Anda di halaman 1dari 21

POST ANESTHESIA CARE UNIT

Hidayati
Pembimbing: dr Fachrul Jamal SpAn-KIC
Pendahuluan

Meningkatkan kualitas
hidup setelah perawatan
anestesi
PACU
Meurunkan kejadian yang
tidak diinginkan paska
bedah
Design PACU (ESA 2009)

• Jarak dekat dengan ruang operasi dan fasilitas perawatan khusus

• Ruang terbuka (luas min 12-15 m2 per bed)

• Ruangan yang besar dan pencahayaan baik

• 1,5 tempat tidur dibanding kamar operasi

• Terdapat saluran keluar penghubung elektrik (O2, Udara, dan


suction)
Perlengkapan
• O2 Supply
• O2 facemask berbagai ukuran
• Stetoskop
• Resusitasi bag (ambu dan mapleson)
• Oral dan nasal airway
• Suction
• Jarum, syringe, gauze pads
• Alat cek AGD
• Pulse oximetry (SpO2)
• Ectrocardiogram (ECG) monitor
• Tensimeter dan cuff
• Warmer
Staff

• Perawat menguasai ACLS


• 2 pasien 1 perawat atau
Pasien pediatri: 1:1, pasien penanganan extra
1: 2
• Petugas harus siap 24 jam kapan pun di
perlukan

5
Bangun dari Anestesi
Hati-hati
pada pasien
Waspada : spinal/
Obtruksi jalan epidural
nafas, dapat
mengigil, menyebabka
Perlahan dan nyeri, mual n TD
bertahan, dan muntah, menurun
pasien hipotermi,
mengalami agitasi,
stress gelisah.
fisiologis
Bangun yg tertunda, pasien tidak sadar 30-60 menit setelah anestesi umum

•Tanda vital sebaiknya diperiksa setiap 15 mnt..


•Penilaian nyeri, mual muntah, status cairan dan perdarahan
Anestesi Regional
• Pasien dengan keadaan tersedasi atau
hemodinamik tidak stabil pada regional anestesi
harus diberikan oksigen
• Yang harus diperhatikan pada Anestesi regional :
-Tingkat sensoris dan motorik secara bertahap
-Tekanan darah
-Kateter urine
Pemindahan dari Ruang Operasi
Pindah Pasien Posisi
Berika tidak
ke RR : Posisik lateral
stabil,
n O2 stabil berguna
an
jalan selama harus untuk
dalam pasien
nafas pemind pasien
intubasi dengan dengan
terjaga, ahan dan baik : resiko
ventilas pada dipindah
posisi muntah
i pasien kan
atau
adekuat dengan trendel
dgn perdarah
, disertai enbrug
resiko an jalan
oksigen monitor atau
hipoksi dan nafas
dan posisi atas
a persedia
hemodi an obat kepala seperti
(SpO2
namik emergen diatas tonsilekt
stabil
<90) omi,
ci
A
L
D
R
E
T
E

S
K
O
R
Bromage skor

No Kriteria Skor Nil;ai

1 Dapat angkat tungkai bawah 0

2 Tidak dapat menekuk lutut tapi 1


dapat mengangkat kaki

3 Tidak dapat mengangkat tungkai 2


bawah tapi masih bisa tekuk lutut

4 Tidak dapat angkat kaki sama sekali 3

Bisa pindah ke ruangan bila skor <2


10
Gangguan fisiologi yang muncul selama di
PACU
• Obstruksi airway
• Hipoventilasi
• Hipotensi/hipertensi
• Disritmia
• Oliguria
• Perdarahan
• Penurunan suhu tubuh
• Delirium (emergency agitation)
• Lambat sadar
• Mual dan muntah
• Nyeri

11
Kontrol Nyeri
Nyeri ringan – Oral :
sedang Acetaminopen + codein, hydrocodone, oxycodone
Dengan IV :
- Pct dengan weak opioid tramadol, atau dengan fentanyl
- Ketorolak 30 mg

Nyeri sedang Parenteral atau intraspinal opioid


sampai berat Regional anestesi
Blok saraf
Kateter Epidural
Opioid yang sering digunakan termasuk yang sedang dan yang panjang
durasinya :
Meperedine 10-20mg
Hidromorphone 0,25-0,5mg
Morphin 2-4mg
Obat yang digunakan dalam epidural :
Fentanyl 50-100µg
Sufentanil 20-30µg.Morphin3-5mg dimonitor dalm 12-24 jam

12
Gelisah

Etiologi Nyeri
Gangguan sistemik (hipoksia, asidosis, hipotensi)
Distensi kantung kemih
Komplikasi operasi (mis. Pendarahan abdominal)
Lainnya : Preoperatif anxietas, efek obat

Terapi - Sedasi iv, midazolam 0,5-1mg dapat digunakan (pd anak 0,05 mg/kgbb)
Mual-Muntah
Etiologi - Obat anestesi (opioid)
- Jenis tindakan operasi ( operasi intraperitoneal, operasi strabismus)
- Faktor pasien ( wanita muda, menstruasi, riwayat merokok )
- Penggunaan propofol dapat menurunkan kejadian mual dan muntah

Terapi - Serotonin reseptor (5HT3 antagonis)


• Ondansetron 4mg (0,1 mg/kgBB dosis anak)
•Granisetron 0,01-0,04mg/kgBB
•Dolasetron 12,5mg (0,035mg dosis anak)
-Metoclopramid 0,15mg/kgBB kurang efektif
-Transdermal scopolamin
-Dexametason 4-10mg (0,10mg dosis anak) + anti muntah untuk kasus
yang berat
-Droperidol 0,625-1,25mg (0,05-0,075mg/kgBB dosis anak)

Lain-lain -Hidrasi yang adekuat (20ml/kgBB) setelah puasa


-Akupuntur di titik P6 dipergelangan tangan
Menggigil dan Hipotermi

Etiologi Hipotermi
Obat anestesi
Setelah melahirkan
Suhu dalam kamar operasi
Luasnya luka operasi
Cairan dingin yang diberikan

Terapi Lampu atau selimut hangat


Meperidipine 10-50mg dosi kecil iv
Obstruksi Jalan Komplikasi Post OP
Napas
Etiologi 1. lidah yang jatuh kebelakang
2. Laringospasme
3. odem pita suara
4. Sekret
5. Muntahan
Obtruksi parsial Tanda : pernafasan sonor
Obstruksi Total Tanda : hilangnya suara pernafasan dan tanda-tanda pernafasan paradok
Terapi : 1. Oksigen 100%, 2.Head tilt, jaw trhust, 3. Nasal/oral airway,
4.Suction

Laringospasme Tanda :
• suara pernafasan dengan nada tinggi /tidak ada sama sekali
• spasme pita suara
• adanya darah atau sekret dalam jalan nafas.
Terapi : Jaw thrust
Succinylcholine 0,1-1mg/kg iv dan tekanan positif ventilasi dengan O2
100%

Edema glottis Terjadi pada bayi atau anak kecil


Terapi :Dexamethason 0,5mg/kgBB atau epinephrine spay 0,5 ml 2,25%
dengan 3 ml normal saline.

16
Hipoventilasi Komplikasi Post OP

Definisi : PaCO2 > Gejala klinis :


45 mmHg 1. PaCO2 > 60mmHg, Ph < 7,25
2. Somnolene
3. Obstruksi jalan nafas
4. RR turun
5. Takipnea dengan napas dangkal dan susah
6. Takhikardi dan hipertensi ( ringan atau sedang pernafasan
asidosis)

Etiologi 1. Opioid : RR turun dengan volume tidal yang besar


2. Overdosis, hypotermi, interaksi obat, berubahnya faktor
metabolik farmakokinetik
3. Nyeri dan kelainan fungsi diafragma
4. Distensi Abdomen-kompartemen sindrom

Terapi 1. Kontrol ventilasi


2. Depresi sirkulasi dan asidosis berat indikasi untuk inkubasi
3. Naloxon (opioid antagonis) – hati-hati akan terjadi
renarcotization
4. Cholinesterasi inhibitor (Paralisis otot residual)
5. Kontrol nyeri dengan Analgetik Opioid (iv atau intraspinal)
epidural anestesi atau intercostal nerve blok

17
Hipoksemia Komplikasi post OP
Ringan Akibat kurang masuknya O2 saat hampir sadar

Ringan-sedang Dicurigai dari: gelisah, takhikardi, tanda lanjut yang terjadi bradikardi,
(PaO2 50-60 hipotensi dan cardiac arrest
mmHg) Penyebabnya:
Hipoventilasi
Terapi :
- 30-60% O2 dengan atau tanpa tekanan positif dapat mencegah
hipoksia dengan hipoventilasi sedang dan hiperkapnia.

Berat Terapi:
Berikan O2 100% dengan nonbreathing mask atau ETT,ventilasi
dapat digunakan bila perlu
Komplikasi - Sirkulasi
• Paling sering yang terjadi :
- Hipotensi
- Hipertensi
- Arritmia
Kesimpulan
• Prosedur bedah berkembang begitu komplek, begitu juga
masalah penanganan pasien pasca operasi.
• Hampir 50 % kematian yang terjadi dalam 24 pertama dapat
dicegah dengan perawatan yang optimal di ruang pemulihan.
• Pengelolaan pasien pasca operasi dengan general maupun
regional dimulai sejak pasien ditransportasikan sampai
memenuhi kriteria keluar dari PACU.
• Nyeri, agitasi, menggigil, hipotermia, mual dan muntah harus
mendapatkan perawatan yang optimal di PACU.
• Komplikasi respirasi dan kardiovaskuler yang umum terjadi harus
cepat dikenali dan manajemen yang tepat harus cepat dilakukan

20
TERIMA KASIH

21

Anda mungkin juga menyukai