Anda di halaman 1dari 70

HAND OUT

KIMIA ANALITIK

AK-201

DRA. ANA HIDAYATI M, MSi


Kimia analitik
Bobot : 3 sks
• Setmester 1 (T1/P1)
• Semester 2 (T0/P1)
Deskripsi MK
• Mk ini mempelajari analisa kimia kualitatif
dan kuantitatif anorganik 
Dasar pemeriksaan:
kimia air dan Makanan minuman
kimia Farmasi
Kimia Klinik
Toksikologi
Tujuan MK
• Peserta didik mampu menerapkan konsep
analisa kualitatif dan kuantitatif anorganik
dalam pemeriksaan laboratorium kesehatan
• Kegiatan Belajar mengajar
Kuliah tatap muka/ceramah
Diskusi
Tugas
Penilaian Hasil Belajar

UTS 40%
UAS 40%
Tugas 20%
PENDAHULUAN
• Kimia Analitik adalah bagian dari ilmu
kimia yang mempelajari cara-cara untuk
mengetahui dan menentukan komponen-
komponen dan jumlah zat dari suatu
campuran
a. Metoda Konvensional
Dengan metoda konvensional, kimia analisis
dilakukan secara kualitatif dan secara kuantitatif.
Secara kualitatif, analisis untuk mengidentifikasi
komponen-komponen baik unsur-unsur maupun
gugus yang terkandung dalam suatu zat yang
dapat dilakukan dengan analisis secara basah
dan secara kering
Secara kuantitatif, analisis untuk menghitung dan /
menentukan jumlah/berat komponen yang
terkandung dalam suatu zat yang dapat
dilakukan dengan metoda volumetri dan
gravimetri
b. Metoda Instrumental
Dengan metoda instrumental, kimia
analisis dilakukan secara kualitatif dan
kuantitatif dengan menggunakan
instrumen-instrumen (alat-alat ) tertentu,
seperti spektrofotometer UV-Vis, SSA
(Spektrometer Serapan Atom), HPLC,
Kromatografi Gas, Konduktometer,
Elektroanaliser dll.
I. Kimia Analitik Kualitatif
Analisis secara basah yaitu suatu zat/ campuran
dianalisis dalam bentuk larutan. Suatu zat dalam
larutan terionisasi menjadi ion positip dan ion
negatif
Penyelidikan secara kualitatif dilakukan dengan cara
mengubah zat yang diselidiki dengan pereaksi
(reagensia) tertentu menjadi zat/ persenyawaan
baru yang bersifat Karaktersitik. Berdasarkan
sifat karakteristik / spesifik ini dapat ditentukan
macam/ jenis penyusun zat yang diselidiki.
Perubahan ini disebut reaksi kimia
Perubahan kimia yang dapat
diamati adalah sbb:
1. Terbentuknya endapan
Cl- + AgNO3  endapan putih
2. Terbentuknya gas
CO3 2- + HCl  gas
3. Terjadinya perubahan warna dan reaksi
reduksi dan oksidasi
Larutan Kalium Permanganat + larutan asam
sulfat encer + laritan Natrium Nitrit  warna
ungu dari Kalium Permanganat dilunturkan
Macam-macam pereaksi / reagen:
1. Reagen selektif
Reagen yang memberikan positif terhadap
beberapa ion
Suatu zat + HCl  gas
Zat tsb kemungkinan anion karbonat,
bikarbonat, nitrit, sulfit
2. Reagen spesifik
Reagen yang memberikan positif terhadap
terhadap satu ion saja
Suatu zat + reagen griess  merah muda
Zat tsb adalah anion nitrit
Macam-macam skala dalam
analisa kualitatif
• Analisa makro
- analisa dalam jumlah besar
- zat yang diselidiki 0,5 – 1,0 g atau 20 mL
• Analisa semi mikro
- analisa dalam jumlah sedang
- zat yang diselidiki 0,05 – 0,1 g atau 1mL
• Analisa mikro
- analisa dalam jumlah kecil
- zat yang diselidiki < 0,01 g atau < 1mL
Keuntungan analisa semimikro
• Hemat bahan kimia hemat biaya
• Kecepatan analisis meningkat
 hemat waktu
• Ketajaman pemisahan besar
Reaksi basah
• Alat-alat :
1. Tabung reaksi 6. Corong
2. Plat tetes 7. Botol cuci
3. Bekerglass 8. Pipet tetes
4. Erlenmeyer 9. Pemanas spirtus
5. Batang pengaduk 10. Pemanas bunsen
6. Penjepit tabung 11. Cawan Porselen
• Analisis kualitatif  didasarkan pada
kesetimbangan untuk memisahkan dan
mengidentifikasi ion yang sejenis
• Kesetimbangan asam-basa,
kesetimbangan heterogen, kesetimbangan
redoks, dan kestimbangan ion kompleks
merupakan jenis-jenis kesetimbangan
yang sering digunakan dalam analisis
kualitatif anion
Analisis Kualitatif Kation dan Anion
• Analisis kualitatif kation dan anion secara
sistematis telah berkembang cukup lama.
Berkat kajian Karl Remegius Fresnesius
(1840), dalam bentuk buku (1897)
• Langkah-langkah analisis kation dan anion
 secara sistematis dalam diagram alir,
 standar untuk kajian analisis kualitatif
bahan anorganik
A. Uji pendahuluan anion
• untuk memisahkan anion pengoksidasi dan anion
pereduksi  4 golongan, yang didasarkan pada
reaksinya terhadap larutan asam Klorida (HCl) encer
dan ion perak (Ag+)
1. Dengan HCl encer:
- Terjadi perubahan warna : CrO42-,Cr2O7 2-
- Gas tak berwarna tak berbau : CO32-
- Gas tak berwarna bau menyengat: SO32-,S2-, Cl-
- Gas berwarna : NO2-, Br-, I-
2. Deteksi Adanya Ion Pengoksidasi
Larutan sampel + larutan MnCl2 dalam
larutan HCl pekat  warna merah-coklat
- hitam  adanya anion pengoksidasi:
NO2-, NO3-, CrO42-
3. Deteksi Adanya Ion Pereduksi
Larutan sampel + larutan FeCl3,
K3[Fe(CN)6] dan HCl encer  endapan
biru gelap  adanya anion pereduksi:
S2-, SO32-, I- atau NO2- (kons. Tinggi)
Golongan I
Anion yang terurai dalam larutan asam kuat (HCl encer)
gas bila larutannya dipanaskan.
Gas-gas yang dibebaskan :
CO32-  CO2 (gas tak berwarna dan tak berbau)
SO32-  SO2 (gas tak berwarna, bau belerang bakar)
S2-  H2S (gas tak berwarna, berbau telur busuk)
NO2-  NO2 + NO (gas warna coklat, bau menyengat)
Golongan II
Anion stabil dalam HCl encer dan mengendap sebagai
garam perak
S2-  Ag2S (hitam)
I-  AgI (kuning pucat)
Br-  AgBr (kuning-coklat)
Cl-  AgCl (putih)
Golongan III
Anion yang stabil dalam HCl, tetapi mengendap
sebagai garam perak bila larutannya dinetralkan
[CO32-  Ag2CO3 (kuning pucat)]
[NO2 -  AgNO2 (kuning pucat; [NO2-] relatif tinggi)
PO43-  Ag3PO4 (kuning)
CrO42- Ag2 CrO4 (coklat kemerahan)
SO42-  Ag2 SO4 (putih; konsentrasi SO42- - tinggi)

Golongan IV
Anion yang stabil dalam HCl encer, tetapi menghasilkan
garam perak yang larut dalam suasana asam atau netral :
NO3- , AgSO4
A.Reaksi-reaksi identifikasi anion
1.Menurut Treadwel, pembagian anion
berdasarkan atas perbedaan kelarutan dari
garam-garam barium dan argentumnya
2.Menurut Arthur I Vogel, pembagian anion
berdasarkan atas anion-anion yang
mengeluarkan gas jika ditambah asam-asam
dan anion-anion yang memberikan reaksi-reaksi
tertentu di dalam larutannya.
3.Menurut Faigl, pembagian anion berdasarkan
sifatnya setelah ditambah Zn(NO3)2
Pembagian anion menurut Arthur I Vogel,
Anion dibagi menjadi 2 kelas
Kelas A
Dengan + asam  produk-produk yang mudah menguap
Kelas A dibagi menjadi :
1. Gas-gas yang dilepaskan bila direaksikan dengan
asam klorida encer atau asam sulfat encer :
CO32-, HCO3-, SO32- , S2O32-, S2-, NO2-, CN-
2. Gas atau uap yang dilepaskan bila direaksikan
dengan asam sulfat pekat, yaitu anion (1) dan
F-, Cl-, Br-, NO3-, MnO4-, Borat, Tiosianat, dan asetat
Kelas B
Anion Kelas B dibagi mejadi :
1. Reaksi Pengendapan:
Zat dengan AgNO3 /Pb 2+ /Ba 2+ /Hg 2+  timbul
endapan:
sulfat, sulfit, sulfida, klorida, Iodida, bromida,
fosfat, kromat, dikromat, klorida, karbonat
2. Reaksi Oksidasi dan Reduksi dalam larutan:
manganat, permanganat, kromat dan dikromat,
I2
Beberapa Tes Khusus dari Anion
• CO2
Batang pengaduk yang dibasahi BaCl2  endapan
putih
• Deteksi H2S
dengan kertas Pb-asetat  warna hitam
Pb(CH3COO)2 + H2S  PbS(s) (hitam)
• Deteksi SO2
Alirkan gas SO2 ke dalam kertas saring yang telah
dibasahi K2Cr2O7 dan H2SO4 encer  warna orange
akan berubah jadi hijau
• Tiosulfat
Dengan Feriklorida terjadi larutan ungu
• Sulfat
Dengan larutan Barium klorida terjadi endapan putih
yang tak larut dalam asam-asam dan aqua regia/ air raja
(HClp:HNO3= 1:3)
• Sulfida
Dengan Mangan Klorida terjadi endapan merah jambu,
dengan Cd asetat terjadi endapan kuning,
dengan AgNO3  endapan hitam
• Nitrit
Dengan asam asetat encer dan asam sulfanil naftilamin
(Reagen Griess) terjadi warna merah
• Nitrat
Dengan larutan Ferro sulfat dan asam sulfat pekat 
cincin coklat
• Klorida
Dengan larutan AgNO3 LP membentuk endapan putih,
larut dalam ammonia encer P, tetapi tidak larut dalam
HNO3 P
• Bromida
Diasamkan dengan asam sulfat P  timbul warna merah.
Jika dikocok dalam kloroform, lapisan kloroform berwarna
kemerahan
• Yodida
Diasamkan dengan asam sulfat P  timbul warna ungu.
Jika dikocok dalam kloroform, lapisan kloroform berwarna
lembayung / ungu.
• Rodanida/ tiosianat (CNS-)
Dengan Feriklorida berwarna larutan merah darah.
• Borat  Reaksi nyala
Dengan asam sulfat P dan metanol P dibakar,
memberikan nyala hijau
• Fosfat
a. + AgNO3 terjadi endapan kuning.
b. + amonium molibdat + asam pikrat encer
dipanaskan terjadi endapan kuning
• Kromat/Dikromat
– Dengan larutan Pb(NO3) 2  endapan kuning.
– Dengan larutan AgNO3  endapan merah coklat
• Permanganat
Jika diasamkan dengan asam sulfat p + H2O2 p dalam
keadaan dingin atau dengan asam oksalat dalam
keadaan panas, warna ungu akan hilang
• Asetat
Dengan asam sulfat P dan etanol 70% terjadi bau etil
asetat
Reaksi Pendahuluan
Identifikasi Anion dalam sampel
1. Sampel + AgNO 3  endapan
Putih: Karbonat, sulfit, thiosulfat, klorida,
thiosianat
Kuning: Phospat, Bromida, Iodida
Merah: Kromat, dikromat
Hitam : Sulfida
2. Sampel + HCl encer  gas
a. Gas tidak berwarna dan tidak berbau
gas CO2  Bukti: batang pengaduk + BaCl2 
endapan putih (karbonat)
b. Gas SO2 (tidak berwarna dan berbau)
Bukti: Kertas saring + Kalium dikromat + asam
sulfat encer  warna orange jadi hijau
(sulfit/thiosulfat)
3. Bila dg HCl encer tidak menghasilkan gas maka
perlu HCl pekat Gas
a. tidak berwarna  Gas Cl2
Bukti : Kertas lakmus biru  merah
b. Berwarna (nitrit, nitrat, bromida, iodida)
4. Sampel + FeCl3  merah darah (CNS-)
5. Sampel + BaCl2  endapan putih (Sulfat)
5. Reaksi nyala : Hijau (borax)
B. Analisis Kation
• Langkah dalam analisis kation secara umum
dapat dikategorikan dalam 3 tahapan sbb :
1. Pemisahan Kation-kation ke dalam golongan
- Kation tiap golongan diendapkan sebagai senyawa
dengan pereaksi pengendap golongan tertentu.
- Endapan yang dihasilkan mengandung kation-kation
dalam satu golongan.
- Pemisahan endapan dan larutan  teknik sentrifugasi
 dekantasi.
Tahap kedua : Pemisahan Kation-kation
dari tiap golongan

- Serangkaian reaksi  memisahkan satu kation


dalam satu kelompok dari kation lainnya
- Reaksi yang dipilih  keuntungan tentang
kemiripan dan perbedaan sifat- sifat kimia
Tahap ketiga : Identifikasi tiap Kation
Keberadaan suatu kation diidentifikasi  satu
atau lebih reaksi kimia yang karakteristik atau
spesifik untuk suatu kation
Kation Golongan I : Hg2 2+, Ag+, Pb 2+

Pereaksi yang digunakan untuk menetapkan golongan I


adalah asam klorida (HCl)  ENDAPAN
Golongan I disebut golongan asam klorida /
golongan klorida / golongan perak
Dalam suasana asam klorida  kation dari golongan
II-V larut
a. + NH3  endapan hitam (Hg2 2+)
b. + NH3  larut (Ag+)
c. + K2CrO4  endapan kuning (Pb 2+)
 merah (Ag +)
Kation Golongan II

(Hg2+, Pb2+, Cu2+, Sb2+, Sn2+, Sn4+,As3+, Bi3+)


• Dengan penambahan hidrogen sulfida dalam
suasana asam encer (0,25 – 0,30 M) 
endapan Sulfida
a. Endapan hitam  Hg2+, Cu2+ , Pb2+
b. Endapan jingga  Sb2+
c. Endapan kuning  Sn 2+
• Golongan II  disebut hidrogen sulfida atau
golongan tembaga-timah
• Sulfida golongan II memiliki nilai Ksp yang
sangat kecil  konsentrasi ion sulfida
herus dijaga relatif rendah
• Sulfida Golongan III atau IV diharapkan
tetap larut
Kation Golongan III
(Zn2+ Mn2+, Fe2+ atau Fe3+,Co 2+, Ni 2+, Al3+ ,Cr3+)

• Dengan hidrogen sulfida dalam buffer amoniak


‑ amonium klorida Ion‑Ion dari kation golongan
III semuanya mengendap
• Golongan ini  gol. hidrogen sulfida basa atau
golongan aluminium‑besi
• Sulfida logam yang tak dapat diendapkan pada
golongan II akan terlihat pada golongan III
• Sulfida golongan III memiliki Ksp lebih besar
dibandingkan golongan II  sehingga
dibutuhkan konsentrasi S 2- > yang dipenuhi
oleh larutan hidrogen sulfida dalam suasana
basa (pH = 9).
• Terbentuknya warna‑warna yang spesifik dari
ion golongan III  terutama ion kompleksnya,
sehingga pengamatan warna  sebagai deteksi
awal dari keberadaan ion golongan III dalam
larutan
Larutan hijau  Cr,Fe(II) Merah  Co, Biru 
Ni, kuning  Fe(III)
• Sampel + NaS Endapan
a. Pink (Mn)
b. Hitam (Fe(II), Co , Ni
Kation Golongan IV (Ca2+dan Ba 2+)

• Kalsium dan barium terletak dalam satu


golongan  memiliki sifat-sifat kimia yang
mirip dan sulit untuk saling dipisahkan
• Klorida, sulfida dan hidroksida dari barium dan
kalsium bersifat larut
• Dengan karbonat dalam suasana buffer
amonium klorida ‑ amoniak  endapan putih
• Ion kalsium dan barium hanya ditemukan
dalam muatan 2+, keduanya berikatan
secara lonik dengan anion
• Garamnya yang larut dalam air mencakup
asetat, bromida, klorida, lodida, nitrat, dan
perklorat
• Dengan karbonat, fluorida, oksalat dan
sulfat  timbul endapan
Konsentrasi kesetimbangan dari Ca dan Ba dalam
larutan jenuh menurun menurut urutan:
• CaCrO4 > Ca(OH)2(s) > CaSO4(s) > CaF2(s) >
CaCO3(s) > CaC2O4(s) > Ba(OH)2(s) > BaF2(s) >
BaC2O4 (s) > BaCO3(s) > BaSO4(s) > BaCrO4(s)
• Dalam proses analisis, perbedaan kelarutan di
antara kedua kromatnya sangat berguna
barium kromat endapan kuning, kalsium kromat
tidak mengendap
• Tes nyala :
• Ca 2+ adalah merah terang
• Ba 2+ adalah hijau‑kuning
Analisis Kation Golongan V
(Mg2+, Na+, K+, NH4+)
• Senyawa kation golongan V  memilki derajat
kelarutan yang sangat tinggi, sehingga disebut
golongan larut
• Untuk identifikasi kation golongan V tidak cukup
ditetapkan dengan satu pereaksi spesifik
• Ion amonium diidentifikasi dari sampel melalui
gas yang dibebaskannya
• Untuk kation lainnya tidak ada pereaksi
pengendap yang spesifik
• Tambahan identifikasinya dilakukan dengan
menggunakan tes nyala
1) Ion Magnesium, Mg 2+
• Unsur magnesium  salah satu anggota
golongan alkali tanah sifat ion Mg 2+ tidak
berwarna dan memiliki kemiripan dengan Ca 2+,
Ba 2+
• Magnesium sulfat dan magnesium kromat 
larut baik dalam air, tetapi hidroksidanya sedikit
larut, kecuali adanya ion amonium dan
magnesium karbonat
Ion Natrium dan Kalium
• anggota golongan alkali (IA)  sehingga
keduanya memiliki kemiripan sifat
• Uji nyala yang memberikan warna kuning terang
untuk Na+, dan violet untuk K+
• Kontaminasi Na+  menyebabkan masalah
pengamatan pada uji nyala K+
• Warna natrium akan menghalangi warna kalium
• Warna kalium dapat terlihat dengan jelas bila
digunakan filter cobalt untuk menyerap warna
kuning
Analisis kualitatif secara
kering
1. Pemanasan
2. Uji pipa tiup
3. Uji nyala
4. Uji spektroskopi
5. Uji manik boraks
6. Uji manik Phosphat
7. Uji manik Karbonat
1. Pemanasan
• Zat diletakkan dalam tabung reaksi kecil
• Dipanasi dengan nyala bunsen
• Hasil : sublimasi, pelelehan, penguraian disertai
perubahan warna, terjadi gas

2. Uji pipa tiup


• Prinsip : reaksi reduksi-oksidasi
• Tempat zat : arang yang berlubang + zat yang diselidiki
misal Na2CO3 / K2CO3 kemudian dipanaskandg api
bunsen dan tereduksi menjadi logam Na / K
• Khusus Oksida Al, Ca, Sr tidak dapat direduksi oleh
arang. Residu putih + Cobalt nitrat dan dipanasi 
warna biru terang.
3. Uji Nyala
• Senyawa loganm tertentu diuapkan dalam nyala
bunsentak terang dan memberikan warna yang
karakteristik.
• Prosedur :
Kawat Platina panjang 5 cm, diameter 0,03 –
0,05 cm dicelupkan dalam HCl pekat kemudian
dan tempelkan zat yang akan diuji agar
menempel pada kawat Platina dipanaskan
dalam dalam zone mengoksid bawah ( C ) dari
nyala bunsen dan diamati warna nyala yang
terjadi.
4. Uji Spektroskopi  Spektroskop

• Tujuan : untuk memisahkan cahaya atas


komponen-komponennya dan
mengidentifikasi kation-kation yang ada
oleh perangkat rona yang khas.
5. Uji Manik boraks
• Prosedur :
Ujung kawat Platinum dibengkokkan menjadi lingkaran
kecil dan dipanaskan di atas api bunsen sampai
membara kemudian dengan cepat dibenamkan di bubuk
Na2 B4O7 10 H2O dan dipanaskan pada bagian nyala
yang terpanas, maka garam membengkak ketika
melepas air kristalnya dan menyusut sebesar lingkaran
membentuk manik mirip kaca tembus cahaya yang tidak
berwarna dari natrium tetra borat dan anhidrida borat.
Uji manik boraks :
• Manik dan zat (CuO) yang menempel
mula-mula dipanasi dalam nyala reduksi
bawah,dan warnanya diamati pada waktu
panas dan dingin  Panas : tak berwarna,
dingin : merah
• Kemudian manik dan zat (CuO) dipanasi
dalam nyala oksidasi bawah, dan
warnanya diamati lagi waktu panas dan
dingin  Panas : hijau, dingin: biru.
• Logam tersebut : Cu
Reaksi Kimia :
• Na2 B4O7 10 H2O  Na2 B4O7 + 10 H2O
• Na2 B4O7 2NaBO2 + B2O3
• CuO + NaBO2  NaCuBO3
• CuO + B2O3  Cu(BO2 )2
• Cu(BO2 )2 +NaBO2 +C  CuBO2 + Na2 B4O7
+CO

• Cu(BO2 )2 +NaBO2 +C  2Cu + 2Na2 B4O7


+2CO

merah
6. Uji Manik fosfat

• Manik dibuat serupa dengan manik


boraks, tetapi boraks diganti dengan
dengan garam mikrokosmik :
Na(NH4)HPO4 4H2O
• Na(NH4)HPO4 4H2O  NaPO3 + H2O (g)
+ NH3 (g)
• NaPO3 + CoO  NaCoPO4 (manik fosfat
biru)
7. Uji Manik Karbonat

• Dilelehkan natrium carbonat pada lingkaran


kawat Platina dalam nyala bunsen pentulan
putih tak tembus cahaya. Kemudian pentulan
putih + KNO3 + MnO dipanasi dalam nyala
oksida
• MnO+ Na2CO3  Na2MnO4 + CO2
• 2Cr2O3 + 4Na2CO3 + 3O2  4Na2CrO4 + 4CO2
Tabel uji manik fosfat
_____________________________________________
Nyala oksida Nyala reduksi Logam
Panas Dingin Panas Dingin
_______________________________________________
Hijau Biru tak berwarna merah Cu
Coklat Kn Coklat merah kuning t berwarna Fe
Hujau hijau hijau hijau Cr
Biru biru biru biru Co
Ungu ungu t berwarna t berwarna Mn
t berwarna t berwarna kuning ungu Ti
_______________________________________________
Kesetimbangan Larutan Elektrolit Yang Sukar Larut

Konsep 1: Larutan Zat ‑ Zat Elektrolit Yang Sukar Larut

• Banyak zat yang nampaknya tidak larut, sesungguhnya


melarut juga, tetapi kelarutannya kecil sekali
• MisaInya :AgCl, didalam air nampaknya tidak larut,
tetapi percobaan  setiap liter larutan terdapat
1,25 x 10 -5 mol AgCl yang larut
• Karena AgCl  elektolit kuat  AgCl yang terlarut
dalam air, terurai menjadi ion‑ionnya, Ag+ dan Cl-
• Larutan AgCl yang mengandung AgCl padat adalah
LARUTAN JENUH, dimana kesetimbangan reaksi
ionisasinya dapat ditulis sebagal berikut :
• AgCl (s) AgCl(aq)  Ag+(aq) + Cl-(aq)
Konsep 2 : KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN
KELARUTAN (Notasi : l )

• Kelarutan suatu zat adalah : banyaknya zat


terlarut maksimal yang dapat larut dalam satu
liter larutan pada suhu tertentu.
• Contoh : Kelarutan AgCI = 1,25 X 10-5 mol / L ,
artinya : banyaknya AgCl maksimal yang dapat
larut dalam 1 liter larutan = 1,25 x 10-5 mol
• Semua yang larut, terurai menjadi ion‑ion Ag+
dan Cl - Ini berarti, dalam larutan jenuh AgCl,
terdapat :
• ion Ag + sebanyak 1,25 x 10‑5 molion / L
• ion Cl - sebanyak 1,25 x 10‑5 molion / L
• P ‑ 1. Bila kelarutan AgCl pada 250C =
1,8 x 10 -3 gram / L , berapakah massa
ion‑ion Ag + dan ion Cl - (dalam mgram)
yang terdapat dalam 2 liter larutan
jenuhnya ?
• ( Ar. Ag = 108, Cl = 35,5 ).
Konsep 3 : HASIL KALI KELARUTAN
(Notasi : Ksp)

• Kesetimbangan ionisasi berikut :


PbCl 2 (s)  Pb+2(aq) + 2C1-(aq)
• Menurut hukum kesetimbangan :
K [PbCl 2 = [ Pb2+(aq)][Cl- (aq)]2
• Karena konsentrasi PbCl 2 padat dalam larutan jenuh dapat
dianggap tetap, maka persamaan di atas dapat ditulis :
Ks (PbCl 2 ) = [Pb2+ (aq)][Cl-(aq)]2
• Ksp disebut hasil kali kelarutan
hasil kali konsentrasi ion‑ion dalam larutan jenuh yang
dipangkatkan dengan masing‑masing koefisien reaksinya

• Tiap‑tiap senyawa mempunyai nilai Ksp tertentu dan harganya


tergantung pada suhu. jika temperatur makin tinggi maka harga
makin besar.
Daftar Hasil Kali Kelarutan beberapa
elektrolit yang sukar larut pada 25°C.

• A s e t a t Hidroksida
• AgCH3COO 2 x 10-3 AI (OH) 3 8x 10-23
• Ca (OH) 2 8 x 10-6
• Karbonat Cd (OH) 2 1,2 x I0-14
• Ag 2 CO 3 8 x 10-12Cr (OH)3 1 X 10-30
• BaCO 3 5 x I0-9 Cu (0H) 2 6x 10-20
• CaCO 3 4,8 x 10-9 Fe (OH) 2 1 X 10-11
• CuCO 3 1 X 10-10 Fe (OH) 3 1 X 10-14
• FeCO 3 2 x 10-11 Mg (0H) 2 1 X 10-11
• MgCO3 1 X 10-5 Mn (OH) 2 4 x 10-14
• MnCO 3 9 X 10-11 Pb (OH) 2 1 X 10-16
• PbCO 3 1 X 10-13 Sn (OH) 2 1 X 10-16
• SrCO 3 1 X 10-9 Zn (OH) 2 1 X 10-11
• Kromat Su1fat
• Ag 2 CrO4 1 x 10-12 Ag 2 SO4 8 x 10-12
• BaCrO 4 2 x 10-10 BaSO 4 8 x 10-12
• PbCrO 4 2 x 10-10 CaSO 4 . 2H 2O 8 x 10-12
• SrCrO4 3,6 x I0-5 Hg 2 SO 4 8 x 10-12
PbSO4 8 x 10-12
SrSO4 8 x 10-12
• Halida Su1fida
• AgCl 1,6 x 10-10 Ag 2 S 10-5 MnS
• AgCl 4 x 10-13 Bi 2 S 3 10-72 NiS ion-16
• Agl 1 x 10-16 CdS 10-28 PbS ion-21
• CaF2 4 x 10-11 CoS 10-21 SnS ion-28
• Hg 2 Cl2 1 x 10-18 CuS 10-40 Tl 2 S i on-28
• PbCl 2 1,7 x 10-5 FeS 10-22 ZnS ion-22
• SrF2 4 x 10-9 HgS 10-54
• Oksalat
• BaC2O4 1 x 10-7
• CaC2O4 2 x 10-10
• MgC2O4 9 x 10-5
• P–2
Kalau kelarutan Ag2CO3 adalah a mol/L, maka
hasil kali kelarutan Ag2CO3 adalah :
a. 4a 3
b. a3
c. 2a3
d. 2a2
e. 4a2
P – 3.
Bila kelarutan PbCl2 pada suatu suhu adalah
3 x 10-3 mol / liter, maka berapakah hasil kali
kelarutan PbCl2 pada suhu tersebut ?
• Contoh soal :
• Bila Ksp (AgCl) = 1,56 x 10-10
• Berapakah kelarutan AgCl (dalam air) ?
• Jawab : AgCl (s)  Ag++(aq) + Cl-(aq)
• Misalkan AgCl yang larut = x mol / L
• Maka [ Ag+ (aq) = x million / L
• [Cl-(aq) x million /L
• Ksp (AgCl] = [Ag++(aq) ][ Cl- (aq)]
• =x.x
• x2 = 1,56 x 10-10
• x = 1,25 x 10-5 mol /Ll
• Jadi kelarutan AgCl = 1,25x 10-5 mol /L
• P4
Pada suatu suhu tertentu, hasil kali kelarutan BaSO4 =
1 x 10-10. Berapa gram / liter BaSO4 pada suhu tsb?
(Ar.Ba = 137, S = 32, O = 16)
• P–5
a). Berapa konsentrasi OH- dalam larutan jenuh Mg(OH)2?
PH + pOH = 14 dan
POH = -log (OH)-
Ksp = 4 . 10-12
b). jika dirumuskan : (bab larutan II)
maka tentukan pH larutan jenuh Mg (OH)2 tersebut
• P-6
• Hasil kali kelarutan AgCNS = 4. 10-8,
• pada suhu 25°C. Kelarutan AgCNS
• pada suhu 25°C adalah :
• (A) 16 . 10-16 mol / L
• (B) 4 . 10-8 mol / L
• (C) 2 . 10-8 mol / L
• (D) 2 . 10-4 mol / L
• (E) 64 . 10-16 mol / L
Konsep 4 : PENGARUH ION SEJENIS TERHADAP
KELARUTAN ZAT – ZAT ELEKTROLIT YANG SUKAR
LARUT

• AgCl(s)  Ag+ (aq) + Cl- (aq)


• Berdasarkan asas Le Chatelier, diketahui bahwa:
• Perubahan konsentrasi atau jumlah zat‑zat yang berada
dalam kesetimbangan mengakibatkan penggeseran
kesetimbangan.
• Karena itu penambahan ion Cl- (aq) ke dalam larutan
jenuh AgCl, mengakibatkan penggeseran
kesetimbangan ke KIRI. Hal ini berarti, banyaknya AgCl
yang larut BERKURANG, atau dengan perkataan lain:
• Ion sejenis mengakibatkan kelarutan suatu elektrolit
yang sukar larut makin berkurang.
Contoh soal :
a). Berapa kelarutan AgCl di dalam air (lihat
contoh soal konsep 3)
b). Berapa kelarutan AgCl di dalam 1 liter larutan
yang mengandung 0,0 1 mol KCl ?
Jawab:
Diketahui Ksp (AgCl) = 1,56 x 10-10
Penyelesaian :
a) Kelarutan AgCl dalam air = 1,25 x 10- 5 Mol /L
b) Larutan KCl 0,0 1 mol /L :
KCl  K+ + Cl-
• 0,01 mol 0,01 mol ion 0,0 1 mol ion
• AgCl  Ag + (aq) + Cl - (Aq)
x mol ion x mol lion
• Misal: kelarutan AgCl dalam larutan KCl 0,01 M adalah x mol/L 
[Ag + (aq) ] = x molion / L dan [Cl - (aq) ] = x molion / L
• Dengan memperhatikan ion Cl- yang berasal dari KCl, maka:
[Ag + (aq) ] = x molion / L dan [Cl - (aq) ] = x molion / L
Karena [ Cl - ] yang berasal dari KCI >>daripada [ Cl- ] yang berasal
dari AgCl  maka [Cl - ] = (x + 0,01) = 0,01 molion / L

• Sehingga:
Ksp (AgCl) = [Ag + ][Cl -]
1,56 x 10-10 = (x) (0,01)
X = 1,56 x 10-8
Jadi kelarutan AgCl dalam larutan KCl 0,01 M =1,56 x 10-8 mol / L
Dibandingkan dengan kelarutan AgCl dalarn air 1,25 x 10-5

• Kesimpulan : Kelarutan AgCl dalam larutan KCl lebih kecil.


• P–7
• Bila pada suatu suhu, kelarutan BaSO4 dalam
air murni adalah 10-5 mol / liter, maka pada suhu
yang sama, berpakah kelarutan BaSO4 dalam
kelarutan BaSO4 dalam larutan yang
mengandung 0,01 mol / liter Na2SO4
• P–8
Kelarutan AgBr paling besar di dalam :
(A) Air murni
(B) Larutan NaBr 0,1 M
(C) Larutan AgNO3 0,1 M
(D) Larutan NaBr 1 M
(E) Larutan AgNO3 1 M
• Konsep 5 :TERBENTUKNYA ENDAPAN PADA
PENCAMPURAN LARUTAN LARUTAN EKTROLIT
• Ada kemungkinan yang dapat tejadi, apabila larutan
AgNO3 dicampur dengan larutan NaCI
dengan reaksi : Ag + + Cl - AgCl (s)
• Kemungkinan 1 : Apabila [ Ag + ] . [ Cl- ] < Ksp
(AgCI), maka endapan AgCl BELUM terbentuk, dan
larutannya disebut larutan belum jenuh.

• Kemungkinan II : Apabila [ Ag + ] . [ Cl - ] = Ksp


(AgCI), maka endapan AgCl TETAP AKAN terbentuk,
dan larutannya disebut larutan tetap jenuh

• Kemungkinan III : Apabila [ Ag + ] [ Cl - ] > Ksp (AgCI),


maka TERBENTUKLAH Endapan AgCl, sehingga:
• [Ag + (aq) ] [ Cl - (aq) = Ksp (AgCl)
• Contoh soal
• Bila 400 ml larutan NaCO3 yang mengandung 0,2 mol Na2CO3
dicampur dengan 100 ml larutan CaC12 yang mengandung 0,1 mol.
CaCl2, maka periksalah, apakah endapan CaCO3 dapat terbentuk ?
(Ksp (CaCO3) = 4,8 x 10 -9
• Penyelesaian :

Penyelesaian :
Jadi : [CO3] 2-= x 0,2 mol = 0,4 milion / l
[Ca + 2] = x 0,2 mol = 0,4 milion / l
Hasil kali konsentrasi Ca + 2 dan CO3 2-adalah :
Berarti : [CO3] 2- [Ca + 2] > K sp (CaCO3)
Kesimpulan : endapan CaCO3 terbentuk dalam pencampuran
tersebut

Anda mungkin juga menyukai