Anda di halaman 1dari 18

PENDIDIKAN BAHASA

INDONESIA DI SD

KELOMPOK : 3
NITA NOVIANTI HARAHAP
ANDRIANI
SOFANY RIZKY
SUYANTI
HERLINA SARI HUTASUHUT
MISRIANI

Page 1
Modul 6
Pembelajaran Membaca
dan Menulis Permulaan
( MMP )

Page 2
Kegiatan Belajar 1
Pembelajaran Membaca Menulis di Kelas Rendah

A. PENGERTIAN MMP
MMP merupakan kependekan dari Membaca Menulis
Permulaan. Sesuai dengan kepanjangannya itu, MMP
merupakan Program Pembelajaran yang diorientasikan
kepada kemampuan membaca dan menulis permulaan di
kelas - kelas awal pada saat anak - anak memasuki bangku
sekolah.
Kemampuan membaca permulaan lebih diorientasikan
pada kemampuan membaca tingkat dasar, yakni
kemampuan melek huruf. Maksudnya anak - anak dapat
mengubah dan melafalkan lambang - lambang tertulis
menjadi bunyi - bunyi bermakna. Pada tahap ini sangat
dimungkinksn anak - anak dapat melafalkan lambang -
lambang huruf yang dibacanya tanpa diikuti oleh
pemahaman terhadap lambang bunyi - bunyi tersebut.

Page 3
Kemampuan melek huruf ini selanjutnya dibina dan ditingkatkan
menuju pemilikan membaca tingkat lanjut, yakni melek wacana.
Yang dimaksud melek wacana adalah kemampuan membaca
yang sesungguhnya, yakni kemampuan mengubah lambang -
lambang tulis menjadi bunyi - bunyi bermakna disertai
pemahaman akan lambang - lambang tersebut.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN MMP

Tujuan pembelajaran membaca dan menulis


permulaan menurut Kurikulum 2004 tercermin dalam
kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator aspek
membaca dan menulis untuk kelas 1 SD.

Page 4
Kegiatan Belajar 2
Strategi Pembelajaran MMP
A. METODE PEMBELAJARAN MMP
1. Metode Eja.
Metode Eja atau biasa disebut Metode Abjad atau Metode Alfabet.
Pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan metode ini
memulai pengajarannya dengan memperkenalkan huruf - huruf secara
alfabetis. Huruf - huruf tersebut dihafalkan dan dilafalkan anak sesuai
dengan bunyinya menurut abjad. Sebagai contoh A/a, B/b, C/c, D/d, E/e,
F/f, dan seterusnya, dilafalkan sebagai [a], [be], [ce], [de], [e], [ef], dan
seterusnya. Kegiatan ini diikuti dengan latihan menulis lambang, tulisan,
seperti a,b,c,d,e,f, dan seterusnya atau dengan huruf rangkai a,b,c,d, dan
seterusnya.
2. Metode Bunyi
3. Metode Suku Kata.
Proses Pembelajaran MMP dengan metode ini diawali pengenalan
dengan suku kata, seperti /ba, bi, bu, be, bo/; /ca,ci,cu, ce, co/;
/da,di,du,de,do/; /ka, ki, ku, ke, ko/; dan seterusnya. Suku - suku kata
tersebut, kemudian dirangkaikan menjadi kata - kata bermakna..
4. Metode Kata.
Proses pembelajaran MMP diawali dengan pengenalan sebuah kata
tertentu.Kemudian dijadikan lembaga sebagai dasar untyuk pengenalan
suku kata dan huruf. Artinya, Kata dimaksud diuraikan ( Dikupas )
menjadi Suku kata, Suku kata menjadi huruf - huruf.
Page 5
5. Metode Global
Metode Global atau metode kalimat diawali dengan
penyajian beberapa kalimat secara global. Untuk membantu
pengenalan kalimat dimaksud, biasanya digunakan gambar.
Dibawah gambar tersebut, dituliskan sebuah kalimat yang kira
- kira merujuk pada makna gambar tersebut.

6. Metode SAS
SAS merupakan singkatan dari Struktural Analitik Sintetik
merupakan salah satu jenis metode yang bisa digunakan
untuk proses pembelajaran membaca dan menulis permulaan
bagi siswa pemula. Pembelajaran MMP dengan Metode ini
mengawali pelajarannya dengan menampilkan dan
memperkenalkan sebuah kalimat utuh.
Proses penguraian / peganalisisan dalam pembelajaran
MMP dengan Metode SAS, meliputi :
a. kalimat menjadi kata - kata
b. Kata menjadi suku - suku kata.
c. Suku Kata menjadi huruf - huruf

Page 6
B. MODEL PEMBELAJARAN MMP

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar MMP ini terbagi


kedalam dua tahapan, yaitu :
1. Pembelajaran tanpa Buku
Langkah - langkahnya :
Pembelajaran membaca permulaan tanpa buku
berlangsung pada awal awal anak bersekolah. Dimana sebelum
KBM dilakukan sebaiknya guru mengawalinya dengan
berbagai kegiatan Pra KBM yang dapat merangsang dan
menggali pengalaman berbahasa anak.
Selanjutnya pilihlah Variasi - variasi kegiatan belajar
mengajar berikut :
a. Menunjukkan gambar
b. Menceritakan gambar
c. Siswa bercerita dengan bahasa sendiri
d. Memperkenalkan bentuk - bentuk huruf ( tulisan )
melalui bantuan gambar
e. Membaca tulisan bergambar
f. Membaca tulisan tanpa gambar
g. Memperkenalkan huruf, suku kata, kata atau kalimat
dengan bantuan kartu. Page 7
2. Pembelajaran MMP dengan menggunakan buku
Langkah - langkahnya :
a. Membaca buku pelajaran ( buku paket )
b. Membaca buku dan majalah anak yang sudah terpilih
c. Membaca bacaan susunan bersama guru - siswa

3. Pembelajaran Menulis Permulaan


Langkah - langkahnya terbagi dalam dua kelompok
yakni :
a. Pengenalan huruf
b. Latihan

Page 8
KEGIATAN BELAJAR 3
PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN MMP

A. PENILAIAN PROSES
Penilaian proses dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung dalam kegiatan belajar mengajar.
Dalam proses pembelajaran dimaksud, guru akan
memperhatikan aktivitas, respons, kegiatan, minat, sikap, dan
upaya-upaya siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Dalam pembelajaran MMP, teknik tes dapat dilakukan
untuk mengetahui dan menilai sejauh mana kemampuan dan
penguasaan siswa dalam hal kemelekhurufan (kemampuan
membaca tingkat dasar) dan kemampuan menulis secara
teknis.
Berdasarkan cara pelaksanaannya, alat penilaian teknis tes
dapat dilakuakn secara tertulis, lisan, dan perbuatan.
1. Tes Tertulis, merupakan alat penilaian yang penyajian
maupun pengerjaannya dilakukan dalam bentuk tertulis.
2. Tes Lisan, merupakan alat penilaian yang penyajian
maupun pengerjaannya dilakukan dalam bentuk lisan.
3. Tes Perbuatan, merupakan alat penilaian yang
pengerjaannya dilakukan dalam bentuk penampilan atau
perbuatan. Page 9
B. PENILAIAN HASIL

Penilaian hasil dimaksudkan untuk menentukan


pencapaian atau hasil belajar siswa.
Untuk menilai hasil pencapaian hasil belajar siswa dalam
pembelajaran MMP dikelas rendah dimasiksudkan untuk
menilai kemampuan siswa dalam hal kemelekhurufan
yang dicapainya.
Kemampuan - kemampuan dimaksud meliputi
pengenalan atas satuan - satuan lambang bahasa yang
berupa huruf, suku kata, kata, dan kalimat sederhana.
Tes membaca permulaan dapat mengambil bentuk -
bentuk seperti berikut ini :
1. Membaca nyaring, siswa diminta untuk melafalkan
lambang tertulis baik berupa lambang yang berupa huruf,
suku kata, kata, atau kalimat sederhana.
2. Mengisi wacana rumpang dalam bernagai tataran
kebahasaan sesuai dengan pemfokusan pembelajaran
yang diberikan.
3. Menjawab dan mengajukan pertanyaan dari teks tertulis
( teks sederhana ).
Page 10
Modul 7

Pembelajaran Bahasa
Indonesia di SD / MI

Page 11
KEGIATAN BELAJAR 1
Fokus Pembelajaran Bahasa Indonesia

A. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS


KETERAMPILAN BERBAHASA

Bahasa Indonesia sebagai bahan pengajaran secara garis


besar terdiri atas tiga komponen, yaitu, (1) kebahasaan, (2)
kemampuan berbahasa, (3) kesastraan.
Kompetensi kebahasaan terdiri atas dua aspek, yaitu, (a)
struktur kebahasaan yang meliputi fonologi, morfologi,
sintaksis, semantik, kewacanaan, dan (b) kosakata.
Kemampuan berbahasa terdiri dari atas empat aspek, yaitu (a)
kemampuan mendengarkan/menyimak, (b) kemampuan
membaca, (c) kemampuan berbicara, dan (d) kemampuan
menulis.
Yang dimaksud dengan pembelajaran bahasa Indonesia
dengan fokus keterampilan berbahasa adalah pembelajaran
bahasa Indonesia yang ditekankan pada pengembangan
salah satu kompetensi dasar dan keterampilan berbahasa.

Page 12
B. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS
SASTRA

Pada Kurikulum 2004 yang berhubungan dengan


pembelajaran sastra di SD kelas rendah adalah (1)
mendengarkan dongeng, (2) mendeklamasikan puisi atau
syair lagu dan memerankan tokoh dongeng dalam
pembelajaran berbicara, (3) membaca penggalan cerita dan
lain - lain, sedangkan untuk SD kelas Tinggi misalnya, (1)
mendengarkan pembacaan teks drama, (2 memerankan
drama pendek tanpa teks, (3) membaca cerita rakyat, (4)
mengubah puisi ke dalam bentuk prosa.

Pembelajaran bahasa Indonesia dalam dengan fokus sastra


berarti dalam langkah - langkah pembelajarannya semua
kegiatan belajar mengajar difokuskan untuk mengapresiasi
sastra apa lewat pembicaraan puisi, mendengarkan cerita
rakyat atau yang lainnya.

Page 13
C. TUJUAN DAN MANFAAT PEMBELAJARAN BAHASA
INDONESIA DENGAN BERBAGAI FOKUS

Adapun tujuan dan manfaat pembelajaran bahasa


Indonesia dengan berbagai fokus adalah agar siswa
dapat mengembangkan kompetensi mana yang
ditekankan, misalnya yang ditekankan adalah
kompetensi dasar mendengarkan maka porsi untuk
pembelajaran mendengarkan lebih banyak daripada
keterampilan yang lain jika pembelajarannya ditekankan
atau difokuskan pada sastra maka tujuannya adalah
meningkatkan kemampuan siswa dalam mengapresiasi
sastra.

Kalau dilihat dari segi guru, pembelajaran bahasa


Indonesia dengan berbagai fokus ini bertujuan untuk
memudahkan guru dalam membuat perencanaan
pembelajaran di kelas.

Page 14
KEGIATAN BELAJAR 2
Model Pembelajaran Bahasa Indonesia

Salah satu tahap yang harus ditempuh guru sebelum


melaksanakan kegiatan belajar mengajar adalah
menyusun rencana pembelajaran.Disamping itu guru juga
harus memperhatikan bagaimana memadukan empat
keterampilan berbahasa dengan kompetensi dasar
kebahasaan dan sastra.
Keterpaduan pembelajaran yang dimaksud dapat
diwujudkan dalam dua cara, yakni keterpaduan dengan
fokus keterampilan tertentu dan keterpaduan tanpa fokus,
yang berarti keempatnya diberlakukan secara seimbang
atau sama, tanpa ada penekanan agar pelaksanaan
pengajaran benar - benar dapat terpadu antara keempat
keterampilan ( kompetensi dasar ), kompetensi dasar
kebahasaan, dan sastra maka perencanaannya harus
terpadu pula.

Page 15
A. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
DENGAN FOKUS KETERAMPILAN BERBAHASA

1. Model Pembelajaran BI dengan Fokus Mendengarkan


( Menyimak ).
Dalam menyusun perencanaan untuk kelas rendah yang
perlu diperhatikan adalah kompetensi dasar, hasil belajar
yang diharapkan, materi, kompetensi dasar kebahasaan,
tema, dan keterpaduan dalam pembelajaran.
2. Model Pembelajaran BI dengan Fokus Berbicara
Pembelajaran BI dengan fokus berbicara semua aktivitas
pembelajaran tertuju pada keterampilan berbicara.
Ada hal - hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran
berbicara, antara lain : (a) suasana belajar disekolah
(dikelas) dan (b) kegiatan berbicara.
3. Model Pembelajaran BI dengan Fokus Membaca
Membaca merupakan suatu proses untuk memahami
makna suatu tulisan.
4. Model Pembelajaran BI dengan Fokus Menulis
Menulis merupakan suatu cara mengkomunikasikan
pesan secara tertulis kepada pembaca untuk tujuan tertentu.
Page 16
B. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
DENGAN FOKUS SASTRA

Pembelajaran sastra di SD/MI berdasarkan Kurikulum


2004 secara eksplisit tidak berdiri sendiri, akan tetapi
terintegrasi (terpadu dengan kompetensi dasar aau
keterampilan berbahasa dan kompetensi dasar
kebahasaan).

Pembelajaran sastra di Sd/MI lebih pada menikmati karya


sastra. Teori - teori sastra diajarkan dengan persentase
yang sangat kecil, tentu saja semakin tinggi jenjang
pendidikan siswa, teori - teori sastra itu perlu diajarkan
sebagai bekal pengetahuan siswa tentang sastra.
Karena dengan mempelajari sastra dapat diperoleh
hiburan, pendidikan, pengetahuan, teknologi, dan ragam
budaya. Dengan membaca sastra anak akan memperoleh
nilai - nilai yang terkandung di dalamnya. Karya sastra
dapat menolong anak anak memahami dunia mereka,
membentuk sikap positif, dan menyadari hubungan yang
manusiawi.
Page 17
Page 18

Anda mungkin juga menyukai