TM 13 Gerakan 1000 HPK
TM 13 Gerakan 1000 HPK
1
Pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan
2
MENGAPA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN,
PENTING?
Dampak jangka pendek Dampak jangka panjang
Gizi pada
1000 hari pertama Pertumbuhan
kehidupan massa tubuh Kekebalan
(janin dan Kapasitas kerja
bayi 2 tahun) dan komposisi badan
Diabetes, Obesitas,
Metabolisme Penyakit jantung dan
glukosa, lipids, protein pembuluh darah,
Mati Hormon/receptor/gen kanker, stroke,
dan disabilitas lansia
Sumber: Short and long term effects of early nutrition (James et al 2000) 3
HIPOTESIS BARKER
ANAK YANG KECIL ( BB RENDAH )
SAAT LAHIR ATAU SEMASA BAYI
MEMILIKI RESIKO YANG TINGGI
MENDERITA “PENYAKIT JANTUNG
PEMBULUH DARAH” ( PJPD ) DAN
NIDDM PADA SAAT DEWASA
STATUS GIZI ANAK BALITA
INDONESIA TAHUN 2010 (RISKESDAS 2010)
40
35,6
35
30
Prevalensi (%)
25
20 17,9
13,3 14,2
15
10
5
0
GIZI KURANG PENDEK KURUS GEMUK
5
KURANG GIZI pada awal kehidupan
berdampak pada kualitas SDM
www.GlobalNutritionSeries.org
Masa Emas dan Kritis
Pertumbuhan dan Perkembangan
MASA “EMAS ” DAN “KRITISAnak
”
Kehamilan & Pertumbuhan Janin Pertumbuhan Bayi & Anak
Pertumbuhan otak
Untuk Mencapai Tinggi dan Berat
Membangun Membangun berat
badan optimal
tinggi badan badan potensial
potensial
8
Kerangka Pikir Penyebab Masalah Gizi pada 1000 HPK
15
Strategi Nasional
16
Strategi Pelaksanaan
Meningkatkan kapasitas untuk :
1.Kerjasama antar pemangku kepentingan
2.Memfasilitasi kerjasama
3.Melaksanakan kerjasama
4.Pemantauan dan evaluasi kinerja
5.Identifikasi dengan berbagi pengalaman atau model-
model intervensi
6.Advokasi dalam rangka peningkatan komitmen
politik dan mobilisasi sumberdana dan bantuan teknis
17
FOKUS
• Penanganan gizi sejak 1.000 hari dari
masa kehamilan hingga anak usia 2
tahun
• Mendukung perbaikan gizi dan
menjaring keikutsertaan yang lebih
luas dari berbagai stakeholder, baik
dalam tanggungjawab pelaksanaan
maupun pencapaian sasaran.
Perkembangan Program Gizi
Indonesia
3 PRASYARAT MENUJU
KEADAAN GIZI INDIVIDU DAN
MASYARAKAT YANG
BERKUALITAS
• Setiap individu akses terhadap informasi gizi
melalui Gerakan Nasional Sadar Gizi
• Setiap individu akses terhadap pangan melalui
peningkatan produksi pangan dan perbaikan
pendapatan
• Setiap individu akses terhadap pelayanan
kesehatan melalui reformasi pembangunan
kesehatan
Gerakan Nasional Sadar Gizi
22
INTERVENSI SPESIFIK
Upaya-upaya untuk mencegah dan mengurangi
gangguan secara langsung.
Kegiatan ini pada umumnya dilakukan oleh sektor
kesehatan.
Kegiatannya antara lain berupa imunisasi, PMT ibu
hamil dan balita, monitoring pertumbuhan balita di
Posyandu.
Sasaran kegiatan ditujukan untuk kelompok 1000
HPK (Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Anak 0-23
bulan).
23
Cakupan balita ditimbang tinggi, prevalensi gizi kurang
rendah
INTERVENSI SENSITIF
Upaya-upaya untuk mencegah dan mengurangi
gangguan secara tidak langsung.
Berbagai kegiatan pembangunan pada umumnya
di luar sektor kesehatan.
Kegiatannya antara lain penyediaan air bersih,
berbagai kegiatan penanggulangan kemiskinan,
dan kesetaraan gender.
Sasarannya adalah masyarakat umum, tidak
khusus untuk 1000 HPK.
25
Intervensi Spesifik
Kegiatan Kegiatan
1. Meningkatkan konsumsi pangan sehari-hari 6. Pemberian pil besi pada ibu hamil di daerah
melalui perbaikan pendapatan keluarga dan endemik malaria harus dilakukan secara
pendidikan gizi seimbang berhati-hati
2. Melanjutkan suplemen tablet besi-folat dengan 7. Peningkatan Pemberantasan malaria didaerah
perencanaan dan pengawasan yang lebih baik endemik harus menjadi prioritas
3. Bagi ibu hamil yang kurus (diukur dengan 8. Sosialisasi yang luas kepada masyarakat
lingkar lengan) diberikan bantuan suplemen tentang PP 33, 2012 sehingga masyarakat
pangan sumber energi, dan protein, yang dapat ikut berperan dalam pelaksanaannya
diusahakan menggunakan bahan pangan yang 9. Melakukan evaluasi efektivitas atas berbagai
sudah difortifikasi seperti garam (yodium), MP-ASI yang beredar di masyarakat baik yang
tepung terigu (zat besi,seng, asam folat dan dilaksanakan oleh pemerintah, LSM, maupun
vitamin B1 dan B2), dan minyak goreng oleh industri pangan
(vitamin A) 10. Memberi prioritas pada pengembangan MP-
4. Intensifkan pendidikan atau KIE gizi sehingga ASI lokal untuk anak-anak masyarakat miskin
setiap ibu hamil memahami pentingnya tablet 11. Pendidikan gizi tentang ASI Eksklusif perlu
besi-folat dan merasa membutuhkan untuk disertai pendidikan tentnag MP-ASI
kesehatannya
12. Melakukan penelitian pengetahuan, sikap dan
5. Menerbitkan Peraturan Daerah tentang perilaku (KAP) tentang MP-ASI di berbagai
peredaran garam beryodium agar sasaran kelompok sosial masyarakat
cakupan rumah tangga yang menkonsumsi
garam beryodium yang memenuhi syarat dapat
meningkat 26
Intervensi Sensitip
Kegiatan Kegiatan
1. Perencanaan terpadu untuk menentukan 7. Meningkatkan produksi sayur dan buah untuk
prioritas lokasi pembangunan infrastruktur air mencukupi kebutuhan vitamin, mineral dan serat
bersih dan sanitasi dalam rangka diversifikasi pangan
2. Mencegah kejadian luar biasa diare karena akan 8. Evaluasi bersama tentang hal-hal positip dan
berdampak pada peningkatan kejadian kurang negatip pengalaman program Gizi-KB di UPGK
gizi akut 9. Penegakan hukum terhadap adanya pelanggaran
3. Peningkatan pendidikan kesehatan tentang peraturan SNI wajib , terutama yodisasi garam
perilaku hidup bersih 10. Peningkatan advokasi kepada pemerintah daerah
4. Menjamin nilai tukar ("term of trade") produk yang tingkat konsumsi garam yodiumnya masih
pertanian dan perkebunan yang sangat rendah
menguntungkan petani kecil 11. Pendidikan tentang Gizi Seimbang menjadi topik
5. Menghidupkan kembali program pemanfaatan ajaran dan bahasan utama ditiap acara pendidikan
tanaman pekarangan dan kebun sekolah atau KIE Gizi dengan sasaran utama adalah guru SD
dan jurnalis
dikaitkan dengan program makanan tambahan
anak sekolah (PMTAS) 12. Pendidikan persiapan perkawinan yang sehat
ditinjau dari usia, kesehatan dan budaya melalui
6. Lebih mengefektifkan bantuan beras RASKIN
program kerjasama Kementerian Kesehatan dengan
sehingga tiap keluarga dapat 15 kg beras
Kementerian Agama, dan Dalam Negeri .
seperti yang direncanakan, dengan prioritas
13. Memberikan kewenangan kepada Puskesmas untuk
keluarga yang ada ibu hamil dan menyusui.
memeriksa kesehatan calon pengantin agar bebas
7. Mengupayakan akses pangan pada kelompok dari kekurangan gizi (kurus dan atau anemi) 27
Indikator Hasil
Indikator
1. Menurunkan proporsi anak balita yang stunting sebesar
40 persen.
2. Menurunkan proporsi anak balita yang menderita kurus
(wasting) kurang dari 5 persen.
3. Menurunkan anak yang lahir berat badan rendah
sebesar 30 persen.
4. Tidak ada kenaikan proporsi anak yang mengalami gizi
lebih.
5. Menurunkan proporsi ibu usia subur yang menderita
anemia sebanyak 50 persen.
6. Meningkatkan prosentase ibu yang memberikan ASI
ekslusif selama 6 bulan paling kurang 50 persen.
28
29