Anda di halaman 1dari 28

PUSKESMAS

BERBAH

Pengetahuan Masyarakat dalam Pencegahan dan Penatalaksanaan


Stunting pada Anak dengan Intervensi “SRI PENTING” (Sribit Peduli
Stunting)
di wilayah kerja Puskesmas Berbah, Sleman, Yogyakarta
Semptember 2019

Pembimbing
dr. Hari Pratono , M. Kes

Disusun oleh :

dr. Saraswati Anindita dr. M. Ibnu Habib A


dr. Desyta Peronica dr. Marten Bhara SA
dr. Katia Fitriani dr. Fatih Zaenal F
BAB 1
PENDAHULUAN
STUNTING
• Dikatakan “stunted atau pendek” bila
panjang atau tinggi badan berada di
bawah 2 Standar Deviasi (-2 SD) pada
kurva standar WHO
• Kegagalan seorang untuk mencapai tinggi
badan sesuai potensi genetiknya
(Golden, 2009)
• Stunting  perawakan pendek yang
disebabkan oleh kondisi kesehatan yang
tidak optimal/ kekurangan gizi jangka INTRA UTERIN 2 THN PERTAMA EKSTRA
panjang, terutama 1000 HPK UTERIN
PERTUMBUHAN NORMAL
Usia <1 tahun : 25 cm (range 23-27 cm) pertumbuhan/tahun
◦ Usia <6 bulan: 16-17 cm pertumbuhan/tahun
◦ Usia 6-12 bulan: 8 cm pertumbuhan/tahun
 Usia 1-2 tahun: 10 cm (range 10-14 cm) pertumbuhan/tahun
 Usia 2-3 tahun: 8 cm pertumbuhan/tahun
 Usia 3-4 tahun: 7 cm pertumbuhan/tahun
 Usia 4-10 tahun: 5-6 cm pertumbuhan/tahun
 Akselerasi Pertumbuhan Periode Pubertas
◦ Perempuan: 8-12 cm pertumbuhan/tahun
◦ Laki-laki: 10-14 cm pertumbuhan/tahun
PERMASALAHAN GIZI
INDONESIA: Negara ke-5 dengan
jumlah balita tertinggi mengalami
stunting
Prevalensi Stunting di Sleman
Kabupaten Sleman tahun 2018 menunjukkan prevalensi :

Balita stunting 11,00%
Balita gizi kurang 7,32% dan
Balita kurus 3,97 %
Indikator Program Gizi Puskesmas Berbah Tahun
2018
MASALAH YANG DITEMUI
1. TINGKAT KESADARAN dan PENGETAHUAN ORANG TUA
? Masalah yang ditemui
mendorong dibuatnya
Frekuensi kehadiran menunjukkan masih adanya ibu yang program inovasi “Sri-
menimbangkan anaknya tidak secara rutin Penting” Sribit Peduli
Stunting yaitu berupa
Pola Asuh -> banyak anak-anak yang tidak diasuh langsung
penyebarluasan informasi
oleh orang tuanya
seputar stunting terutama
Orang tua tidak paham apa pentingnya pemantauan cara pencegahan dan
tumbuh kembang anak dan bagaimana cara membaca deteksi dini dalam bentuk
kurva pertumbuhan anak terutama pada 1000 HPK penyuluhan, edukasi dan
pelatihan (Training of
2. ANTROPOMETRI
?
Alat antropometri yang digunakan tidak sesuai dan tidak
pernah diperiksa ketepatannya
Trainer) kader Posyandu
terkait bagaimana
antropometri yang baik dan
tepat, serta pembuatan
Pada waktu penimbangan tidak diinformasikan bahwa anak rapor tumbuh kembang
harus menggunakan pakaian seminim mungkin anak
TUJUAN MANFAAT
1. Mengetahui adanya perbedaan
tingkat pengetahuan dan kepatuhan 1. Pengetahuan dan komitmen
dalam memantau tumbuh kembang masyarakat dan kader kesehatan
anak sebelum dan sesudah program terkait faktor resiko dan pencegahan
“Sri-Penting”
2. Meningkatkan pengetahuan dan
komitmen orangtua untuk memantau
tumbuh kembang anak sehingga
dapat mencegah terjadinya stunting
? stunting meningkat
2. Dengan pemberdayaan dan pelatihan
kembali kader kesehatan Posyandu,
kader dapat lebih mandiri
3. Jangka Panjang : mencegah
3. Meningkatkan pengetahuan kader terjadinya stunting dengan
kesehatan Posyandu mengenai menurunkan prevalensi kejadian
pemantauan tumbuh kembang anak, stunting di Berbah
terutama terkait cara menimbang
dan tindak lanjut stunting
BAB 2
TINJAUAN
PUSTAKA
STUNTING
Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat
kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek dari anak normal seusianya
dan memiliki keterlambatan dalam berpikir. – DEPKES, 2018

Seorang anak dikatakan stunting apabila tinggi keadaan tubuh dikatakan sangat pendek,
berdasarkan standar baku WHO - MGRS
Faktor Risiko
TB orang tua pendek
ASI tidak eksklusif
Frekuensi DIARE
Frekuensi ISPA
TKP rendah
Perekonomian rendah

Wanda Lestari, Ani Margawati, M. Zen Rahfiludini. Jurnal Gizi Indonesia. Desember, 2018
SDGs 2030
(Sustainable Development Goals)
SDGs yang berisi 17 Tujuan dan 169 Target merupakan rencana aksi global untuk 15 tahun ke
depan (berlaku sejak 2016 hingga 2030), guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan
dan melindungi lingkungan. SDGs berlaku bagi seluruh negara (universal), sehingga seluruh
negara tanpa kecuali negara maju memiliki kewajiban moral untuk mencapai Tujuan dan Target
SDGs

Stunting termasuk salah 1 hal yang masuk sebagai tujuan SDGs 2030
No. 2 Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan
nutrisi yang lebih baik dan mendukung pertanian berkelanjutan
POLA KONSUMSI MAKANAN MASYARAKAT
INDONESIA
Pengetahuan Masyarakat
(Dan mengapa hal itu penting?)
Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan (genetik) dari
kedua orang tuanya, sehingga masyarakat banyak yang hanya menerima tanpa berbuat apa-apa
untuk mencegahnya. Padahal seperti kita ketahui, genetika merupakan faktor determinan
kesehatan yang paling kecil pengaruhnyaa bila dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan
(sosial, ekonomi, budaya, politik), dan pelayanan kesehatan. Dengan kata
lain, stunting merupakan masalah yang sebenarnya bisa dicegah.

Pola makan dan status gizi pada anak sangat dipengaruhi oleh pemahaman orang tua (terutama
ibu). Maka dalam mengatur kesehatan dan gizi keluarganya seorang ibu dituntut untuk cerdas
dalam mengatur pangan dan pola makan anak agar dapat mencegah kejadian stunting pada anak.
Selain itu, keluarga dapat bekerja sama dalam menerapkan perilaku sehat untuk
mencegah stunting agar dapat mencapai Indonesia bebas kelaparan dan tujuan SDGs no 2 (zero
hunger) tercapai.
BAB 3
KERANGKA
KONSEP
Kerangka Konseptual Penurunan Stunting Terintegrasi

BAPPENAS, 2018
KERANGKA KONSEP
Masalah
PENGETAHUAN Intervensi
MASYARAKAT Evaluasi
TERHADAP INTERVENSI Output
STUNTING 1.PELATIHAN KADER Evaluasi 1. MENINGKATNYA
KESEHATAN (TRAINING kegiatan dan PENGETAHUAN
FOR TRAINER)
pendampingan DAN KESADARAN
DATA STUNTING 2.PENYEBARAN
kader : MASYARAKAT
YANG TIDAK AKURAT INFORMASI KEPADA IBU
Door to door 2. HASIL
HAMIL dan IBU YANG
untuk balita ANTROPOMETRI
MEMILIKI BALITA
yang masih YANG AKURAT
KESADARAN 3,PEMBUATAN RAPOR
MASYARAKAT TUMBUH KEMBANG belum datang
UNTUK PERIKSA ANAK BERKOLABORASI
DENGAN BAGIAN GIZI
BAB 4
METODE
PENELITIAN
Desain Lokasi
Penelitian Penelitian
• quasi experimental • 5 Dusun di lingkungan
one group pretest- Puskesmas Berbah
posttest
• Seluruh kader kesehatan Posyandu di
Kecamatan Berbah
Populasi • Ibu hamil dan Ibu yang mempunyai anak
berusia Batita di wilayah Kecamatan Berbah

• Kader Kesehatan Posyandu di 5 Dusun


• Ibu hamil dan Ibu yang mempunyai Sampel
anak berusia Balita di 5 Dusun

Teknik
Pengambilan • Simple random sampling
Sampel
KRITERIA INKLUSI KRITERIA EKSLUSI

Responden merupakan kader


kesehatan Posyandu

Responden ibu hamil dan ibu Responden menolak


yang memiliki anak balita berpartisipasi

Bersedia menjadi responden Responden tidak berada di


penelitian dengan mengisi tempat
informedconsent

Responden berada di tempat


pada saat pengambilan data
JADWAL KEGIATAN
KEGIATAN SEPT OKT NOV DES
Merencanakan Penelitian

Melakukan survey lokasi dan


responden
Pengambilan sampel
Pengumpulan data
Mengolah data
Menganalisis Data
Evaluasi dan Pendampingan
ANALISIS DATA

Analisis data ini digunakan untuk dua variable yang diduga berhubungan atau
berkorelasi yaitu variable bebas dan variable terkait. Analisis ini digunakan
untuk melihat perbedaan tingkat pengetahuan terhadap stunting dan upaya
pencegahan stunting sebelum dan sesudah dilaksanakan program SRI PENTING.

Uji statistik Wilcoxon untuk melihat adanya perbedaan antara tingkat


pengetahuan terhadap stunting dan upaya pencegahan stunting yang dilakukan
kader dan orangtua sebelum dan sesudah dilaksanakan program SRI PENTING
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai