Anda di halaman 1dari 19

Vektor

Medan Elektromagnetik
Erfiana W.
Universitas Gunadarma
Pengertian Besaran Vektor dan Skalar
Besaran Vektor adalah suatu besaran yang memiliki besar
dan arah.
Contohnya yaitu kecepatan, percepatan, gaya, momentum,
medan magnet, medan listrik

Besaran skalar adalah suatu besaran yang hanya memiliki


besar (panjang/nilai)
Contohnya yaitu waktu, suhu, panjang, luas, volum, massa
Notasi Vektor
 Ruas garis berarah yg panjang dan arahnya tertentu.
Vektor dinyatakan dg huruf ū, , u (bold), atau u (italic).
Jika menyatakan ruas garis berarah dari A ke B, maka
ditulis dengan lambang = AB
Notasi dibaca “vektor u”
Penyajian Vektor
 Vektor sbg pasangan bilangan
= (x,y)
x : komponen mendatar, y : komponen vertikal
Vektor sbg kombinasi vektor satuan x dan y
= +
Besar vektor ditentukan oleh rumus
a b a b

Dua vektor sama, a Dua Vektor


=b mempunyai besar
sama, arah berbeda

a b
a
b
Dua vektor arah
sama, besaran beda Dua Vektor besar
dan arah berbeda
Penjumlahan Vektor
u w=u+v v
v w=u+v

 Penjumlahan vektor menurut aturan segitiga dan aturan


jajaran genjang
Dalam bentuk pasangan bilangan sbb:
U() dan V() maka jika dijumlahkan hasilnya menjadi U +
V=
Pengurangan Vektor
 Selisih dua vektor u dan v
ditulis u – v didefinisikan u +
(-v)
Dalam bentuk pasangan
bilangan :
U() dan V() maka jika
dikurangi hasilnya menjadi
U-V=
Perkalian Vektor
mu adalah suatu vektor dg
panjang m kali panjang
vektor u dan searah dengan
u jika m > 0, dan
berlawanan arah jika m < 0.

a
Jika u    dan m  bilangan real  ,
b
 a   ma 
maka : mu  m    
 b   mb 
Sifat sifat operasi pada vektor
Komutatif a+b=b+a
Asosiatif  (a+b)+c = a+(b+c)
Elemen identitas terhadap penjumlahan
Sifat tertutup-> hasil penjumlahan vektor juga berupa
vektor
Ketidaksamaan segitiga |u+v| ≤ |u| + |v|
1u = u
0u = 0, m0 = 0.
Jika mu = 0, maka m=0 atau u = 0
Sifat sifat operasi pada vektor
(mn)u = m(nu)
|mu| = |m||u|
(-mu) = - (mu) = m (-u)
Distributif : (m+n)u = mu + nu
Distributif : m(u+v) = mu + mv
u+(-1)u = u + (-u) = 0
Dot Product
 Perkaliantitik (dot product) a•b (dibaca a dot b) antara dua vektor a dan b
merupakan perkalian antara panjang vektor dan cosinus sudut antara
keduanya.

a  b | a || b | cos 
 Dalam bentuk komponen vektor, bila a = [a1,b1,c1] dan b = [a2,b2,c2], maka :

a  b  a1b1  a2b2  c3c3


 a•b > 0 jika {γ| 0 < γ < 90o}
 a•b = 0 jika {γ| γ = 90o}
 a•b < 0 jika {γ| 90o < γ< 180o}
Dot Product
Besar

  dan Arah dalam Perkalian Dot Product
Besar Sudut γ dapat dihitung dgn: a b ab
cos   
| a || b | a a bb
Contoh dot product :
 a = [1,2,0] dan b = [3,-2,1]. Hitung sudut antara dua vektor tsb!
Jawab : a.b = [1.3 , 2.(-2) , 0.1] = [3,(-4),0]
= = = 2,23
= = = 3,74

Jadi sudut yang diperoleh antara dua vektor diatas adalah


Cross Product
Perkalian silang (cross product) axb (dibaca a cross b) antara dua
vektor a dan b merupakan perkalian antara panjang vektor dan
sinus sudut antara keduanya.

Dalam bentuk komponen vektor, bila a = [a1,a2,a3] dan b =


[b1,b2,b3], maka :
Axb = {(a2.b3 – a3,b2),-(a3,b1- a1,b3),(a1.b2 - a2,b1)}
Sistem Koordinat Pada Vektor
Sistem
  Koordinat Tabung
- Mengubah titik koordinat Silinder – Cartesian
x=
y=
z=z
- Mengubah titik koordinat Cartesian – Silinder

z=z
Sistem Koordinat Pada Vektor
Sistem koordinat tabung
Tabel perkalian titik dan vektor satuan

0 0 1
Sistem Koordinat Pada Vektor
Sistem

  Koordinat Bola
- Mengubah titik koordinat Bola – Cartesian
x=
y=
z=
- Mengubah titik koordinat Cartesian – Bola

()
=
{kondisi diatas digunakan saat nilai x dan y bernilai random (x (+) y(-) atau
x(-) y(+)) atau diantara x dan y terdapat nilai 0}
Sistem Koordinat Pada Vektor
Sistem

  Koordinat Bola
- Mengubah titik koordinat Cartesian – Bola

()
=
{kondisi diatas digunakan saat nilai x dan y bernilai positif }

- Mengubah titik koordinat Cartesian – Bola

()
=
{kondisi diatas digunakan saat nilai x dan y bernilai negatif}
Sistem Koordinat Pada Vektor
Sistem koordinat bola
Tabel perkalian titik dan vektor satuan

0
Referensi
Advanced Engineering Mathematic, chapter 9
Warsun Najib, UGM, 2005

Anda mungkin juga menyukai