SOMA (BADAN)
Pendahuluan
• Penyakit kardiovaskular adalah penyebab kematian sepertiga orang
dewasa di Amerika, dan adalah penyebab utama kematian di negara
maju
• Hubungan antara gangguan psikiatri dan penyakit kardiovaskular sangat
kompleks, termasuk efek faktor psikososial pada jantung dan sistem
vaskular dan efek perubahan sistem kardiovaskular pada keadaan
mental
• Banyak keadaan dan sifat psikologis telah diidentifikasi sebagai risiko
terjadinya pengembangan atau eksaserbasi penyakit jantung, termasuk
kecemasan, pola perilaku tipe A, depresi, stres, dan, gangguan tidur
Hubungan gangguan psikis dan penyakit jantung
Berdasarkan penelitian dan kenyataan klinis hubungan antara
gangguan psikis dengan penyakit jantung dapat digambarkan sebagai
berikut :
• Gangguan pada jantung bisa merupakan gangguan fungsional
• Pasien yang mengalami sakit jantung akan diikuti oleh perasaan tidak
enak (disforik)
• Gangguan psikis merupakan salah satu faktor risiko PJK
• Gangguan jantung fungsional dengan berbagai macam manifestasi
klinis tanpa ditemukan adanya kelainan organik yang menyebabkan
munculnya berbagai macam diagnosis :
• sindrom kardiorespirasi
• irritable heart syndrome
• sindroma da Costa
Psikofisiologi gangguan jantung fungsional
• Sleep apnea berhubungan dengan hipertensi dan CHF (Bradley dan Floras
2003a, 2003b).
• Dua penelitian bersifat kronis Pasien gagal jantung menemukan
prevalensi obstruktif sleep apnea berkisar antara 11% sampai 37%, sleep
apnea meningkatkan risiko terkena gagal jantung.
• Obstructive apnea menyebabkan hipoksia, tekanan intrathoracic tinggi,
dan aktivasi sistem saraf simpatik, dengan peningkatan denyut jantung
dan tekanan darah.
• Kelainan fisiologis ini dapat menyebabkan terjadinya perkembangan
gagal jantung, kejadian iskemik, dan aritmia (Shamsuzzaman et al., 2003).
Sexual Dysfunction
• Disfungsi seksual setelah timbulnya penyakit jantung terjadi sebagai akibat dari faktor
fisik dan psikologis.
• Faktor fisik obat-obatan, kondisi medis seperti penyakit vaskular perifer dan
diabetes melitus, dan gangguan curah jantung.
• Faktor psikologis meliputi depresi, kecemasan, dan ketakutan yang memicu serangan
jantung.
• Coital angina (angina yang terjadi selama menit atau jam setelah aktivitas seksual)
Coital angina 5% dari semua serangan anginal.
• prevalensi angina koital lebih tinggi pada pria daripada pada wanita.
• Frekuensi koitus berkurang seiring bertambahnya usia pada wanita dan pria, terutama
setelah timbulnya penyakit arteri koroner, yang terjadi sekitar 10 tahun kemudian pada
wanita daripada pada pria. 1
Atypical Chest Pain and Palpitations
• Transplantasi Jantung
Psikiater sebagai bagian dari evaluasi kesiapan pasien untuk
menjalani transplantasi jantung.
Sering mengalami gejala depresi melihat dirinya sendiri sebagai
orang yang tidak berdaya
Dosis kortikosteroid oral dan intravena pada minggu awal setelah
operasi akan menginduksi peningkatan nafsu makan, retensi
cairan, delirium dan mood lability.
• cardioverter-defibrillator / AICDs
Penggunaan defibrilator otomatis (implantable cardioverter-
defibrillator / AICDs) mengurangi angka kematian (DiMarco 2003),
namun pengalaman defibrilasi “tidak menyenangkan” pada pasien.
Implantable defibrillator discharge dikaitkan dengan kecemasan
iatrogenik, terutama pada pasien yang mengalami defibrilator
berulang, sering, atau dini setelah implantasi (Heller et al 1998).
Stress Management and Health Education Interventions in
CAD Patients Heart Disease