KIMIA ANALITIK
AK-201
UTS 40%
UAS 40%
Tugas 20%
PENDAHULUAN
• Kimia Analitik adalah bagian dari ilmu
kimia yang mempelajari cara-cara untuk
mengetahui dan menentukan komponen-
komponen dan jumlah zat dari suatu
campuran
a. Metoda Konvensional
Dengan metoda konvensional, kimia analisis
dilakukan secara kualitatif dan secara kuantitatif.
Secara kualitatif, analisis untuk mengidentifikasi
komponen-komponen baik unsur-unsur maupun
gugus yang terkandung dalam suatu zat yang
dapat dilakukan dengan analisis secara basah
dan secara kering
Secara kuantitatif, analisis untuk menghitung dan /
menentukan jumlah/berat komponen yang
terkandung dalam suatu zat yang dapat
dilakukan dengan metoda volumetri dan
gravimetri
b. Metoda Instrumental
Dengan metoda instrumental, kimia
analisis dilakukan secara kualitatif dan
kuantitatif dengan menggunakan
instrumen-instrumen (alat-alat ) tertentu,
seperti spektrofotometer UV-Vis, SSA
(Spektrometer Serapan Atom), HPLC,
Kromatografi Gas, Konduktometer,
Elektroanaliser dll.
I. Kimia Analitik Kualitatif
Analisis secara basah yaitu suatu zat/ campuran
dianalisis dalam bentuk larutan. Suatu zat dalam
larutan terionisasi menjadi ion positip dan ion
negatif
Penyelidikan secara kualitatif dilakukan dengan cara
mengubah zat yang diselidiki dengan pereaksi
(reagensia) tertentu menjadi zat/ persenyawaan
baru yang bersifat Karaktersitik. Berdasarkan
sifat karakteristik / spesifik ini dapat ditentukan
macam/ jenis penyusun zat yang diselidiki.
Perubahan ini disebut reaksi kimia
Perubahan kimia yang dapat
diamati adalah sbb:
1. Terbentuknya endapan
Cl- + AgNO3 endapan putih
2. Terbentuknya gas
CO3 2- + HCl gas
3. Terjadinya perubahan warna dan reaksi
reduksi dan oksidasi
Larutan Kalium Permanganat + larutan asam
sulfat encer + laritan Natrium Nitrit warna
ungu dari Kalium Permanganat dilunturkan
Macam-macam pereaksi / reagen:
1. Reagen selektif
Reagen yang memberikan positif terhadap
beberapa ion
Suatu zat + HCl gas
Zat tsb kemungkinan anion karbonat,
bikarbonat, nitrit, sulfit
2. Reagen spesifik
Reagen yang memberikan positif terhadap
terhadap satu ion saja
Suatu zat + reagen griess merah muda
Zat tsb adalah anion nitrit
Macam-macam skala dalam
analisa kualitatif
• Analisa makro
- analisa dalam jumlah besar
- zat yang diselidiki 0,5 – 1,0 g atau 20 mL
• Analisa semi mikro
- analisa dalam jumlah sedang
- zat yang diselidiki 0,05 – 0,1 g atau 1mL
• Analisa mikro
- analisa dalam jumlah kecil
- zat yang diselidiki < 0,01 g atau < 1mL
Keuntungan analisa semimikro
• Hemat bahan kimia hemat biaya
• Kecepatan analisis meningkat
hemat waktu
• Ketajaman pemisahan besar
Reaksi basah
• Alat-alat :
1. Tabung reaksi 6. Corong
2. Plat tetes 7. Botol cuci
3. Bekerglass 8. Pipet tetes
4. Erlenmeyer 9. Pemanas spirtus
5. Batang pengaduk 10. Pemanas bunsen
6. Penjepit tabung 11. Cawan Porselen
• Analisis kualitatif didasarkan pada
kesetimbangan untuk memisahkan dan
mengidentifikasi ion yang sejenis
• Kesetimbangan asam-basa,
kesetimbangan heterogen, kesetimbangan
redoks, dan kestimbangan ion kompleks
merupakan jenis-jenis kesetimbangan
yang sering digunakan dalam analisis
kualitatif anion
Analisis Kualitatif Kation dan Anion
• Analisis kualitatif kation dan anion secara
sistematis telah berkembang cukup lama.
Berkat kajian Karl Remegius Fresnesius
(1840), dalam bentuk buku (1897)
• Langkah-langkah analisis kation dan anion
secara sistematis dalam diagram alir,
standar untuk kajian analisis kualitatif
bahan anorganik
A. Uji pendahuluan anion
• untuk memisahkan anion pengoksidasi dan anion
pereduksi 4 golongan, yang didasarkan pada
reaksinya terhadap larutan asam Klorida (HCl) encer
dan ion perak (Ag+)
1. Dengan HCl encer:
- Terjadi perubahan warna : CrO42-,Cr2O7 2-
- Gas tak berwarna tak berbau : CO32-
- Gas tak berwarna bau menyengat: SO32-,S2-, Cl-
- Gas berwarna : NO2-, Br-, I-
2. Deteksi Adanya Ion Pengoksidasi
Larutan sampel + larutan MnCl2 dalam
larutan HCl pekat warna merah-coklat
- hitam adanya anion pengoksidasi:
NO2-, NO3-, CrO42-
3. Deteksi Adanya Ion Pereduksi
Larutan sampel + larutan FeCl3,
K3[Fe(CN)6] dan HCl encer endapan
biru gelap adanya anion pereduksi:
S2-, SO32-, I- atau NO2- (kons. Tinggi)
Golongan I
Anion yang terurai dalam larutan asam kuat (HCl encer)
gas bila larutannya dipanaskan.
Gas-gas yang dibebaskan :
CO32- CO2 (gas tak berwarna dan tak berbau)
SO32- SO2 (gas tak berwarna, bau belerang bakar)
S2- H2S (gas tak berwarna, berbau telur busuk)
NO2- NO2 + NO (gas warna coklat, bau menyengat)
Golongan II
Anion stabil dalam HCl encer dan mengendap sebagai
garam perak
S2- Ag2S (hitam)
I- AgI (kuning pucat)
Br- AgBr (kuning-coklat)
Cl- AgCl (putih)
Golongan III
Anion yang stabil dalam HCl, tetapi mengendap
sebagai garam perak bila larutannya dinetralkan
[CO32- Ag2CO3 (kuning pucat)]
[NO2 - AgNO2 (kuning pucat; [NO2-] relatif tinggi)
PO43- Ag3PO4 (kuning)
CrO42- Ag2 CrO4 (coklat kemerahan)
SO42- Ag2 SO4 (putih; konsentrasi SO42- - tinggi)
Golongan IV
Anion yang stabil dalam HCl encer, tetapi menghasilkan
garam perak yang larut dalam suasana asam atau netral :
NO3- , AgSO4
A.Reaksi-reaksi identifikasi anion
1.Menurut Treadwel, pembagian anion
berdasarkan atas perbedaan kelarutan dari
garam-garam barium dan argentumnya
2.Menurut Arthur I Vogel, pembagian anion
berdasarkan atas anion-anion yang
mengeluarkan gas jika ditambah asam-asam
dan anion-anion yang memberikan reaksi-reaksi
tertentu di dalam larutannya.
3.Menurut Faigl, pembagian anion berdasarkan
sifatnya setelah ditambah Zn(NO3)2
Pembagian anion menurut Arthur I Vogel,
Anion dibagi menjadi 2 kelas
Kelas A
Dengan + asam produk-produk yang mudah menguap
Kelas A dibagi menjadi :
1. Gas-gas yang dilepaskan bila direaksikan dengan
asam klorida encer atau asam sulfat encer :
CO32-, HCO3-, SO32- , S2O32-, S2-, NO2-, CN-
2. Gas atau uap yang dilepaskan bila direaksikan
dengan asam sulfat pekat, yaitu anion (1) dan
F-, Cl-, Br-, NO3-, MnO4-, Borat, Tiosianat, dan asetat
Kelas B
Anion Kelas B dibagi mejadi :
1. Reaksi Pengendapan:
Zat dengan AgNO3 /Pb 2+ /Ba 2+ /Hg 2+ timbul
endapan:
sulfat, sulfit, sulfida, klorida, Iodida, bromida,
fosfat, kromat, dikromat, klorida, karbonat
2. Reaksi Oksidasi dan Reduksi dalam larutan:
manganat, permanganat, kromat dan dikromat,
I2
Beberapa Tes Khusus dari Anion
• CO2
Batang pengaduk yang dibasahi BaCl2 endapan
putih
• Deteksi H2S
dengan kertas Pb-asetat warna hitam
Pb(CH3COO)2 + H2S PbS(s) (hitam)
• Deteksi SO2
Alirkan gas SO2 ke dalam kertas saring yang telah
dibasahi K2Cr2O7 dan H2SO4 encer warna orange
akan berubah jadi hijau
• Tiosulfat
Dengan Feriklorida terjadi larutan ungu
• Sulfat
Dengan larutan Barium klorida terjadi endapan putih
yang tak larut dalam asam-asam dan aqua regia/ air raja
(HClp:HNO3= 1:3)
• Sulfida
Dengan Mangan Klorida terjadi endapan merah jambu,
dengan Cd asetat terjadi endapan kuning,
dengan AgNO3 endapan hitam
• Nitrit
Dengan asam asetat encer dan asam sulfanil naftilamin
(Reagen Griess) terjadi warna merah
• Nitrat
Dengan larutan Ferro sulfat dan asam sulfat pekat
cincin coklat
• Klorida
Dengan larutan AgNO3 LP membentuk endapan putih,
larut dalam ammonia encer P, tetapi tidak larut dalam
HNO3 P
• Bromida
Diasamkan dengan asam sulfat P timbul warna merah.
Jika dikocok dalam kloroform, lapisan kloroform berwarna
kemerahan
• Yodida
Diasamkan dengan asam sulfat P timbul warna ungu.
Jika dikocok dalam kloroform, lapisan kloroform berwarna
lembayung / ungu.
• Rodanida/ tiosianat (CNS-)
Dengan Feriklorida berwarna larutan merah darah.
• Borat Reaksi nyala
Dengan asam sulfat P dan metanol P dibakar,
memberikan nyala hijau
• Fosfat
a. + AgNO3 terjadi endapan kuning.
b. + amonium molibdat + asam pikrat encer
dipanaskan terjadi endapan kuning
• Kromat/Dikromat
– Dengan larutan Pb(NO3) 2 endapan kuning.
– Dengan larutan AgNO3 endapan merah coklat
• Permanganat
Jika diasamkan dengan asam sulfat p + H2O2 p dalam
keadaan dingin atau dengan asam oksalat dalam
keadaan panas, warna ungu akan hilang
• Asetat
Dengan asam sulfat P dan etanol 70% terjadi bau etil
asetat
Reaksi Pendahuluan
Identifikasi Anion dalam sampel
1. Sampel + AgNO 3 endapan
Putih: Karbonat, sulfit, thiosulfat, klorida,
thiosianat
Kuning: Phospat, Bromida, Iodida
Merah: Kromat, dikromat
Hitam : Sulfida
2. Sampel + HCl encer gas
a. Gas tidak berwarna dan tidak berbau
gas CO2 Bukti: batang pengaduk + BaCl2
endapan putih (karbonat)
b. Gas SO2 (tidak berwarna dan berbau)
Bukti: Kertas saring + Kalium dikromat + asam
sulfat encer warna orange jadi hijau
(sulfit/thiosulfat)
3. Bila dg HCl encer tidak menghasilkan gas maka
perlu HCl pekat Gas
a. tidak berwarna Gas Cl2
Bukti : Kertas lakmus biru merah
b. Berwarna (nitrit, nitrat, bromida, iodida)
4. Sampel + FeCl3 merah darah (CNS-)
5. Sampel + BaCl2 endapan putih (Sulfat)
5. Reaksi nyala : Hijau (borax)
B. Analisis Kation
• Langkah dalam analisis kation secara umum
dapat dikategorikan dalam 3 tahapan sbb :
1. Pemisahan Kation-kation ke dalam golongan
- Kation tiap golongan diendapkan sebagai senyawa
dengan pereaksi pengendap golongan tertentu.
- Endapan yang dihasilkan mengandung kation-kation
dalam satu golongan.
- Pemisahan endapan dan larutan teknik sentrifugasi
dekantasi.
Tahap kedua : Pemisahan Kation-kation
dari tiap golongan
merah
6. Uji Manik fosfat
• A s e t a t Hidroksida
• AgCH3COO 2 x 10-3 AI (OH) 3 8x 10-23
• Ca (OH) 2 8 x 10-6
• Karbonat Cd (OH) 2 1,2 x I0-14
• Ag 2 CO 3 8 x 10-12Cr (OH)3 1 X 10-30
• BaCO 3 5 x I0-9 Cu (0H) 2 6x 10-20
• CaCO 3 4,8 x 10-9 Fe (OH) 2 1 X 10-11
• CuCO 3 1 X 10-10 Fe (OH) 3 1 X 10-14
• FeCO 3 2 x 10-11 Mg (0H) 2 1 X 10-11
• MgCO3 1 X 10-5 Mn (OH) 2 4 x 10-14
• MnCO 3 9 X 10-11 Pb (OH) 2 1 X 10-16
• PbCO 3 1 X 10-13 Sn (OH) 2 1 X 10-16
• SrCO 3 1 X 10-9 Zn (OH) 2 1 X 10-11
• Kromat Su1fat
• Ag 2 CrO4 1 x 10-12 Ag 2 SO4 8 x 10-12
• BaCrO 4 2 x 10-10 BaSO 4 8 x 10-12
• PbCrO 4 2 x 10-10 CaSO 4 . 2H 2O 8 x 10-12
• SrCrO4 3,6 x I0-5 Hg 2 SO 4 8 x 10-12
PbSO4 8 x 10-12
SrSO4 8 x 10-12
• Halida Su1fida
• AgCl 1,6 x 10-10 Ag 2 S 10-5 MnS
• AgCl 4 x 10-13 Bi 2 S 3 10-72 NiS ion-16
• Agl 1 x 10-16 CdS 10-28 PbS ion-21
• CaF2 4 x 10-11 CoS 10-21 SnS ion-28
• Hg 2 Cl2 1 x 10-18 CuS 10-40 Tl 2 S i on-28
• PbCl 2 1,7 x 10-5 FeS 10-22 ZnS ion-22
• SrF2 4 x 10-9 HgS 10-54
• Oksalat
• BaC2O4 1 x 10-7
• CaC2O4 2 x 10-10
• MgC2O4 9 x 10-5
• P–2
Kalau kelarutan Ag2CO3 adalah a mol/L, maka
hasil kali kelarutan Ag2CO3 adalah :
a. 4a 3
b. a3
c. 2a3
d. 2a2
e. 4a2
P – 3.
Bila kelarutan PbCl2 pada suatu suhu adalah
3 x 10-3 mol / liter, maka berapakah hasil kali
kelarutan PbCl2 pada suhu tersebut ?
• Contoh soal :
• Bila Ksp (AgCl) = 1,56 x 10-10
• Berapakah kelarutan AgCl (dalam air) ?
• Jawab : AgCl (s) Ag++(aq) + Cl-(aq)
• Misalkan AgCl yang larut = x mol / L
• Maka [ Ag+ (aq) = x million / L
• [Cl-(aq) x million /L
• Ksp (AgCl] = [Ag++(aq) ][ Cl- (aq)]
• =x.x
• x2 = 1,56 x 10-10
• x = 1,25 x 10-5 mol /Ll
• Jadi kelarutan AgCl = 1,25x 10-5 mol /L
• P4
Pada suatu suhu tertentu, hasil kali kelarutan BaSO4 =
1 x 10-10. Berapa gram / liter BaSO4 pada suhu tsb?
(Ar.Ba = 137, S = 32, O = 16)
• P–5
a). Berapa konsentrasi OH- dalam larutan jenuh Mg(OH)2?
PH + pOH = 14 dan
POH = -log (OH)-
Ksp = 4 . 10-12
b). jika dirumuskan : (bab larutan II)
maka tentukan pH larutan jenuh Mg (OH)2 tersebut
• P-6
• Hasil kali kelarutan AgCNS = 4. 10-8,
• pada suhu 25°C. Kelarutan AgCNS
• pada suhu 25°C adalah :
• (A) 16 . 10-16 mol / L
• (B) 4 . 10-8 mol / L
• (C) 2 . 10-8 mol / L
• (D) 2 . 10-4 mol / L
• (E) 64 . 10-16 mol / L
Konsep 4 : PENGARUH ION SEJENIS TERHADAP
KELARUTAN ZAT – ZAT ELEKTROLIT YANG SUKAR
LARUT
• Sehingga:
Ksp (AgCl) = [Ag + ][Cl -]
1,56 x 10-10 = (x) (0,01)
X = 1,56 x 10-8
Jadi kelarutan AgCl dalam larutan KCl 0,01 M =1,56 x 10-8 mol / L
Dibandingkan dengan kelarutan AgCl dalarn air 1,25 x 10-5
Penyelesaian :
Jadi : [CO3] 2-= x 0,2 mol = 0,4 milion / l
[Ca + 2] = x 0,2 mol = 0,4 milion / l
Hasil kali konsentrasi Ca + 2 dan CO3 2-adalah :
Berarti : [CO3] 2- [Ca + 2] > K sp (CaCO3)
Kesimpulan : endapan CaCO3 terbentuk dalam pencampuran
tersebut