Anda di halaman 1dari 79

Oleh :

DR.Hj. ATIKAH, MSi, Apt


LABORATORIUM KIMIA ANALITIK
JURUSAN KIMIA FMIPA
26/10/20
UNIVERSITAS BRAWIJAYA 1
2006
TEKNIK SPEKTROSKOPI
SERAPAN ATOM
Adalah analisis fisiko kimia yang membahas tentang
interaksi Radiasi Elektromagnetik (REM) dengan
materi (atom) menghasilkan transfer energi dari berkas
energi radiasi ke atom

SPEKTROSKOPI SERAPAN
ATOM

26/10/20 2
Wollaston ( 1802 ) berhasil melihat adanya garis
gelap dari spektrum matahari melalui prisma
yang dikenal sebagai garis Fraunhofer atau garis
D, yang dibuktikan oleh Kirchoff dan Bunsen
(1859) sebagai akibat adanya absorpsi unsur
Natrium yang terdapat di atmosfir matahari
oleh Walsh (1953) dipakai sebagai dasar

26/10/20 3
 Spektrum absorpsi suatu unsur (dalam keadaan gas &
berupa atom) terjadi dari suatu garis yang tajam &
sempit yang disebabkan oleh transisi elektronik
elektron-elektron terluar

 Semua atom dapat menyerap REM (UV-VIS) pada 


yang sama dengan  yang dipancarkan oleh atom tsb

 Energi REM yang diserap besarnya sesuai (tepat,


besarnya tertentu) dengan energi yang diperlukan oleh
elektron atom berpindah dari tingkat energi paling
rendah (dasar) ke tingkat lebih tinggi (tereksitasi)

26/10/20 4
Energi lompatan kangguru
tidak boleh terlalu besar
atau terlalu kecil
 Jika tidak akan membentur
dinding & jatuh ke tanah

 Elektron turun ke tk lebih


rendah melepaskan energi
(cahaya) & menghasilkan
spektrum lebih tajam

 Elektron turun ke tk.dasar


menghasilkan spektrum
(garis resonansi) yang kurang
tajam

26/10/20 5
26/10/20 6
 Energi (eV) orbital 3s = nol & skala diperluas sampai 5,2
eV (41499 cm-1 ) terjadi ionisasi ion Na +
 Pada suhu kamar elektron terluar Na menempati orbital
3s
 Eksitasi elektron ini ke orbital lebih tinggi dilakukan
oleh panas nyala
 Umur atom yang tereksitasi sangat pendek ( < 10-9
detik), bila kembali ke keadaan dasar terjadi emisi
kuantum radiasi
 Garis vertikal menunjukkan transmisi elektronik yang
menyertai eksitasi nyala pada  tertentu
26/10/20 7
E = 3,6 eV
4p E3

3d
E2 EMISI

330 nm 819 nm

3p E1
Dipilih
Dipilih::
589 nm
--Grs
Grsspektrum
spektrum
G
3s tajam
tajam
E = 2,2 eV
--Intensitas
Intensitas maks
maks
26/10/20 8
Atom-atom + E (nyala) Tereksitasi ( Tk. E rendah
ke Tk. E lebih tinggi

Contoh : NaCl Kuning (589 nm)


Bunsen

K+ Nyala ungu (766,5 nm)

Bunsen

Lebar puncak absorpsi atau emisi (garis spektrum) atom sangat


kecil : 0,02 – 0,05 Ao (jauh lebih kecil dari pada puncak absorpsi
/emisi ion atau molekul dalam larutan Energi transisi
penyerapan / pemancaran sinar adalah mirip
26/10/20 9
PERBANDINGAN JML ATOM TEREKSITASI OLEH PANAS
SAMPAI TK. ENERGI TTT

Persamaan
PersamaanBoltzmann
Boltzmann::
Nj Pj  ΔE 
 eksp   
No Po  kT 

No = Jml atom (keadaan dasar) ; Nj = Jml atom (keadaan tereksitasi) ; P =


faktor statistik ( orbital s, P = 2, orb p, P = 6 dan orb d, P = 10 ) ; k = tetapan
Boltzmann = 1,38 x 10-16 erg/derajat = 1,38 x 10-28 JK-1 ; T = suhu mutlak ; E
= beda energi Tk. Dasar & tereksitasi

26/10/20 10
Contoh soal :

Hitunglah perbandingan jumlah atom Na dalam keadaan 3p


tereksitasi terhadap jumlah atom dalam keadaan dasar pada 2500
A oC
Jawab :
Kedua garis emisi Na adalah 5895 Ao dan 5890 Ao disebabkan
transisi dari 3p ke 3s (lihat gambar dalam slide 6)

Panjang gelombang rata-rata ( ) = (5895 + 5890)/2 = 5892 Ao

Bilangan gelombang = 1/ (5892 x 10-8 cm/Ao) = 1,698.104 cm-1

E = 1,698 x 104 cm-1 x 1,986.10-16 erg/cm-1 = 3,372.10-12 erg

Dalam tk. 3s terdapat 2 keadaan kuantum dan dalam tk. 3p terdapat


6 keadaan kuantum

26/10/20 11
Bila harga-harga ini disubstitusikan ke dalam persaman
Boltzmann maka diperoleh :

Nj/No = 3 eksp {- (3,372.10-12 / 1,380.10-16 x 2500)

Log Nj/No = (- 3,372.10-12 /1,380.10-16 x 2500)

Nj/No = 1,7.10-4

26/10/20 12
 Energi yang diserap elektron berasal dari cahaya (REM)
yang mengenainya & dinyatakan oleh persamaan
Planck :

EE== hh == hc/


hc/  hc
== hc

E = energi radiasi
h = konstanta Plank ( 6.63 x 10-34J.s )
c = kecepatan radiasi di udara
( 2.99792 x 10 10 cm/s )
panjang gelombang( nm
v = frequensi (detik)
v = bilangan gelombang
26/10/20 13
 Oleh karena puncak absorpsi atom yang sempit
 Energi transisi adalah khas untuk setiap unsur

Metoda analisisnya sangat khusus

Spektrum atom Spektrum molekul

26/10/20 14
 Karena puncak absorpsi atom yang sempit, sebabkan
kesulitan pengukuran
 Tidak ada monokromator biasa yang mampu
menghasilkan pita radiasi sekecil puncak absorpsi atom
(0,02 – 0,05 Ao)
 Bila digunakan sumber radiasi kontinyu dengan
monokromator hanya akan melalukan pita dengn
lebar 50 – 100 Ao (hanya sebagaia kecil saja yang
terabsorpsi = 1 o/oo) perubahan intensitas pita
kecil sekali , jika dibandingkan perubahan radiasi yg
sesuai puncak absorpsi
 Hukum Beer tidak berlaku oleh Walsh diatasi
dengan lampu katoda berongga
26/10/20 15
 LKB = sumber radiasi yang mengemisi garis dengan  =  pada
analisa absorpsi spektrum

 Misal bila garis absorpsi 5890 Ao Na Digunakan lampu katoda


berongga Na sebagai sumber radiasi

 Dalam lampu katoda berongga :

eksitasi dengan listrik


Logam, M ( gas) M*

sebagian radiasi di emisi pada 


= garis absorpsi resonansi
M
DENGAN Sumber radiasi cermat lebar grs emisi < grs absorpsi
pengukuran A pada puncak absorpsi kepekaan >> ikuti HK.
Beer-Lambert
26/10/20 16
Lebar pita monokhromator

Spektrum emisi
sumber

Spektrum absorpsi
sampel ; A = log Io/I

Spektrum emisi sesudah mele-


wati sampel &monokhromator

26/10/20 17
 Spektrum emisi sumber radiasi atom tdr 4 garis sempit

 Dengan menggunakan monokhromator /filter yang


sesuai hanya satu garis resonansi yang diserap
oleh atom

 Spektrum absorpsi analit antara 1 - 2 (lebar pita


ABSORPSI > spektrum emisi analit menyerap
sebagian radiasi yang dipancarkan (diemisi)
KEPEKAAN >>>

 besarnya absorpsi berbanding lurus dengan


konsentrasi analit, sesuai dengan HK. Beer-Lambert :

A = log Io/I = abc


26/10/20 18
PEMANCARAN SINAR
KHAS ( TERTENTU)

ANALISIS KUALITATIF
MEMUNGKINKAN
HUBUNGAN ANTARA
SINAR YANG DISERAP
& KONSENTRASI
ANALISIS KUANTITATIF

26/10/20 19
TT == II // Io = e - kbc
Io = e -kbc
A= - log T = -log I / Io = log Io / I = ab c

26/10/20 20
I = INTENSITAS CAHAYA SETELAH MENGALAMI ABSORPSI ;
Io = INTENSITAS CAHAYA SEBELUM ABSORPSI ;
k = SUATU TETAPAN ; b = TEBAL LAPISAN PENGABSORPSI ;
c = KADAR ATOM DALAM LAPISAN PENGABSORPSI ;
a = KOEFISIEN ABSORPSI ;
A = ABSORBANSI

KESULITAN DALAM SSA :

 Diperlukan lampu khusus bagi setiap unsur yang akan ditentukan

 Misal untuk penentuan Na dipakai lampu Na, untuk penentuan Hg


dipakai lampu Hg dsb

26/10/20 21
26/10/20 Gambar Spektrofotometer AAS Perkin Elmer A.Analys 300 22
GAMBAR MULTI ELEMEN SSA
26/10/20 23
INSTRUMENTASI SSA TERDIRI DARI:

SUMBER CAHAYA : LAMPU DARI LOGAM YBS (HCL) ;


NYALA API
WADAH SAMPEL : NYALA (TIDAK DALAM KUVET)
MONOKROMATOR :
DETEKTOR :
INDIKATOR PENGUATAN (AMPLIFIER)

26/10/20 24
SSA ADA YANG SINGLE BEAM &
DOUBLE BEAM

26/10/20 25
Cahaya dari lampu katoda sesuai unsur logam
yang diukur dilewatkan api pembakar
dalam sistem lampu tunggal arus searah :

 sebagain diabsorpsi atom-atom analit dalam


pembakar
 penurunan intensitas, dideteksi oleh detektor,
diubah menjadi arus listrik oleh elektronik
terbaca di alat
 Cahaya berasal dari LK & pembakar tdk terputus-
putus hslkan arus searah

 detektor tdk dapat membedakan asal Cahaya


(LK,pembakar, emisi atom lain )

26/10/20 26
26/10/20 27
26/10/20 28
Dalam sistem SSA lampu tunggal arus bolak-
balik:
 Cahaya dari LK dalam arus bolak-balik diputus-putus
oleh chopper

 Saat cahaya di LK dihalangi detektor menangkap


cahaya dari pembakar , emisi atom analit akibat
pemanasan

 Saat cahaya LK lolos detektor menangkap cahaya


dari pembakar , emisi atom analit akibat pemanasan &
LK yang sebagian telah diabsorpsi oleh atom analit

 Absorpsi yang terbaca hanya berasal dari LK

26/10/20 29
DALAM SISTEM LAMPU ARUS
BOLAK-BALIK
SISTEM LAMPU GANDA

MASALAH KETIDAK STABILAN


INTENSITAS EMISI CAHAYA LK
BLM DAPAT DIATASI

-CHOPPER (KEPINGAN CERMIN) BERPUTAR, BILA MEMOTONG GRS


LURUS CAHAYA DARI LK
-CAHAYA DIPANTULKAN MELANGKAHI API PEMBAKAR & DIGABUNG
LAGI OLEH CERMIN PENGGABUNG CAHAYA & DITERUSKAN KE
DETEKTOR
-BILA CHOPPER LOLOSKAN CAHAYA LK, CAHAYA LEWATI API PEM-
26/10/20 30
BAKAR KE DETEKTOR
26/10/20 31
SUMBER RADIASI :
LAMPU KATODA BERONGGA
KAWAT UNSUR YG
WOLFRAM DITENTUKAN

26/10/20 32
PROSES DALAM LAMPU KATODA BERONGGA
BEDA POTENSIAL KATODA-ANODA K - Ar/Ne

A +

Penembakan katoda oleh Ne+

Ne
+ Ne+
ELEKTRON + Ne Ne+

Percikan logam katoda Cu Cu

Eksitasi atom katoda oleh ion Ne+


Cu Ne+
hv (  khas)

26/10/20 Cu Cu* Cu 33
PROSES DI DALAM LAMPU KATODA
BERONGGA
 ADANYA BEDA POTENSIAL KATODA& ANODA
 ELEKTRON DARI KATODA MENABRAK GAS PENGISI (Ne) Ne +
 Ne+ (DENGAN ENERGI KINETIK DARI BEDA POTENSIAL) MENABRAK &
MENYALAKAN PERMUKAAN KATODA
 MENIMBULKAN PERCIKAN 2 ATOM LOGAM ( Cu) DI DLM & DEPAN
KATODA
 TABRAKAN ANTARA ION GAS PENGISI & ATOM LOGAM SBBKAN
SEBAGIAN ATOM LOGAM TEREKSITASI (Cu*) & LEPASKAN RADIASI
YANG KHAS UTK LOGAM YBS
 SPY SIFAT RADIASI KHAS, GAS PENGISI DIPILIH BERDASARKAN
MACAM LOGAM DI KATODA (Neon tdk cock utk Li & As krn grs
resonansinya dekat)
 UMUR LK TGT ARUS MAKSIMUM & PENGURANGAN GAS PENGISI
AKIBAT ABSORPSI PD PERMUKAAN LAMPU
 P.U LIFE TIME LK 5A-JAM (ARUS >>> TERJADI SELF ABSORPTION)

26/10/20 34
PENGUAPAN
M +X - M+X- MX
Larutan kabut padat

penguapan

panas disosiasi
M* M +X MX
Gas
eksitasi gas gas
FLAME (EMISI) gas
Absorpsi radiasi
FES hv (SSA)
Re emisi (fluoresensi (AFS)
M
M* GAS
26/10/20 35
26/10/20 36
SKEMA ATOMISASI PADA SSA

26/10/20 37
PROSES ATOMISASI DALAM SSA :

MOLEKUL ATOMISASI
DISOLVASI TERURAI

PENCAMPURAN
DENGAN FUEL + DESAIN PEMBAKAR KHUSUS
OKSIDAN

PEMISAHAN
PENGKABUTAN TETES-TETES
BESAR

26/10/20
LARUTAN 38
 UNTUK MEMPEROLEH ABSORPSI ATOMIK,
DIPERLUKAN PERALATAN YANG MAMPU
MENGUBAH SAMPEL MENJADI ATOM-ATOM

 ADA 2 MACAM ATOMIZERS : (1) PEMBAKAR NYALA


API (FLAME) & (2) NON FLAME (ELEKTROTERMAL)

 DALAM SSA ADA 2 TIPE PEMBAKAR :


- LAMINAR FLOW BURNER (PREMIKS)
- TURBULENT FLOW BURNER (PEMBAKAR
KONSUMSI TOTAL

26/10/20 39
SKEMA PEMBAKARAN

26/10/20 40
NYALA, OKSIDASI : FUNGSI NYALA :
UAPKAN PELARUT ; URAIKAN PADATAN
JADI MOLEKUL & URAIKAN MOLEKUL
JADI ATOM

PROSES ABSORPSI & EMISI TERJADI


PADA BAGIAN DALAM NYALA

BAGIAN NYALA YANG TERJADI


ABSORPSI MAKSIMAL DITENTUKAN :
BESAR TETESAN UAP SAMPEL &
PERBANDINGAN JML BHN BAKAR
&PENGOKSIDA

BAHAN BAKAR : ASETILEN,


HIDROGEN, PROPAN
PENGOKSIDA : UDARA, N2O
26/10/20 41
SUHU NYALA
FUEL AIR N2O
C2H2 1400 3200
H2 2300 2900
C3H8 2200 3000
GAS KOTA 2100

TINGGI NYALA API :


UDARA – ASETILEN ; UDARA PROPAN & UDARA – HIDROGEN = 10
-12 cm
N2O - ASETILEN ; DIKURANGI 5 cm

26/10/20 42
PEMBAKAR PREMIKS
PEMBAKAR PREMIKS

PALING UMUM DIPAKAI

26/10/20 43
ATOMISASI DALAM
ATOMISASI DALAM PEMBAKAR
PEMBAKAR PREMIKS
PREMIKS
NEBULISASI

LARUTAN SAMPEL TETES-TETES HALUS 2

LARUTAN SAMPEL + BAHAN BAKAR + OKSIDAN DICAMPUR

UJUNG BURNER
(PEMBAKAR)

TETESAN SAMPEL YANG


LARUTAN SAMPEL BESAR TIDAK TERCAMPUR
TERSEDOT MELALUI GAS UNTUK MENCAPAI API
KAPILER (EFEK VENTURI) (TERKONDENSASI)
26/10/20 44
PEMBAKAR KONSUMSI
PEMBAKAR KONSUMSI TOTAL
TOTAL

SAMPEL DITARIK KE ATAS


PEMBAKARAN DG
BANTUAN GAS /OKSIDAN
OLEH EFEK VENTURI

SAMPEL + BAHAN BAKAR +


OKSIDAN

UJUNG PEMBAKAR

26/10/20 45
KEKURANGAN
KEKURANGAN&&KELEBIHAN
KELEBIHANPEMBAKAR
PEMBAKAR
PREMIKS
PREMIKS&KONSUMSI
&KONSUMSITOTAL
TOTAL
KONSUMSI TOTAL PREMIKS
1. Hasilkan tetes-tetes besar yang 1. Dibatasi hanya untuk nyala dengan
sebagian teruapkan menyebabkan light kecepatan pembakaran rendah
scattering (sbagai absorpsi)
2. Absorpsi sampel tergantung kecepatan 2. Meskipun sebagian besar sampel yang
gas & tinggi nyala diaspirasikan mengalami kondensasi,
namun efisiensi atomisasi adalah besar
karena terjadinya tetes2 lebih halus &
kepekkan yang tinggi
3. Efisiensi atomisasi dipengaruhi oleh 3. Kecepatan aliran sampel & efisiensi
viskositas larutan atomisasi diatur dengan penempatan
ujung pipa kapiler & rintangan pada
posisi tepat
4. Dapat untuk sampel yang viskous dan 4. Pada saat pendinginan , kenaikan
mengandung padatan tinggi kecepatan aliran sampel tidak
mempengaruhi atomisasi
5. Dapat untuk kecepatan nyala pembakar-
26/10/20
an rendah & tinggi 46
PEMBAKAR NON FLAME
(GRAFIT FURNACE)

Sampel dalam jumlah kecil


(cair, padat )diletakkan pada
tabung grafit
Dipanaskan pada suhu
rendah untuk menguapkan
pelarut
Oksidasi
dicegah dgn Diabukan pada suhu tinggi
gas N2 /Ar menggunakan arus listrik
sampai (menghilangkan
matriks kimia secara
penguapan /pirolisis
Pemanasan hingga menjadi
atom

26/10/20 47
CONTOH ATOMISASI Ca :
AEROSOL CaCl2 ( LARUTAN )

DESOLVASI CaCl2 ( PADATAN )


Ca 2+ (IONISASI )
VAPORISASI CaCl2 ( GAS ) 393,3 ; 396,8 nm

Ca * ( EKSITASI)
ATOMISASI Cl ( GAS) +Ca (GAS) 423,7 nm

+O CaO
606,62 nm

+ OH Ca(OH)2

544 nm

26/10/20 48
Atomisasi elektrotermal meningkatkan sensitivitas
absorpsi atom 100- 400 x

26/10/20 49
A. PELARUT :
1. TIMBULNYA EMISI PADA SAAT PEMBAKARAN
PELARUT
2. KEKUATAN PELARUT PENGARUHI KECEPTAN
ALAIRAN LARUTAN SAMPEL DALAM PEMBAKAR &
KAPILER
3. TEGANGAN PERMUKAAN PELARUT PENGARUHI
UKURAN TETESAN LARUTAN DI PENGKABUTAN
4. PELARUT (HSL PEMBAKARANNYA) MENGABSORPSI
CAHAYA DIHINDARI DG BLANKO
5. PELARUT ORGANIK P.U MEMPERBESAR SINYAL ABS
26/10/20 50
B. KATION & ANION ASING :

1. PENGARUH KATION TERHADAP SINYAL ABSORPSI


KECIL SEKALI (TIDAK ADA)
2. BEBERAPA ANION YANG BERIKATAN KUAT DENGAN
LOGAM (SUSAH DIPECAH JADI ATOM LOGAMNYA)
MENURUNKAN SINYAL ABSORPSI DIHINDARI
DENGAN PENAMBAHAN EDTA

C. IKATAN LOGAM :
1. ADANYA IKATAN LOGAM-LOGAM (SUKAR DIPECAH)
MENURUNKAN SINYAL ABSORPSI
MIS. P.K Sr ADANYA Si ATAU Al MENGGANGGU
DIATASI DENGAN La ( mengikat kuat Si & Al lebih kuat
dari pada Sr

26/10/20 51
D. PEMILIHAN API
1. TEMPERATUR API
a. TERLALU RENDAH SBBKAN ATOMI-SASI TDK TERJADI
b. TERLALU TINGGI SBBKAN IONISASI
Misal : Ba udara- asetilen baik
N2O – asetilen 88% terionisasi
2. KECEPATAN PEMBAKARAN

campuran asetilen-oksigen hasilkan suhu tinggi,


kecepatan pembakaran tinggi, tdak cocok untuk
premiks (api terbentuk dalam chamber pencampur)

26/10/20 52
 Dalam SSA digunakan prisma dan grating

 Fungsi : memisahkan grs absorbsi dari garis spektra lain yang


diemisi oleh lampu katoda

 Mempunyai daya pisah 2 spektrum berjarak 0,1 nm

 Dapat digunakan untuk celah lebar (pita lolos lebar) misal : Zn,
As, Sc, Ca, Pb dan logam alkali (presisi & limit deteksi tinggi)

 Untuk logam transisi,karena spektrum-nya sulit, perlu


monokhromator berdaya dispersi tinggi (grating)

26/10/20 53
DETEKTOR SSA :
PHOTOMULTIPLIER TUBES ( PMT )
RADIASI JATUH KE
PERMUKAAN LOGAM

LOGAM MENGEMISI
ELEKTRON &ELEKTRON
MENABRAK DIODA

PERMUKAAN DIODA
MENGEMISI ELEKTRON >> >
& MENABRAK DIODA
SEKUNDER

PROSES BERULANG
SAMPAI ADA ELEKTRON
DI KOLEKTOR =
INTENSITAS CAHAYA DI
26/10/20 DETEKTOR 54
LENSA :
 Untuk mengumpulkan radiasi pada bagian-bagian
yang berbeda dari sistem optik
 Pengumpulan cahaya untuk menghindari sinyal yang lepas
hasil cahaya yang tidak paralel
 Digunakan lensa kuarsa , kaca/cermin konkar yang dapat
merefleksikan cahaya di permukaan & tidak serap radiasi
 Slit masukan berfungsi memfokuskan cahaya , untuk mencegah
masuknya radiasi yang tdk diinginkan ke monokromator
 Slit keluaran untuk mendispersikan & meneruskan radiasi yang
diabsorpsi lolos ( garis emisi lainnya dicegah)
 Sistem celah sangat membantu memilih panjang gelombang
radiasi yang diperlukan

26/10/20 55
 PEMBACAAN :
- meter , angka , digital
- Transmitansi , Absorbansi, kadar
 Ada yang dilengkapi alat koreksi kurva baku (lurus)
 Yang terbaca adalah hasil sinyal radiasi resonansi
lampu katoda
 Sinyal yang diterima ( radiasi resonansi & emisi oleh
api) diteruskan ke sistem pembacaan frekuensi
modulasi = frek.mod rad. Resonansi
 yang terbaca = rad. Resonansi saja

26/10/20 56
Macam interferensi dalam SSA :

- interferensi spektra, termasuk dari


background
- variasi sifat fisik larutan sampel
- pengaruh ionisasi
- self absorption
- adanya anion dalam larutan yang dapat
membentuk senyawa tidak mudah
menguap

26/10/20 57
1. Interferensi spektra :
 Disebabkan oleh spektrum unsur lain yang
terdapat bersama-sama dengan unsur yang
ditentukan
 Penyebab :
- hamburan cahaya partikel garam yang
tidak mudah menguap
- absorpsi oleh pita molekuler / logam lain yg
garis emisinya diloloskan monokhromator
- bila konsentrasi garam > 0,1 %

26/10/20 58
Cara koreksi :
1.absorbansi diukur pada garis non resonansi
yang berdekatan dengan garis absorpsi analit
absorpsinya - absorpsi analit = blanko
(BACKGROUND CORRECTION)

2.digunakan lampu deutrium (D2) kontinyu

3. Lolosnya garis emisi/ logam non analit


dihindari dengan mengatur lebar celah ( slit)

4. Pengukuran transmitansi T larutan analit yang


sangat pekat , T yang terukur adalah dari
logam non analit

26/10/20 59
Interferensi spektra karena konsentrasi tinggi

26/10/20 60
Koreksi radiasi background pada spektrum otak

26/10/20 61
SKEMATIS INSTRUMEN ABSORPSI ATOM
DENGAN KOREKSI BACKGRAOUND

26/10/20 62
INTERFERENSI Spektrum PADA PENENTUAN Ba
DIGANGGU OLEH PANCARAN /SERAPAN MATRIKS
DALAM LARUTAN SAMPEL

DIATASAI DENGAN : PEMILIHAN


SUHU NYALA (N2O) ; RASIO BAHAN
BAKAR : OKSIDAN

26/10/20 63
A. Pada saat transportasi :

 Viskositas larutan menentukan sedikit/ banyak


sampel yang masuk dalam api
 Tegangan permukaan menentukan ukuran aerosol
 Tekanan uap pelarut menentukan kecepatan
penguapan
 Hilangnya analit karena kondensasi
 Faktor yang pengaruhi kecepatan penguapan partikel
padat dalam api ( kecil) ; terbentuknya senyawa lain
yang sukar menguap (misal : Al dengan fosfat pada
p.k alkali)

26/10/20 64
PENGATASAN :
o Penggunaan api dengan suhu tinggi ( asetilen –N2O)
o Penambahan zat releasing agent yang mengikat Al &
fosfat spt : LaNO3 , SrCl2 1%
o Kalibrasi alat berulang-ulang (internal standart)

B. PADA SAAT DALAM FASA GAS :


Karena disosiasi menjadi molekul stabil & ion

26/10/20 65
 Ionisasi atom & molekul alakali, alkali tanah dan
elemen lain dalam nyala panas mungkin teratomisasi
sebagian & pengaruhnya tidak serius , kecuali kalau
menurunkan kepekaan & linieritas pengukuran
 Elemen yang mudah terionkan dalam sampel
menyebabkan penambahan jumlah elektron bebas
dalam nyala, memperbesar absorpsi
 Larutan sampel yang mengandung bahan kimia
lainnya ( p.u anion) dapat membentuk senyawa tahan
panas dengan elemen sampel akan memperkecil
absorbansi sampel

Misal : - fosfat & sulfat mengganggu penentuan Ca


- Al mengganggu penentuan Mg & Ca
26/10/20 66
PENGARUH IONISASI & SELF-ABSORPTI ON PADA
KURVA BAKU KALIUM

26/10/20 67
 Meningkatkan suhu nyala ( N2O –asetilen)
 Penambahan protecting agent spt : EDTA ; 8
hidroksikuinolin ; APDC (garam amonium asam 1-
pirolidinditionat)
 EDTA mampu menghilangkan gangguan Al, Si dan
fosfat pada p.k. Ca
 8 hidroksi kuinolin dapat menghilangkan gangguan Al
pada p.k Ca dan Mg
 Penambahan releasing agent spt : LaNO3 , SrCl2 1%
M-X + R ↔ R-X + M
 Ekstraksi analit

26/10/20 68
M → M+ + e
 Menurunkan suhu nyala
 Penambahan ionisation suppressant ( unsur
yang mempunyai potensial ionisasi <
pot.ionisasi unsur yang ditentukan )

26/10/20 69
 sinar emisi atom-atom uang dianalisis (pada bagian dalamnyala)
dapat diserap kembali oleh atom-atom lain yang sama dalam nyala
di bagian lebih luar( belum tereksitasi), sehingga intensitas
pancaran unsur yang dianalisis lebih rendah (jika konsentrasi
analit cukup tinggi)

 Bila konsentrasi analit rendah, efek self absorption dapat


diabaikan

 Efek gangguan diperbesar jika digunakan burner btk premiks

 Dapat terjadi pada lampu katoda yang dioperasikan pada arus


terlalu tinggi, Efek ini sebabkan penurunan sensitivitas
pengukuran, meskipun meningkatkan rasio signal-noise

 Terjadi pada panjang gelombang yang sesuai dengan perpindahan


elektron dari keadaan dasar ke satu tk. Eksitasi diatasnya
26/10/20
Diatasi dengan penurunan konsentrasi analit 70
4. Gangguan anion

 Dapat menyebabkan penurunan intensitas serapan


 Diatasi dengan mencampur larutan sampel dengan
HNO3, H2SO4, H3PO4, garam-garamnya dalam jumlah
besar

26/10/20 71
 Menggunakan larutan baku yang komposisinya
sama dengan larutan sampel
 Ditambahkan bufer ke larutan baku &
sampel,misal penambahan garam Cs untuk
menghindari ionisasi
 Menggunakan metoda adisi bila komposisi
larutan sampel terlalu rumit atau jumlah larutan
sampel sedikit

26/10/20 72
 Perlu diketahui dulu perkiraan kadar analit sampel
 Buat 3 bagian yang sama larutan sampel
 Masing-masing diambil dengan pipet, dimasukkan ke dalam
wadah yang berbeda
 Dua diantaranya ditambah sejumlah tertentu garam yang
mengandung unsur yang ditetapkan
 Misal perkiraan kadar sampel adalah x, maka penambahan
adalah x dan 2x
 Ketiga macam larutan tadi ditambah pelarut sampai volume
tertentu, siap diukur
 Absorbansi yang terbaca dibuat kurva hubungan A terhadap
konsentrasi (garis lurus yang memotong sumbu X pada jarak s
dari sumbu Y)
 S adalah jumlah unsur (analit) yang terdapat dalam sampel

26/10/20 73
Contoh
Contoh kurva
kurva adisi
adisi standar
standar penentuan
penentuan Sr
Sr

0,138

0 0,4 mg Sr
0,1 0,2 0,3
s
26/10/20 74
PREPARASI SAMPEL :
 Sampel disisapkan dalam bentuk larutan
 Sampel larutan dapat langsung ditentukan kadarnya setelah
dilakukan pengenceran
 Sampel yang tidak larut dilakukan perlakuan pendahuluan
(pemekatan , distruksi atau ekstraksi sampel), sebelum siap
diukur kadarnya
 Sampel zat padat anorganik dilarutkan dalam asam yang sesuai
 Sampel organik didestruksi secara kering (pemijaran),dilarutkan
asam yang sesuai atau distriksi basah dengan campuran asam
nitrat,sulfat dan perklorat pekat, hasilnya diencerkan sampai
kadar tertentu
 Sampel dengan kadar renik dilakukan ekstraksi
 Preparasi sampel bertujuan untuk menghindari tersumbatnya alat
pembakar oleh oksida unsur-unsur

26/10/20 75
PELARUT
PELARUT YANG
YANG DIGUNAKAN
DIGUNAKAN ::


Dapat
Dapat digunakan
digunakan pelarut
pelarut air
air (sebagai
(sebagai
pelarut
pelarut baku)
baku) bila
bila kadar
kadar larutan
larutan baku
baku
dekat
dekat dengan
dengan sampel
sampel

Bila
Bila kadar
kadar garam
garam dalam
dalam sampel
sampel terlalu
terlalu
tinggi
tinggi atau
atau mengandung
mengandung zat zat organik,
organik,
maka
maka perlu
perlu ditambahkan
ditambahkan garam/garam/ zatzat
organik
organik serupa
serupa dengan
dengan larutan
larutan sampel
sampel
misal
misal p.k
p.k Pb
Pb dalam
dalam birbir (mengandung
(mengandung
alkohol
alkohol 5%)
5%) maka
maka ke ke dalam
dalam larutan
larutan baku
baku
ditambahkan
ditambahkan alkohol
alkohol sampai
sampai 5% 5%
26/10/20 76
Prinsipnya sama dengan pada spektros-
kopi UV-VIS yakni :
1. Dengan perbandingan A pada mak .
 (A)Smp/ (A)Std= ( C )Smp/ ( C ) Std
 Harga perbandingan 0,5 – 2 kalinya
2. Dengan membuat kurva baku standar pada
rentang 25% - 175% terhadap kadar sampel.
3. Dengan metoda adisi standar
26/10/20 77
 SSA dapat digunakan untuk sampel :
- makanan –minuman
- organ tubuh (ginjal, liver)
- cairan tubuh ( darah, urin, cairan lambung)
- pupuk
- limbah industri
- tumbuh-tumbuhan
- tanah
- sediaan farmasi (kosmetika, obat)

26/10/20 78
Keunggulan SSA:

- sederhana
- cepat
- dapat dipercaya
- kepekaan tinggi
- spesifik
- batas deteksi rendah
- tanpa pemisahan
- alat relatif murah
- volume 1 mL dapat ditentukan
- dapat diperiksa 20 sampel tiap unit

26/10/20 79

Anda mungkin juga menyukai