Metode Ekstraterestris.
Fotogrametri
Pemetaan fotogrametris menggunakan foto udara
sebagai sumber data utama interpretasi foto
udara menggunakan stereoskop
Kualitas peta atau informasi yang dihasilkan
sangat bergantung pada kualitas metrik dan
gambar (pictorial qualiy) dari sumber data
tersebut.
Pengadaan foto udara biasanya berawal dari
tujuan peruntukannya. Misalnya untuk keperluan
feasibility study, informasi yang diperlukan tidak
perlu akurat, namun keragaman informasinya
lebih diutamakan.
METODE EKSTRATERESTRIS
(2)
Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk
memperoleh informasi tentang suatu objek,
daerah atau fenomena melalui analisis data yang
diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak
langsung dengan objek, daerah atau fenomena
yang dikaji. [Lillesand/Kiefer, 1990].
Alat yang dimaksud adalah alat pengindera atau
sensor. Pada umumnya sensor tersebut dipasang
diatas wahana yang berupa pesawat terbang,
pesawat ulang alik dan satelit.
Tujuan utama dari penginderaan jauh adalah
mengumpulkan data mengenai sumber daya
alam dan lingkungan.
METODE EKSTRATERESTRIS
(3)
Global Positioning System (GPS)
GPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi
dengan menggunakan satelit yang dimiliki dan dikelola
oleh Departemen Pertahanan Keamanan Amerika Serikat.
Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan
tiga dimensi dan informasi mengenai waktu secara kontinu.
GPS terdiri dari tiga segmen utama, segmen angkasa (space
segmen) yang terdiri dari satelit-satelit GPS, segmen sistem
kontrol (control segment) yang terdiri dari stasion-stasion
pemonitor dan pengontrol satelit, dan segmen pemakai
(user segment) yang terdiri dari pemakai GPS termasuk
alat-alat penerima dan pengolah sinyal data GPS
METODE EKSTRATERESTRIS
(4)
……..
Konsep dasar pada penentuan posisi dengan GPS adalah
reseksi (pengikatan kebelakang) dengan jarak, yaitu dengan
pengukuran jarak secara simultan ke beberapa satelit GPS
yang koordinatnya telah diketahui. Pada pelaksanaan
pengukuran penentuan posisi dengan GPS, pada dasarnya
ada dua jenis/tipe alat penerima sinyal satelit (receiver)
GPS yang dapat digunakan, yaitu :
Tipe Navigasi digunakan untuk penentuan posisi yang
tidak menuntut ketelitian tinggi.
Tipe Geodetik digunakan untuk penentuan posisi yang
menuntut ketelitian tinggi.
METODE EKSTRATERESTRIS
(5)
.....
Kelebihan penentuan posisi dengan menggunakan GPS antara lain :
GPS dapat digunakan setiap saat tanpa bergantung waktu dan cuaca.
GPS dapat digunakan oleh banyak orang pada waktu yang sama dan pemakaiannya
tidak bergantung pada batas politik dan alam.
Penggunaan GPS dalam penentuan posisi secara relatif tidak bergantung dengan
kondisi topografis daerah survey.
Posisi yang ditentukan dengan GPS mengacu ke datum global yang dinamakan World
Geodetic System 1984 (WGS’84). Dengan kata lain posisi yang diberikan oleh GPS
akan selalu mengacu ke datum yang sama.
Pemakaian sistem GPS tidak dikenakan biaya, setidaknya sampai saat ini.
Receiver GPS cenderung lebih kecil ukurannya, lebih murah harganya dan kualitas
data yang diberikan lebih baik.
Pengoperasian alat GPS untuk penentuan posisi suatu titik relatif lebih mudah dan
tidak mengeluarkan biaya banyak.
Data pengamatan GPS sukar untuk dimanipulasi.
Semakin banyak bidang aplikasi yang dapat ditangani dengan menggunakan GPS dan
di Indonesia semakin banyak instansi yang menggunakan GPS.
METODE PENGUKURAN
PEMETAAN SEDERHANA
Pada metode ini alat utama yang digunakan adalah pita/rantai
ukur dan alat bantu untuk membuat siku/prisma
Metode siku-siku (garis tegak lurus)
c
a
A a’ c’ d’ b’ B
b b
c c
a a
d d
A B A d B
a’ a” b’ b” d’ d” c’ c” a’ b’ c’
’
ALAT-ALAT YANG
DIPERLUKAN
Satu unit Theodolith + statip
Dua buah kaki tiga
Dua buah rambu
Dua buah unting-unting
Syalon (bila diperlukan)
JALANNYA PERCOBAAN
(menggunakan Theodolit)
1. lakukan percobaan polygon tertutup seperti yang sudah
dilakukan terdahulu
2. Setelah percobaan polygon tertutup selesai, baru dilakukan
pengukuran menyebar melalui titik-titik bantu yang diikat
pada titik-titik polygon, dengan alat Theodolith diletakkan
pada titik-titik sudut polygon atau pafa titik bantu polygon
3. setiap pembidikkan Theodolith, yang perlu dikat dan diukur
adalah:
1. sudut horizontal (SH)
2. sudut vertical (SV)
3. benang atas (BA)
4. benang tengah (BT)
5. benang bawah (BB)
6. tinggi alat (TA)
7. jarak (D)
KESALAHAN DALAM
PENGUKURAN (1)
Kesalahan yang disebabkan karena alam
Dalam hal ini kesalahan disebabkan karena keadaan bumi yang
sebenarnya melengkung atau berbentuk bola tapi kita menggapnya lurus
jarak yang diukur tidak terlalu jauh sekitar 50 m sampai 80 m.
Tapi karena jarak yang diukur tersebut berulang kali maka dari jarak
yang pendek-pendek tersebut digabung yang akan menjadi panjang
dengan sendirinya kelengkungan bumi akan berpengaruh terhadap
ketelitian pengukuran.
Tapi kesalahan karena alam tidak terlalu berpengaruh terhadap
pengukuran progress karena dalam pengukuran progress jarak yang
diambil tidak telalu jauh maksimal ± 70m sampai dengan ±100m. Jadi
dalam hal ini faktor alam bisa diabaikan.
Faktor alam juga bisa disebabkan sinar matahari dimana pada bagian
nivo yang mudah mengembang jika terkena panas matahari . Maka
dalam pekerjaansurvey harus memaki payung jika cuaca dalam keadaan
panas
KESALAHAN DALAM
PENGUKURAN (2)
Kesalahan yang disebabkan oleh alat
Kesalahan karena alat ukut theodolit yang sangat peka terhadap
goncangan dan tekanan maka alat ukur ditempatkan pada kotak yang
sedemiklan rupa.
Karena sering berpindah- pindah maka theodoit juga, akan terguncang-
guncang bahkan terbanting dan akan mengalami perubahan misalnya
nivo tidak bisa ditengah waktu distel, centring akan berubah jika dilihat
disisi lain, pembacaan biasa dan luar biasa pada pembacaan sudut
horizontal dan vertikal akan mengamlami selisih yang besar, maka alat
tersebut harus dikalibrasi.
Kesalahan juga bisa karena rambu ukur misalnya pada waktu
memegang rambu letakkya tidak vertikal, bagian bawah rambu sudah
rusak, rambu terbenam dilumpur sambungan rambu yang tidak tepat,
rambu sudah rusak sehingga tulisannya tidak jelas yang menyulitkan
surveyor untuk-membacanya.
KESALAHAN DALAM
PENGUKURAN (3)
Kesalahan yang disebabkan manusia
Kesalahan disini lebih sering terjadi karena, orangnya belum mahir
atau kondsi sudah dalam kelelahan. Apabila, lokasinya jauh dan
memerlukan perjalanan yang melelahkan.
Untuk itu disararankan apabila lokasinya jauh didalam hutan dan
mernerlukan perjalanan yang jauh dan melelahkan, lebih baik membuat
basecamp dilokasi sekitar tempat kerja, agar bisa menyingkat waktu
dan menghemat biaya maupun tenaga.
Adapun macam-macam kesalahan yang ditimbulkan oleh manusianya,
meliputi kesalahan dalam penyetelan alat, kesalahan dalam pembacaan.
Untuk mengatasinya perlu mencari surveyor yang mahir dan
diusahakan tempat menginap tidak jauh dari lokasi kerja dan
disediakan fasilitas yang memadai.
1,100
Pembacaan pada Rambu
1,067
1,045
1,010
0,950
0,926
LATIHAN SOAL
Keterangan SV SH D
Jika diketahui A–D 90°40’50” 281°40’45” 25 m
A–1 90°50’50” 02°30’22” 10 m
koordinat titik A A–B 90°17’50” 10°55’10” 52 m
B – Utara 90°43’50” 100°14’05”
(100,100) B–A 90°44’50” 197°00’18” 52 m
B–2 90°44’50” 200°15’20” 8m
Maka hitunglah : B–3 90°50’50” 250°45’00” 6m
B–C 90°50’50” 288°58’24” 22 m
Koordinat C–B 90°40’05” 165°00’20” 22 m
C–4 90°50’50” 206°00’21” 5m
masing-masing C–D 90°45’35” 252°37’01” 50 m
D–C 90°40’50” 230°22’20” 50 m
titik D–5 90°50’50” 259°11’43” 7m
D–A 90°39’35” 321°33’08” 25 m
Gambarkan
Cat : Data Tidak Perlu Dikoreksi
Tariklah garis-garis
kontur pada gambar
dibawah ini yang
menunjukkan
elevasi 500, 501,
502, 503, 504, 505,
506, 507, 508, dan
elevasi 509 dengan
memperhatikan
kondisi sungai yang
melintasi daerah
tersebut sehingga
terbentuk peta
kontur pada kondisi
di lapangan!
TERIMA KASIH