Anda di halaman 1dari 141

PENGELOLAAN

BAHAN KIMIA BERBAHAYA

Dra. Elvirianawati, MKKK

elvirianawati@gmail.com

BALAI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


JAKARTA
Outline
 Dasar Hukum
 Latar Belakang
 Tujuan Pengelolaan BK Berbahaya
 Pengertian, Penggunaan dan Pemahaman BK Berbahaya
 Klasifikasi, Simbol, Tanda Bahan Kimia Berbahaya
 Potensi Bahaya BK dan Efek Kesehatan
 MSDS
 Penyimpanan, Penempatan dan Pengangkutan BK
 Pengolahan Limbah B3
 Pengujian dan Monitoring
 Strategi Pengendalian
Dasar Hukum
 UU No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
 Permenakertrans No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang
Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja.
 Kepmenaker No. 187 Tahun 1999 tentang Pengendalian
Bahan Kimia Berbahaya.
 PP. No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan B3 (pasal 15 ayat 1 yg
menyatakan bahwa setiap kemasan B3 wajib diberikan simbol dan label serta
dilengkapi dengan lembar data keselamatan bahan (MSDS)
Latar Belakang
Aktivitas Produksi

Kec. kerja PAK


Faktor Fisika : Noise,
Bahan kimia : Thinner,MEK,
Vibrasi, Iklim Kerja Panas,
Phenol, Formaldehid,
Radiasi
Kuarsa , Asbes, dll

Proses

Pencemaran/Polusi
Pencemaran/Polusi
Faktor Biologi :
V,B,J,P
Faktor Ergononi

Faktor
Psikologi

Gas CO, CO2, BTX, Debu


Resp./Inhalabel, Fume,
Mist, Asap, dll
Latar Belakang
 Era globalisasi menggunakan teknologi, bahan kimia
dan mesin/peralatan kerja yg kompleks & rumit.
 Potensi bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja semakin meningkat (kecelakaan kerja &
PAK).
 Pemberlakuan standar : ISO 9000; ISO 14000;
OSHAS 18000; SMK3.
 Cadangan air dan SDA terbatas.
 Volume limbah semakin meningkat dan sulit diolah.
 Perlu pengelolaan BK Berbahaya dalam upaya
penerapan K3 untuk perlindungan tenaga kerja,
masyarakat dan lingkungan.

7
Latar Belakang

Menurut UUD 1945 :


“Setiap warganegara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”

HAK  SELAMAT, SEHAT DAN SEJAHTERA

 
Hak setiap tenaga kerja, thd :
·   Keselamatan
·   Kesehatan
·   Kesusilaan
·   Pemeliharaan Moral Kerja
·   Perlakuan sesuai Martabat Manusia, dan
·   Moral Agama
1. Safety Hazard 1. Health Hazard
• Mechanic • Physic
• Electric • Chemical
• Kinetic • Biologic
• Substances  Flammable • Ergonomics
 Explosive Accidental • Psychosocial
 Combustible release
 Corrosive
2. Konsekuensi  Minor 2. Konsekuensi
• Accident  Injuries  Mayor • Terpapar  kontak  penyakit
 Fatal mendadak, menahun, kanker dan
 Assets  Damage dampak terhadap masyarakat umum
(Dampak dlm waktu panjang)
• Mendadak, dramatis, bencana
(Dampak dalam waktu singkat) 3. Konsentrasi kepedulian
• Environment (bahan • Fokus thd bahaya
. Konsentrasi kepedulian pencemar) tersembunyi
• Process • Fokus thd kerusakan
• Exposure • Sepertinya kurang
• Equipment, facilities, asset, fatality
• Work hours urgent (laten)
tools • Sepertinya urgent
• PPE
• Working practices
• Prinsip pendekatan
(bahaya mendadak) • Pendidikan • Pengkajian
• Guarding • Prinsip pendekatan
• Karir jab. Sesuai pemaparan
• Pengalaman • Pengkajian resiko
• Karir lapangan + • Utk memperkecil pendidikan • Untuk
memperkecil
pelatihan resiko
pemaparan
Status kesehatan seseorang ditentukan oleh 4 faktor :

 Lingkungan → lingkungan fisik, kimia,


biologi, sosial dan budaya
 Perilaku → sikap, kebiasan, tingkah laku
 Pelayanan kesehatan → promotif, preventif,
pengobatan, rehabilitasi
 Genetik → faktor bawaan manusia
Tujuan Pengelolaan
BK Berbahaya
 Penerapan aspek keselamatan dan kesehatan
kerja (K3).
 Efisiensi dan efektifitas biaya produksi.
 Mereduksi dampak terhadap lingkungan.
Pengertian, Penggunaan
Pemahaman BK Berbahaya
Pengertian Bahan kimia .... ?

 Unsur kimia & senyawanya dan


campurannya, baik yang bersifat alami
dan sintetik.
Pengertian BK Berbahaya
 Adalah bahan-bahan yg selama
pembuatannya, pengolahannya,
pengangkutannya, penyimpanan dan
penggunaannya mungkin menimbulkan
atau membebaskan debu, kabut, uap, gas,
serat atau radiasi mengion yg dapat
menimbulkan iritasi, kebakaran, ledakan,
korosi, mati lemas, keracunan dan bahaya
lainnya yg menyebabkan gangguan
kesehatan dan menyebabkan kerusakan
barang atau harta kekayaan (Suma’mur).
Bahan kimia berbahaya

 Bahan kimia dalam bentuk tunggal atau


campuran yg berdasarkan sifat kimia dan
fisika dan atau toksikologi berbahaya
terhadap tenaga kerja, instalasi dan
lingkungan.
Nilai Ambang Kuantitas (NAK)

 NAK adalah standar kuantitas bahan kimia


berbahaya untuk menetapkan potensi bahaya
bahan kimia di tempat kerja
(Kepmen.187/MEN/1999).
Kriteria bahan kimia berbahaya

1. Bahan beracun
2. Bahan sangat beracun
3. Cairan mudah terbakar
4. cairan sangat mudah terbakar
5. Gas mudah terbakar
6. Bahan mudah meledak
7. Bahan reaktif
8. Bahan oksidator
Kriteria
Bahan Beracun
 Ditetapkan dengan memperhatikan sifat
kimia, fisika dan toksik sbb. :
› Mulut :
LD 50 > 25 atau < 200 mg/kg berat badan
› Kulit :
LD 50 > 25 atau < 400 mg/kg berat badan
› Pernafasan :
LC 50 > 0.5 atau < 2 mg/l
Kriteria
Sangat Beracun
 Ditetapkan dengan memperhatikan sifat
kimia, fisika dan toksik sbb. :
› Mulut :
 LD 50 < 25 mg/kg berat badan
› Kulit :
 LD 50 < 25 mg/kg berat badan
› Pernafasan :
 LC 50 < 0.5 mg/l
Kriteria
Cairan Mudah Terbakar, Cairan Sangat
Mudah Terbakar dan Gas Mudah Terbakar

Cairan Mudah Cairan Sangat Gas Mudah


Terbakar : Mudah Terbakar Terbakar :

•Berdasarkan sifat •Berdasarkan sifat •Berdasarkan sifat


kimia dan fisika : kimia dan fisika : kimia dan fisika :
• Titik nyala: •Titik nyala : < 21oC • Titik didih :< 20oC
> 21o C dan < 55oC • Titik didih : > 20oC • Pada tek. 1 atm
• Pada tek. 1 atm • Pada tek. 1atm
Kriteria
Mudah Meledak

 Apabila Reaksi Kimia Bahan tsb


menghasilkan :
› Gas dalam jumlah yang besar
› Tekanan yang besar
› Suhu yang tinggi
Menimbulkan kerusakan disekelilingnya
Kriteria Reaktif

Apabila bahan tsb.bereaksi dengan :


 Air mengeluarkan panas dan gas
yang mudah terbakar
 Asam mengeluarkan panas dan gas
yang mudah terbakar atau beracun
atau korosif
Kriteria Oksidator

 Apabila reaksi kimia atau penguraiannya


menghasilkan :
› Oksigen yang dapat menyebabkan kebakaran
NILAI AMBANG KUANTITAS
(NAK)
 Kriteria Beracun
 Kriteria Sangat Beracun
 Kriteria Mudah Meledak
 Kriteria Reaktif

Ditetapkan dalam Lampiran III


Kepmennaker No. Kep.187/MEN/1999
NAK bahan kimia berbahaya
(beracun):
No. Nama barang NAK (Ton)

1. Aceton cyanohydrin(2-cyanopropan-2-1) 200


2. Acrolein (2-propenal) 200
3. Acrylonitrile 20
4. Allyl alcohol (2-propen-1-1) 200
5. Allyamine 200
6. Ammonia 100
7. Bromine 10
8. Carbon disulphide 200
9. Chlorine 10
10. Diphenyl methane di-isocynate (MDT) 200
11 Ethylene dibromide (1,2-dibromoetana) 50
12. Etuleneimine 50
NAK bahan kimia berbahaya
(beracun):
No. Nama barang NAK (Ton)
13. Formaldehyde (Concentration 90%) 20
14. Hydrogen chloride (liguefied gas) 250
15. Hydrogen cyanide 20
16. Hydrogen fluoride 0
17. Hydrogen sulphide 50
18. Methyl bromide (bromomethane) 200
19. Nitrogen oxides 50
20. Proyleneimine 50
21. Sulphur dioxides 20
22. Sulphur trioxide 20
23. Tetraethyl lead 50
24. Tetramethyl lead 50
25. Toluene di-isobyanate 100
NAK bahan kimia berbahaya
(sangat beracun):
No. Nama barang NAK (Kg)

1. Aldicarb 100
2. 4-Aminodiphenyl 1
3. Amiton 1
4. Anabasine 100
5. Arsenic pentoxide, arsenic (V) acid and salts 500
6. Arsenic trioxide, arseninious (III) acid and salts 100
7. Arsine (arsenic hydride) 10
8. Azinphos-ethyl 100
9. Azinphos-ethyl 100
10. Benzidine 1
11 Benzidin salts 1
12. Beryllium (powder compounds) 10
NAK bahan kimia berbahaya
(sangat reaktif):
No. Nama barang NAK (Ton)

1. Acethylene (Ethylene) 50
2. Ammonium nitrate (a) 500
3. 2,2-Bis (tert-buthyperoxy) butane (concentration 70%) 50
4. 1,1-Bis (tert-buthylperoxy) cyclohexane (concentration > 80%) 50
5. Tert-Buthyl peroxyacetate (concentration > 70%) 50
6. Tert-Buthyl peroxyisobutyrate (conc. > 80%) 50
7. Tert-Buthyl peroxyisopropyl carbonate (conc. >80 %) 50
8. Tert-Buthyl peroxypivalate (conc. > 77 %) 50
9. Dibenzyl peroxydicarbonate (conc. > 90%) 50
10. Di-see-buthylperoxydicarbonate (conc. > 80%) 50
11 Diethyl peroxydicarbonate (conc. > 30%) 50
12. 2,2 dihydroperoxypropane (conc. > 30% 50
NAK bahan kimia berbahaya
(mudah meledak):

No. Nama barang NAK (Ton)

1. Barium azide 50
2. Bis (2,4,6-trinitrophenyl)-amine 50
3. Chlorotrinitrobenzene 50
4. Cellulose nitrate (containing > 12,6% nitrogen) 50
5. Cyclotetramethylene-trinitramine 50
6. Cyclotriemethyulene-trinitramine 50
7. Diazodinitrophenol 10
8. Diethylene glycol dinitrate 10
9. Dinitrophenol, salts 50
10. Ethylene glycol dinitrate 10
11 1-Gaunyl-4-nitrosaminoguanyl-1-tetrazene 10
12. 2,2,4,4,6,6-Hexanitrostilbene 50
Penetapan
Potensi Bahaya Instalasi (I)
 Pengusaha atau Pengurus wajib menyampaikan :
 Daftar Nama
 Sifat
 Kuantitas
Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
Kepada Dinas Tenaga Kerja Setempat
 Dinas Tenaga Kerja setelah 14 hari menerima daftar, sifat
dan kuantitas BKB harus meneliti kebenaran data tersebut
 Berdasarkan hasil penelitian ditetapkan kategori potensi
bahaya perusahaan/industri ybs.
Penetapan
Potensi Bahaya Instalasi (II)
 POTENSI BAHAYA terdiri dari :
› Bahaya Besar
› Bahaya Menengah

 KATEGORI POTENSI BAHAYA berdasarkan :


› Nama
› Kriteria
› Nilai Ambang Kuantitas (NAK)
Potensi Bahaya Besar

 Apabila :

Kuantitas Bahan Kimia Berbahaya yang

digunakan MELEBIHI atau


LEBIH BESAR dari
Nilai Ambang Kuantitas (NAK)
Potensi Bahaya Menengah

 Apabila :
Kuantitas Bahan Kimia Berbahaya
yang Digunakan SAMA atau
LEBIH KECIL dari Nilai Ambang
Kuantitas (NAK)
Penggunaan Bahan Kimia
 Secara global diproduksi 400 jt ton per tahun,
digunakan untuk :
 Pertanian (pupuk, pembasmi hama)
 Farmasi (obat-obatan, kosmetika)
 Industri bahan kimia, tekstil
 Bahan bakar
 Laboratorium
Klasifikasi, Simbol dan Tanda BK
Berbahaya
Klasifikasi bahan kimia berdasarkan
wujudnya
1. Padat (solids)

2. Cair (liquids)

Debu Gas uap


3. Gas, uap

Padatan
CAIRAN
Cairan
Padatan
Klasifikasi Bahan Kimia
Berdasarkan sifat bahayanya :
1. Flammable (mudah terbakar)
2. Toxic (beracun)
3. Corrosive (korosif)
4. Explosive (mudah meledak)
5. Oxidation agents (oksidator)
6. Reaktif terhadap air
7. Reaktif terhadap asam
8. Compressed gas
9. Radioaktif
Flammable (mudah terbakar)
 Bahan kimia yang mudah bereaksi dengan
oksigen dan menimbulkan kebakaran yang amat
cepat serta dapat menghasilkan peledakan.

Contohnya :
 Padat : belerang, fosfor, kapas dll
 Cair : eter, alkohol, aseton, benzen, MEK,

CS2
 Gas : hidrogen asetilen, etilen oksida, dll
Toxic (beracun)
Bahan kimia yang dpt menyebabkan bahaya
terhadap kesehatan manusia atau menyebabkan
kematian bila masuk dalam tubuh.

Contoh :
Logam : Pb, Hg, Cadnium, Krom, Arsen dll
Pelarut : Hidrokarbon, alkohol, glikol dll
Gas : Asfiksian, sianida, sulfida, CO,NO
Karsinogen : benzene, asbestos, benzidin,
vinylklorida
Pestisida : Organoklorine, organofosfat.
Corrosive

Bahan kimia yang karena reaksi kimia dapat


mengakibatkan kerusakan apabila kontak dengan
jaringan hidup atau bahan lain.

Contoh :
Padat : NaOH, Na Silikat, KOH dll
Cair : H2SO4, HNO3, HCl dll
Organik : asan format, karbon disulfida dll
Gas : amonia, HCl, formaldehyd, HNO 3, asam
flourida dll
Explosive (mudah meledak)
 Zat padat atau cair atau campuran
keduanya karena suatu reaksi kimia dapat
menghasilkan gas dalam jumlah dan
tekanan yang besar serta suhu yang
tinggi, sehingga menimbulkan peledakan.

Contoh :
 Bahan peledak :TNT, Nitro gliserin,

NH4NO3
 Reaktif : peroksida, nitro, azida dll
5. Oxidation Agents
 Bahan Kimia yang mungkin tdk mudah
terbakar ttp dpt menghasilkan oksigen
yang dapat menyebabkan kebakaran
bahan-bahan lainnya.
 Contoh :
 Anorganik : permanganat, perklorat,
dikromat, hidrogen peroksida
 Organik : benzil peroksida, asetil
peroksida, eter oksida, asam perasetat.
Reaktif terhadap air
 Bahan kimia yang amat mudah bereaksi
dengan air dengan mengeluarkan panas dan
gas yang mudah terbakar.

Contoh :
 Alkali : (Na,K) dan alkali tanah (Ca)
 Oksida logam anhidrat (kalsium oksida)
 Oksida non logam halida anhidrat (sulfuril
klorida)
 Logam halida anhidrat(aluminium tribromida)
Reaktif terhadap asam
 Bahan kimia yang amat mudah bereaksi
dengan asam menghasilkan panas dan gas
yang mudah terbakar atau gas-gas yang
beracun dan korosif.

Contoh :
 Kalium klorat/perklorat (KClO3)
 Kalium permanganat (KMnO4)
 Asam kromat (Cr2O3)
Compressed gas
 Gas yang disimpan dalam tekanan tinggi
baik gas yang ditekan , gas cair atau gas
yang dilarutkan dalam pelarut dibawah
tekanan.

Contoh:
 Asetilen , Amonia, Etilen Oksida,
Hidrogen, Nitrogen, Klor, Vinil Klorida
Radioaktif

 Bahan kimia yang mempunyai kemampuan


memancarkan sinar radioaktif dengan
aktivitas lebih besar dari 0,002
microcurie/gr

Contoh :
 Mengion : gamma, beta, alpha, x-ray
 Tidak mengion : ultra violet, microwave,
infra merah dll
Simbol hazard kimia
Klasifikasi Bahan Kimia Menurut
Globally Harmonized System (GHS)

1. Explosive 16. Corrosive to metals


2. Flammable gases 17. Acute Toxicity
3. Flammable aerosol
18. Skin corrosion / irritation
4. Flammable liquids
19. Serious eye damage / eye
5. Flammable solids
irritation
6. Gases under pressure
7. Self-reactive substances 20. Respiratory or skin sensitization
8. Pyrophoric liquids 21. Germ cell mutagenicity
9. Pyrophoric solids 22. Carcinogenicity
10. Self heating substances 23. Reproductive toxicity
11. Substances which in contact with 24. Specific target organ systemic
water, emit flammable gases toxicity (single exposure)
12. Oxidizing gases 25. Specific target organ systemic
toxicity (repeated exposure)
13. Oxidizing liquids
26. Aspiration hazard
14. Oxidizing solids
27. Hazardous to the aquatic
15. Organic peroxides environment.
Klasifikasi bahan kimia menurut NFPA
(National Fire Protection Association) di Amerika

 Berdasarkan sifat, jenis dan tingkat potensi bahaya serta


risiko yg mungkin terjadi.
1. Health Hazard (warna biru)
2. Flammability Hazard (warna merah)
3. Reactivity/Instability Hazard (warna kuning)
Kesehatan

Dapat 2 3
Reaktivitas
terbakar
W

Khusus

Contoh NFPA Diamond


Kesehatan:
4 Bahaya yg dapat mengakibatkan kematian pd pemaparn singkat atau dapat
menimbulkan cedera yg fatal meskipun ada pertolongan segera.

3 Bahan yg dapat menimbulkan akibat serius pada pemeparan jangka pendek


meskipun ada pertolongan segera.

2 Bahan yg pada pemaparan terus menerus/ atau intensif dpt mengakibatkan


cedera kecuali ada pertolongan segera.

1 Bahan yg dapat menyebabkan iritasi/cedera ringan meskipun tanpa


pertolongan segera.

0 Bahan yg tdk berbahaya meskipun kena api.


Mudah terbakar:

4 Bahan yg segera menguap dalam udara normal dan dapat terbakar dg


cepat.

3 Bahan cair/padat yg dapat dinyalakan pd suhu biasa

2 Bahan yg perlu sedikit dipanaskan sebelum dapat terbakar

1 Bahan yg perlu dipanaskan sebelum dapat terbakar

0 Bahan yg tdk dapat terbakar


Reaktivitas/ketidakstabilan:

4 Bahan yg dengan mudah dapat meledak /diledakan pd suhu atau tekanan


biasa atau sensitif terhadap pengaruh mekanik atau panas setempat.

3 Bahan yg mudah meledak tetapi memerlukan sumber penyebab yg kuat seperti


suhu tinggi atau benturan.

2 Bahan tidak stabil dan menghasilkan reaksi hebat tapi tidak meledak.

1 Bahan yg stabil pada keadaan normal, tetapi tidak stabil pada suhu tinggi.

0 Bahan yg stabil dan tidak reaktif meskipun kena api atau pada suhu tinggi.
Label dan Tanda
 Semua wadah bahan kimia harus diberi label yg merupakan informasi awal
mengenai bahan kimia yg ada didalam wadah tsb.

 Informasi yg diperoleh:
1. Identitas bahan kimia, nama produk, nama kimia/komposisi pada bahan
campuran.
2. Simbol bahaya yg berlaku secara internasional.
3. Istilah yg menunjukan potensi bahaya spt: “berbahaya”,:beracun”,
‘peringatan’, ‘racun berbahaya’.
4. Informasi risiko lainnya: ‘mudah terbakar’, menimbulkan luka bakar’.
5. Informasi keselamatan kerja: ‘simpan ditempat kering’, ‘jangan menghirup’.
6. Petunjuk penggunaan.
7. Prosedur P3K dalam keadaan darurat.
8. Nama pabrik dan pemasok
9. Informasi toksisitas, spt: ;sangat beracun’, ‘beracun’, ‘berbahaya’.
Potensi Bahaya BK dan
Efek Kesehatan
Potensi bahaya dan risiko
 Potensi bahaya ialah segala sesuatu yang
mempunyai kemungkinan mengakibatkan
kerugian baik cedera, penyakit, harta benda,
lingkungan maupun bahaya.

 Risiko ialah manifestasi atau perwujudan


potensi bahaya yang mengakibatkan
kemungkinan kerugian menjadi lebih besar.
Potensi Bahaya Keselamatan Kerja
Bahaya potensial dalam industri
(Kebakaran)
Tempat dan waktu Bahan kimia Akibat
Meninggal Cedera

Cleveland, USA 1944 Metana 136 77


Feyzin, Perancis 1966 LPG 18 90
Staten Island, USA 1973 LNG 40 -
Santa Cruz, Mexico 1985 Metana 52 -
Mexico City, Mexico 1985 LPG 650 2500
Bahaya potensial dalam industri
(Peledakan)
Tempat dan waktu Bahan kimia Akibat

Meninggal Cedera
Peledakan:

Ludwigsharen, Jerman 1948 dimetileter 245 3.800

Pitsburg, Jerman 1954 kerosen 32 16

East St. Louis, USA 1972 propilen - 230

Flixborough, Inggris 1974 sikloheksan 25 89

Beek, Belanda 1975 propilen 14 107


Efek Kesehatan
Efek Bahan Kimia
Bagian Tubuh yg
Sifat Toxic dipengaruhi Rentang Waktu Efek Contoh
Iritan atau Mata, kulit, Beberapa menit Inflamasi, Ammonia,asam sulfat,
korosif paru-paru s/d beberapa hari terbakar, melepuh nitrogen oksida, caustic
soda

Fibrogenik Paru-paru Beberapa tahun Kerusakan fungsi Debu bauxite, asbestos,


paru, mati bagase

Alergi Paru-paru, kulit Beberapa hari s/d Asma kronik, Toluene di-isocyanate
beberapa tahun dermatitis (TDI)

Dermatitis kulit Beberapa hari s/d Kulit meradang, Asam kuat, alkali,
beberapa tahun terkelupas deterjen,CCl4

Karsinogenik Kulit, paru-paru, 10 s/d 40 tahun cancer 2-naphthylamine


darah Benzidin, asbestos

Poison Seluruh organ, beberapa menit s/d Kematian sel organ CCl4, Mercury, Cadmium,
seringkali liver, beberapa tahun vital CO,
otak, ginjal HCN
Asfiksian Paru-paru Beberapa menit Gas menggantikan Acetylene, CS2
kandungan O2
normal
No. Faktor Kimia Penggunaan Efek Kesehatan

1. Formalin (Methylene - Anti bakteri/antikuman Rute masuk tubuh :


aldehyde, Formol). - Pembersih lantai - Pernapasan
- Pembasmi lalat - Mulut
Cairan : (Formaldehid - Pengawetan (10%)
10 – 40%) - Pembuatan pupuk urea Gejala :
- Bahan insulasi busa • Bersin
- Bahan perekat (plywood) • Radang tenggorokan
- Rx kimia, memb. ikatan polimer • Sakit dada
• Lelah
warna produk lebih • Mual, sakit kepala
cerah (piring/gelas melamin,
plastik)
2. Etilen oksida, C2H4O - Sebagai fumigan u/ pangan & • Menyebabkan iritasi pada
(1,2-epoxyethane). tekstil mata, hidung, tenggorokan,
- Sterilisasi peralatan kedokteran saluran pernapasan.
Gas tidak berwarna, (keperluan operasi) • CNS
berbau seperti eter. - Fungisida pertanian • kerusakan paru
• Kanker.

3. Glutaraldehyde, - Sterilisasi medis dan peralatan • Toksik


CH2(CH2CHO)2 gigi (cairan), 0,1 – 1.0% • Irritant
Dermatitis kontak
Silikosis
Antracosilicosis
Efek paparan radiasi oleh Ir-192 (185
GBq) selama 2 jam

Hari ke-5

Hari ke-21
Hari ke-11
Radiation accident, Goiania, Brazil, Sept 13,
1987
MSDS
MSDS

 MSDS adalah suatu informasi terperinci yang


disiapkan oleh produsen atau manufaktur atau
importer dari suatu bahan kimia yang menjelaskan
mengenai sifat kimia dan fisika, bahaya yang ada,
batas bahaya yang diperbolehkan, cara penanganan
yang aman, serta pertolongan pertama.

Hak pekerja terkait dengan MSDS adalah :
› Tempat kerja harus menyediakan MSDS untuk setiap
bahan kimia berbahaya yang digunakan di tempat kerja.
› MSDS harus bisa dibaca dengan mudah.
MSDS berisi informasi sbb:
No. Informasi Keterangan
1. Identifikasi bahan nama bahan, sinonim,rumus kimia, kode produksi, nama &
alamat importir.
2. Komposisi bahan Deskripsi bahan, jenis, sifat, identitas dan konsentrasi
kimia bahan yg berbahaya bagi keselamatan dan kesehatan,
batas pemaparan yg tdk boleh dilampaui.
3. Identifikasi potensi Terhadap kesehatan dan akibatnya bagi mata, kulit,
bahaya saluran cerna, pernapasan, karsinogen, teratogen, fungsi
reproduksi.
4. Tindakan P3K Penyelamatan diri sebelum ada pertolongan medis dan
bila ada antidote untuk bahan kimia.
5. Tindakan Sifat bahan mudah terbakar, titik nyala, suhu nyala
penanggulangan sendiri, batas suhu terendah dan tertinggi mudah
kebakaran terbakar, media/jenis pemadam api, bahaya khusus,
instruksi bagi petugas pemadam api, bahaya peledakan.
6. Penanganan bila ada U/ jumlahug kecil/besar, APD dan tindakan yg
No Informasi Keterangan
7. Penangana & Cara penanganan, pencegahan pemaparan kondisi tempat
penyimpanan bahan penyimpanan bahan, penetapan bahan yg incompatibel, syarat
khusus penyimpanan lainnya.
8. Pengendalian Cara pengendalian teknis, penyediaan APD
pemaparan & APD
9. Sifat fisik & kimia Padat, cair, gas, bau, warna, massa jenis, titik didih, titik lebur,
bahan tekanan uap, pH, daya larut dll.
10. Stabilitas & Sifat stabilitas & reaktivitas, kondisi yg hrs dihindari, bahan yg
reaktivitas tdk boleh tercampur (incompatible), bahan dekomposisi, bahaya
polomerisasi.
11. Informasi toksikologi NAB, LD50, LC50, efek lokal, pemaparan akut dan kronik
termasuk efek karsinogen, teratogen, reproduksi, mutagen,
interaksi bahan dg obat, alkohol.
12. Informasi ekologi Karakteristik bahan yg berbahaya bagi lingkungan, dampak
lingkungan, degradasi, bioakumulasi.
13. Pembuangan limbah Informasi ttg teknis pembuangan limbah termasuk pembuangan
wadah bekas bahan kimia.
14. Informasi ttg Peraturan internasional, pengangkutan darat, laut & udara.
transortasi bahan
kimia
MSDS
Penempatan MSDS
(Lembar Data Keselamatan Bahan)

 Ditempatkan pada tempat yang mudah


dilihat oleh :
› Tenaga Kerja
› Pegawai Pengawas
Penyimpanan, Penempatan dan
Pengangkutan BK Berbahaya
Penyimpanan, penempatan & pengangkutan bahan kimia

 Bahan berbahaya harus disimpan secara


tepat.

 Perlu dijaga agar bahan berbahaya tdk


bereaksi dg bahan lain yg disimpan.
Penyimpanan bahan kimia

 Penyimpanan bahan kimia harus dilakukan


sebaik-baiknya guna mencegah akibat yang
tak diinginkan, ada beberapa persyaratan
yang harus diperhatikan:
Flammable

 Dikelompokkan atas dasar titik nyalanya,


disimpan di tempat sejuk.
 Jauh dari sumber panas dan terpisah dari
oksidator kuat atau bahan yang mudah
terbakar sendiri
 Instalasi listrik harus terpelihara baik, bebas
nyala api
 Tanda peringatan dan APAR harus tersedia
Toxic (beracun)

 Adanya kebocoran yang mungkin terjadi pada


wadah harus ditanggulangi, perlu adanya
sistem ventilasi atau pertukaran udara harus
memadai.
 Ruang penyimpanan bersuhu sejuk dan jauh
dari sumber panas
 Bahan kimia yang bisa bereaksi dengan bahan
beracun harus disimpan secara terpisah.
Explosive (mudah meledak)
 Persyaratan u/ bahan mudah meledak sangat ketat.
 Tempat penyimpanan harus terpisah dan jauh darii
pemukiman/bangunan atau tempat aktivitas kerja lainnya
 Bangunan kokoh, tahan api dan tetap terkunci dengan ventilasi
memadai.
 Jarak lokasi penyimpanan sedikitnya 60 m dari sumber
tenaga, terowongan, bendungan, jalan raya atau bangunan lain.
 Daerah harus terbebas dari bahan mudah terbakar.
 Instalasi listrik harus terpelihara baik, bebas nyala api dan
lantai terbuat dari bahan yang tdk menimbulkan loncatan api
 Penerangan dari alam atau dari luar bangunan.
 Bubuk bahan peledak hrs disimpan dlm wadah khusus.
Detonator, alat/material lain tdk boleh disimpan di tempat
penyimpanan bahan yg mudah meledak. Wadah bahan peledak
hrs dibuka dg alat bukan logam.
Reaktif terhadap air
 Bahan yg reaktif thd air akan bereaksi eksotermis dan
mengeluarkan gas yg mudah terbakar.

 Ruang penyimpanan berventilasi baik dan kering, bersuhu sejuk


tetapi kering/tidak basah atau lembab.

 Gedung penyimpanan harus bebas banjir dan tahan air.

 Tidak digunakan alat pemadam api atau sprinkler di dalam


ruang penyimpanan.
Reaktif terhadap asam

 Ruang penyimpanan berventilasi baik , bersuhu sejuk dan jauh


dari sumber panas/penyalaan api.

 Kontruksi gedung penyimpanan tahan terhadap asam dan


terbuat dari kayu yang berventilasi. Karena bahan asam yang
bereaksi dengan bahan lain kemungkinan akan menghasilkan
hidrogen atau gas lain yang mudah terbakar.

 Terpisah dari bahan kimia lainnya.


Compressed gas
 Silinder yang berisi gas bertekanan harus disimpan dalam
keadaan berdiri dan terikat kuat pada penyangga.

 Gedung penyimpanan harus tahan api , bersuhu sejuk, bebas


dari sinar matahari secara langsung dan berventilasi memadai.

- Bahan asam dan basa tidak boleh bercampur.


- Bahan oksidator dengan bahan yg dapat terbakar tidak
boleh bercampur.
Bahan reaktif yg bila bercampur menimbulkan reaksi
hebat, kebakaran atau peledakan

Bahan kimia Hindari kontak dengan


Ammonium nitrat Asam klorat, nitrat, debu organik, pelarut organik mudah
terbakar, bubuk logam.
Asam asetat Asam kromat, asam nitrat, perklorat, peroksida,
permanganat.
Karbon aktif Oksidator (klorat, perklorat, hipoklorit).
Asam kromat Asam asetat, gliserin, alkohol, bahan kimia mudah
terbakar.
Cairan mudah terbakar Ammonium nitrat, asam kromat, hidrogen peroksida, asam
nitrat.
Hidrokarbon (butana, Fluor, klor, asam kromat, peroksida.
benzen, bensin,
terpentin).
Kalium klorat, perklorat Asam sulfat, asam lainnya
Kalium permanganat Gliserin, etilenglikol, asam sulfat.
Persyaratan lain yg perlu diperhatikan dalam
penyimpanan bahan kimia:
1. Pengawasan dan inspeksi berkala thd tempat penyimpanan bahan kimia hrs
dilakukan o/ petugas yg kompeten & terlatih dalam aspek keselamatan kerja
kimia.
2. Pada tempat penyimpanan yg berisi bahan kimia yg mudah terbakar/meledak
diperlukan izin kerja (work permit).
3. Jika perlu dilengkapi dg APD dan fasilitas lain yg diwajibkan.
4. Pekerja tdk boleh bekerja seorang diri, tetapi dg beberapa orang dg
pembagian tugas yg jelas.
5. Dilarang membawa korek api, dilarang merokok di tempat penyimpanan bahan
kimia yg mudah meledak/terbakar.
6. Housekeeping/tata rumah tangga tempat penyimpanan hrs terselenggara dg
baik.
7. Tanda peringatan thd kemungkinan kecelakaan kerja hrs tersedia & dipasang
sehingga mudah terlihat dan terbaca.
8. Perhatikan batas waktu penyimpanan bahan kimia.
Pengangkutan
Pengangkutan B3
 Pengangkutan B3 menuntut cara kerja yang
sistematis untuk menjamin keamanannya , yaitu
dengan memperhatikan :
 Pengelompokannya
 Pengemasannya
 Pemberian tanda /labeling
 Dokumentasi yang benar dan lengkap
 Prosedur pemuatan, pembongkaran muatan dan
pengoperasian kendaraan
 Rencana tindakan dalam keadaan darurat.
 Bahaya utama pengangkutan : kebakaran dan
peledakan.
SOP Pengangkutan B3
Penanganan sebelum pemuatan B3
Saat pemuatan B3
Pembongkaran muatan B3
Wadah /bejana
Pemeriksaan bejana dan pemeliharaan
Training dan transfer informasi
Prosedur pengoperasian kendaraan angkut
Pembersihan dan pemakaian kembali alat-alat
Operasi dengan saluran pipa
Operasi lain
P3K dan tindakan keadaan darurat
Pengolahan Limbah B3
Pengertian Limbah
Limbah adalah buangan (tdk dikehendaki, tdk ada nilai
ekonomi) yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga).

Berdasarkan karakteristiknya limbah industri dapat


diklasifikasikan :

1. Limbah cair
biasanya dikenal sebagai entitas pencemar air.
Komponen pencemaran air pada umumnya
terdiri dari bahan buangan padat, bahan
buangan organik, dan bahan buangan
anorganik.
2. Limbah padat
 3. Limbah gas dan partikel
 Pencemar primer (> 90% pencemaran udara global),
yaitu :
a. CO (Karbon monoksida),
b. NOx (Nitrogen oksida),
c. HC (Hidrokarbon),
d. SOx (Sulfur oksida)
e. Partikulat.

 Pencemar sekunder : (dampak lokal, regional, global),


yaitu :
a. CO2 (karbon dioksida)
b. Asap kabut atau smog
c. Hujan asam
d. CFC (Chloro-Fluoro-Carbon/Freon)
e. CH4 (metana)
Pengertian Limbah B3
 Limbah B3 adalah limbah yang mengandung bahan berbahaya
atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung
maupun tidak langsung, dapat merusak atau mencemarkan
lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia.

 Yang termasuk limbah B3 antara lain adalah


a. bahan baku yang berbahaya dan beracun yang tidak digunakan
lagi karena rusak,
b. sisa kemasan,
c. tumpahan,
d. sisa proses,
e. oli bekas

 Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila memiliki salah satu


atau lebih karakteristik berikut: mudah meledak, mudah
terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi,
bersifat korosif, dan lain-lain, yang bila diuji dengan toksikologi
dapat diketahui termasuk limbah B3.
Pengolahan Limbah B3
1. Chemical Conditioning

Tujuan dari chemical conditioning :


a. menstabilkan senyawa-senyawa organik yang
terkandung di dalam lumpur
b. mereduksi volume dengan mengurangi kandungan air
dalam lumpur
c. mendestruksi organisme patogen
d. memanfaatkan hasil samping proses chemical
conditioning yang masih memiliki nilai ekonomi
seperti gas methane yang dihasilkan pada proses
digestion
e. mengkondisikan agar lumpur yang dilepas ke lingkungan
dalam keadaan aman dan dapat diterima lingkungan
2. Solidification/Stabilization.

Stabilisasi adalah proses pencampuran


limbah dengan bahan tambahan (aditif)
dengan tujuan menurunkan laju migrasi
bahan pencemar dari limbah serta untuk
mengurangi toksisitas limbah tersebut.
Solidifikasi adalah proses pemadatan
suatu bahan berbahaya dengan
penambahan aditif.
3. Incineration

Teknologi pembakaran (incineration ) adalah alternatif yang menarik


dalam teknologi pengolahan limbah.

Insinerasi mengurangi volume dan massa limbah hingga sekitar 90%


(volume) dan 75% (berat).

Jenis insinerator yang paling umum diterapkan untuk membakar


limbah padat B3 :
a. rotary kiln (paling disukai)
b. multiple hearth,
c. fluidized bed,
d. open pit,
e. single chamber,
f. multiple chamber,
g. aqueous waste injection,
h. starved air unit.

Note :
Dari semua jenis insinerator tersebut, rotary kiln mempunyai
kelebihan karena alat tersebut dapat mengolah limbah padat, cair, dan
gas secara simultan.
Pengolahan limbah gas & partikel
 Pemisah Brown
Alat pemisah debu yang bekerja dengan prinsip ini menerapkan
prinsip gerak partikel menurut Brown. Alat ini dapat memisahkan
debu dengan rentang ukuran 0,01 – 0,05 mikron. Alat yang
dipatenkan dibentuk oleh susunan filamen gelas dengan jarak
antar filamen yang lebih kecil dari lintasan bebas rata-rata
partikel.

 Penapisan
Deretan penapis atau filter bag akan dapat menghilangkan
debu hingga 0,1 mikron. Susunan penapis ini dapat digunakan
untuk gas buang yang mengandung minyak atau debu higroskopik.

 Electrostatic Precipitator (Pengendap elektrostatik)


Alat ini mengalirkan tegangan yang tinggi dan dikenakan pada
aliran gas yang berkecepatan rendah. Debu yang telah
menempel dapat dihilangkan secara beraturan dengan cara
getaran. Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan pengendap
elektrostatik ini ialah didapatkannya debu yang kering dengan
ukuran rentang 0,2 – 0,5 mikron. Secara teoritik seharusnya
partikel yang terkumpulkan tidak memiliki batas minimum.
Pengujian dan Monitoring
PRINSIP DASAR Higiene Industri

1.

Rekognisi hazard (pengenalan potensi bahaya)

Mengenali & mengidentifikasi, menginventarisasi
seluruh faktor kimia yg ada di LK.

Evaluasi

2.


melakukan pengukuran tingkat pemaparan faktor kimia di
LK, membandingkan dgn standar yg berlaku,
mengevaluasi risiko.

3. Pengendalian


mengendalikan bahaya pada batas aman
Rekognisi hazard (potensi bahaya)

Secara kualitatif

 Dari Flow chart diagram


 Kondisi tiap tahapan proses produksi
 Sifat fisik & kimia dari bahan baku, bahan setengah
jadi, bahan jadi dan sisa produksi.
 Label kemasan bahan kimia
 Indikator kesehatan (meningkatnya gejala penyakit, TK
meninggal keracunan akut).
 Informasi bahaya (MSDS, CSDS).
 Observasi (Walk Through Observation)
 Referensi (Literatur)
Evaluasi
1. Pengujian & monitoring LK:
Melalui pengujian dan monitoring LK ditentukan:

1. Konsentrasi bahan kimia di udara tempat kerja.


2. Tempat kerja yg mempunyai tingkat pencemaran
LK yg tinggi.
3. Efektivitas pengendalian.

Note:
Secara sistimatik melalui kerjasama dg institusi yg
kompeten & berwenang dengan Ahli Higiene
Industri, dgn menggunakan alat detektor serta
analisis laboratorium.
Dire
ct
read
ing
Pers
onal
2. Pemeriksaan Kesehatan Pekerja:

 Surveilens kesehatan:
pemeriksaan medik fisiologik secara berkala
pada pekerja yg terpapar.

 Pemantauan biologik
u/ upaya perlindungan terhadap kesehatan
para pekerja yg terpapar bahan kimia.
Strategi Pengendalian
Pengendalian Bahaya Kimia

1. Pengendalian Teknis
- Eliminasi
- Substitusi
- Isolasi
- Ventilasi
2. Pengendalian Administrasi

- Pemilihan bahan (bahan yg tidak


berbahaya /kurang berbahaya).
- Labeling dan tanda dg memakai
lambang atau tulisan terhadap
semua bahan kimia.
- Penyimpanan bahan sesuai dengan
kelompok, sifat bahaya.
- Penanganan limbah dan sampah
Strategi pengendalian dan pencegahan kecelakaan kerja

Mencegah dan menghilangkan sumber


bahaya
1. tidak menggunakan sama sekali atau
mengganti dengan bahan sejenis yang
kurang berbahaya ( Benzene diganti
toluene)
2. Penyempurnaan proses,
3. Mencegah kebocoran yang mungkin
terjadi pada tangki, reaktor atau pipa
3. Alat Pelindung Diri (APD)
Menggunakan APD yang sesuai dengan
jenis potensi bahaya, layak, nyaman.

4. Edukasi
Apabila langkah pertama tidak optimal lakukan :

Mengurangi penyebaran:

1. Mengisolasi sumber emisi setempat


dengan memasang exhauster

2. Mengencerkan konsentrasi kontaminan


di udara.
Langkah selanjutnya apabila kurang optimal lakukan :

Mengurangi pemaparan B3:

1. Mengurangi jumlah pekerja yang terpapar


2. Mengurangi waktu kerja dengan sistem
shift
3. Melindungi pekerja dengan APD
Langkah-langkah lain yang perlu
dilakukan
Menjaga kebersihan dan housekeeping
Penyediaan fasilitas saniter
Manajemen APD yang benar
Edukasi
Penyediaan MSDS
Bekerja sesuai SOP
Pemasangan tanda-tanda peringatan bahaya
Inventarisasi B3
Monitoring kadar bahan kimia di tempat
kerja secara rutin/berkala.
BALAI K3 BANDUNG 10/24/2020 132
Prinsip-Prinsip Pengelolaan K3 (Maizlish, 2000)

Pengendalian
Eliminasi & Umpan balik hasil
Substitusi Surveillance
Pengendalian
Teknis
Monitoring
PRIMARY Lingkungan
PREVENTION Umpan balik hasil
APD Surveillance

Monitoring
Biologi
SECONDARY Pemeriksaan
Awal Umpan balik hasil
PREVENTION Surveillance
Diagnosis

Treatment
Rehab & Man
TERTIARY Cacat
PREVENTION
Jamsostek
Penanganan kecelakaan kerja di tk

Umum :
1. Kosongkan daerah berbahaya
2. Diam di tempat yang tdk terkena angin
yang melewati daerah berbahaya
3. Jauhkan diri dari daerah yang lebih rendah
dari area darurat
4. Pakai APD
5. Evakuasi menjauhi daerah bahaya ke arah
yang berlawanan dengan arah angin
Kebakaran
 Gunakan zat pemadam kebakaran yang
sesuai dengan tipe api yang ada di
sekeliling jenis bahan yang terbakar.
 Pindahkan bejana dari daerah kebakaran
bila tidak ada risiko
 Dinginkan bejana dengan air yang
melimpah setelah api padam
 Tangani silinder yang rusak secara hati-
hati
Tumpahan atau Kebocoran
 Singkirkan semua sumber api
 Hindari hubungan dengan zat-zat yang mudah
terbakar
 Jangan menyentuh bahan yang tertumpah
 Hentikan kebocoran bila tanpa risiko
 Gunakan semprotan air untuk mengurangi uap
 Jangan arahkan air pada tumpahan atau sumber
bocoran
 Bila memungkinkan putar bejana yang bocor
supaya yg keluar adalah gas, bukan cairan
 Buat tanggul untuk mencegah tumpahan masuk
kedalam saluran air
P3K Pada Korban

 Berikan bantuan hidup dasar bila korban tidak


sadar
 Berikan oksigen bila sulit bernafas
 Lepaskan pakaian korban yg tercemar oleh bahan
kimia
 Bila terjadi kontak dengan tubuh, siram dengan
air mengalir minimal selama 15 menit
 Hangatkan badan korban
 Segera bawa ke RS dan berikan perawatan medis
 Berikan informasi pada RS tentang sifat-sifat
bahan kimia yang mengenai korban

Anda mungkin juga menyukai