Anda di halaman 1dari 30

PERHITUNGAN KADAR

RATA-RATA CADANGAN
PERHITUNGAN KADAR RATA-RATA

1. RATA-RATA HITUNG
diasumsikan semua blok sama

g1  g 2  g 3  ........  g n
rata  rata 
n

dimana:
g = Kadar/grade
2. RATA-RATA DENGAN PEMBOBOTAN KETEBALAN.

Diasumsikan semua blok mempunyai luas blok dan berat jenis


yang sama

t1 g1  t 2 g 2  t 3 g 3  ......  t n g n
rata  rata 
t1  t 2  t 3  ...  t n

Dimana:
t = Ketebalan/tinggi
g = Kadar/grade
3. RATA-RATA DENGAN PEMBOBOTAN LUAS

Diasumsikan semua blok mempunyai ketebalan yang konstan dan


berat jenis yang sama, tetapi bervariasi pada luas bloknya.

a1 g1  a 2 g 2  a3 g 3  ......  a n g n
rata  rata 
a1  a 2  a3  .....  a n
dimana:
a = luas area
4. RATA-RATA DENGA PEMBOBOTAN VOLUME

Diasumsikan semua blok mempunyai berat jenis yang sama

V1 g1  V2 g 2  V3 g 3  .....  Vn g n
rata  rata 
V1  V2  V3  .....  Vn

dimana:
V = Volume
5. RATA-RATA DENGAN PEMBOBOTAN TONASE

Diasumsikan bahwa tonnase dan kadar blok berbeda

T1 g1  T2 g 2  T3 g 3  .....  Tn g n
rata  rata 
T1  T2  T3  .....  Tn

dimana:
T = ton
Metode-Metode Dalam
Perhitungan Cadangan
1. METODA PENAMPANG
(cross section method)

Dalam metoda ini digunakan dengan cara sebagai


berikut:
- membuat irisan penampang melintang memotong
endapan yang akan dihitung.
- dari tiap penampang dihitung terlebih dahulu
dihitung luas masing-masing endapan.
Setelah luas dihitung, maka digunakan beberapa
rumus perhitungan pada metode penampang.
Beberapa rumus dalam metode penampang
dapat diuraikan seperti dibawah ini:
RUMUS MEAN AREA.
Rumus ini digunakan untuk endapan yang mempunyai geometri
teratur dengan luas masing-masing penampang tidak jauh
berbeda.

S1
S2

Dengan rumus mean area


Rumus mean area :
V  L
 S1  S 2
2
Dimana:
S1 dan S2: Luas Penampang
L : Jarak antar penampang
V : Volume
RUMUS PRISMOIDA.
Rumus ini digunakan untuk endapan yang mempunyai
geometri tidak teratur dengan luas masing-masing penampang
tidak teratur.

S1

S2
m

½L
L

Rumus prismoida:

V  L
 S1  4m  S 2 
Dimqna: 6
S1 dan S2 : Luas penampang ujung
m : Luas penampang tengah
L : Jarak antara S1 dan S2
V : Volume
RUMUS KERUCUT TERPANCUNG.
Rumus ini digunakan untuk endapan yang mempunyai geometri
seperti kerucut yang terpancung pada bagian puncaknya.

S1

S2

Rumus Kerucut Terpancung:

S1  S 2 S1 S 2
V  L
dimana:
3
S1 dan S2 : Luas penampang atas dan bawah
L : Jarak antara S1 dan S2
V : Volume
RUMUS OBELIKS.
Rumus ini digunakan untuk endapan yang mempunyai geometri
membaji, contohnya pada endapan pneumatolitik.
a2

b2
S2

S1
b1
a1

Rumus obeliks
 a1  b2  a 2  b1 
S1  S 2 
V L 2
3
dimana:
S1 dan S2 : Luas penampang 1 dan 2
L : Jarak antara S1 dan S2
V : Volume
RUMUS TRAPEZOIDAL.
Rumus ini digunakan untuk endapan yang mempunyai geometri
seperti terlihat pada gambar dibawah ini, dengan jarak antar
lintasan adalah L (konstan).

S1
L S2
L
S3

Sn-1
Sn-2
Sn

Rumus trapezoidal

 S1  S n 
V  L  S 2  S 3  .....  S n 1 
 2 
dimana:
Si : Luas penampang
L : Jarak antara penampang (konstan)
V : Volume
2. METODA ISOLINE

metoda ini dipakai pada endapan bijih


dengan ketebalan dan kadar mengecil dari
tengah ketepi endapan atau dapat pula
dikatakan cara ini dilakukan untuk menghitung
volume dengan memanfaatkan kontur (tempat
kedudukan titik-titik yang mempunyai harga
sama). Untuk membuat kontur ini digunakan
cara interpolasi dari titik-titik yang telah
diketahui nilainya.
Sebagai contoh teknik interpolasi yang mempertimbangkan faktor volume
adalah sebagai berikut:PenampangPeta Kontur

Penamp
ang

Peta
Kontur

berdasarkan pengukuran tiap luas daerah didalam interval kontur,


volume dihitung dengan prosedur seperti yang telah dibahas terdahulu. Kadar
rata-rata dapat dihitung sebagai berikut:
g
g 0 A0   A0  2 A1  2 A2  .....  An 
g  2
A0
Dimana:
g0 : kadar minimum
g : harga interval kadar yang konstan antar kontur
A0: luas kontur dengan kadar ≥ g0
A1: luas kontur dengan kadar ≥ g0 + g
A2: luas kontur dengan kadar ≥ g0 + 2g
An: luas kontur dengan kadar ≥ g0 + ng
Metoda ini memerlukan:
- jumlah data yang cukup
- kerapatan data yang sesuai
- sebaran data yang baik

Metoda isoline (method of conturing) ini


sebaaiknya hanya digunakan pada endapan
endapan yang teratur yang hanya vervariasi
pada ketebalan dan kadar saja, terutama yang
mempunyai ketebalan dan kadar yang membesar
ke arah tengah. Untuk endapan-endapan yang
sangat kompleks dan diskontinue, metoda ini
tidak dapat digunakan.
Jika metoda ini diterapkan pada suatu peta yang menunjukkan
daerah dengan kadar tinggi dan kadar rendah seperti terlihat
pada gambar dibawah ini:

A31
A21 A32
A22

A1

A0

maka kadar rata-ratanya adalah:

g
g 0 A0   A0  2 A1  2 A21  A22    A31  A32  
 2
A0
5. METODE BLOK SISTEM

• Metoda ini membagi daerah yang akan dihitung


cadangannya atas blok yang sama luasnya. Blok
umumnya berbentuk bujur-sangkar dengan
panjang sisi  1/2 s/d 1/3 jarak lubang bor.
• Cadangan dihitung dengan menjumlahkan tonase
masing-masing blok, dan kadar rata-rata blok
diperoleh dengan cara perhitungan kadar dengan
pembobotab tonase.
• Cadangan dihitung dengan menjumlahkan tonase
masing-masing blok, dan kadar rata-rata blok
diperoleh dengan cara perhitungan kadar dengan
pembobotan tonase.
Sebaran data yang tidak teratur umumnya memberikan
persoalan didalam meramal suatu blok yang tidak mempunyai
data (blok A1) diantara blok-blok yang mempunyai data.

9
8

3
1 2 10

4 5 11 12
A1

6
7 13 14
Untuk memecahkan persoalan diatas digunakan
suatu metode penaksiran yang didasarkan atas
jarak contoh terhadap blok tersebut.
Pembobotan berdasarkan jarak yang biasa
adalah:

- Inverse Distance (ID)


- Inverse Distance Squared (IDS)
- Inverse Distance Cube (ID3)
Rumus umum yang dipakai:

• Composite
n

 liGi
j 1
G  n

 li
i 1

dimana:
i = jarak titik data
G = grade/kadar
• Pembobotan rata-rata (Weighted Average)
n

G   iGi
i 1

λi = bobotan jarak yang diberikan sampai sampel i


n

 iGi  1
i 1
• Pembobotan Jarak:

1 Dimana:
x
dj = Pembobotan Eksponen
i  n
X

1 Besar Eksponen adalah sbb:


i 1 dj x
Inverse Distance = 1
Inverse Distance Square = 2
Inverse Distance Cube = 3
Secara masing-masing rumus tersebut dapat ditulis sbb

1 d1 .g1  1 d 2 .g 2  .....  1 d n .g n
ID g
1 d1  1 d 2  .....  1 d n

2 2 2
1 d1 .g1  1 d 2 .g 2  .....  1 d n .g n
IDS g  2 2 2
1 d1  1 d 2  .....  1 d n

3 3 3
IDC
1 d1 .g1  1 d 2 .g 2  .....  1 d n .g n
g  3 3 3
1 d1  1 d 2  .....  1 d n
Contoh hitungan sederhana

Hitung kadar rata-rata pada daerah X,


dengan eksponen 1
dengan eksponen 2

#1 X=? #2

6% 10m 20m 10%


JAWABAN:

inverse distance (eksponen 1)

1 101 0,1 2
1   
1 10  1 20
1 1
0,15 3

1 201 0,05 1
2   
1 10  1 20
1 1
0,15 3

G = 2/3 (6%) + 1/3 (10%) = 7,33%


inverse distance Square (eksponen 2)

1 10 2 0,01 4
1   
1 10 2  1 20 2 0,0125 5

1 20 2 0,0025 1
2   
1 10  1 20
2 2
0,0125 5

G = 4/5 (6%) + 1/5 (10%) = 6,8%


Contoh perhitungan pada lubang bor diketahui
Assay pada level:

Section 1 Section 2

5% 12m ? 35m 45%

15m 38m

10%
20%
18m
40m

3%
9%

Hitung grade rata-rata pada daerah yang kosong, gunakan exponen ?


n
1

i 1 dj
= 1/12 + 1/15 + 1/18 + 1/35 + 1/38 + 1/42

= 0,2854

λ1 = (1/12)/ 0,2854 = 0,2919


λ2 = (1/15)/ 0,2854 = 0,2336
λ3 = (1/18)/ 0,2854 = 0,1946
λ4 = (1/25)/ 0,2854 = 0,1001
λ5 = (1/38)/ 0,2854 = 0,0922
λ6 = (1/40)/ 0,2854 = 0,0876

1,0000
g
n
  iGi
Grade rata-rata pada blok i 1

= (5% X 0,2919) + (10% X 0,2336) +


(3% X 0,1946) + (4,5% X 0,1001) +
(2% X 0,0922) + (9 X 0,0876)

= 5,80%

Anda mungkin juga menyukai