Anda di halaman 1dari 18

BARIUM ENEMA (COLON IN LOOP)

LIVIA ADE NANSIH ,S.ST


BARIUM ENEMA (COLON IN LOOP)
• Barium Enema (Colon In Loop)
Adalah Teknik pemeriksaan secara
radiografi pada usus besar (collon)
dengan menggunakan media
kontras positif yaitu barium sulfat
(BaSO4) yang dimasukkan melalui
anus
Bisa berupa pemeriksaan single
contrast bila kontras yang
digunakan hanya barium sulfat,
bisa juga double contrast bila udara
juga dipompakan ke dalam kolon.
Pemeriksaan ini termasuk barium
enema dan memerlukan persiapan
pasien.
TUJUAN PEMERIKSAAN

• Secara Umum
Untuk mendapatkan gambaran anatomis dari colon
sehingga dapat membantu menegakkan diagnosa suatu
penyakit atau kelainan-kelainan pada colon
Atau :
1) Membantu menegakkan diagnosis dari carsinoma kolon
dan penyakit inflamasi kolon
2) mendeteksi adanya polip, inflamasi dan perubahan
struktural pada kolon.
INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI

INDIKASI KONTRA INDIKASI


• Hematochezia
• Susp. Perforasi usus
• Colitis
• Peritonitis
• Carsinoma
• Ileus Paralitik
• Stenosis
• Alergi bahan kontras media
• Diare Persisten
• Obstruksi total dari saluran cerna
• Kecurigaan massa daerah kolon
• Diare akut
• Gejala-gejala obstruksi koln
• Kelainan kongenital
• Kelainan pada mukosa (ulkus),
divertikel, inflamasi
• Degeneratif
• Invagination
• Atresia ani
PERSIAPAN PASIEN

1) Mengubah pola makanan pasien (2 hari sebelum


pemeriksaan pasien dianjurkan makan makanan
lunak)
2) Minum sebanyak-banyaknya
3) Pemberian obat pencahar
4) Kurangi bicara dan merokok
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
PERSIAPAN ALAT PERSIAPAN BAHAN
1) Pesawat x-ray siap pakai 1) Media kontras, yang sering
2) Kaset dan film sesuai dengan dipakai adalah larutan barium
kebutuhan dengan konsentrasi antara 70-80
3) Marker W/V %. Banyak larutan
tergantung pada panjang
4) Standar irigator dan irigator set
pendeknya kolon, kurang lebih
lengkap dengan kanula rectal
600-800 ml
5) Vaselin dan jelly
2) Air hangat untuk membuat
6) Sarung tangan larutan barium
7) Penjepit atau klem 3) Vasellin atau jelly, yang
8) Kain kassa digunakan untuk menghilangi
9) Bengkok rasa sakit saat kanula
10) BaSO4 (2 atau 1,5 botol) dimasukkan kedalam anus.
11) Air
CARA PEMASUKKAN MEDIA KONTRAS

1) Oleskan ujung kanul dengan jelly


2) Miringkan pasien kemudian masukkan kanul
perlahan melalui lubang anus pasien
3) Kembangkan balon
4) Pastikan apakah kanul sudah terpasang dengan baik
PROSEDUR PEMERIKSAAN
1) SP datang kemudian beri jadwal dan beri instruksi persiapan pasien
2) Pasien datang kembali ke radiologi
3) Lakukan plain foto BNO (30 x40 cm) kemudian konsul ke radiolog
4) Beri pasien informed consent
5) Persiapkan alat dan bahan
6) Persipkan media kontras
7) Masukkan media kontras
8) Lakukan pemotretan dengan media kontras
• AP
• RAO
• LAO
• Lateral
9) Setelah itu, kateter dibukak dengan balon dikempeskan lalu kateter di tarik keluar
10) Setelah itu, pasien di suruh ke kamar mandi
11) Konsul ke radiolog
12) Post evaluasi BNO AP (masuk media kontras negatif)
PEMERIKSAAN RADIOGRAFI
1). Proyeksi AP
• Posisi Pasien :
Pasien berbaring di atas meja
pemeriksaan, bahu diatur sejajar dengan
jarak yang sama pada permukaan meja
pemeriksaan, kedua tungkai lurus
• Posisi Objek :
 MSP di pertengahan meja,
 SIAS berjarak sama dengan
permukaan meja
 Kaset dengan ukuran yang sesuai
diletakkan di bawah grid
 Batas bawah simpisis pubis
• Pengaturan Sinar dan Eksposi :
 CR : Vertikal tegak lurus
 CP : Pada MSP tubuh setinggi
iliac crest
 FFD : 100 cm
 Eksposi : Ekspirasi tahan nafas
• Tujuan :
Untuk memperlihatkan
fleksura linealis dan
fleksura hepatika
• Kriteria Radiograf :
Seluruh kolon nampak,
termasuk splenic dan
rectum.
2). RAO
• Posisi Pasien :
Pasien prone di atas meja
pemeriksaan , tubuh di rotasikan
35-45 derajat terhadap meja
• Posisi Objek :
 Batas atas : Proc. Xypoideus
 Batas bawah : Simpisis pubis
• Pengaturan sinar dan eksposi :
 CR : Vertikal tegak lurus
 CP : 1-2 inch ke kiri dari titik
tengah kedua krista iliaka
 FFD : 100 CM
 Eksposi : ekspirasi tahan nafas
• Tujuan :
Untuk memperlihatkan
ileosaekal
• Kriteria Radiograf :
Seluruh kolon, fleksura
hepatica sedikit superposisi
dibanding PA, colon
ascenden, sigmoid dan
sekum
3). LAO
• Posisi Pasien :
Tidur tengkurap di atas meja
pemeriksaan, tubuh diritasikan ke
kiri 35-45 derajat terhadap meja,
tangan kiri lurus disamping tubuh,
tangan kanan di depan kepala dan
kaki kiri lurus, kaki kanan ditekuk
• Posisi Objek :
 Objek diatur diatas meja
 Batas atas : proc. Xypoideus
 Batas bawah : simp. Pubis
• Pengaturan Sinar :
 CR : Vertikal tegak lurus
 CP : 1-2 inchi ke kanan dari
titik tengah kedua krista iliaca
 FFD : 100 CM
 Eksposi : Ekspirasi tahan nafas
• Tujuan :
Untuk memperlihatkan
ileosaekal
• Kriteria Radiograf :
Seluruh kolon, fleksura
lienalis superposisi di
banding PA, colon
ascenden
4). Proyeksi Lateral
• Posisi Pasien :
Pasien berbaring miring
kesebelah kanan atau kiri
• Posisi Objek :
 Fleksikan kaki pasien agar
nyaman
 tubuh 5 cm kedepan dari
pertengahan kaset sehingga
MSP berada di pertengahan
kaset
• Pengaturan Sinar dan Eksposi :
 CR : Vertikal tegak lurus
 CP : 5-7 cm kearah superior
dari batas atas krista iliaca
 FFD : 100 cm
 Eksposi : Ekspirasi tahan
nafas
• Tujuan :
untuk memperlihatkan
rectum
• Kriteria Radiograf :
menampakan rectosigmoid.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai