Anda di halaman 1dari 24

KOLAM PENGENDAPAN

LUMPUR
Klasifikasi sedimentasi didasarkan pada konsentrasi partikel dan
kemampuan partikel untuk berinteraksi. Klasifikasi ini dapat dibagi
ke dalam empat tipe (lihat juga Gambar 3.1), yaitu:
-Settling tipe I: pengendapan partikel diskrit, partikel mengendap
secara individual dan tidak ada interaksi antar-partikel
-Settling tipe II: pengendapan partikel flokulen, terjadi interaksi
antar-partikel sehingga ukuran meningkat dan kecepatan
pengendapan bertambah
-Settling tipe III: pengendapan pada lumpur biologis, dimana gaya
antar-partikel saling menahan partikel lainnya untuk mengendap
-Settling tipe IV: terjadi pemampatan partikel yang telah
mengendap yang terjadi karena berat partikel
 3
FB  d p g  L
LUAS
6
BOLA =2/8
d

=1/4 d

VOLUME BOLA
=1/6 d3

PERSAMAAN STOKE
2
 3 v
FD  CD Ap  L
p
FG  d p g  p
6 2
Ketika kecepatan menjadi berhenti, vs akan menjadi
konstan (vterm), and Fnet = 0:
FG  FB  FD  0
 3 2
vterm
d p g   p   L   CD Ap  L 0
6 2
Jika aliran laminer atau Re kurang dari 200,
maka CD  24/Re, and:

d p2 g   p   L 
vterm 
18
Hitungan pengendapan
Dari butiran yang seragam
Settling Velocity Rapidly
0 min 10 min 20 min 30 min 40 min
z =0

h(t)

z =Z

Note: z adalah kedalaman sample air (0 di atas dan Z di bawah);


h(t) adalah jarak endapan partikel diukur dari z=0 dalam waktu t=40 min, dan
dengan besarnya dapat dinyatakan = vterm t. (v =kecepatan)
0 min 10 min 20 min 30 min 40 min

1. Pada sembarang t >0, partikel terpisah jadi dua bagian


2. Settling velocity dari partikel dapat dihitung v = h/t .
3. Setelah waktu t, the concentration in the mixture (Cmixed) would be
a weighted average of the concentrations in the two layers.
So, if h < Z: (Co= initial Concentration)

 Z h h Z h
Cmixed   C0      0     C0
 Z  Z Z

If the computed h is ≥ Z, Cmixed will be zero.


Distance Fallen, h (cm)

Conc. Velocity
(mg/L) (cm/min) 10 min 20 min 40 min
Jika lima jenis partikel
dengan kecepatan endap 1.5 0.12 1.2 2.4 4.8

berbeda2 diuji dalam kolom 5.3 0.70 7.0 14.0 28.0


uji 100cm maka hasilnya 1.8 2.4 24 48 96
akan berbeda pula 1.4 5.0 50 100 200
0 min 10 min 20 min 40 min
0 cm

50 cm
Total particle concentration pada sembarang kedalaman
merupakan jumlah konsentrasi seluruh partikel yang ada
pada kedalaman tersebut

0 min 10 min 20 min 40 min


0
z (cm)

50
0 Cin
C (mg/L)
VH = Q/86400 WD

VH = velocity horizontal (m/detik)


Q = flow rate (m3/hari)
W = lebar kolam (m)
D = dalam kolam (m)
 Contoh Soal
Perhitungan dimensi kolam pengendapan dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu menggunakan hukum Stokes dan hukum Newton. Berdasarkan
analisis lumpur di lokasi penambangan, didapat persen solid yang
terkandung dalam air adalah 4,6%, oleh karena itu perhitungan dimensi
kolam pengendapan menggunakan pendekatan hukum Stokes.
Berdasarkan pengukuran di lapangan diketahui:
Debit maksimum pompa (Qpompa) = 900 m3/jam
Ukuran partikel yang keluar dari kolam (D) = 0,000002 m
Berat jenis partikel padatan (p) = 2500 kg/m3
Kekentalan dinamik air (Vis.) = 0,00000131 kg/m.dtk
Persen padatan (Solid) = 0,046
Persen air (Air) = 0,954
Berdasarkan data-data tersebut di atas, maka dapat dihitung :
Berat padatan per m3 = Sol x Qmat x 2500
= 0,046 x 900 m3/jam x 2500 kg/m3
= 103500 kg/jam
Berat air per m3 = Air x Qmat x 1000
= 0,954 x 900 m3/jam x 1000 kg/m3
= 858600 kg/jam
Volume padatan per detik = Berat solid / (p x 3600) m3/detik
= 103500 kg/jam / (2500 kg/m3 x 3600)
= 0,0115 m3/detik
Volume air per detik = (858600 kg/jam / (1000 kg/m3 x 3600)
= 0,2385 m3/detik
Total volume per detik = (0,0115 + 0,2385) m3/detik
= 0,25 m3/detik
Kecepatan Pengendapan = g  D 2   ρp  ρa 
Vt 
18μ

9,8 x  2.10 6  2 x (2500 1000)


18 x 1,31.10 6

= 0,0024 m/detik

Luas Kolam Pengendapan = Q total / Vt


= (0,25 m3/detik) / (0,0024 m/detik)
= 104,16 m2
Dimensi Kolam Pengendapan Menurut Perhitungan Dengan Hukum
Stokes.

Kedalaman Kolam (H) = 3m


Lebar Kolam (b) = 9 meter
Panjang kompartemen = 104,16 / 9
= 11,573 dibulatkan menjadi 12
 Volume Kolam Pengendapan
Kolam pengendapan memiliki 3 buah kompartemen yang masing-masing
kompartemen memiliki panjang 12 m, lebar 9 m dan kedalaman 3 m.
Kedalaman tiap-tiap kompartemen berkurang 0,5 m sebagai perbedaan
ketinggian antar kompartemen. Maka volume kolam pengendapan bisa
dihitung sebagai berikut :
Volume kolam pengendapan = 3 x (p x b x (t-0,5 m))
= 3 x (12 x 9 x (3-0,5 m))
= 810 m³
 Waktu yang dibutuhkan partikel untuk mengendap (tv) adalah
tv = H / vt; di mana (H) sama dengan kedalaman kolam
pengendapan.
= 3 m / 0,0024 m/detik
= 1250 detik
= 20,8 menit
 Partikel padatan akan mengendap dengan baik jika waktu yang
dibutuhkan material untuk keluar dari kolam pengendapan (th), tv < th.
 Kecepatan air dalam kolam (vh), adalah
vh = Q total / A
A =bxh
=9x3
= 27 m²
vh = 0,25 m3/detik / 27 m²
= 0,00925 m/detik
Sehingga th dapat dicari dengan rumus:
th = P / vh
= 36 m / 0,00925 m/detik
= 3891,89 detik
= 64,86 menit
 Berdasarkan perhitungan di atas didapat tv < th, dengan membandingkan waktu
pengendapan dan waktu keluarnya air dan material dapat digunakan untuk
mengetahui persentase pengendapan.
Persentase pengendapan =
waktu yang dibutuhkan air keluar
x100%
 waktu yang dibutuhkan air keluar  waktu pengendapan 
= ((64,86 menit ) / (64,86 menit + 20,8 menit)) x 100 %
= 75,71 %

 Dengan persentase tersebut maka material yang terlarut dalam air tidak semuanya
terendapkan. Padatan yang berhasil diendapkan hanya 75,71 % dari total padatan
yang masuk ke kolam.
Padatan yang berhasil diendapkan dalam waktu sehari dengan jam hujan per hari
adalah 2 jam :
= 0,0115 m3/detik x 3600 detik/jam x 2 jam/hari x 75,71 %
= 62,687 m³/hari
 Waktu pengerukan = Vol. Kolam / Vol. Total padatan yang
berhasil diendapkan
= 810 m³ / 62,687 m³/hari
= 12,92 hari
= 13 hari
Sehingga pengerukan lumpur dari dasar kolam dapat dilakukan
dengan interval 13 hari sekali, supaya air dari kolam pengendapan
menjadi bersih.
 Desain Kolam Pengendapan

Anda mungkin juga menyukai