisian dalam kapsul lunak dan sirup
 pencampuran dua cairan yang tidak saling larut, seperti
sediaan emulsi
 
Proses Compounding
Peracik mengingat langkah-langkah berkut untuk
meminimalkan kesalahan dan memaksimalkan tujuan
penulis resep
 Pertimbangkan kecocokan resep yang akan diracik dengan
syarat-syarat keamanan dan tujuan pemakaian.
 Kerjakan perhitungan yang yang penting untuk
mendapatkan jumlah bahan-bahan yang diperlukan.
 Identifikasi alat-alat yang diperlukan
 Pakai pakaian yang tepat dan cuci tangan
 Bersihkan daerah peracikan dan alat yang diperlukan
 Hanya satu resep yang harus diracik pada satu waktu dalam
suatu peracikan yang ditentukan.
Lanjutan..
 Kumpulkan semua bahan-bahan untuk meracik resep
 Racik sediaan dengan mengikuti catatan formulasi
(formulation record) Proses meracik (lanjutan)
 Nilai variasi berat, kecukupan pencampuran, kejernihan,
bau, warna, konsistensi, dan pH setepatnya.
 Bubuhi keterangan catatan racikan dan jelaskan rupa
sediaan
 Beri label wadah resep dengan memasukkan item berikut: a)
nama sediaan, b) nomor identifikasi internal, c) initial
compounder, d) penyimpanan yang diperlukan, dan
pernyataan yang diperlukan berdasarkan undang-undang.
 Tandatangani dan beri tanggal resep yang menegaskan
bahwa semua prosedur telah dikerjakan untuk menjamin
keseragaman, identitas, kekuatan, kuantitas, dan kemurnian.
 Bersihkan semua peralatan dan simpan dengan tepat
Alat-alat Untuk Peracikan Obat

Alat-Alat Untuk Mengukur Volume


 Gelas ukur dipergunakan untuk mengukur cairan yang akan dibuat atau
cairan yang diambil misalnya air 100 ml.
 Gelas piala / beakerglass untuk melarutkan bahan dengan diaduk
pengaduk dari kaca, dapat pula digunakan untuk membuat mucilago
amyli
 Erlenmeyer dipakai untuk melarutkan bahan dengan digoyang atau
dikocok pelan dan gunakan untuk alat pengukur (tingkat ketelitian
kurang)
ALAT-ALAT UNTUK PERACIKAN OBAT
a. Alat-Alat Untuk Mengukur Volume

Gambar 1. (a) gelas ukur, (b) beakerglass, (c) erlenmeyer


Gambar : Meniskus cekung dan cembung Gambar : Cara membaca skala pada gelas ukur
Alat-alat Peracikan Obat
 Alat yang digunakan dalam proses peracikan obat
antara lain:
 Lumpang-alu atau mortir dan stamper, dipakai untuk
menghaluskan dan mencampur bahan-bahan.
 Sendok dapat dipakai untuk mengambil bahan padat dari
dalam botol , untuk bahan cair bisa digunakan pipet penetes
atau langsung dituang dengan hati-hati, sedangkan untuk
bahan semipadat ( ekstrak kental dan lemak-lemak) bisa
digunakan spatel/sudip
 Sudip dari film plastik/mika dipakai untuk menyatukan ,
membersihkan serbuk atau salep dan memasukkan dalam
wadah.
 Cawan penguap (dari porselin) digunakan untuk wadah
menimbang , untuk menguapkan atau mengeringkan cairan,
melebur atau mencampur lebih dari 1 bahan.
Lanjutan…
 Gelas arloji dan botol timbang untuk menimbang bahan yang
mudah menguap, menyublim, dan cairan yang tidak boleh
ditimbang dengan kertas perkamen.
 Panci infus untuk membuat larutan infus.
 Papan pil dipakai untuk menggulung pil , memotong pil,
kemudian dibulatkan dengan pembulat pil.
 Pengayak alat yang dipakai untuk mengayak bahan sesuai dengan
derajat kehalusan serbuk
 Corong dipakai untuk menyaring dengan meletakkan kertas
saring diatas corong , kertas saring digunting bulat kurang lebih
1 cm dibawah permukaan corong.
 Batang pengaduk
 Capsul Filler
TIMBANGAN

Timbangan adalah alat yang dipakai melakukan pengukuran


massa suatu benda. Timbangan/neraca dikategorikan kedalam
sistem mekanik dan juga elektronik /Digital .Timbangan Manual,
yaitu jenis timbangan yang bekerja secara mekanis dengan
sistem pegas. Biasanya jenis timbangan ini menggunakan
indikator berupa jarum sebagai penunjuk ukuran massa yang
telah terskala
Macam – macam 1. Timbangan Kasar

Timbangan

Menurut FI edisi III, ada 3 macam


timbangan obat yang meliputi :

250-1000g dan kepekaannya 200 mg

2. Timbangan gram halus 3. Timbangan Milligram

100-200g dan kepekaannya 50mg 10-50g dan kepekaanya 5mg


Timbangan beserta bagian-bagiannya

Keterangan Gambar 1
1. Papan landasan timbangan
2. Tombol pengatur tegak berdirinya timbangan
3. Anting penunjuk tegak berdirinya timbangan
4. Alas anting penunjuk tegaknya timbangan
(waterpass)
5. Jarum timbangan
6. Skala
7. Tuas penyangga timbangan
8. Pisau tengah atau pisau pusat.
9. Pisau tangan
10. Tangan timbangan
Tombol/mur pengatur keseimbangan /mur.
11. Piring timbangan
 Kita mengenal neraca digital sebagai alat ukur untuk satuan
berat. Dibandingkan dengan neraca jaman dulu yang masih
menggunakan neraca analog atau manual, neraca digital
memiliki fungsi lebih sebagai alat ukur, diantaranya neraca
digital lebih akurat, presisi, akuntable (bisa menyimpan
hasil dari setiap penimbangan) (Timbangandigital, 2010).
 Menimbang benda adalah menimbang sesuatu yang tidak
memerlukan tempat dan biasanya tidak dipergunakan pad
reaksi kimia, seperti menimbang cawan, gelas kimia dan
lain-lain. Menimbang zat adalah menimbang zat kimia yang
dipergunakan untuk membuat larutan atau akan
direaksikan. Untuk menimbang zat ini diperlukan tempat
penimbangan yang dapat digunakan seperti gelas kimia,
kaca arloji dan kertas timbang. Menimbang zat dengan
penimbangan selisih dilakukan jika zat yang ditimbang
dikhawatirkan akan menempel pada tempat menimbang
dan sukar untuk dibilas.
TEKNIK MENIMBANG
a. Proses penimbangan dengan timbangan konvensional:
 Neraca dan cawan harus dalam keadaan bersih.
 Periksalah bahwa neraca diletakkan pada area yang datar dan
jarum penunjuk dapat bergerak bebas.
 Letakkan kertas timbang pada cawan timbang, kemudian atur
neraca sehingga pointer index ada pada zero.
 Ketika neraca dalam keadaan istirahat, ambilah beban dari
kotak anak timbangan yang diinginkan dengan penjepit dan
letakkan pada cawan timbangan sebelah kiri.
 Segera tutuplah kotak anak timbang setelah pengambilan anak
timbangan. Apabila dibiarkan terbuka, ada kemungkinan bahan
tumpah pada kotak anak timbang dan menyebabkan kontaminasi
anak timbang yang akan mempengaruhi keakuratan berat anak
timbang.
 Bahan yang akan ditimbang diletakkan secara perlahan pada
cawan timbang sebelah kanan. Periksa kesetimbangan,
pengurangan atau penambahan bahan obat dilakukan dengan
menggunakan spatula atau alat lain sesuai dengan bahan.
 Setelah berat yang diinginkan sesuai tercapai, pindahkan bahan ke
dalam wadah yang sesuai.
 Segera simpan anak timbangan ke dalam kotak anak timbang.
b. Proses penimbangan dengan neraca elektronik/digital:
 Pastikan bahwa timbangan sudah menyala.
 Pastikan timbangan menunjukkan angka ”nol”( jika tidak perlu
di koreksi).
 Letakakan benda yang massanya akan diukur pada piringan
tempat benda.
 Baca skala yang tertera pada display digital sesuai skala satuan
timbangan tersebut.
 Untuk pengukuran yang sensitivitasnya tinggi perlu menunggu
30 menit, karena hanya dapat bekerja pada batas temperatur
yang ditetapkan.
Lanjutan…

Beberapa hal yang perlu diperhatikan :


 Untuk bahan yang kering digunakan alas kertas perkamen
 Untuk bahan yang mudah menguap, menyublim atau higroskopis dimasukkan
dalam botol timbang bertutup terlebih dahulu.
 Untuk bahan yang berair, berminyak, atau berlemak atau berlemak dalam jumlah
kecil cukup dialasi dengan kertas perkamen yang diolesi gliserin, sedang untuk
jumlah besar dapat digunakan gelas arloji atau pun cawan porselin.
 Alas harus disetarakan terlebih dahulu dengan beban penara
 Gunakan pinset untuk mengambil anak timbangan
 Bahan yang akan ditimbang diletakkan pada piring sebelah kanan, sedangkan
piring yang kiri digunakan untuk anak timbang (beban tetap), kecuali bagi yang
kidal. Baik bahan atau pun anak timbangan harus diletakkan pada pusat piring
timbangan.
Lanjutan…

 Pada saat penambahan bahan, posisi jarum timbang harus selalu dalam
keadaan off setelah penambahan selesai baru dipindah ke posisi on.
 Pastikan penimbangan diakhiri dalam keadaan stimbang dari kedua
piring, jarum menunjuk ke arah angka nol (0) atau menunjukkan
goyangan yang seimbang antara bagian kiri dan kanan skala timbang.
Selesai penimbangan
 Timbangan dalam keadaan off (tanpa beban), bersih dan almari tertutup 
 Pastikan anak timbang dan pinset lengkap dalam kotaknya masing-
masing.
Cara Penimbangan Bahan Obat
 Bahan padat seperti serbuk, lilin dll ditimbang diatas kertas
perkamen
 Bahan ½ padat seperti vaselin, adeps, ditimbang diatas
kertas perkamen atau diatas cawan penguap.
 Bahan cair dapat ditimbang diatas kaca arloji, cawan
penguap atau langsung dalam botol atau wadah.
 Bahan cairan kental seperti ekstrak belladon dan ekstrak
hyosciamy langsung ditimbang, sedangkan untuk ichtyol
ditimbang dikertas perkamen yang sebelumnya diolesi
dengan parafin cair/vaselin.
 Bahan oksidator (kalii permanganas, iodium, argenti nitras)
ditimbang pada gelas timbang atau pada gelas arloji yang
ditutup.
 Bahan yang bobotnya kurang dari 50 mg dilakukan
pengenceran.
Berat Minimal Yang Boleh Ditimbang

 Pada pengujian dan penetapan kadar menurut Farmakope


Indonesia diperlukan penggunaan timbangan yang beragam
dalam kapasitas, kepekaan dan Reproduksibilitas. Jika
tidak dinyatakan lain, jika zat dinyatakan “ TIMBANG
SEKSAMA” untuk penetapan kadar, maka penimbangan
harus dilakukan dengan menggunakan alat timbangan yang
tidak kepastian pengukurannya (kesalahan acak ditambah
dengan kesalahan sistematik) tidak lebih dari 0,1%
pembacaan.
 Misalnya: ditimbang sejumlah 50 mg maka kesalahan
mutlak tidak lebih dari 50µg. Ketidakpastian pengukuran
memenuhi syarat jika pada penimbangan ulang tidak
kurang dari 10 kali, tiga kali nilai simpangan baku dibagi
dengan jumlah yang ditimbang tidak lebih dari 0,001,
kecuali dinyatakan lain.
REVIEW PERHITUNGAN DALAM COMPOUNDING

Pada proses compounding melibatkan sejumlah perhitungan dan perhitungan


tersebut merupakan potensi kesalahan terbesar. Untuk meminimalkan
kesalahan perhitungan, dapat dilakukan cara berikut :
1. Apabila mentransfer data dari suatu pustaka, lakukan pengecekan
berulang apa yang disalin ulang.
2. Mencoba untuk tidak tergantung pada kalkulator. Buatlah suatu taksiran
hasilnya terlebih dahulu sehingga apabila anda menekan tombol
kalkulator yang salah, dapat segera diketahui bahwa terjadi kesalahan.
3. Periksa kembali perhitungan yang dilakukan. Terdapat lebih dari satu
cara untuk menyelesaikan perhitungan, apabila anda mendapatkan hasil
perhitungan yang sama dengan cara yang berbeda, berarti perhitungan
anda benar.
Cara Menimbang Langsung Dan Tidak Langsung

 Cara Langsung:
 berat botol timbang kosong = 10,2368 g
 berta botol timbang + zat = 10,8796 g
 berat zat = 0,6428 g
 Cara Tidak Langsung:
 berat botol timbang + zat = 12,3456 g
 berat botol timbang + sisa zat setelah
dituang ke beaker glass =
11,6952 g
 berat zat = 0,6504 g
 Kepekaan adalah tambahan bobot maksimum yang
diperlukan pada salah satu piring timbangan, setelah
keduanya diisi muatan maksimum, menyebabkan ayunan
jarum timbangan tidak kurang dari 2 mm tiap dm panjang
jarum.
Contoh Perhitungan

R/ Metil salisilat 10%


Basis krim vanishing ad 50 g
 Langkah 1.
Tentukan berat metal salisilat melalui perkalian konsentrasi (10%)
dengan berat total produk.
10% x 50 g = 5 g metil salisilat
 Langkah 2.
Tentukan berat basis krim yang diperlukan melalui pengurangan
berat total dengan berat metal salisilat.
50 g – 5 g = 45 g basis krim
Memperbesar atau memperkecil formula
 
Memperkecil formula
Berapakah bahan yang diperlukan untuk membuat obat batuk hitam 50ml ?
Formula Obat Batuk Hitam berdasarkan Formularium Nasional edisi 2 tahun
1978 adalah :
 Glycirrhizae Succus 10 g
 Ammonii Chloridum 6g
 Ammoniae Anisi Spiritus 6 g
 Aqua 300 ml
Bahan yang diperlukan untuk membuat 50 ml adalah :
 Glycirrhizae Succus =
 Ammonii Chloridum =
 Ammoniae Anisi Spiritus =
 Aqua hingga 50 ml
  
Memperbesar formula
Berapakah bahan yang diperlukan untuk membuat Salep 2-4 sebanyak 50 g ?
Formula dasar salep 2-4 adalah :
 Asam salisilat 200 mg
 Sulfur 400 mg
 Vaselin album ad 10 g
Bahan yang diperlukan umtuk membuat 50 g adalah :
 Asam salisilat =
 Sulfur =
 Vaselin album hingga 50 g
Menghitung berat bahan yang terlalu kecil
untuk ditimbang
Bahan
  dengan berat kecil dalam sediaan serbuk
Hitunglah jumlah kodein yang harus ditimbang untuk 5 bungkus serbuk bagi yang
masing-masing mengandung codein sebanyak 5 mg. Diketahui batas penimbangan
minimal neraca yang tersedia adalah 50 mg.
 Langkah 1. Tentukan jumlah kodein yang harus ditimbang 5 mg x 5 bungkus =
25mg
 Langkah 2. Tentukan pengenceran codein menggunakan laktosa dengan
perbandingan 1 : 10
Codein 50 mg
Laktosa 200 mg
Total 250 mg
Dalam 250 mg campuran serbuk mengandung 50 mg codein
 Langkah 3. Tentukan jumlah campuran yang harus ditimbang agar mengandung
codein 25 mg
  
Lanjutan...
Bahan dengan berat kecil dalam sediaan cairan
Hitunglah pengawet natrium benzoat 0,03% yang diperlukan untuk sirup obat batuk 50
ml. Diketahui batas penimbangan minimal neraca yang tersedia adalah 50 mg. Natrium
benzoat mudah larut dalam air.
 Langkah 1. Tentukan jumlah natrium benzoat yang diperlukan :
0,03% x 50 ml = 0,015 g atau 15 mg
 Langkah 2.Tentukan pengenceran natrium benzoat menggunakan air
Natrium benzoat 50 mg
Air hingga 10 ml
Dalam 10 ml air mengandung natrium benzoate 50 mg
 Langkah 3. Tentukan larutan yang harus diukur agar mengandung natrium bernzoat
15 mg.
Cara pengenceran serbuk
Berapakah berat luminal yang ditimbang ?
R/ Luminal 35 mg
m.f.p no X
S2dd1

Perhitungan
  : Pembuatan :

Jumlah minimal bahan yang boleh  SL dan carmin ditimbang 450 mg diatas kertas
ditimbang : 50 mg perkamen dan dimasukkan sedikit saja ke dalam
mortir untuk melapisi mortir (untuk menutupi
Pengenceran : pori-pori di dalam mortir).
Luminal yang ditimbang = 50  Luminal ditimbang 50 mg diatas kertas perkamen
mg kemudian dimasukkan ke dalam mortir
 Sisa dari SL dan carmin dimasukkan ke dalam
Saccharum lactum + Carmin = 450 mg
mortir
Total = 500 mg  Digerus sampai homogen
Jadi luminal yang diambil  Hasil pencampuran tersebut ditimbang 350 mg
= x 500 = 350 mg dan sisanya dipisahkan.
Contoh Pengenceran Tablet

R/ Codein HCl 8 mg
m.f.p.dtd. No XII
S3dd1 1.
 Perhitungan
  dosis
Pro : A (6 tahun) Usia : 6 tahun (<8 tahun) maka digunakan rumus :
Berapakah berat codein yang DM sekali pakai = (codein HCl)
perlu ditimbang ?
= x 60 mg (FI III) = 20 mg
DM sehari = (codein HCl)
= x 300 mg (FI III) = 100 mg
Lanjutan...
3. Penimbangan
 Codein = 9 tablet ( 8mg x 12 puyer = 96 mg. tersedia
tablet codein 10 mg/tablet. Jadi tablet yang dibutuhkan 96/10 x 1 tablet
= 9,6 tablet.
 Diambil 9 tablet dan 0,6 pengenceran
 Pengenceran codein = 300 mg atau 180 mg

4. Pembuatan
 Diambil 9 tablet codein kemudian digerus di dalam mortir sampai homogen
 Dibuat pengenceran codein dengan cara :
 1 tablet codein digerus dengan SL dan carmin sampai homogen kemudian ditimbang 300 mg hasil
pengenceran dan dimasukkan ke dalam mortir yang berisi 9 tab codein yang sudah digerus. Sedangkan
sisa hasil pengenceran disimpan.
 Digerus sampai homogen dan dibagi menjadi 12
 Timbang 1 tablet codein: 100 mg
 Timbang SL : 250
 Timbang carmin : 50 mg
 Total 300 mg (tergantung dari bobot tablet)
 Codein yang diambil : 0,6 /1 tablet x 300 mg = 180 mg (sudah lebih dari 50 mg)
HITUNGAN FARMASI
Farmakope Indonesia Edisi V memberikan 4 bentuk % yaitu:
1. Persen bobot per bobot (%b/b)
Menyatakan jumlah gram zat dalam 100 gram campuran atau larutan.
(gram/100 gram)
2. Persen bobot per volume (%b/v)
Menyatakan jumlah gram zat dalam 100 ml larutan sebagai pelarut
dapat digunakan air atau pelarut lain. (gram/100 ml)
3. Persen volume per volume (%v/v)
Menyatakan jumlah ml zat dalam 100 ml larutan. (ml/100 ml)
4. Persen volume per bobot (%v/b)
Menyatakan jumlah ml zat dalam 100 gr bahan atau campuran.(ml/100
gram)
Contoh……

Hitunglah
   kalium permanganat yang diperlukan untuk membuat
50 ml larutan kalium permanganat 2,8% b/v
 Langkah 1 :
Larutan kalium permanganat 2,8 b/v berarti 2,8 g kalium
permanganat dalam 100 ml larutan
 Langkah 2 :
Untuk 50 ml larutan diperlukan

 Jadi untuk permasalahan diatas, 1,4 g kalium permanganate


dilarutkan dalam aqua hingga 50 ml.
Perhitungan Etanol
 Yaitu mengubah atau mengencerkan kadar etanol yang lebih
tinggi menjadi kadar yang lebih rendah. Perlu diketahui bahwa
apabila kita mencampur 2 larutan yang berbeda berat jenisnya
(termasuk etanol/spiritus ) akan terjadi penyusutan volume yang
disebut dengan kontraksi.
 Spiritus atau etanol adalah campuran alkohol absolut dengan air.
Umumnya dinyatakan dalam persen b/b atau v/v, sehingga :
 100 gram etanol 0 % b/b artinya larutan mengandung
alkohol absolute 0 % x 100 gram = 0 gram
air 100 gram – 0 gram = 100 gram
 200 cc etanol 70 % v/v artinya larutan mengandung
alkohol absolute70 % x 200 cc = 140 cc
air 200 cc – 140 cc = 60 cc, tetapi lebih
besar dari 60 cc (hal ini
dapat dihitung)
 200 cc etanol 70 % b/b, jumlah alkohol absolute tidak
bisa langsung dihitung. Disini harus kita sejeniskan
terlebih dahulu. Untuk mengetahuinya dapat
dipergunakan tabel pada Farmakope edisi IV.
Etanol 70 % b/b = etanol 76,91 % v/v = BJ 0,8658
Volume larutan = 200 cc
Alkohol absolut =76,91 % x 200 cc = 153,82 cc
Berat larutan = 0,8658 x 200 cc = 173,16 gram
Alkohol absolut =70 % x 173,16 g = 121,21 gram
Berat air = 173,16 g – 121,21 g = 51,95 gram
PENGENCERAN

Pengenceran dilakukan untuk mendapatkan volume yang


konsentrasinya lebih kecil dari larutan stok yang ada. Caranya adalah
dengan menambahkan pelarut ke dalam larutan stok yang ada.
Pengenceran dapat dihitung dengan rumus:

V1 x N1 = V2 x N2

Contoh:
Berapa banyak etanol 96% yang dibutuhkan untuk membuat
larutan etanol 70% sebanyak 250 ml?
Jawab:
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 96% = 250 ml x 70%
V1 = 250 ml x 70/96
= 182,3 ml
Istilah Kelarutan

Istilah Kelarutan Jumlah bagian pelarut


diperlukan untuk melarutkan 1
bagian zat

Sangat mudah larut Kurang dari satu


Mudah larut 1-10
Larut 10-30
Agak sukar larut 30-100
Sukar larut 100-1000
Sangat sukar larut 1000-10.000
Praktis tidak larut Lebih dari 10.000

Anda mungkin juga menyukai