DOSEN :
Haiyul Fadli,m.Farm.,Apt
KELOMPOK 11
■ Rofa Khalidah
■ Gita Yulia Ningsih
■ Senti Dwi Suryani
PEMBAHASAN
• Prinsip-prinsip proteksi radiasi
1.
• Fasilitas dan daerah kerja, ruangan lab, daerah pengukuran
2.
• Data
3.
• Pembelian isotop, penyimpanan dan pembuangan air
4.
• Peralatan
5.
• Dosis maksimum toleransi
6.
• Prosedur diagnosis dan terapi
7.
PRINSIP PROTEKSI RADIASI
3. Prosedur terapi
1. Prosedur imaging atau
pencitraan
memberikan informasi diagnose atas dasar pola
distribusi keradioaktifan di dalam tubuh
Kajian dinamik memberikan informasi fungsional melalui
pengukuran laju akumulasi dan laju keluarnya radiofarmaka oleh
organ.
Kajian statik memberikan informasi morfologi berkenaan dengan
ukuran, bentuk,dan letak organ atau adanya lesi yang menempati
ruang,dan dalam beberapa kasus mengenai fungsi relatif. Pola
distribusi radiofarmaka dalam suatu organ bervariasi dan
tergantung organ yang diamati dan ada atau tidak adanya
penyakit.
Adapun 2 jenis pengamatan yang dilakukan melalui
imaging atau pencitraan adalah:
• Penggunaan radiofarmaka
dimaksudkan untuk melakukan
3. PROSEDUR terapi terhadap suatu penyakit
TERAPI setelah tegaknya diagnose.
Penggunaan radiofarmaka dapat
secara oral, intravena, intratekal,
FASILITAS, DAERAH KERJA, RUANGAN
LAB, DAN DAERAH PENGUKURAN
1. DAERAH SUPERVISI
2. DAERAH
PENGENDALIAN
1. Daerah Supervisi, dibedakan atas:
a. Daerah Radiasi
1) Daerah Radiasi Sedang
Daerah kerja yang memungkinkan seseorang yang bekerja secara tetap
Pada daerah itu menerima dosis 6 mSv atau lebih dan 20 mSv dalam
satu tahun untuk seluruh tubuh atau nilai yang sesuai terhadap organ
tertentu dari tubuh.
2) Daerah Radiasi Tinggi
Daerah kerja yang memungkinkan seseorang yang bekerja secara tetap
Dalam daerah itu menerima dosis 20 mSv atau lebih dalam satu tahun
atau nilai yang sesuai terhadap organ tertentu dari tubuh.
b. Daerah kontaminasi
Prosedur Pengajuan
Izin Permohonan
Izin Baru
Permohonan Permohonan
Perpanjangan Penggantin
Izin Izin
Permohonan Izin Baru
Mentri dapat menerima atau menolak
Permohonan ijin Berdasarkan Rekomendasi
Permohonan ijin penyelenggaraan pelayanan
BAPTEN
PET-CT diajukan oleh pemilik/penanggung
jawab rumah sakit kepadaMentri kesrehatan RI
cq Direktur Jendral Bina pelayanan Medik
Depertemen Keswehatan RI dengan
Melampirkan : Apabila penolakan sebagaimana poin 2
• Struktur organisasiinstalasi / depertemen disebabkan belum lengkapnya persyaratan
Kedokteran Nuklir dalam waktu Yang telah Ditentukan
• Data Ketenagaan atau penyelenggaraan
pelayanan PET_CT di Instalasi
/Depertemen Kedokteran Nuklir
• Surat rekomendasi dari BAPTEN Izin Diberikan untuk Jangka waktu 5 (lima )
tahun selanjutnya dapat di perpanjang lagi
Untuk Memperoleh Permohonan
Penggantian izin , pemohon
Penggantian Izin harus mengajukan permohonan kepada Menri atau
Pejabat yang ditunjuk dan disertai:
o Surat pernyataan Penggantian Nama rumah Sakit yang ditanda tangani oleh pemilk, apabila terjadi
penggantian nama sarana kesehatan;
o Surat bukti pemindahan kepemilikan yang ditandatangani oleh pemilik lama dan pemilik baru
disertai surat pernyataan mengetahui dari penanggung jawab teknis apabila terjadi penggantian
pemilik
o Surat penyataan pengunduran diri dari penanggung jawab penyelenggara dari pelayanan lama dan
surat pernyataan kesanggupan bekerja dari penanggung jawab penyelenggara pelayanan baru,
apabila terjadi pergantian pengggung jawab penyelenggara
Rumah sakit mengalami perubahan nama dan Kepemilkikan , pindah lokasi, perubaha nama
penanggung jawab harus mengganti izin pelayanan
Permohonan Perpanjangan Izin
Sebelum memberikan
Apabila permohonan
Permohonan jawaban permohonan
ditolak karena tidak
perpanjangan izin sebeagaimana
memenuhi syarat, maka
disampaikan kepada dimaksudkan dalam
sarana pelayanan
Mentri selambat point 1 , akan dilakukan
kesehatan tersebut
lambatnya 6 bulan pemeriksaan
harus mengajukan
sebelum habis masa keabsahan
permohonan izin baru
izin sarana pelayanan rekomendasi kelayakan
dan harus
kesehatan yang perpanjangan izin yang
menghentikan
bersangkutan dikeluarkan oleh
kegiatanya.
BAPTEN
Pengolahan Data
Pemegang Izin harus membuat, memelihara, dan menyimpan Rekaman yang terkait dengan
Proteksi dan Keselamatan Radiasi.
Rekaman meliputi
Dosis Radiasi yang diterima Pekerja Radiasi Hasil kalibrasi alat ukur Radiasi
LANJUTAN
Hasil pencarian fakta terhadap Kecelakaan Radiasi
Hasil kaji ulang program proteksi dan keselamatan
radiasi
Hasil verifikasi keselamatan
Pelatihan yang memuat informasi:
• Nama personil yang mengikuti pelatihan;
• Tanggal dan jangka waktu pelatihan;
• Topik yang diberikan; dan
• Fotokopi sertifikat pelatihan atau surat keterangan.
Hasil pemantauan kesehatan Pekerja Radiasi
Hasil pemantauan Radiasi pasien setelah menjalani
terapi
Perawatan dan perbaikan peralatan kedokteran nuklir
Penyimpanan sementara radionuklida dan/atau
Radiofarmaka
Penanganan limbah radioaktif
Pemegang Izin harus
menyampaikan kepada Kepala
BAPETEN mengenai:
1. Pelaksanaan program proteksi Laporan harus dibuat secara
dan keselamatan radiasi; tertulis oleh Petugas Proteksi
Radiasi
2. Pelaksanaan verifikasi
Keselamatan Radiasi; dan
3. Pencarian fakta mengenai
Laporan
Paparan Darurat akibat
Kecelakaan Radiasi. Laporan pelaksanaan program
Laporan pencarian fakta proteksi dan keselamatan radiasi
mengenai Paparan Darurat dan laporan pelaksanaan
harus disampaikan kepada verifikasi Keselamatan Radiasi
Kepala BAPETEN paling harus dilaporkan kepada Kepala
lambat 5 (lima) hari kerja BAPETEN paling kurang sekali
setelah Kecelakaan Radiasi. dalam 1 (satu) tahun
Pemebelian isotop
Sertifikat
Dalam mutu
pembelian zatyang harus diperhatikan ialah:
isotop
radioaktif terbungkus
(Radioactive Sealed Source
Certificate) sesuai Standar • nama pabrik
Nasional Indonesia (SNI) • radionuklida
atau standar lain yang • aktivitas dan tanggal pengukuran
tertelusur yang diterbitkan • model
Sertifikat
oleh pihakspecial form
pabrikan Zat
atau
Radioaktif
laboratoriumTerbungkus
terakreditasi
• nomor seri
sesuai
di negara asal Nasional
Standar • radionuklida
Indonesia (SNI) atau
standar lain yang tertelusur,
• identifikasi radionuklida
yang diterbitkan oleh pihak • deskripsi radionuklida
berwenang (competent • aktivitas dan tanggal pengukuran
authority), paling kurang •
Setiap pemegang ijin yang
Penyimpanan isotop memakai isotop dan radiasi dan
sementara tidak bekerja dengan
isotop harus:
1. Menyimpan isotop dalam
Isotop harus disimpan dalam wadah yang khusus dan tahan
suatu tempat yang dibuat korosi radiasi dan suhu tinggi
tertutup sehingga penyinaran sesuai dengan tingkat keracunan
pada permukaan tidak lebih dari isotop yang bersangkutan.
dari 7 rem per jam. 2. Meletakkan wadah yang berisi
Menempelkan pada setiap isotop dalam suatu wadah luar
wadah yang berisi isotop, yang cukup menahan isi wadah
suatu tanda bahaya radiasi dalam, kecuali sudah tidak ada
(trefoil), dengan keterangan: kemungkinan lagi bahwa wadah
dalam akan bocor.
1. Macam dan jumlah isotop Wadah luar harus dibuat dari
dalam wadah; bahan-bahan yang ditentukan
2. Tanggal pengukuran oleh instansi yang berwenang.
terakhir dilakukan dan
aktivitasnya;
Pembuangan limbah cair
Limbah radioaktif cair berdasarkan aktivitasnya diklasifikasikan dalam jenis limbah radioaktif
yaitu :
1. Tingakt rendah
2. Tingkat sedang
3. Tingkat tinggi.
Limbah cair yang tidak terkontaminasi yang berasal dari limbah sanitasi, buangan air hujan dan
proses lain dari instalasi nuklir dibuang ke saluran pembuangan air hujan (drainase).
Limbah radioaktif cair berdasarkan
aktivitasnya diklasifi-kasikan menjadi
3 seperti dalam Tabel sebagai berikut.
Limbah cair yang di bawah batas pelepasan dapat dibuang ke lingkungan. Pelepasan limbah cair oleh
fasilitas di bawah pengawasan Bidang Keselamatan dan Lingkungan - PTLR setelah dilakukan
analisis dan didokumentasikan dalam bentuk berita acara. Limbah cair yang mengandung zat
radioaktif dalam jumlah yang lebih besar dari batas baku tingkat radioaktivitas lingkungan, tidak
dibuang ke saluran pembuangan. Limbah cair ini ditampung dalam wadah penampungan sesuai jenis
dan tingkat aktivitasnya. Penghasil limbah tidak diperkenankan untuk melakukan pengenceran limbah
cair yang berlawanan dengan prinsip pemekatan dalam pengolahan limbah.
Pengumpulan limbah radioaktif cair dari tempat asalnya sampai ke wadah penyimpanan adalah
tanggung jawab peng-hasil limbah. Limbah cair radioaktif dalam wadah ini akan diam-bil oleh petugas
pengolahan limbah sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang ditetapkan. Limbah dibawa dengan
angkut-an khusus (truk tangki limbah cair) ke tempat pengolahan limbah setelah dilakukan koordinasi.
Secara umum limbah yang ditampung tersebut harus-lah diketahui:
a. Jenis kandungan Radionuklida dan aktivitasnya.
b. Asal limbah
c. Volume larutan/berat.
d. Paparan radiasi.
e. Keasaman/pH
f. Konduktivitas
SALURAN LIMBAH CAIR KE
TANGKI PENAMPUNGAN LIMBAH