Anda di halaman 1dari 32

GEOTEKNIK

Tambang Terbuka
Grasberg

Ertsberg

Foto Kiri: Original Ertsberg & Grasberg


Foto atas: Ertsberg & Grasberg Th.2003
Penambangan suatu endapan mineral harus diusahakan
seoptimum mungkin untuk mencapai target yang telah
ditetapkan
Dalam mengoptimumkan penambangan endapan mineral
tersebut akan sangat erat kaitannya dengan sudut
kemiringan lereng tambang
Kecuali berpengaruh terhadap optimumnya penambangan
dan keselamatan pekerja serta alat yang digunakan
dalam penambangan, Sudut kemiringan adalah
merupakan faktor utama yang mempengaruhi bentuk
dari final pit dan lokasi dari dinding-dindingnya
Geoteknik adalah merupakan salah satu alat dalam
merancang hal tersebut
Open Pit Grasberg

Open Pit Ertsberg yang dikenal juga


dengan nama Gunung Bijih Timur (GBT),
1988, selesai di tambang
Dikarenakan dari perbedaan dari keadaan
geologinya, maka kemiringan optimum
dapat beragam diantara berbagai pit dan
bahkan dapat beragam dalam satu pit
yang sama
440

470
420 380

410 PIT
BOTTOM
430
490

Surface

Contoh dalam satu pit terdapat sudut-sudut


kemiringan yang berbeda
Dalam pembuatan pit slope
diusahakan harus dibuat setajam
mungkin dengan tanpa menimbulkan
kerugian ekonomi secara
keseluruhan yang disebabkan
karena ketidak setabilan kemiringan
lereng dan tanpa membahayakan
keamanan pekerja dan alat
Memaksimalkan sudut
kemiringan pit membantu
mengoptimalkan pit dalam
segi ekonomi (mengurangi
strip ratio secara
keseluruhan)
Pada umumnya kerugian secara ekonomi yang
diakibatkan karena ketidak setabilan lereng
adalah:
1. Kehilangan bijih
2. Biaya striping tambahan, karena push back
baru untuk recover bijih yang tertutup
longsoran
3. Biaya pembersihan longsoran
4. Biaya yang diasosiasikan dengan pembuatan
jalur jalan angkut baru
5. Keterlambatan produksi
6. Produksi yang tidak efisien dikarenakan tidak
adanya akses ke/dari beberapa area kerja
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEMANTAPAN
LERENG

• 1. PENYEBARAN BATUAN
• 2. RELIEF PERMUKAAN BUMI
• 3. STRUKTUR GEOLOGI
• 4. IKLIM
• 5. GEOMETRI LERENG
• 6. GAYA LUAR
Penyebaran batuan
Jenis batuan atau tanah, penyebaran dan
hubungan antar batuan yang terdapat
didaerah penyelidikan harus diketahui.
Sifat fisis dan mekanis suatu batuan akan
berbeda dengan batuan lainnya,
sehingga kekuatan menahan bebannya
juga akan berbeda
Relief Permukaan Bumi
berpengaruh terhadap
- laju erosi dan pengendapan,
- juga akan menentukan arah aliran air permukaan dan
air tanah, hal ini disebabkan karena pada daerah
yang curam, kecepatan aliran air permukaan tinggi
dan mengakibatkan pengikisan lebih intensif
dibandingkan dengan daerah yang landai. Karena erosi
yang intensif, maka akan banyak dijumpai singkapan
batuan dan ini akan menyebabkan pelapukan yang
lebih cepat. Batuan yang lapuk mempunyai kekuatan
yang rendah sehingga kemantapan lereng menjadi
berkurang.
Struktur Geologi
Struktur geologi seperti:
-patahan (sesar),
-kekar,
-perlapisan,
-perlipatan,
-ketidak selarasan.
Struktur geologi adalah merupakan hal yang
penting didalam analisis kemantapan lereng,
karena struktur geologi adalah merupakan
bidang lemah didalam suatu masa batuan
yang dapat menurunkan kemantapan lereng..
Iklim
Iklim berpengaruh terhadap kemantapan
lereng karena iklim mempengaruhi perubahan
temperatur. Temperatur yang cepat sekali
berubah dalam waktu yang singkat akan
mempercepat proses pelapukan batuan. Untuk
daerah tropis pelapukan lebih cepat
dibandingkan dengan daerah dingin, oleh
karena itu singkapan batuan pada lereng di
daerah tropis akan lebih cepat lapuk dan ini
akan mengakibatkan lereng mudah longsor.
Geometri Lereng
Geommetri lereng mencakup tinggi lereng dan sudut
kemiringan lereng, lereng yang terlalu tinggi akan
mengakibatkan menjadi tidak mantap dan cenderung untuk
lebih mudah longsor dibanding dengan lereng yang tidak
terlalu tinggi dan dengan jenis batuan penyusun yang
sama.. demikian pula dengan sudut lereng, semakin besar
sudut kemiringan lereng, maka akan semakin tidak
mantap.
Muka air tanah yang dangkal menjadikan lereng sebagian
besar basah dan batuannya mempunyai kandungan air
yang tinggi, kondisi ini menjadikan kekuatan batuan
menjadi rendah dan batuan juga akan menerima tambahan
beban air yang dikandung, sehingga menjadikan lereng
lebih mudah longsor.
Gaya Luar
Gaya luar ini berupa getaran-getaran
yang berasaldari sumber yang berada
didekat lereng tersebut. Getaran ini
misalnya ditimbulkan oleh peledakan,
lalu-lintas kendaraan dan sebagainya.
Gaya luar ini sedikit banyak dapat
mempengaruhi kemantapan suatu
lereng.
LONGSORAN BIDANG

Terjadi Karena:
-Adanya bidang luncur
sejajar/hampir sejajar terhadap
permukaan lerengdengan
perbedaan maksimum 200
-Kemiringan bidang luncur harus
lebih kecil dari bidang permukaan
-Kemiringan bidang luncur lebih
besar dari sudut geser dalam
-Adanya bidang bebas yang
merupakan batas lateral dari
massa batuan yang longsor
LONGSORAN BAJI

Terjadi karena:
-Adanya dua struktur
geologi (dapat sama jenis
atau berbeda dan dapat
single ataupun set) yang
saling berpotongan
-Sudut garis potong kedua
bidang lebih besar dari
sudut geser dalam dan lebih
kecil dari sudut lereng.
LONGSORAN GULING (TOPPLING)

-struktur geologi
yang berkembang
adalah hampir sama
pada longsoran
bidang tetapi pada
longsoran guling
bidang lemahnya
relatif tegak dan
berbentuk kolom
LONGSORAN BUSUR

Longsoran ini biasanya terjadi pada material tanah atau


batuan lunak dengan struktur yang rapat. Bidang
longsornya berbentuk busur
Data sebagai dasar analisis

1. Geometri Lereng
- Orientasi (jurus dan kemiringan)
lereng
- Tinggi dan kemiringan lereng (tiap
jenjang ataupun total).
- Lebar Jenjang (berm)
2. Struktur Batuan/Geologi
Bidang-bidang lemah:
- Patahan (sesar)
- Perlapisan
- Rekahan
3. Sifat Fisik dan Mekanik Batuan:
- Bobot isi Batuan
- Porositas batuan
- Kandungan air dalam batuan
- Kuat tekan, kuat tarik dan kuat geser
batuan
- Sudut geser dalam
Data-Data tersebut dapat diperoleh dari:

A.Penyelidikan di Lapangan.

Penyelidikan dilapangan dapat dilakukan dengan:


1. Pengukuran untuk mendapatkan data geometri lereng.
2. Seismik refraksi untuk mendapatkan data litologi.
3. Pemboran inti dan pembuatan terowongan (adit) untuk
mendapatkan data litologi, struktur batuan dan contoh
batuan untuk dianalisis di l aboratorium.
4. Piezometer untuk mengetahui tinggi muka air tanah.
5. Uji batuan di lapangan (insitu test) untuk mendapatkan
data tentang sifat mekanik batuan. (misalnya dengan
block shear test).
Penyelidikan dilaboratorium.

Sifat fisik dan sifat mekanik batuan


diperoleh dari hasil uji coba (test) di
laboratorium terhadap sample batuan yang
diambil dari lapangan. Penyelidikan
dilaboratorium dilakukan dengan:
1. Uniaxial compresive test
2. Triaxial test
3. Direct shear test
4. Penentuan bobot isi batuan, kandungan
air dan porositas batuan.
TEORI DASAR
LONGSORAN

Liberty pit failure


Kemantapan suatu lereng tergantung pada gaya
penggerak dan gaya penahan yang ada pada lereng
tersebut.

Gaya penggerak adalah gaya-gaya yang berusaha


untuk membuat lereng longsor,

Gaya penahan adalah gaya-gaya yang


mempertahankan kemantapan lereng tersebut.

Jika gaya penahan lebih besar dari gaya penggerak,


maka lereng tidak akan mengalami gangguan atau
beraarti lereng tersebut mantap.
Kemantapan lereng dapat dinyatakan dalam bentuk faktor
keamanan (F) sebagai berikut:

Gaya Penahan
F
Gaya Penggerak

dimana untuk keadaan-keadaan :

F > 1.0 Lereng dianggap mantap


F = 1.0 Lereng dalam keadaan seimbang dan siap untuk
longsor kalau ada sedikit gangguan.
F < 1.0 Lereng dianggap tidak mantap
Suatu masa batuan yang mempunyai bidang diskontinue
menerima teganyan geser dan tegangan normal,
sehingga batuan tersebut retak pada bidang
diskontinue nya dan mengalami geseran.
Tegangan geser yang dibutuhkan sehingga batuan
tersebut retak dan bergeser akan bertambah sesuai
dengan pertambahan tegangan normal. Pada grafik hal
ini berhubungan secara linier membentuk suatu garis
yang membentuk sudut sebesar  terhadap horizontal,
sudut inilah yang disebut sudut geser dalam.
Bila tegangan normal dibuat nol dan kemudian
batuan diberikan tegangan geser sampai batuan
tersebut sampai batuan tersebut mulai retak, maka
harga tegangan geser yang dibutuhkan pada saat
batuan mulai retak adalah merupakan harga kohesi (c)
dari batuan tersebut.
kemantapan lereng sangat erat hubungannya dengan
sudut geser dalam (), kohesi (c) dan berat jenis ().

Sudut geser dalam 

Tegangan normal 

Tegangan geser 
Tegangan geser

Kohesi C

Tegangan normal 

Gambar 2-1
Hubungan antara tegangan geser  dengan tegangan normal 
Longsoran yang diakibatkan beban grafitasi

1. Kesetimbangan benda diatas bidang miring

n 
s i
W
 W cos 
W
W sin  adalah gaya yang menyebabkan benda
tergelincir

W cos  gaya yang menahan benda untuk tidak


tergelincir
atau disebut juga dengan gaya normal

Anda mungkin juga menyukai