PowerPoint - Atresiani Ani - KLPK 2 - A1 - 2018
PowerPoint - Atresiani Ani - KLPK 2 - A1 - 2018
Discussion
ASKEP
ATRESIA ANI
Kelompok 2
KEPERAWATAN ANAK II
Calon Manusia Hebat
A Aida Rahayu
Andi Asmaul Husna
Andi Fitrah Nurindah
B Anis Ilahi Saraswati
Fadhillah Nurul Islamy
Fizriani Pandiali
C Miftahul Jannah
Surdan Samlawi
D PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
Our Discussion
Komplikasi
Pemeriksaan Penatalaksan
Diagnostik aan
Patofisiolo Manifestasi
gi Klinis
Etiologi Klasifikasi
Defini
si
Konsep Medis
Konsep
Keperawatan
Definisi
Atresia ani atau anus imperforate adalah tidak
terjadinya perforasi membrane yang memisahkan bagian
entoderm mengakibatkan pembentukan lubang anus yang
tidak sempurna. Anus tampak rata atau sedikit cekung ke
dalam atau kadang berbentuk anus namun tidak
berhubungan langsung dengan rectum Purwanto.
(Anggreni, 2018)
Klasifikasi
Klasifikasi atresia ani ada 4 yaitu :
1. Anal stenosis
2. Membranosus atresia
3. Anal agenesis
4. Rectal atresia
(Yusriani & Tisnilawati, 2017)
Atresia ani dibagi 2 golongan yang dikelompokkan menurut jenis kelamin
(Lokananta, 2017)
Menifestasi Klinis
Perut kembung
Mekonium keluar melalui sebuah
fistula atau anus yang salah letaknya Tidak bisa buang air besar
Mekonium tidak keluar dalam 24
jam pertama setelah kelahiran
Pada pemeriksaan radiologi denagn posisi
tegak serta terbalik dapat dilihat sampai Muntah
dimana terdapat penyumbatan
Tidak dapat dilakukan pengukuran
suhu rectal pada bayi
Tidak dapat atau mengalami kesulitan
mengeluarkan mekonium (mengeluarkan Perut membuncit
tinja yang menyerupai pita)
Bayi muntah-muntah pada umur 24-48 jam
Distensi bertahap dan adanya tanda-tanda
Pada pemeriksaan rectal touché
obstruksi usus (bila tidak ada fistula)
adanya membrane anal
(Anggreni, 2018)
Patofisiologi
Atresia ani dapat Terjadi karena kelainan kongenital, dimana pada saat proses
perkembangan embrionik, proses perkembangan anus dan rektum Tidak lengkap. Anus
dan rektum berkembang dari embrionik bagian belakang.Ujung ekor dari bagian
belakang berkembang menjadi kloaka yang merupakan bakal genitourinaria dan
struktur anorektal.Terjadinya stenosis anal karena penyempitan pada kanal
anorektal.Atresia anal ini Terjadi karena ketidak sempurnaannya migrasi dan
perkembang struktur kolon antara 7-10 minggu selama perkembangan janin.
Kegagalan migrasi Tersebut juga karena gagalnya agenesis sakral dan abnormalis pada
daerah uretra dan vagina atau juga pada proses obstruksi. Tidak adanya pembukaan
usus besar yang keluar anus menyebabkan feses tidak dapat dikeluarkan sehingga
intestinal mengalami obstruksi
(Yusriani, 2017)
Komplikasi
Komplikasi jangka
Inkontinensia panjang : Eversi mukosa
(akibat stenosis Infeksi saluran Prolaps anal, stenosis (akibat
awal atau kemih yang bisa mukosa kontriksi jaringan perut
impaksi) berkepanjangan anorektal dianastomosis)
CT scan
Pyelografi intrevena
(Yusriani, 2017)
Penatalaksanaan
Pembedahan
Terapi pembedahan pada bayi baru lahir bervariasi sesuai
dengan keparahan kelainan.Semakin tinggi gangguan, semakin
rumit prosedur pengobatanya.Untuk kelainan dilakukan
kolostomi beberapa lahir, kemudian anoplasti perineal yaitu
dibuat anus permanen (prosedur penarikan perineum abnormal)
dilakukan pada bayi berusia 12 bulan.
Pengobatan
1) Aksisi membrane anal (membuat anus buatan)
2) Fiktusi yaitu dengan melakukan kolostomi sementara dan
setelah 3 bulan dilakukan korksi sekaligus (pembuatan anus
permanen)
3) Keperawatan
Kepada orang tua diberitahukan mengenai kelainan pada
anaknya dan keadaan tesebut dapat diperbaiki dengan jalan
operasi.
Konsep
1 Keperawatan
Pengkajian
a. Identitas Pasien
b. Riwayat Kesehatan
c. Pola Fungsi Kesehatan
d. Pemeriksaan Fisik
2 Diagnosa Keperawatan
a. Dx pre operasi
b. Dx Post Operasi
3 Intervensi Keperawatan
a. Dx pre operasi
b. Dx Post Operasi
4 Implementasi Keperawatan
a. Diagnosa Pre oprasi
b. Diagnosa Post Oprasi
5 Evaluasi Keperawatan
a. Diagnosa Pre oprasi
b. Diagnosa Post Oprasi
Asuhan
Keperawata
n
Pembahasan Kasus
Kasus :
By. A usia 7 bulan dirawat di ruang perawatan bedah “melati” dengan diagnosa
medis atresia ani post colostomy dengan fistel recto vestibular, pada saat pengkajian
Terpasang IV line di tangan kanan, Ibu mengatakan meski anaknya pernah dioperasi
pembuatan kolostomi, namun tetap sedikit waswas dengan operasi yang akan
dijalani anaknya. TTV: RR: 32x/i, HR: 132x/i, Temp=36.7ºC. Hasil lab : Glukosa at
random : 61, Leukosit : 17.08, Albumin: 3,80, Natrium :136, Kalium: 5,1 , Chlorida:
116.
Identitas
Klien
No. Rekam Medis : 59.09.14 Orang tua/wali
Nama Klien : By. A Nama ayah/ibu/wali : Tn. D
Nama Panggilan : A Pekerjaan ayah/ibu/wali : Wiraswasta
Tempat/Tanggal Lahir : 2 Februari 2020 Pendidikan : SMA
Umur : 7 bulan Alamat ayah/ibu/wali : Dusun Kampung
Jenis Kelamin : Perempuan Paccerakkang
Riwayat Keluarga
1. Sosial ekonomi : Ayah pasien merupakan seorang wiraswasta,
sedangkan ibunya adalah ibu rumah tangga.
2. Lingkungan rumah : Pasien tinggal bersama kedua orang tua, di daerah
perumahan
3. Penyakit keluarga : penyakit jantung (-), hipertensi (-), DM (-), alergi
(-)
Pengkajian Pola Kesehatan Klien Saat Ini
1. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
6. Pola hubungan
Selama ini orang tua selalu memperhatikan kesehatan
anaknya, bila anak sakit langsung dibawa ke bidan. Pasien selama sakit ditunggu oleh ayah dan
2. Nutrisi
ibunya secara bergantian.
Ibu mengatakan anaknya minum ASI selama 6 bulan.
Setelah usia 6 bulan anak minum susu formula dan 7. Kognitif dan persepsi
belum diberikan makanan tambahan.
Tidak terkaji
Asupan nutrisi pasien sesuai program: SF 6 x 150 cc,
Tim saring 3X, Biscuit 1 x 3 keping 8. Konsep diri
3. Cairan
Tidak terkaji
Terapi cairan parenteral: IVFD KAEN 3B 20 tpm
(micro) 9. Seksual dan menstruasi
Oral : SF 6 x 150 cc, Tim saring 3X, Biscuit 1 x 3
Pasien merupakan anak perempuan
keping
4. Aktivitas 10. Nilai
Selama di rumah sakit, pasien beraktivitas ditempat tidur
Tidak terkaji
dan digendong oleh orang tuanya
5. Tidur dan istirahat
Pola tidur : Anak tidur kurang lebih 13-15 jam/ hari
Kebiasaan sebelum tidur : Tidak ada kebiasaan khusus
Pemeriksaan Fisik
1 Keadaan umum KU sedang, Kesadaran : CM
2 Tanda-tanda vital N: 132x/menit RR:32x/menit t: 36,7o C
3 Antropometri BB: 8.7 kg TB:65 cm LK:41 cm LLA: 15.5 cm
4 Kulit Integritas utuh, tugor elastis, warna pucat (-), sianosis (-), ikterik (-)
5 Kepala Ukuran: mesochepal, luka (-)
6 Mata Pupil isokor, reaksi terhadap cahaya (+)
Konjungtiva anemis -|-, Sklera ikterik -|-
7 Telinga: Tidak ada kelainan, discharge (-)
8 Hidung Tidak terjadi sinusitis maupun epistaksis
9 Mulut Mukosa lembab, lidah lembab,
10 Leher JVP tidak meningkat, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
11 Paru-paru Vesikuler, ronkhi -|-, wheezing -|-, slym (-)
12 Jantung S1,S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
13 Abdomen Supel, bising usus (+), distensi (-), kembung (-)
Terdapat colostomy, produk (+), prolapse (-)
14 Genitalia Jenis kelamin perempuan,
15 Anus Tidak tampak anus
16 Ekstremitas Akral hangat, nadi kuat, CRT < 2 detik, edema (-)
Pemeriksaan Diagnostik
1.Penunjang
Hematologi 2. Radiologi
a. Thorax Foto Anak
1. Mediastinum superior tampak melebar, sangat mungkin kelenjar thymus
2. Cor dengan ukuran, bentuk dan posisi normal
3. Kedua kelenjar hifus tidak menebal
4. Paru tampak infiltrate parakardial kanan paru
5. Sinus diafragma,tulang dan jaringan lunak normal
KESAN: DD: Interstitial pneumonia
b. Foto BNO
6. Preperitoneal fat kanan kiri sebagian menghilang
7. Distribusi udara usus sampai pelvis minor
8. Udara usus prominen, tidak tampak pelebaran lumen usus
9. Tampak penebalan dinding-dinding usus
10. Kontur kedua ginjal samar
11. Tidak tampak bayangan batu radiopak sepanjang proyeksi traktus urinarius
12. Psoas line kanan-kiri suram
13. Tulang-tulang baik
KESAN: Suspect peritonitis
Terapi
Analisa Data
Rencana Keperawatan
Lanjutan...
Lanjutan...
Lanjutan...
Implementasi & Evaluasi
Lanjutan...
Lanjutan...
Lanjutan...
Lanjutan...
Lanjutan...
Lanjutan...
Lanjutan...
Lanjutan...
Lanjutan...
Lanjutan...
Lanjutan...
Kesimpulan
Atresia ani yang kini dikenal sebagai malformasi anorektal (MAR)
adalah suatu kelainan kongenital yang menunjukkan keadaan tanpa anus
atau dengan anus yang tidak sempurna. Malformasi anorektal merupakan
kelainan kongenital yang sering kita jumpai pada kasus bedah anak. Lebih
dari setengah abad terakhir terjadi perkembangan terapi bedah untuk
malformasi anorektal dari cut back sederhana sampai dengan yang sering
dikerjakan saat ini, yaitu posterior sagittal anorectoplasty.
Etiologi malformasi anorektal belum diketahui secara pasti. Beberapa
ahli berpendapat bahwa kelainan ini sebagai akibat dari abnormalitas
perkembangan embriologi anus, rektum dan traktus urogenital, dimana
septum tidak membagi membran kloaka secara sempurna. Tindakan
kolostomi merupakan prosedur yang ideal untuk penatalaksanaan awal
malformasi anorektal. Tindakan kolostomi merupakan upaya dekompresi,
diversi dan sebagai proteksi terhadap kemungkinan terjadinya obstruksi
Tubuhmu mendengar apapun yang pikiranmu
katakan…
Learning by Process, Service by Heart
Semoga Bermanfaat