SPEKTROSKOPI SERAPAN
ATOM
26/10/20 2
Wollaston ( 1802 ) berhasil melihat adanya garis
gelap dari spektrum matahari melalui prisma
yang dikenal sebagai garis Fraunhofer atau garis
D, yang dibuktikan oleh Kirchoff dan Bunsen
(1859) sebagai akibat adanya absorpsi unsur
Natrium yang terdapat di atmosfir matahari
oleh Walsh (1953) dipakai sebagai dasar
26/10/20 3
Spektrum absorpsi suatu unsur (dalam keadaan gas &
berupa atom) terjadi dari suatu garis yang tajam &
sempit yang disebabkan oleh transisi elektronik
elektron-elektron terluar
26/10/20 4
Energi lompatan kangguru
tidak boleh terlalu besar
atau terlalu kecil
Jika tidak akan membentur
dinding & jatuh ke tanah
26/10/20 5
26/10/20 6
Energi (eV) orbital 3s = nol & skala diperluas sampai 5,2
eV (41499 cm-1 ) terjadi ionisasi ion Na +
Pada suhu kamar elektron terluar Na menempati orbital
3s
Eksitasi elektron ini ke orbital lebih tinggi dilakukan
oleh panas nyala
Umur atom yang tereksitasi sangat pendek ( < 10-9
detik), bila kembali ke keadaan dasar terjadi emisi
kuantum radiasi
Garis vertikal menunjukkan transmisi elektronik yang
menyertai eksitasi nyala pada tertentu
26/10/20 7
E = 3,6 eV
4p E3
3d
E2 EMISI
330 nm 819 nm
3p E1
Dipilih
Dipilih::
589 nm
--Grs
Grsspektrum
spektrum
G
3s tajam
tajam
E = 2,2 eV
--Intensitas
Intensitas maks
maks
26/10/20 8
Atom-atom + E (nyala) Tereksitasi ( Tk. E rendah
ke Tk. E lebih tinggi
Bunsen
Persamaan
PersamaanBoltzmann
Boltzmann::
Nj Pj ΔE
eksp
No Po kT
26/10/20 10
Contoh soal :
26/10/20 11
Bila harga-harga ini disubstitusikan ke dalam persaman
Boltzmann maka diperoleh :
Nj/No = 1,7.10-4
26/10/20 12
Energi yang diserap elektron berasal dari cahaya (REM)
yang mengenainya & dinyatakan oleh persamaan
Planck :
E = energi radiasi
h = konstanta Plank ( 6.63 x 10-34J.s )
c = kecepatan radiasi di udara
( 2.99792 x 10 10 cm/s )
panjang gelombang( nm
v = frequensi (detik)
v = bilangan gelombang
26/10/20 13
Oleh karena puncak absorpsi atom yang sempit
Energi transisi adalah khas untuk setiap unsur
26/10/20 14
Karena puncak absorpsi atom yang sempit, sebabkan
kesulitan pengukuran
Tidak ada monokromator biasa yang mampu
menghasilkan pita radiasi sekecil puncak absorpsi atom
(0,02 – 0,05 Ao)
Bila digunakan sumber radiasi kontinyu dengan
monokromator hanya akan melalukan pita dengn
lebar 50 – 100 Ao (hanya sebagaia kecil saja yang
terabsorpsi = 1 o/oo) perubahan intensitas pita
kecil sekali , jika dibandingkan perubahan radiasi yg
sesuai puncak absorpsi
Hukum Beer tidak berlaku oleh Walsh diatasi
dengan lampu katoda berongga
26/10/20 15
LKB = sumber radiasi yang mengemisi garis dengan = pada
analisa absorpsi spektrum
Spektrum emisi
sumber
Spektrum absorpsi
sampel ; A = log Io/I
26/10/20 17
Spektrum emisi sumber radiasi atom tdr 4 garis sempit
ANALISIS KUALITATIF
MEMUNGKINKAN
HUBUNGAN ANTARA
SINAR YANG DISERAP
& KONSENTRASI
ANALISIS KUANTITATIF
26/10/20 19
TT == II // Io = e - kbc
Io = e -kbc
A= - log T = -log I / Io = log Io / I = ab c
26/10/20 20
I = INTENSITAS CAHAYA SETELAH MENGALAMI ABSORPSI ;
Io = INTENSITAS CAHAYA SEBELUM ABSORPSI ;
k = SUATU TETAPAN ; b = TEBAL LAPISAN PENGABSORPSI ;
c = KADAR ATOM DALAM LAPISAN PENGABSORPSI ;
a = KOEFISIEN ABSORPSI ;
A = ABSORBANSI
26/10/20 21
26/10/20 Gambar Spektrofotometer AAS Perkin Elmer A.Analys 300 22
GAMBAR MULTI ELEMEN SSA
26/10/20 23
INSTRUMENTASI SSA TERDIRI DARI:
26/10/20 24
SSA ADA YANG SINGLE BEAM &
DOUBLE BEAM
26/10/20 25
Cahaya dari lampu katoda sesuai unsur logam
yang diukur dilewatkan api pembakar
dalam sistem lampu tunggal arus searah :
26/10/20 26
26/10/20 27
26/10/20 28
Dalam sistem SSA lampu tunggal arus bolak-
balik:
Cahaya dari LK dalam arus bolak-balik diputus-putus
oleh chopper
26/10/20 29
DALAM SISTEM LAMPU ARUS
BOLAK-BALIK
SISTEM LAMPU GANDA
26/10/20 32
PROSES DALAM LAMPU KATODA BERONGGA
BEDA POTENSIAL KATODA-ANODA K - Ar/Ne
A +
Ne
+ Ne+
ELEKTRON + Ne Ne+
26/10/20 Cu Cu* Cu 33
PROSES DI DALAM LAMPU KATODA
BERONGGA
ADANYA BEDA POTENSIAL KATODA& ANODA
ELEKTRON DARI KATODA MENABRAK GAS PENGISI (Ne) Ne +
Ne+ (DENGAN ENERGI KINETIK DARI BEDA POTENSIAL) MENABRAK &
MENYALAKAN PERMUKAAN KATODA
MENIMBULKAN PERCIKAN 2 ATOM LOGAM ( Cu) DI DLM & DEPAN
KATODA
TABRAKAN ANTARA ION GAS PENGISI & ATOM LOGAM SBBKAN
SEBAGIAN ATOM LOGAM TEREKSITASI (Cu*) & LEPASKAN RADIASI
YANG KHAS UTK LOGAM YBS
SPY SIFAT RADIASI KHAS, GAS PENGISI DIPILIH BERDASARKAN
MACAM LOGAM DI KATODA (Neon tdk cock utk Li & As krn grs
resonansinya dekat)
UMUR LK TGT ARUS MAKSIMUM & PENGURANGAN GAS PENGISI
AKIBAT ABSORPSI PD PERMUKAAN LAMPU
P.U LIFE TIME LK 5A-JAM (ARUS >>> TERJADI SELF ABSORPTION)
26/10/20 34
PENGUAPAN
M +X - M+X- MX
Larutan kabut padat
penguapan
panas disosiasi
M* M +X MX
Gas
eksitasi gas gas
FLAME (EMISI) gas
Absorpsi radiasi
FES hv (SSA)
Re emisi (fluoresensi (AFS)
M
M* GAS
26/10/20 35
26/10/20 36
SKEMA ATOMISASI PADA SSA
26/10/20 37
PROSES ATOMISASI DALAM SSA :
MOLEKUL ATOMISASI
DISOLVASI TERURAI
PENCAMPURAN
DENGAN FUEL + DESAIN PEMBAKAR KHUSUS
OKSIDAN
PEMISAHAN
PENGKABUTAN TETES-TETES
BESAR
26/10/20
LARUTAN 38
UNTUK MEMPEROLEH ABSORPSI ATOMIK,
DIPERLUKAN PERALATAN YANG MAMPU
MENGUBAH SAMPEL MENJADI ATOM-ATOM
26/10/20 39
SKEMA PEMBAKARAN
26/10/20 40
NYALA, OKSIDASI : FUNGSI NYALA :
UAPKAN PELARUT ; URAIKAN PADATAN
JADI MOLEKUL & URAIKAN MOLEKUL
JADI ATOM
26/10/20 42
PEMBAKAR PREMIKS
PEMBAKAR PREMIKS
26/10/20 43
ATOMISASI DALAM
ATOMISASI DALAM PEMBAKAR
PEMBAKAR PREMIKS
PREMIKS
NEBULISASI
UJUNG BURNER
(PEMBAKAR)
UJUNG PEMBAKAR
26/10/20 45
KEKURANGAN
KEKURANGAN&&KELEBIHAN
KELEBIHANPEMBAKAR
PEMBAKAR
PREMIKS
PREMIKS&KONSUMSI
&KONSUMSITOTAL
TOTAL
KONSUMSI TOTAL PREMIKS
1. Hasilkan tetes-tetes besar yang 1. Dibatasi hanya untuk nyala dengan
sebagian teruapkan menyebabkan light kecepatan pembakaran rendah
scattering (sbagai absorpsi)
2. Absorpsi sampel tergantung kecepatan 2. Meskipun sebagian besar sampel yang
gas & tinggi nyala diaspirasikan mengalami kondensasi,
namun efisiensi atomisasi adalah besar
karena terjadinya tetes2 lebih halus &
kepekkan yang tinggi
3. Efisiensi atomisasi dipengaruhi oleh 3. Kecepatan aliran sampel & efisiensi
viskositas larutan atomisasi diatur dengan penempatan
ujung pipa kapiler & rintangan pada
posisi tepat
4. Dapat untuk sampel yang viskous dan 4. Pada saat pendinginan , kenaikan
mengandung padatan tinggi kecepatan aliran sampel tidak
mempengaruhi atomisasi
5. Dapat untuk kecepatan nyala pembakar-
26/10/20
an rendah & tinggi 46
PEMBAKAR NON FLAME
(GRAFIT FURNACE)
26/10/20 47
CONTOH ATOMISASI Ca :
AEROSOL CaCl2 ( LARUTAN )
Ca * ( EKSITASI)
ATOMISASI Cl ( GAS) +Ca (GAS) 423,7 nm
+O CaO
606,62 nm
+ OH Ca(OH)2
544 nm
26/10/20 48
Atomisasi elektrotermal meningkatkan sensitivitas
absorpsi atom 100- 400 x
26/10/20 49
A. PELARUT :
1. TIMBULNYA EMISI PADA SAAT PEMBAKARAN
PELARUT
2. KEKUATAN PELARUT PENGARUHI KECEPTAN
ALAIRAN LARUTAN SAMPEL DALAM PEMBAKAR &
KAPILER
3. TEGANGAN PERMUKAAN PELARUT PENGARUHI
UKURAN TETESAN LARUTAN DI PENGKABUTAN
4. PELARUT (HSL PEMBAKARANNYA) MENGABSORPSI
CAHAYA DIHINDARI DG BLANKO
5. PELARUT ORGANIK P.U MEMPERBESAR SINYAL ABS
26/10/20 50
B. KATION & ANION ASING :
C. IKATAN LOGAM :
1. ADANYA IKATAN LOGAM-LOGAM (SUKAR DIPECAH)
MENURUNKAN SINYAL ABSORPSI
MIS. P.K Sr ADANYA Si ATAU Al MENGGANGGU
DIATASI DENGAN La ( mengikat kuat Si & Al lebih kuat
dari pada Sr
26/10/20 51
D. PEMILIHAN API
1. TEMPERATUR API
a. TERLALU RENDAH SBBKAN ATOMI-SASI TDK TERJADI
b. TERLALU TINGGI SBBKAN IONISASI
Misal : Ba udara- asetilen baik
N2O – asetilen 88% terionisasi
2. KECEPATAN PEMBAKARAN
26/10/20 52
Dalam SSA digunakan prisma dan grating
Dapat digunakan untuk celah lebar (pita lolos lebar) misal : Zn,
As, Sc, Ca, Pb dan logam alkali (presisi & limit deteksi tinggi)
26/10/20 53
DETEKTOR SSA :
PHOTOMULTIPLIER TUBES ( PMT )
RADIASI JATUH KE
PERMUKAAN LOGAM
LOGAM MENGEMISI
ELEKTRON &ELEKTRON
MENABRAK DIODA
PERMUKAAN DIODA
MENGEMISI ELEKTRON >> >
& MENABRAK DIODA
SEKUNDER
PROSES BERULANG
SAMPAI ADA ELEKTRON
DI KOLEKTOR =
INTENSITAS CAHAYA DI
26/10/20 DETEKTOR 54
LENSA :
Untuk mengumpulkan radiasi pada bagian-bagian
yang berbeda dari sistem optik
Pengumpulan cahaya untuk menghindari sinyal yang lepas
hasil cahaya yang tidak paralel
Digunakan lensa kuarsa , kaca/cermin konkar yang dapat
merefleksikan cahaya di permukaan & tidak serap radiasi
Slit masukan berfungsi memfokuskan cahaya , untuk mencegah
masuknya radiasi yang tdk diinginkan ke monokromator
Slit keluaran untuk mendispersikan & meneruskan radiasi yang
diabsorpsi lolos ( garis emisi lainnya dicegah)
Sistem celah sangat membantu memilih panjang gelombang
radiasi yang diperlukan
26/10/20 55
PEMBACAAN :
- meter , angka , digital
- Transmitansi , Absorbansi, kadar
Ada yang dilengkapi alat koreksi kurva baku (lurus)
Yang terbaca adalah hasil sinyal radiasi resonansi
lampu katoda
Sinyal yang diterima ( radiasi resonansi & emisi oleh
api) diteruskan ke sistem pembacaan frekuensi
modulasi = frek.mod rad. Resonansi
yang terbaca = rad. Resonansi saja
26/10/20 56
Macam interferensi dalam SSA :
26/10/20 57
1. Interferensi spektra :
Disebabkan oleh spektrum unsur lain yang
terdapat bersama-sama dengan unsur yang
ditentukan
Penyebab :
- hamburan cahaya partikel garam yang
tidak mudah menguap
- absorpsi oleh pita molekuler / logam lain yg
garis emisinya diloloskan monokhromator
- bila konsentrasi garam > 0,1 %
26/10/20 58
Cara koreksi :
1.absorbansi diukur pada garis non resonansi
yang berdekatan dengan garis absorpsi analit
absorpsinya - absorpsi analit = blanko
(BACKGROUND CORRECTION)
26/10/20 59
Interferensi spektra karena konsentrasi tinggi
26/10/20 60
Koreksi radiasi background pada spektrum otak
26/10/20 61
SKEMATIS INSTRUMEN ABSORPSI ATOM
DENGAN KOREKSI BACKGRAOUND
26/10/20 62
INTERFERENSI Spektrum PADA PENENTUAN Ba
DIGANGGU OLEH PANCARAN /SERAPAN MATRIKS
DALAM LARUTAN SAMPEL
26/10/20 63
A. Pada saat transportasi :
26/10/20 64
PENGATASAN :
o Penggunaan api dengan suhu tinggi ( asetilen –N2O)
o Penambahan zat releasing agent yang mengikat Al &
fosfat spt : LaNO3 , SrCl2 1%
o Kalibrasi alat berulang-ulang (internal standart)
26/10/20 65
Ionisasi atom & molekul alakali, alkali tanah dan
elemen lain dalam nyala panas mungkin teratomisasi
sebagian & pengaruhnya tidak serius , kecuali kalau
menurunkan kepekaan & linieritas pengukuran
Elemen yang mudah terionkan dalam sampel
menyebabkan penambahan jumlah elektron bebas
dalam nyala, memperbesar absorpsi
Larutan sampel yang mengandung bahan kimia
lainnya ( p.u anion) dapat membentuk senyawa tahan
panas dengan elemen sampel akan memperkecil
absorbansi sampel
26/10/20 67
Meningkatkan suhu nyala ( N2O –asetilen)
Penambahan protecting agent spt : EDTA ; 8
hidroksikuinolin ; APDC (garam amonium asam 1-
pirolidinditionat)
EDTA mampu menghilangkan gangguan Al, Si dan
fosfat pada p.k. Ca
8 hidroksi kuinolin dapat menghilangkan gangguan Al
pada p.k Ca dan Mg
Penambahan releasing agent spt : LaNO3 , SrCl2 1%
M-X + R ↔ R-X + M
Ekstraksi analit
26/10/20 68
M → M+ + e
Menurunkan suhu nyala
Penambahan ionisation suppressant ( unsur
yang mempunyai potensial ionisasi <
pot.ionisasi unsur yang ditentukan )
26/10/20 69
sinar emisi atom-atom uang dianalisis (pada bagian dalamnyala)
dapat diserap kembali oleh atom-atom lain yang sama dalam nyala
di bagian lebih luar( belum tereksitasi), sehingga intensitas
pancaran unsur yang dianalisis lebih rendah (jika konsentrasi
analit cukup tinggi)
26/10/20 71
Menggunakan larutan baku yang komposisinya
sama dengan larutan sampel
Ditambahkan bufer ke larutan baku &
sampel,misal penambahan garam Cs untuk
menghindari ionisasi
Menggunakan metoda adisi bila komposisi
larutan sampel terlalu rumit atau jumlah larutan
sampel sedikit
26/10/20 72
Perlu diketahui dulu perkiraan kadar analit sampel
Buat 3 bagian yang sama larutan sampel
Masing-masing diambil dengan pipet, dimasukkan ke dalam
wadah yang berbeda
Dua diantaranya ditambah sejumlah tertentu garam yang
mengandung unsur yang ditetapkan
Misal perkiraan kadar sampel adalah x, maka penambahan
adalah x dan 2x
Ketiga macam larutan tadi ditambah pelarut sampai volume
tertentu, siap diukur
Absorbansi yang terbaca dibuat kurva hubungan A terhadap
konsentrasi (garis lurus yang memotong sumbu X pada jarak s
dari sumbu Y)
S adalah jumlah unsur (analit) yang terdapat dalam sampel
26/10/20 73
Contoh
Contoh kurva
kurva adisi
adisi standar
standar penentuan
penentuan Sr
Sr
0,138
0 0,4 mg Sr
0,1 0,2 0,3
s
26/10/20 74
PREPARASI SAMPEL :
Sampel disisapkan dalam bentuk larutan
Sampel larutan dapat langsung ditentukan kadarnya setelah
dilakukan pengenceran
Sampel yang tidak larut dilakukan perlakuan pendahuluan
(pemekatan , distruksi atau ekstraksi sampel), sebelum siap
diukur kadarnya
Sampel zat padat anorganik dilarutkan dalam asam yang sesuai
Sampel organik didestruksi secara kering (pemijaran),dilarutkan
asam yang sesuai atau distriksi basah dengan campuran asam
nitrat,sulfat dan perklorat pekat, hasilnya diencerkan sampai
kadar tertentu
Sampel dengan kadar renik dilakukan ekstraksi
Preparasi sampel bertujuan untuk menghindari tersumbatnya alat
pembakar oleh oksida unsur-unsur
26/10/20 75
PELARUT
PELARUT YANG
YANG DIGUNAKAN
DIGUNAKAN ::
Dapat
Dapat digunakan
digunakan pelarut
pelarut air
air (sebagai
(sebagai
pelarut
pelarut baku)
baku) bila
bila kadar
kadar larutan
larutan baku
baku
dekat
dekat dengan
dengan sampel
sampel
Bila
Bila kadar
kadar garam
garam dalam
dalam sampel
sampel terlalu
terlalu
tinggi
tinggi atau
atau mengandung
mengandung zat zat organik,
organik,
maka
maka perlu
perlu ditambahkan
ditambahkan garam/garam/ zatzat
organik
organik serupa
serupa dengan
dengan larutan
larutan sampel
sampel
misal
misal p.k
p.k Pb
Pb dalam
dalam birbir (mengandung
(mengandung
alkohol
alkohol 5%)
5%) maka
maka ke ke dalam
dalam larutan
larutan baku
baku
ditambahkan
ditambahkan alkohol
alkohol sampai
sampai 5% 5%
26/10/20 76
Prinsipnya sama dengan pada spektros-
kopi UV-VIS yakni :
1. Dengan perbandingan A pada mak .
(A)Smp/ (A)Std= ( C )Smp/ ( C ) Std
Harga perbandingan 0,5 – 2 kalinya
2. Dengan membuat kurva baku standar pada
rentang 25% - 175% terhadap kadar sampel.
3. Dengan metoda adisi standar
26/10/20 77
SSA dapat digunakan untuk sampel :
- makanan –minuman
- organ tubuh (ginjal, liver)
- cairan tubuh ( darah, urin, cairan lambung)
- pupuk
- limbah industri
- tumbuh-tumbuhan
- tanah
- sediaan farmasi (kosmetika, obat)
26/10/20 78
Keunggulan SSA:
- sederhana
- cepat
- dapat dipercaya
- kepekaan tinggi
- spesifik
- batas deteksi rendah
- tanpa pemisahan
- alat relatif murah
- volume 1 mL dapat ditentukan
- dapat diperiksa 20 sampel tiap unit
26/10/20 79