Anda di halaman 1dari 28

SEJARAH TATA HUKUM

INDONESIA
Oleh
Dr. ALWAN HADIYANTO, SH.MH
SYARIFA YANA, SH.MH
SEJARAH TATA HUKUM INDONESIA
• Sejarah  historis (Bhs Latin)  kumpulan
fakta kehidupan dan perkembangan manusia
sejarah adalah suatu pencatatan dr kejadian-
kejadian penting masa lalu yg perlu diketahui,
diingat dan dipahami oleh setiap orang atau
suatu bangsa masa kini.

Kehidupan Sosial Ekonomi Hukum

Budaya Politik
SEJARAH TATA HUKUM INDONESIA
• Sejarah tata hukum adalah suatu pencatatan
dari kejadian-kejadian penting mengenai tata
hukum masa lalu yg perlu diketahui, diingat,
dan dipahami oleh setiap orang atau suatu
bangsa masa kini

• Politik hukum adalah aktivitas untuk


menentukan suatu pilihan mengenai cara-cara
yang hendak dipakai untuk mencapai tujuan
hukum dalam masyarakat (Satjipto Rahardjo)
• Sejarah Tata Hukum Indonesia dimulai sejak
kedatangan bangsa Eropa Khususnya Belanda.

• Belanda mulai menjajah Indonesia sejak awal


abad XVII sampai pertengahan abad XX,
diselingi oleh Inggris dan terakhir Jepang.
1. Masa Penjajahan Belanda
a. Masa VOC 1602 – 1799
b. Penjajahan Pemerintah Belanda 1800 – 1942
- Masa Besluiten Regering 1814 -1855
- Masa Regerings Reglement 1855 – 1926
- Masa Indische Staatsregeling 1926 - 1942
A. Masa Vereenigde Oost Indische Compagnie (1602 –
1799)

• Pada masa ini berlaku ketentuan hukum yg berlaku diatas kapal dagang  (Scheeps
Recht) yg terdiri dari 2 bagian yi hukum Belanda Kuno (Oud Nederlandsrecht)
dan asas-asas hukum Romawi yg sebagian besar merupakan “hukum disiplin”
(tuchtrecht);

• VoC juga mendapatkan Octrooi Staten General dari Pemerintah Belanda berupa
hak :
 Memonopoli perdagangan
 Mencetak dan mengedarkan uang
 Mengangkat dan memperhentikan pegawai
 Mengadakan perjanjian dengan raja-raja
 Memiliki tentara untuk mempertahankan diri
 Mendirikan benteng
 Menyatakan perang dan damai
 Mengangkat dan memberhentikan penguasa-penguasa setempat.
Lanjutan…
• Tahun 1610, Pengurus Pusat VoC di Belanda
memberikan wewenang kepada Gubernur
Jenderal Pieter Both untuk membuat peraturan
dalam menyelesaikan perkara yg harus
disesuaikan dengan kebutuhan para pegawai
VoC melalui Plakat-plakat (Plakaten).

• Disamping itu gubernur jenderal di negara


jajahan yg juga dapat memutus perkara perdata
dan pidana.
Lanjutan…
• awalnya plakat tersebut berlaku di wilayah kota Betawi. Namun
seiring dengan kekuasaan yang semakin meluas juga
diberlakukan di seluruh wilayah VOC.
• Dikarenakan sejak awal tidak disusun dan dikumpulkan secara
baik dan teratur, pada tahun 1635 tidak diketahui lagi plakat
mana yg masih berlaku dan mana yg sudah dicabut atau diubah.
• Kemudian Tahun 1642 mulai dikumpulkan dan disusun, yang
kemudian dikenal dengan istilah “Statuten van Batavia”. 
• Tahun 1766, VOC menerbitkan STATUTA BATAVIA BARU (Nieuwe
Bataviase Statuten), yang berlaku sebagai hukum positif baik
untuk pribumi maupun pendatang, tetapi pada masa ini juga
kaedah-kaedah hukum adat Indonesia tetap diberlakukan bagi
Bumi Putera.
• Selain itu di daerah jajahan berlaku hukum orang-orang pribumi
dan orang-orang pendatang di luar orang Eropa  hukum
perkawinan dan hukum waris Islam
B. Penjajahan Pemerintah Belanda 1800 –
1942
VoC bubar pada 31 Desember 1799, kumudian daerah VoC diambil
alih oleh pemerintahan Belanda  Penjajahan terhadap
NUSANTARA

Daendles  KERJA RODI (membangun jalan dari Anyer ke


Panarukan, Sumedang hingga Bandung)

Dalam bidang hukum, tidak mengganti aturan yg berlaku dalam


pergaulan hidup pribumi dengan memberlakukan hukum Eropa.
Namun dalam penetapannya hukum pribumi tetap berlaku dengan
syarat tidak bertentangan dengan perintah yg diberikan, dasar-dasar
umum dari keadilan dan kepatutan demi keamanan umum.
• Tahun 1811 Nusantara dikuasai Inggris dibawah perintah
“Stamford Raffles”.
• Dalam bidang hukum Raffles mengutamakan susunan Pengadilan :
1. Divicion’s Court  Pelanggaran kecil dan Sipil sampai 20
ropyen
2. District’s Court  berwenang mengadili perkara sipil.
3. Resident’s Court  berwenang mengadili perkara pidana
dengan ancaman bukan hukuman mati dan Perkara sipil yang
melebihi 50 ropyen.
4. Court of Circuit bertugas sebagai pengadilan keliliing dalam
menangani perkara pidanan dengan ancaman hukuman mati
dgn menggunakan sistem juri

Raffles tidak melakukan perubahan terhadap hukum yg berlaku


dalam lingkungan masyarakat Bumiputera.
Inggris menyerahkan Nusantara ke Belanda
kembali tahun 1816, sejak saat itu sejarah
perundang-undangan dibagi dalam 3 masa.
Masa Besluiten Regering 1814 -1855
Pasal 36 Nederlands Gronwet 1814
RAJA  Kekuasaan mutlak terhadap Algemene Verordening
negara jajahan dan harta milik (peraturan pusat).
negara

Komisaris Jenderal
“Elout, Buyskes, Van der
Capellen”

Landrente Politik Agraria


dan Usaha Pertanian (Kerja Paksa/ dwangs arbeid,
Kerja Rantai)
1814 – 1830
Dilakukan kodifikasi

1 Oktober 1838
PENGUNDANGAN

1839
Kodifikasi di negara jajahan

• RO / Reglement of de Rechterlijke Organisatie atau Peraturan Organisasi


pengadilan (POP);
• AB / Algemene Bepalingen van Wetgeving atau ketentuan-ketentuan umum
tentang perundang-undangan;
• BW / Burgerlijk Wetboek atau Kitab Undang-undang Hukum Perdata;
• WvK / Wetboek van Koophandel atau Kitab Undang-undang Hukum
Dagang;
• RV / Reglement op de Burgerlijke Rechtsvordering atau peraturan tentang
acara perdata
• RO / Reglement of de Rechterlijke Organisatie atau Peraturan Organisasi pengadilan
(POP);
• AB / Algemene Bepalingen van Wetgeving atau ketentuan-ketentuan umum tentang
perundang-undangan;
• BW / Burgerlijk Wetboek atau Kitab Undang-undang Hukum Perdata;
• WvK / Wetboek van Koophandel atau Kitab Undang-undang Hukum Dagang;
• RV / Reglement op de Burgerlijke Rechtsvordering atau peraturan tentang acara
perdata

1 Mei 1848
Diundangkan di Hindia-Belanda

Peraturan Tertulis
(dikodifikasikan dan tidak dikodifikasikan)

Peraturan Tidak Tertulis


(hukum adat) yang khusus berlaku bagi orang bukan
golongan Eropa.
• POLITIK HUKUM dalam menjalankan pemerintahan Hindia Belanda diatur
dalam Pasal 11 Algemene Bepalingen van Wetgeving (AB) yang
memuat perintah kepada hakim untuk “memberlakukan hukum perdata
Eropa bagi golongan Eropa dan memberlakukan hukum perdata Adat
bagi golongan lain dalam penyelesaian perkara”.

• Pembagian dua golongan tersebut didasarkan pasa Pasal 6-10 AB, namun
tidak dijelaskan secara rinci siapa yg termasuk golongan Eropa dan siapa yg
termasuk golongan bumiputra. Dalam Pasal ini hanya dinyatakan orang Eropa,
Orang Bumiputra, orang yg disamakan dengan Eropa, dan yg disamakan dengan
orang Bumiputra.

• Pembagian golongan menurut pasal-pasal tersebut hanya berdasarkan


perbedaan agama. Yang beragama Kristen selain Eropa disamakan dengan
orang Eropa dan yg tidak beragama Kisten disamakan dengan Bumiputra.

• Artinya corak hukum yg dilaksanakan bersifat dualistis


BENTUK HUKUM

PERATURAN TIDAK
PERATURAN TERTULIS
TERTULIS

KODIFIKASI TIDAK (aturan-aturan hukum


(disusunnya KODIFIKASI yg berlaku sebagai
ketentuan hukum hukum yg semula
dalam sebuah (sebagai undang- merupakan kebiasaan –
kitab secara undang saja) kebiasaan dalam
sistematis dan masyarakat)
teratur) Contoh : Hukum Adat
CORAK HUKUM
• Unifikasi
berlakunya satu sistem hukum bagi setiap orang dalam
kesatuan kelompok sosial atau suatu negera;

• Dualistis
berlakunya dua sistem hukum bagi dua kelompok sosial yang
berbeda dalam kesatuan kelompok atau suatu negara;

• Pluralistis
berlakunya bermacam-macam sistem hukum bagi kelompok-
kelompok sosial yg berbeda dalam kesatuan kelompok sosial
atau suatu negara.
Masa Regerings Reglement
1855 – 1926

• Terjadi perubahan UUD (Grond Wet) di negeri


Belanda yang mengakibatkan pengurangan terhadap
kekuasaan raja. Kekuasaan Raja dikurangi dalam hal
mengatur daerah jajahan dimana dalam membuat
Undang-undang harus bersama dengan Parlemen.

• Dengan demikian, sistem pemerintahan berubah dari


monarki konstitusional menjadi monarki
konstitusinal perlementer.
• salah satu Undang-Undang yang dihasilkan adalah Regering
Reglement (RR) yg dianggap sebagai UUD Pemerintah Jajahan
Belanda.
• Politik hukum yang mengatur tentang tata hukum tercantum
dalam Pasal 75 RR memiliki asas yang sama dengan Pasal 11 AB,
yaitu bahwa dalam menyelesaikan perkara perdata hakim
diperintahkan untuk menggunakan hukum perdata Eropa bagi
golongan Eropa dan hukum perdata adat bagi orang  bukan Eropa.
Akan tetapi tidak didasarkan pada perbedaan Agama lagi,
melainkan atas kedudukan “yang menjajah dan yang dijajah”
109 RR
• Tahun 1920, RR mengalami perubahan pada pasal-pasal tertentu.
Politik Hukumnya pun berubah yaitu “pendatang dan yang
didatangi”. golongan penduduk dibagi menjadi tiga golongan :
golongan Eropa, Timur Asing, dan Indonesia (pribumi).
• Selama berlakunya RR, tahun 1866 lahir kitab
hukum pidana yg ditambah juga dengan
“Algemene Politie Stafreglement” yg
diperuntukkan bagi orang Eropa.
• Tahun 1915, dihindia Belanda diberlakukan
“Wetboek van Strafrecht” dalam suatu
kodifikasi yg berlaku bagi setiap golongan
tanggal 1 Januari 1918.
Masa Indische Staatsregeling
1926 - 1942
• Indische Staatsregeling merupakan RR yang sudah
diperbarui dan berlaku tanggal 1 Januari 1926.
• Politik Hukumnya terdapat dalam Pasal 131 IS
yang masih menganggap harus ada perbedaaan
kedudukan hukum yg lebih tinggi bagi orang Eropa
dari orang-orang lainnya di Nusantara pada waktu
itu. Dalam Pasal tersebut dinyatakan ada 3
golongan penghuni Hindia Belanda yi Golongan
Eropa, Golongan Bumiputra dan Golongan Timur
Asing yg ditetapkan dalam Pasal 163 IS.
Lanjutan…
Aturan Hukum yg berlaku bagi masing-masing golongan :
1. Hukum yang berlaku bagi penduduk golongan Eropa adalah hukum perdata
(BW, WvK), Hukum pidana material (WvS), dan hukum acarany a diatur
dengan “Reglement op de Strafvordering” dan “Reglement op de Burgelijke
Rechtsvordering” ;

2. Hukum yang berlaku bagi golongan pribumi adalah hukum adat yang tidak
tertulis namun dapat berubah apabila pemerintah Hindia-Belanda
menghendaki diganti dengan ordonansi, hukum pidana materil (WvS), Hukum
acara “Inlands Reglement (IR) dan Herziene Inlands Reglement (HIR)

3. Semula Hukum yang berlaku bagi golongan Timur Asing adalah hukum
perdata dan hukum pidana adatnya . Kemudian diberlakukan seluruh hukum
perdata Eropa kecuali hukum keluarga dan hukum waris tanpa wasiat.
tahun 1917, golongan Timur Asing Cina diberlakukan hukum perdata Eropa
hukum pidana materilnya WvS, sedangkan hukum acaranya tidak diatur
begitu pula pengadilannya.
2. Masa Penjajahan Jepang (1942)
Daerah Hindia-Belanda dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Indonesia Timur di bawah kekuasaan Angkatan laut
berkedudukan di Makassar dan;
2. Indonesia Barat di bawah kekuasaan Angkatan Darat
berkedudukan di Jakarta.

Dalam melaksanakan tata pemerintahanya, pemerintah


Jepang berpedoman pada Undang-Undang yg disebut
“Gunseirei/ Osamu Seirei” yg aturan pelaksananya adalah
“Osamu Kanrei”
Dalam Pasal 3 Osamu Seirei dinyatakan bahwa “semua
badan pemerintahan dan kekuasaannya, hukum dan
UU dari permerintah yg dahulu diakui sah bagi
sementara waktu, asal saja tidak bertentangan dengan
aturan pemerintah militer”

Ketentuan ini merupakan pasal peralihan yang


mempunyai makna untuk menghilangkan kekosongan
dalam bidang hukum. Ini berarti, aturan-aturan hukum
pada masa IS masih berlaku.
Masa Kemerdekaan Indonesia
• 17 Agustus 1945  Merdeka
• 18 Agustus 1945  diundangkannya UUD 1945
melalui Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945 dinyatakan
“segala badan negara dan peraturan yg ada masih langsung
berlaku, selama belum diadakan yg baru menurut Undang-Undang
Dasar ini”
• Pada tahun 1946, Indonesia melakukan penyesuaian terhadap WvS
dengan keadaan Indonesia. Tanggal 26 Februari 1946
diundangkannya Kitab Undang-Undang Hukum Pidana melalui UU
Nomor 1 Tahun 1946
• Tahun 1948 lahir Undang-Undang Perburuhan yg mengatur
hubungan Kerja antara Buruh dan Majikan
• Pada tahun 1949 diberlakukan Undang-Undang Dasar
RIS sebagai hasil Konferensi Meja Bundar antara
Belanda dengan Indonesia.
• Tahun 1950, setelah Indonesia menjadi negara
kesatuan lagi diberlakukan UUDS 1950 yang berlaku
sampai tahun 1959
• Namun pada tanggal 4 Juli 1959, UUDS 1950 melalui
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 diganti dan dikembalikan
pada UUD 1945. Sehingga tata hukum yang berlaku di
Indonesia hingga saat ini adalah UUD 1945.
UUD 1945
Empat Kali Amandemen

Amandemen I Amandemen II Amandemen III Amandemen IV


19 Oktober 18 Agustus 9 Nopember 10 Agustus
1999 2000 2001 2002
TUGAS
1. BUAT MAKALAH SEJARAH TATA HUKUM INDONESIA
DAN CARILAH TEORI-TEORI HUKUM DI INDONESIA
ATAU DI DUNIA YANG BERHUBUNGAN DENGAN
HUKUM DAN KEADILAN
2. KETIK: FONT TIMES NEW ROMAN
3. KERTAS A4/ F4
4. PAKAI COVER : NAMA, NIM, NAMA DOSEN, LOGO
KAMPUS
5. TUGAS INDIVIDU/ TIDAK BOLEH SAMA DENGAN
TEMANNYA
6. MINIMAL 12 HALAMAN
7. KUMPUL MINGGU DEPAN

Anda mungkin juga menyukai