Happy Hypoxia Pada Covid-19: Erlina Burhan Departemen Pulmonologi Dan Kedokteran Respirasi Fkui / Rsup Persahabatan

HAPPY HYPOXIA PADA COVID-19
ERLINA BURHAN
DEPARTEMEN PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI
FKUI / RSUP PERSAHABATAN
Definisi Happy Hypoxia
• Merupakan istilah yang berkembang pada pandemi COVID-19
• Terjadi akibat adanya tanda hipoksia pada pasien COVID-19 namun tidak diikuti
dengan munculnya gejala klinis1
• Umumnya pasien datang ke rumah sakit dengan gejala ringan  perburukan
cepat  meninggal
1. Ottestad W, Seim M, Mæhlen JO. Covid-19 med stille hypoksemi. Tidsskrift for Den norske legeforening [Internet]. 2020 [cited 2020 Aug 26]; Available from:
https://tidsskriftet.no/2020/04/kort-kasuistikk/covid-19-med-stille-hypoksemi
Kasus Happy Hypoxia
• Tidak diketahui kapan pertama kali
muncul kasus Happy Hypoxia
• Pelaporan pertama kecurigaan ke
arah Happy Hypoxia terjadi pada
bulan April – Mei 2020
• Pelaporan pertama kecurigaan Happy
Hypoxia  Ottestad dkk. (2020),
menggunakan istilah “silent” atau
“apathetic” hypoxia1
Pelaporan pertama  21 April 20201 Penggunaan istilah Happy Hypoxia 5 Mei 20202
2. Archer SL, Sharp WW, Weir EK. Differentiating COVID-19 Pneumonia From Acute Respiratory Distress Syndrome and High Altitude Pulmonary Edema: Therapeutic
Implications. Circulation. 2020 Jul 14;142(2):101–4.
Pelaporan Kasus Curiga Happy Hypoxia
1. Ottestad dkk1
Beberapa catatan penting:

• Laki-laki usia 60-an tahun
• Batuk, demam, kelemahan tubuh.
Gejala muncul 9 hari
• Masih bisa beraktivitas layaknya
orang sehat
• Pemeriksaan fisik  sianosis,
ronkhi kedua lapang paru, RR
36x/menit, SpO2 66%
• Perburukan dengan cepat
2. Wilkerson dkk1
• Laki-laki usia 72 tahun dengan komorbid
diabetes, hipertensi dan obesitas, datang
dengan keluhan sesak nafas
• Diagnosis awal  influenza
• Setelah 3 minggu  terdapat batuk produktif
• Pemeriksaan fisik
• TD 118/77mmHg
• HR 80x/menit
• RR 14x/menit
• Suhu 38,8C
• SpO2 88%
• Tidak ditemukan kelainan pada
pemeriksaan generalis
1. Wilkerson RG, Adler JD, Shah NG, Brown R. Silent hypoxia: A harbinger of clinical deterioration in patients with COVID-19. The American Journal of Emergency Medicine
[Internet]. 2020 May [cited 2020 Aug 27]; Available from: https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0735675720303909
2. Wilkerson dkk1
• Terapi yang diberikan:
• O2 NRM 15 lpm
• Albuterol inhaler
• Respon terapi  SpO2 meningkat
menjadi 97%
• Hasil pemeriksaan lab
• GDS 170mg/dl
• Bicarbonat 25mEq/L
• Kreatinin 4,06mg/dL
• Laktat 0,4mg/dL
• Lekosit 6.600/µL
• Limfosit 10,5%
2. Wilkerson dkk1
• Rontgen thorax  bilateral perihilar
pulmonary opacity
• PCR SARS-CoV-2  positif
• Pasien mengalami perburukan  dilakukan
intubasi
• Mengalami syok berulang  pemberian
vasopressor, gagal organ multipel
• Pasien meninggal pada hari 8 perawatan
Patogenesis1
Pengaturan sistem pernapasan:
reseptor terhadap perubahan keadaan

fisiologis tubuh  saraf aferen  batang
otak dan korteks serebri  respon tubuh
1. Dhont S, Derom E, Van Braeckel E, Depuydt P, Lambrecht BN. The pathophysiology of ‘happy’ hypoxemia in COVID-19. Respiratory Research [Internet]. 2020
Dec [cited 2020 Aug 25];21(1). Available from: https://respiratory-research.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12931-020-01462-5
Patogenesis1,2
• Patogenesis “happy hypoxia” masih belum dapat dijelaskan dengan pasti.
• Rangsangan interoseptif terhadap perubahan keadaan fisiologis tubuh  diterima
dan dihantarkan saraf aferen  batang otak dan korteks serebri  muncul tanda
dan gejala  dispneu, takipneu
• Pada COVID-19  dihipotesiskan terdapat kerusakan pada saraf aferen yang
bertindak sebagai hypoxia-sensing neuron akibat badai sitokin dan rusaknya
mitokondria sel saraf akibat infeksi SARS-CoV-2
2. Tobin MJ, Laghi F, Jubran A. Why COVID-19 Silent Hypoxemia Is Baffling to Physicians. American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine. 2020 Aug
1;202(3):356–60.
Manifestasi Klinis1
• Tidak munculnya gejala sesak napas meski sudah terdapat
hipoksemia arterial, atau peningkatan usaha bernapas yang tidak
sesuai dengan derajat keparahan hipoksemia
• Tidak munculnya gejala sesak nafas tidak hanya terjadi pada COVID-
19, namun juga terjadi pada beberapa penyakit seperti atelektasis,
pirau intrapulmoner, atau pirau jantung kanan-kiri
• Guan dkk (2020)  dispneu hanya terdapat pada 18.7% dari 1099
pasien COVID-19 yang dirawat di Rumah Sakit, walaupun pasien
dengan rasio PaO2/FiO2 yang rendah, gambaran CT scan abnormal
(86%) serta pada pasien dengan kebutuhan suplementasi oksigen
(41%)
Patofisiologi1
• Hipoksemia akibat pertukaran gas pada paru yang tidak adekuat
(ventilation/perfution mismatch)
• Mekanisme hipoksemia pada COVID-19:
• Pirau intrapulmoner
• Hilangnya regulasi perfusi paru
• Mikrotrombus intravaskuler
• Gangguan kapasitas difusi
Proses Hipoksemia Pada COVID-191
Pirau Intrapulmoner1
-Edema interstisial
lokal
-Hilangnya surfaktan
Infeksi -Superimposed Pirau intrapulmoner
pressure
-Kolaps alveloar
-Atlektasis
Hilangnya Regulasi Perfusi Paru1
• Pada infeksi COVID-19  terdapat pelepasan prostaglandin vasodilator,
bradikinin, dan sitokin lainnya  kerusakan relatif pada mekanisme vasokontriksi
hipoksia pulmoner
• Angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2) sebagai perantara masuknya SARS-
CoV-2 disregulasi renin-angiotensin system (RAS)  penurunan perfusi paru
Mikrotrombus Intravaskular1
• Terjadi akibat ketidakseimbangan prokoagulan dan aktivitas fibrinolisis pada

keadaan inflamasi akut dan kerusakan endotel  peningkatan D-dimer
• Mikrotrombus kecil menyumbat kapiler paru, sedangkan mikrotrombus besar
menyebabkan thrombosis arteri dan emboli paru  perburukan V/Q mismatch
dan kerusakan jaringan paru
Gangguan Kapasitas Difusi Paru1
• SARS-CoV-2 memperbanyak diri pada sel alveolar tipe II dan dilanjutkan dengan
penghancuran sel yang terinfeksi oleh virus (virus-linked pyroptosis)
• Debris, fibrin, sel yang mati serta komplemen menyebabkan rusaknya epitel
alveolar  gangguan difusi
• Hilangnya kemampuan vasokonstriksi pada COVID-19  penyesuaian tekanan

oksigen antara jaringan paru dan kapiler paru terganggu  terbatasnya kapasitas
difusi
1. Garcés Villalá, S D Rico, Cortez Quiroga, Gui-Rado J L Calvo, Guadalquivir A. COVID 19.
Pathophysiology and prospects for early detection in patients with mild symptoms of the
controversial virus in underdeveloped countries: An update on the state. 2020 [cited 2020
Aug 25]; Available from: http://rgdoi.net/10.13140/RG.2.2.29110.24647
Penanganan Hipoksemia Pada COVID-191
• Target utama tatalaskana
• Pemberian antivirus
• Optimialisasi of the V/Q mismatch
• Penurunan efek badai sitokin
Penanganan Hipoksemia Pada COVID-19:
Perfusi1
• Hindari terbentuknya mikrotrombus dan deposisi
fibrin
• Penggunaan tromboprofilaksis pada pasien rawat inap, khususnya
dengan D-Dimer tinggi
• Penggunaan antiinflamasi (anti-IL6R tocilizumab, anti-IL6 antibody
xiltuximab)  mencegah terbentuknya mikro/makrotrombus
masih dalam penelitian
Ventilasi1
• Pemberian suplementasi oksigen
• Pada pasien dengan gagal napas hipoksik refrakter  diutamakan intubasi dan
bantuan ventilasi invasif dibandingkan ventilasi non-invasif
• ↑ tekanan transpulmoner
• Mengembangkan alveolus yang kolaps
• ↑ oksigenasi
• Menghindari P-SILI (Patient-Self Inflicted Lung Injury)
• Peningkaran proses perbaikan paru
Ventilation1
• Pada pasien kritis
• Lung-protective ventilation
• High positive end-expiratory pressure (PEEP)
• Pasien COVID-19 sensitif terhadap PEEP
• Toleransi pada hiperkapnia permisif dapat meminimalisasi ventilator-induce lung injury (VILI)
• Prone ventilation
• keterlibatan regio paru dorsal & mengarahkan aliran darah ke kaudal dapat memberikan luaran
yang lebih baik pada pasien COVID-19
• Sedasi dan analgetik yang efektif
Terima Kasih

Happy Hypoxia Pada Covid-19: Erlina Burhan Departemen Pulmonologi Dan Kedokteran Respirasi Fkui / Rsup Persahabatan

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Deskripsi Asli:

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Happy Hypoxia Pada Covid-19: Erlina Burhan Departemen Pulmonologi Dan Kedokteran Respirasi Fkui / Rsup Persahabatan

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

HAPPY HYPOXIA PADA COVID-19

Beberapa catatan penting:

Pengaturan sistem pernapasan:

reseptor terhadap perubahan keadaan

• Terjadi akibat ketidakseimbangan prokoagulan dan aktivitas fibrinolisis pada

• Hilangnya kemampuan vasokonstriksi pada COVID-19  penyesuaian tekanan

Anda mungkin juga menyukai