Anda di halaman 1dari 15

Manajemen Industri

Planning
Organizing

Jainal Arifin, ST., MT


PLANNING (PERENCANAAN)
– Perencanaan atau Planning merupakan salah satu dari Empat Fungsi
Dasar Manajemen. Dalam keempat fungsi dasar tersebut, Perencanaan
menduduki urutan pertama sebagai fungsi yang harus dilakukan terlebih
dahulu sebelum melanjutkan ke fungsi-fungsi dasar manajemen lainnya.
Dengan kata lain, Perencanaan atau planning ini merupakan landasan
dari fungsi-fungsi dasar manajemen lainnya untuk mencapai tujuan
organisasinya.
– Menurut R. Schermerhorn (1996:138), Perencanaan adalah Proses
penetapan tujuan dan penentuan apa yang harus dikerjakan untuk
merealisasikannya. Sedangkan definisi Perencanaan (Planning) menurut
Samuel Certo (1997:134) adalah Proses penentuan bagaimana sistem
manajemen (organisasi) akan mencapai atau merealisasikan tujuannya.
MAKSUD DAN TUJUAN PLANNING

– Jadi pada dasarnya, yang dimaksud dengan Perencanaan atau Planning ini dalam
Manajemen adalah menentukan tujuan organisasi dan memutuskan cara yang
terbaik untuk mencapainya. Perencanaan ini berkaitan dengan menciptakan
prosedur, aturan dan pedoman untuk pencapaian tujuan organisasi.
– Tujuan Perencanaan atau Planning ini adalah untuk membantu Organisasi
mencapai Tujuannya dengan meminimalisasikan resiko ketidakpastian yang akan
terjadi pada organisasi yang bersangkutan. Sedangkan Manfaat dari Perencanaan
dalam suatu organisasi adalah untuk memberikan pedoman yang sistematik dan
membantu para manajer untuk berorientasi ke depan serta penekanan pada
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Perencanaan yang baik dan sistematis
akan menaikan tingkat keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan
organisasinya.
Jenis-jenis Perencanaan dalam Organisasi

– Jenis-jenis Perencanaan jika dilihat dari tingkat hirarkinya dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu Perencanaan
Strategis, Perencanaan Taktis dan Perencanaan Operasional. Berikut ini penjelasan singkat mengenai ketiga
Perencanaan tersebut.

Perencanaan Strategis (Strategic Plans)


Perencanaan Strategis atau Strategic Planning menentukan kerangka visi suatu organisasi dan cara-cara yang harus
dilakukan oleh Organisasi tersebut untuk merealisasikan visinya. Jangka waktu Perencanaan Strategis sekitar 3 tahun
hingga 5 tahun (Jangka panjang).
– Perencanaan Strategis menentukan tujuan jangka panjang suatu organisasi/perusahaan serta strategi dan tindakan
yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi tersebut.
– Tujuan Organisasi atau Tujuan Perusahaan yang ditetapkan merupakan penentuan arah perusahaan secara
keseluruhan sehingga Perencanaan Strategis ini dilakukan oleh Manajemen Puncak atau Top Management
Perusahaan.
– Perencanaan Strategis harus memiliki fleksibilitas dan dapat mengakomodasi perkembangan organisasi di
kemudian hari.
– Perencanaan Strategis ini harus berisi kerangka kerja dan memberikan arah yang jelas untuk perencanaan di
tingkat yang lebih rendah.
Perencanaan Taktis
(Tactical Plans)

Perencanaan Taktis atau Tactical Plans adalah Perencanaan yang memuat taktik-taktik
para manajer untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah direncanakan oleh Top
Management (Manajemen Puncak) dalam perencanaan strategis.
– Perencanaan Taktis merupakan Perencanaan Jangka Menengah (biasanya kurang
dari 3 tahun) yang dibuat dan dikembangkan oleh Manajer tingkat menengah atau
kepala bagian/kepala divisi.
– Perencanaan Taktis merinci setiap tindakan yang harus dilakukan oleh setiap
bagian/divisi dalam rangka pencapaian sasaran yang ditetapkan oleh Top
Management pada Perencanaan Strategisnya.
– Perencanaan Taktis juga merencanakan pengalokasian sumber daya dan tugas-tugas
untuk setiap sub-unit dari masing-masing divisi atau departemen.
Perencanaan Operasional (Operational
Plans)

Perencanaan Operasional merupakan Perencanaan yang berjangka waktu pendek


(kurang dari satu tahun), Tindakan-tindakan pada Perencanaan Operasional ini
dirancang dan dikembangkan spesifik untuk mendukung perencanaan strategis
(Strategic Plans) dan perencanaan Taktis (Tactical Plans).
– Operational Plans ini biasanya direncanakan oleh para Manajer atau supervisor dan
pemimpin tim untuk memenuhi tanggungjawabnya dalam mencapai sasaran yang
telah direncanakan pada Perencanaan Taktis.
– Perencanaan Operasional ini juga mengatur operasional harian sebuah organisasi
PENGERTIAN ORGANIZING

– Pengorganisasian atau Organizing merupakan salah satu dari 4 fungsi Manajemen.


Umumnya, Fungsi pengorganisasian dilakukan setelah fungsi Perencanaan (planning). Hal
ini dapat dilihat dari urutan 4 fungsi manajemen yang meliputi Perencanaan,
Pengorganisasian, Pemimpinan dan Pengendalian yang dalam bahasa Inggris biasanya
disebut dengan POLC (Planning, Organizing, Leading and Controlling).
– Untuk membahas lebih lanjut mengenai pengorganisasian, kita perlu mengetahui apa yang
dimaksud dnegan Organisasi yaitu kata dasar dari istilah “Pengorganisasian” ini. Menurut
Dian Wijayanto (2012:126), Organisasi adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bekerja
sama secara terstruktur untuk mencapai tujuan. Tujuan organisasi merupakan hasil
keputusan yang disusun pada fase perencanaan. Jadi disini lebih jelas dikatakan bahwa
pengorganisasian akan dilaksanakan setelah adanya Perencanaan.
–  Pengorganisasian adalah proses mengatur orang-orang  dan sumber daya lainnya untuk
bekerja ke arah tujuan bersama. Dalam pengorganisasian, penyusunan struktur organisasi
merupakan hal yang sangat penting agar setiap orang yang berada dalam organisasi
tersebut mengetahui dengan jelas tugas atau pekerjaan, tanggung jawab, hak dan
wewenang mereka.
PENGELOMPOKAN ORGANIZING

PEMBAGIAN
KERJA
RENTANG
KENDALI
WEWENWNG

PENGOR
GANISA
SIAN

RANTAI
KOMANDO DELEGASI
Untuk dapat melakukan fungsi pengorganisasian secara efektif, seorang manajer
sebaiknya memiliki pedoman tertentu sehingga mereka dapat mengambil keputusan
dan bertindak sesuai dengan keputusan yang diambil tersebut. Berikut ini adalah
prinsip-prinsip pengorganisasian yang dapat digunakan supaya fungsi pengorganisasian
dalam manajemen dapat dilaksanakan dengan efektif.

Prinsip Spesialisasi kerja (Work Specialization)


– Prinsip ini sering disebut juga Prinsip Pembagian Kerja atau Division of Work, ada juga yang
menyebutnya Division of Labour.Yang dimaksud dengan Spesialisasi kerja adalah pembagian tugas-tugas
atau pekerjaan yang kompleks menjadi beberapa sub-pekerjaan atau bagian kepada karyawannya. Setiap
karyawan dilatih untuk melakukan tugas-tugas tertentu yang berkaitan dengan spesialisasinya sehingga
mereka memiliki kualifikasi dan kemampuan yang berkaitan dengan tugas-tugas yang diberikan tersebut.
– Keuntungan dari Spesialisasi pekerjaan atau Pembagian kerja ini adalah meningkatkannya produktivitas
dan dapat melakukan pekerjaan dengan efisien karena setiap karyawan melakukan tugas yang sama
setiap harinya sehingga kecepatan kerja dan kualitas kerja dapat terjaga dengan baik. Namun di sisi lain,
ketergantungan organisasi terhadap karyawan tersebut akan menjadi sangat tinggi dan juga
menimbulkan kebosanan karyawan akan rutinitas pekerjaan yang sama dan berulang-ulang. Kebosanan
karyawan tersebut lama kelamaan akan dapat menyebabkan tingginya tingkat ketidakhadiran (absen)
dan tingkat pergantian tenaga kerja (employee turnover) yang tinggi juga. Oleh karena itu, banyak
perusahaan/organisasi yang melakukan rotasi pekerjaan untuk mengurangi ketergantungan pada orang-
orang tertentu dan untuk menghindari kebosanan akan rutinitas yang sama dan berulang-ulang.
Prinsip Otoritas atau Wewenang (Authority)

– Otoritas atau wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu,


membuat keputusan, memerintah orang lain untuk melakukan
sesuatu (atau tidak melakukan sesuatu), dan hak untuk
mengalokasikan sumber daya atas nama organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi.
– Berdasarkan prinsip ini, semua fungsi, tugas, wewenang dan
hubungan antara manajer dan bawahannya harus didefinisikan dan
ditentukan secara jelas. Pengklarisifikasian hubungan wewenang
(authority) dan tanggung jawab (responsibility) dapat membantu
organisasi mencapai koordinasi yang lebih baik dan lebih efektif.
Prinsip Rantai Komando
(Chain of Command)

– Rantai Komando merupakan konsep penting untuk membangun suatu struktur organisasi
yang kuat. Rantai Komand atau Chain of Command dapat diartikan sebagai garis
kewenangan tanpa putus yang membentang dari puncak manajemen ke karyawan level
terendah serta mejelaskan siapa yang harus bertanggung jawab dan melapor kepada siapa.
Jadi pada dasarnya dapat dikatakan bahwa Rantai Komando adalah aliran pelaporan.
Misalnya seorang Operator produksi harus melapor ke Leader Produksi, Leader produksi
harus melapor ke Supervisor produksi, kemudian Supervisor produksi harus melapor ke
Manajer dan Manajer Produksi harus melapor ke Direktur Operasional.
– Tanggung jawab dan garis kewenangan tanpa putus ini berdasarkan dua prinsip penting
yaitu Unity of Command (Kesatuan Komando) dan Scalar Chain (Jenjang berangkai).
Berdasarkan Prinsip Kesatuan Komando, Karyawan seharusnya hanya menerima perintah
dari seorang atasan saja dan juga bertanggung jawab kepada satu atasan saja. Jika terlalu
banyak Atasan yang memberikan perintah, karyawan yang bersangkutan akan sulit untuk
membedakan prioritasnya.
Prinsip Pendelegasian Wewenang (Delegation)

– Pendelegasian wewenang merupakan salah satu hal yang penting


dalam organisasi. Tanpa adanya pendelegasian wewenang, seorang
manajer harus mengerjakan sendiri semua pekerjaannya.
Keberhasilan seorang manajer pada dasarnya sangat tergantung pada
kemampuannya untuk mendelegasikan wewenang dan pekerjaan
kepada bawahannya.
– Pendelegasian wewenang dapat diartikan sebagai pelimpahan
wewenang dari seorang manajer kepada bawahannya untuk
melakukan sesuatu atau wewenang untuk pengambilan suatu
keputusan.
Prinsip Rentang Kendali
(Span of Control)

– Rentang Kendali (Span of Control) atau sering disebut juga dengan Rentang
Manajemen (Span of Management) adalah Jumlah Karyawan atau bawahan yang
dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang atasan dalam satu waktu, atasan
yang dimaksud tersebut dapat berupa seorang Supervisor ataupun Manajer.
– Rentang kendali ini sangat penting dalam mengetahui desain dan dinamika
kelompok pada organisasi yang bersangkutan. Rentang kendali pada suatu unit kerja
(departement) dapat berbeda dengan unit kerja lainnya meskipun dalam satu
organisasi yang sama. Tidak ada angka atau jumlah yang pasti terhadap rentang
kendali ini, hal ini karena setiap organisasi memiliki desain dan bentuk yang
berbeda-beda juga. Disamping itu, pengalaman dan kepribadian manajer serta
kemampuan dan perilaku bawahan juga mempengaruhi jumlah rentang kendali ini.
KERJAKAN TUGAS

1. Jelaskan apa hubungan antara proses manajemen (Fungsi


manajemen) dengan manajemen?
2. Jelaskan pengertian dari Organizing.?
3. Jelaskan pengertian Tingkat manajemen secara Vertikal.?
4. Jelaskan ciri-ciri pengambilan keputusan.?

Soal dikumpul di elearning


SEKIAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai