Anda di halaman 1dari 36

Ilmu Ukur Tanah

Modul 6 Pemetaan Situasi

Shita Andriyani, ST., MT.

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik
Universitas Kristen Maranatha
PETA DAN PEMETAAN
 Peta dapat didefinisikan sebagai representasi grafis dari
dunia nyata (real world) dari suatu ruang (space)
 Dalam konteks pemetaan, ruang (space) tersebut adalah
permukaan Bumi yang terdiri dari komponen wilayah dan
obyek-obyek yang berada di atas, pada atau di bawah
permukaannya
 Pemetaan adalah proses kegiatan untuk menghasilkan suatu
peta
 Secara umum dikenal Peta Topografi dan Peta Tematik
KOMPONEN BUMI :
 Topografi
 Objek-obyek yang berada di atas, padan dan di dibawah
permukaannya
APLIKASI PEMETAAN
 Pada awalnya pemetaan hanya digunakan untuk menandai
batas-batas kepemilikan tanah.
 Sekarang hasil pemetaan digunakan untuk:
 Memetakan bumi diatas dan dibawah permukaan laut;
 Menyiapkan peta navigasi udara, darat dan laut;
 Menetapkan batas-batas pemilikan tanah pribadi dan tanah negara;
 Mengembangkan informasi tata guna tanah dan sumber daya alam
yang digunakan untuk pengelolaan lingkungan;
 Menentukan ukuran, bentuk, gaya berat dan medan magnet bumi
 Selain itu pemetaan juga mempunyai peranan penting dalam
bidang rekayasa untuk desain perencanaan dan pembangunan
jalan raya, jalan baja, pembangunan gedung, saluran irigrasi,
jalur pipa gas dll.
PRINSIP PENGUKURAN
PEMETAAN (1)
 Untuk penyajian gambar peta situasi tersebut perlu
dilakukan pengukuran sebagai berikut :
 Pengukuran titik fundamental ( Xo, Yo, Ho dan Zo )
 Pengukuran kerangka horisontal ( sudut dan jarak )
 Pengukuran kerangka tinggi ( beda tinggi )
 Pengukuran titik detail ( arah, beda tinggi dan jarak
terhadap titik detail yang dipilih sesuai dengan
permintaan skala )
PRINSIP PENGUKURAN
PEMETAAN (2)
 Pada dasarnya prinsip kerja yang diperlukan untuk
pemetaan suatu daerah selalu dilakukan dalam dua
tahapan, yaitu :
 Penyelenggaraan kerangka dasar sebagai usaha
penyebaran titik ikat
 Pengambilan data titik detail yang merupakan wakil
gambaran fisik bumi yang akan muncul di petanya.
 Kedua proses ini diakhiri dengan tahapan
penggambaran dan kontur
METODE PENGUKURAN
PEMETAAN
 Pemetaan dapat dilakukan dengan dua cara:
 Metode Terestris

 Metode Ekstraterestris.

 Pemetaan terestris merupakan pemetaan yang dilakukan


dengan menggunakan peralatan yang berpangkal di
tanah.
 Sedangkan pemetaan ekstraterestris tidak berpangkal di
tanah tapi dilakukan dengan menggunakan bantuan
wahana (pesawat terbang, pesawat ulang-alik maupun
satelit),
METODE TERESTRIS (1)
 Penentuan Posisi Horisontal
Posisi horisontal disini merupakan posisi dua dimensi dari suatu
objek di permukaan bumi yang diproyeksikan pada bidang
datar. Terdapat tiga metode penentuan posisi horisontal :
 Poligon
untuk menentukan posisi titik yang belum diketahui koordinatnya dari
titik yang sudah diketahui koordinatnya, semua jarak dan sudut dalam
poligon diukur. (Poligon tertutup atau poligon terbuka)
 Triangulasi
Untuk menentukan posisi horisontal dari suatu titik dengan metode
triangulasi, semua sudut dalam segitiga dan salah satu sisi segitiga
jaraknya harus diketahui.
 Trilaterasi
Pada metode trilaterasi semua sisi dari segitiga harus diukur jaraknya
untuk mendapatkan posisi horizontal dari suatu titik.
METODE TERESTRIS (2)
 Penentuan Posisi Vertikal
 Differential Leveling
Penentuan posisi vertikal dengan metode differential leveling
dilakukan dengan alat sipat datar  waterpas
 Trigonometric Leveling
Alat yang digunakan untuk penentuan posisi vertikal dengan metode
trigonometricleveling adalah theodolit.
 Total Station
Total Station merupakan alat pengukur jarak dan arah (sudut horisontal dan
sudut vertikal) otomatis. Alat total station dilengkapi dengan chip memori,
sehingga data pengukuran sudut dan jarak dapat disimpan untuk kemudian
didownload dan diolah secara computerize. Dengan menggunakan total
station, human error (kesalahan membaca dan mencatat) dapat
diminimalisasi, karena semua data disimpan dalam format digital.
METODE EKSTRATERESTRIS
(1)

 Fotogrametri
 Pemetaan fotogrametris menggunakan foto udara
sebagai sumber data utama  interpretasi foto
udara menggunakan stereoskop
 Kualitas peta atau informasi yang dihasilkan
sangat bergantung pada kualitas metrik dan
gambar (pictorial qualiy) dari sumber data
tersebut.
 Pengadaan foto udara biasanya berawal dari
tujuan peruntukannya. Misalnya untuk keperluan
feasibility study, informasi yang diperlukan tidak
perlu akurat, namun keragaman informasinya
lebih diutamakan.
METODE EKSTRATERESTRIS
(2)
 Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk
memperoleh informasi tentang suatu objek,
daerah atau fenomena melalui analisis data yang
diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak
langsung dengan objek, daerah atau fenomena
yang dikaji. [Lillesand/Kiefer, 1990].
Alat yang dimaksud adalah alat pengindera atau
sensor. Pada umumnya sensor tersebut dipasang
diatas wahana yang berupa pesawat terbang,
pesawat ulang alik dan satelit.
 Tujuan utama dari penginderaan jauh adalah
mengumpulkan data mengenai sumber daya
alam dan lingkungan.
METODE EKSTRATERESTRIS
(3)
 Global Positioning System (GPS)
 GPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi
dengan menggunakan satelit yang dimiliki dan dikelola
oleh Departemen Pertahanan Keamanan Amerika Serikat.
 Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan
tiga dimensi dan informasi mengenai waktu secara kontinu.
 GPS terdiri dari tiga segmen utama, segmen angkasa (space
segmen) yang terdiri dari satelit-satelit GPS, segmen sistem
kontrol (control segment) yang terdiri dari stasion-stasion
pemonitor dan pengontrol satelit, dan segmen pemakai
(user segment) yang terdiri dari pemakai GPS termasuk
alat-alat penerima dan pengolah sinyal data GPS
METODE EKSTRATERESTRIS
(4)
 ……..
 Konsep dasar pada penentuan posisi dengan GPS adalah
reseksi (pengikatan kebelakang) dengan jarak, yaitu dengan
pengukuran jarak secara simultan ke beberapa satelit GPS
yang koordinatnya telah diketahui. Pada pelaksanaan
pengukuran penentuan posisi dengan GPS, pada dasarnya
ada dua jenis/tipe alat penerima sinyal satelit (receiver)
GPS yang dapat digunakan, yaitu :
 Tipe Navigasi digunakan untuk penentuan posisi yang
tidak menuntut ketelitian tinggi.
 Tipe Geodetik digunakan untuk penentuan posisi yang
menuntut ketelitian tinggi.
METODE EKSTRATERESTRIS
(5)
 .....
 Kelebihan penentuan posisi dengan menggunakan GPS antara lain :
 GPS dapat digunakan setiap saat tanpa bergantung waktu dan cuaca.
 GPS dapat digunakan oleh banyak orang pada waktu yang sama dan pemakaiannya
tidak bergantung pada batas politik dan alam.
 Penggunaan GPS dalam penentuan posisi secara relatif tidak bergantung dengan
kondisi topografis daerah survey.
 Posisi yang ditentukan dengan GPS mengacu ke datum global yang dinamakan World
Geodetic System 1984 (WGS’84). Dengan kata lain posisi yang diberikan oleh GPS
akan selalu mengacu ke datum yang sama.
 Pemakaian sistem GPS tidak dikenakan biaya, setidaknya sampai saat ini.
 Receiver GPS cenderung lebih kecil ukurannya, lebih murah harganya dan kualitas
data yang diberikan lebih baik.
 Pengoperasian alat GPS untuk penentuan posisi suatu titik relatif lebih mudah dan
tidak mengeluarkan biaya banyak.
 Data pengamatan GPS sukar untuk dimanipulasi.
 Semakin banyak bidang aplikasi yang dapat ditangani dengan menggunakan GPS dan
di Indonesia semakin banyak instansi yang menggunakan GPS.
METODE PENGUKURAN
PEMETAAN SEDERHANA
 Pada metode ini alat utama yang digunakan adalah pita/rantai
ukur dan alat bantu untuk membuat siku/prisma
 Metode siku-siku (garis tegak lurus)

Titik-titik detail diproyeksikan siku-siku terhadap garis ukur AB.


Kemudian diukur jarak-jaraknya dengan menggunakan jarak aa’,
bb’, cc’, dd’  Posisi titik a, b, c, d secara relatif dapat
ditentukan
 Metode Mengikat (Interpolasi)
Titik-titik detail diikat dengan garis lurus pada garis ukur
 Pengikatan pada sembarang titik  segitiga sama sisi atau
sama kaki
 Perpanjangan sisi
b

c
a

A a’ c’ d’ b’ B

b b

c c

a a

d d

A B A d B
a’ a” b’ b” d’ d” c’ c” a’ b’ c’

ALAT-ALAT YANG
DIPERLUKAN
 Satu unit Theodolith + statip
 Dua buah kaki tiga
 Dua buah rambu
 Dua buah unting-unting
 Syalon (bila diperlukan)
JALANNYA PERCOBAAN
(menggunakan Theodolit)
1. lakukan percobaan polygon tertutup seperti yang sudah
dilakukan terdahulu
2. Setelah percobaan polygon tertutup selesai, baru dilakukan
pengukuran menyebar melalui titik-titik bantu yang diikat
pada titik-titik polygon, dengan alat Theodolith diletakkan
pada titik-titik sudut polygon atau pafa titik bantu polygon
3. setiap pembidikkan Theodolith, yang perlu dikat dan diukur
adalah:
1. sudut horizontal (SH)
2. sudut vertical (SV)
3. benang atas (BA)
4. benang tengah (BT)
5. benang bawah (BB)
6. tinggi alat (TA)
7. jarak (D)
KESALAHAN DALAM
PENGUKURAN (1)
 Kesalahan yang disebabkan karena alam
 Dalam hal ini kesalahan disebabkan karena keadaan bumi yang
sebenarnya melengkung atau berbentuk bola tapi kita menggapnya lurus
 jarak yang diukur tidak terlalu jauh sekitar 50 m sampai 80 m.
 Tapi karena jarak yang diukur tersebut berulang kali maka dari jarak
yang pendek-pendek tersebut digabung yang akan menjadi panjang
dengan sendirinya kelengkungan bumi akan berpengaruh terhadap
ketelitian pengukuran.
 Tapi kesalahan karena alam tidak terlalu berpengaruh terhadap
pengukuran progress karena dalam pengukuran progress jarak yang
diambil tidak telalu jauh maksimal ± 70m sampai dengan ±100m. Jadi
dalam hal ini faktor alam bisa diabaikan.
 Faktor alam juga bisa disebabkan sinar matahari dimana pada bagian
nivo yang mudah mengembang jika terkena panas matahari . Maka
dalam pekerjaansurvey harus memaki payung jika cuaca dalam keadaan
panas
KESALAHAN DALAM
PENGUKURAN (2)
 Kesalahan yang disebabkan oleh alat
 Kesalahan karena alat ukut theodolit yang sangat peka terhadap
goncangan dan tekanan maka alat ukur ditempatkan pada kotak yang
sedemiklan rupa.
 Karena sering berpindah- pindah maka theodoit juga, akan terguncang-
guncang bahkan terbanting dan akan mengalami perubahan misalnya
nivo tidak bisa ditengah waktu distel, centring akan berubah jika dilihat
disisi lain, pembacaan biasa dan luar biasa pada pembacaan sudut
horizontal dan vertikal akan mengamlami selisih yang besar, maka alat
tersebut harus dikalibrasi.
 Kesalahan juga bisa karena rambu ukur misalnya pada waktu
memegang rambu letakkya tidak vertikal, bagian bawah rambu sudah
rusak, rambu terbenam dilumpur sambungan rambu yang tidak tepat,
rambu sudah rusak sehingga tulisannya tidak jelas yang menyulitkan
surveyor untuk-membacanya.
KESALAHAN DALAM
PENGUKURAN (3)
 Kesalahan yang disebabkan manusia
 Kesalahan disini lebih sering terjadi karena, orangnya belum mahir
atau kondsi sudah dalam kelelahan. Apabila, lokasinya jauh dan
memerlukan perjalanan yang melelahkan.
 Untuk itu disararankan apabila lokasinya jauh didalam hutan dan
mernerlukan perjalanan yang jauh dan melelahkan, lebih baik membuat
basecamp dilokasi sekitar tempat kerja, agar bisa menyingkat waktu
dan menghemat biaya maupun tenaga.
 Adapun macam-macam kesalahan yang ditimbulkan oleh manusianya,
meliputi kesalahan dalam penyetelan alat, kesalahan dalam pembacaan.
 Untuk mengatasinya perlu mencari surveyor yang mahir dan
diusahakan tempat menginap tidak jauh dari lokasi kerja dan
disediakan fasilitas yang memadai.
1,100
Pembacaan pada Rambu

1,067

1,045

1,010

0,950

0,926
LATIHAN SOAL
Keterangan SV SH D
Jika diketahui A–D 90°40’50” 281°40’45” 25 m
A–1 90°50’50” 02°30’22” 10 m
koordinat titik A A–B 90°17’50” 10°55’10” 52 m
B – Utara 90°43’50” 100°14’05”
(100,100) B–A 90°44’50” 197°00’18” 52 m
B–2 90°44’50” 200°15’20” 8m
Maka hitunglah : B–3 90°50’50” 250°45’00” 6m
B–C 90°50’50” 288°58’24” 22 m
 Koordinat C–B 90°40’05” 165°00’20” 22 m
C–4 90°50’50” 206°00’21” 5m
masing-masing C–D 90°45’35” 252°37’01” 50 m
D–C 90°40’50” 230°22’20” 50 m
titik D–5 90°50’50” 259°11’43” 7m
D–A 90°39’35” 321°33’08” 25 m
 Gambarkan
Cat : Data Tidak Perlu Dikoreksi
 Tariklah garis-garis
kontur pada gambar
dibawah ini yang
menunjukkan
elevasi 500, 501,
502, 503, 504, 505,
506, 507, 508, dan
elevasi 509 dengan
memperhatikan
kondisi sungai yang
melintasi daerah
tersebut sehingga
terbentuk peta
kontur pada kondisi
di lapangan!
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai