Anda di halaman 1dari 56

ASSESSMENT AND MANAGEMENT OF

PATIENT WITH HEARING AND


BALANCE DISORDER
Jeanny Rantung, M.Kep., Sp. KepMB
• Telinga adalah organ sensori dengan dua fungsi : mendengar
dan keseimbangan.

• Pendengaran sangat penting bagi pertumbuhan normal,


berbicara sehingga meningkatkan kemampuan berkomunikasi

• Keseimbangan atau ekulibrium sangat penting untuk


memelihara pergerakan tubuh, posisi dan koordinasi
ANATOMI DAN FISIOLOGI TELINGA

• Kranium menutupi dan melindungi otak dan permukaan struktur,


tempat menempelnya otot yang mengontrol pergerakan kepala
dan rahang.

• Empat tulang kranium, yaitu : tulang ocipital, frontal, parietal (2),


temporal (2), spenoid dan etmoid
• Beberapa tulang tsb memiliki sinus, rongga dengan
membran mukus dan berhubungan dengan rongga nasal

• Telinga terletak pada kedua sisi kranium sejajar dengan


mata
ANATOMI TELINGA EKSTERNAL

• Telinga eksternal terdiri dari : Aurikel


(Pinna) dan Kanal Auditori eksternal

• Telinga eksternal dipisahkan dari


telinga bagian tengah oleh diskus
seperti struktur yang disebut membran
timpani (gendang telinga)
A Anatomy of the ear
B The inner ear
Aurikel

• Aurikel, menempel pada kepala dengan kulit, dengan


komposisi utamanya adalah kartilago, kecuali lemak dan
jaringan subkutaneus dalam lubang telinga

• Aurikel mengumpulkan gelombang suara dan getaran


kedalam kanal auditori eksternal.
Kanal Auditori Eksternal

• Kanal auditori eksternal panjangnya sekitar 2.5 cm.


Sepertiga bagian lateral adalah kartilagi elastik dan
kerangka berserat padat.

• Duapertiga bagian medial adalah tulang yang sejajar


dengan kulit tipis. Kanal auditori eksternal berakhir pada
membran timpanik

• Kulit pada kanal terdiri dari rambut, kelenjar sebaceous, dan


kelenjar serumen yang mensekresi substansi berwarna
coklat, seperti lilin yang disebut serumen (ear wax)
• Mekanisme telinga membersihkan dengan membuang sel-
sel kulit mati dan serumen keluar telinga.

• Bagian anterior kanal auditori eksternal adalah sendi


temporamandibular

• Bagian kepala mandibula dapat dirasakan dengan cara


menempatkan ujung jari dalam kanal auditori eskternal
ketika membuka dan menutup mulut
ANATOMI TELINGA TENGAH

• Telinga bagian tengah, rongga berisi udara, terdiri dari


membran timpani lateral dan kapsul otic mediali

• Bagian tengah telinga membelah menjadi dua. Bagian


tengah telinga dihubungkan dengan nasoparing oleh tuba
eustachian dan terus dengan sel-sel berisi udara dalam
perbatasan mastoid pada tulang temporal
• Tuba eustachian, lebar 1 mm dan panjang 35 cm,
menghubungkan bagian tengah telinga dengan nasoparing.

• Normalnya, tuba eustachian tertutup, tetapi terbuka dengan


aksi otot tensor veli palatini ketika orang melakukan valsava
manuver, menguap atau menelan.

• Normal drain dan sekresi yang abnormal pada telinga


bagian tengah dan tekanan yang sama dalam telinga
tengah dengan sekeliling.
Membran Timpanik

• Membran timpani (gendang telinga), berdiameter 1 cm dan


sangat tipis, normalnya berwarna abu-abu keperakan dan
tembus cahaya.

• Terdiri dari 3 lapisan jaringan, lapisan luar, dilanjutkan


dengan kulit pada kanal telinga, lapisan serabut tengah, dan
lapisan dalam mukosal, menyambung sejajar rongga telinga
tengah.

• Sekitar 80% membran timpanik terdiri dari 3 lapisan dan


disebut pars tensa
• Kurang dari 20% lapisan tengah yang sisa
disebut pars flaccida

• Tidak adanya lapisan tengah berserabut


membuat pars flaccida lebih mudah terserang
penyakit menjadi kelainan patologi daripada
pars tensa
A. Technique for using the otoscope
B Tympanic membrane
• Membran timpanik melindungi telinga tengah dan
menghantarkan getaran suara dari kanal eksternal menuju
ke ossicles

• Tekanan suara diperbesar 22 kali sehingga menghasilkan


transmisi dari area yang besar ke area kecil
Ossicles

• Telinga bagian tengah terdiri dari 3 tulang kecil (Ossicles),


yaitu : malleus, incus dan stapes

• Ossicles yang berada ditempatnya karena sendi, otot dan


ligament, membantu transmisi suara

• Oval window dan round window berlokasi dalam dinding


medial telinga tengah, memisahkan telinga tengah dan
telinga dalam.
• Piringan tempat stapes berada dalam oval window, aman
karena anulus berserabut (struktur berbentuk cincin).
Piringan tersebut mentransmisi suara ke telinga bagian
dalam

• Round window, dilapisi oleh membran tipis, menyediakan


jalan keluar untuk getaran suara.
ANATOMI TELINGA DALAM

• Telinga bagian dalam adalah tempat paling dalam di temporal.

• Organ untuk mendengar (Koklea) dan keseimbangan (kanal


semisirkular), bersama dengan saraf kranial VII (Saraf fasial) dan
VIII (Saraf Vestibulocochlear) semuanya adalah bagian dari
anatomi kompleks ini.

• Koklea dan Kanal semisirkular bertempat didalam tulang labyrin.


Tulang labyrin mengelilingi dan melindungi membran labyrin, yang
digenangi cairan yang disebut perilymph.
Membranous Labyrinth

• Kompoisis membran labyrin adalah utricle, saccule dan duktus


koklear, kanal semisirkular dan Organ Corti, semuanya dikeli8lingi
oleh cairan yang disebut endolymph.

• Ketiga kanal semisirkular : posterior, superior dan lateral, yang


berada pada sudut 90 derajat, mengandung organ reseptor
sensori, diatur untuk mendeteksi pergerakan rotasi

• Reseptor dan organ distimulasi oleh perubahan pergerakan


seseorang.
Organ of Corti

• Utricle dan saccule terlibat dalam pergerakan linier.

• Organ Corti bertempat di dalam koklea, berbentuk siput,


tube tulang sekitar 3.5 cm panjangnya dengan bentuk spiral

• Membran yang membagi duktus koklear (scala media) dari


scala vestibuli dan scala timpani dari membran basilar

• Lokasi organ Corti pada membran basilar yang meregang


dari dasar sampai ke apeks koklea
• Getaran suara memasuki perilymph pada oval window dan
berjalan sepanjang scala vestibuli, melewati scala timpani,
masuk ke dalam duktus koklear dan menyebabkan pergerakan
membran basilar.

• Organ Corti , disebut juga organ terakhir untuk pendengaran,


merubah energi mekanik menjadi aktivitas neural dan
membagi suara kedalam frekwensi yang berbeda.
• Impuls elektrokemikal ini berjalan melalui saraf acoustic menuju
korteks temporal otak untuk diinterpretasikan sebagai suara yang
mengandung arti

• Dalam kanal auditori internal, saraf koklear (akustik), muncul dari


koklea, bersama saraf vestibular, muncul dari kanal semisirkular,
utricle dan saccule, menjadi saraf vestibulokoklear (SK VIII).

• Kanal ini juga menjadi tempat bagi saraf fasial dan pembuluh
darah dari telinga ke otak.
FUNGSI TELINGA

1. Hearing
Pendengaran dikonduksikan melalui 2 pathway : udara dan tulang

Suara ditransmisikan oleh konduksi udara berjalan melalui telinga luar


dan tengah yang berisi udara menggetarkan membran timpanik dan
ossicles.

Suara ditransmisikan oleh konduksi tulang berjalan langsung melalui


tulang ke bagian dalam telinga dengan melewati membran timpanik
dan ossicles.

Normalnya, konduksi udara merupakan pathway yang lebih efisien


2. Konduksi Suara dan Transmisi
Suara memasuki telinga melalui kanal auditori eksternal dan
menyebabkan membran timpanik bergetar

Getaran mentransmisikan suara melalui aksi ossicles pada oval window


sebagai energi mekanikal.

Energi mekanikal ini kemudian ditransmisikan melalui cairan telinga


dalam ke koklea, menstimulasi sel-sel rambut, dan kemudian diubah
menjadi energi listrik.
• Energi listrik berjalan melalui saraf vestibulokoklear ke sistem saraf
pusat, dimana disini diinterpretasikan dalam bentuk akhir suara.

• Getaran ditransmisikan oleh membran timpanik ke ossicles pada


telinga bagian tengah ditransmisikan ke koklea, yang berlokasi di
labyrin telinga dalam.
• Ayunan stapes menyebabkan gelombang getaran dalam cairan
didalam telinga dalam. Gelombang cairan menyebabkan
pergerakan membran basilar, menstimulus sel-sel rambut organ
Corti di dalam koklea untuk bergerak seperti gelombang.

• Pergerakan membran timpanik menyusun arus listrik yang


menstimulasi area koklea.

• Sel-sel rambut menyusun impuls neural yang berkode dan


kemudian ditransfer ke korteks auditori di otak,emudian diberi kode
kedalam pesan suara
• Piringan stapes menerima impuls ditransmisikan oleh incus dan
maleus dari membran timpanik.

• Round window, yang terbuka pada sisi yang berlawanan pada


duktus koklear, dilindungi dari gelombang suara dengan membran
timpanik yang utuh, memungkinkan gerakan cairan telinga bagian
dalam oleh stimulasi gelombang suara

• Sebagai contoh, dalam keadaan membran timpanik yang utuh,


gelombang suara pertama menstimulasi oval window, dan muncul
lamban sebelum stimulus mempengaruhi round window.
• Bagaimanapun juga, fase lamban diubah bila perforasi pada
membran timpanik yang memungkinkan gelombang suara
menimpa oval dan round window bersamaan.

• Pengaruh ini membatalkan kelambanan dan mencegah


pengaruh maksimal motilitas cairan telinga dalam dan
kemudian mempengaruhi stimulasi sel-sel rambut di dalam
organ Corti. Hasilnya adalah penurunan dalam kemampuan
mendengar
Bone Conduction Compare to Air Conduction
3. Keseimbangan dan Ekuilibrium
Keseimbangan tubuh dipeliharan oleh kerjasama otot dan
sendi tubuh (sistem proprioseptif), mata (sistem penglihatan),
dan labirin (sistem vestibular)

Area ini mengirim informasi tentang ekuilibrium, atau


keseimbangan ke otak (sistem serebelar) untuk koordinasi dan
persepsi didalam korteks serebral.
Suplai darah ke otak berasal dari jantung dan sistem arterial
The brain obtains its blood supply from the heart and arterial system.
Masalah yang terjadi pada daerah diats, seperti
arteriosklerosis atau gangguan penglihatan, dapat
menyebabkan masalah keseimbangan
A problem in any of these areas, such as arteriosclerosis or Impaired
vision, can cause a disturbance of balance .
Vestibular yang berada di telinga bagian dalam memberikan
feedback terhadap pergerakan dan posisi kepala dan tubuh
The vestibular apparatus of the inner ear provides feedback regarding
the movements and the position of the head and body in space.
ASSESSMENT

Inspeksi Telinga Eksternal

• Telinga eksternal diperiksa secara inspeksi dan palpasi


langsung
• Aurikel dan jaringan yang mngelilingi harus diinspeksi :
deformitas, lesi, discharge, ukuran, kesimetrisan, dan sudut
tempat menempelnya aurikel dengan kepala
• Manipulasi yang dilakukan pada aurikel tidak akan
memberikan rasa sakit. Jika mengeluh sangat sakit dicurigai
Otitis Eksternal Akut
• Nyeri tekan saat palapsi pada daerah mastoid kemungkinan
indikasi mastoiditis akut atau inflamasi nodul aurikular
posterior

• Biasanya, kista sebaceous dan tophy (menumpuknya


mineral subkutaneus) ada di pinna. Lapisan berkerak dan
bersisik sdi depan atau belakang aurikel biasanya
menandakan dermatitis seborrheic dan dapat muncul di kulit
kepala atau wajah.
Otoscopic Examination

• Membran timpani diperiksa dengan otoscope dan palpasi


langsung dengan otoscope pneumatik.

• Untuk memeriksa kanal auditori eksternal dan membran


timpani, otoscope harus dipegang tangan kanan pemeriksa,
dalam posisi memegang pensil, dengan tangan pemeriksa
didepan wajah pasien
.
• Posisi ini mencegah otoscope masuk terlalu jauh ke dalam
kanal eksternal.

• Menggunakan tangan berlawanan, daun telinga digenggam


dan dengan lembut ditarik kebelakang untuk meluruskan
kanal pada orang dewasa.

• Jika kanal tidak diluruskan dengan teknik ini, membran


timpani lebih sulit untuk dilihat karena kanal menghalangi
pandangan
• speculum secara perlahan dimasukkan ke dalam lubang telinga,
dengan mata pemeriksa dekat dengan lensa pembesar dari
otoscope untuk memvisualisasikan kanal dan membran timpani.

• Spekulum terbesar yang dapat ditampung kanal (biasanya


berukuran 5 mm pada orang dewasa) dimasukkan dengan lembut
ke dalam kanal dan sedikit ke depan
• Karena bagian distal dari kanal adalah tulang dan ditutupi
oleh lapisan sensitif epitel, hanya tekanan ringan dapat
digunakan tanpa menyebabkan rasa sakit.

• Kanal auditori eksternal diperiksa : discharge, peradangan,


atau benda asing
• Membran timpani yang sehat adalah berwarna abu-abu mutiara
dan posisi miring di dasar kanal.

• Gerakan spekulum lambat, gerakan melingkar memungkinkan


visualisasi lipatan malleolar dan pinggiran

• Posisi dan warna membran dan setiap tanda yang tidak biasa
atau penyimpangan dari normal didokumentasikan

• Adanya cairan, gelembung udara, darah, atau massa di telinga


tengah juga harus dicatat
• Jika membran timpani tidak dapat divisualisasikan karena cerumen,
cerumen dapat dikeluarkan dengan irigasi lembut pada saluran
eksternal dengan air hangat (kecuali kontraindikasi).

• Jika cerumen menmpel, minyak mineral atau pelembut serumen dapat


dimasukkan ke dalam lubangn telinga dan pasien diinstruksikan untuk
kembali untuk pengambilan cerumen kembali dan pemeriksaan telinga
• Penggunaan instrumen seperti kuret serumen untuk
mengangkat cerumen untuk otolaryngologists dan perawat
dengan pelatihan khusus, karena bahaya terhadap perforasi
membran timpani atau excoriating saluran pendengaran
eksternal.

• Penumpukan serumen merupakan penyebab umum dari


gangguan pendengaran dan iritasi lokal
Evaluation of Gross Auditory Acuity

• Memperkirakan pendengaran secara umum dapat dilakukan dengan


menilai kemampuan pasien untuk mendengar frase berbisik atau jam
berdetik, dengan menguji satu telinga pada suatu waktu

• Pemeriksaan Weber dan Rinne dapat digunakan untuk membedakan


kehilangan konduktif dari kehilangan sensorineural ketika
pendengaran terganggu.

• Tes ini merupakan bagian dari pemeriksaan fisik skrining biasa dan
berguna jika pe yang pemeriksaan yang lebih spesifik dibutuhkan,
jika gangguan pendengaran terdeteksi, atau jika konfirmasi hasil
audiometri yang diinginkan
Whisper Test

• Pemeriksa menutup telinga yang tidak diperiksa dengan


telapak tangan

• Kemudian pemeriksa berbisik pelan dari jarak 1-2 kaki dari


telinga yang tidak ditutup dan menjauh dari sisi pasien.

• Pasien dengan normal pendengaran dapat mengulang


dengan benar apa yang dibisikkan
Weber Test

• Weber test menggunakan konduksi tulang untuk memeriksa


suara lateralisasi. Tuning fork (idealnya 512 Hz), alat
digenggam dengan baik pada gagangnya dan diketukkan
pada lutut atau tangan pemeriksa, kemudian diletakkan di
atas kepala atau dahi pasien,

• Orang yang normal pendengarannya mendengar suara


yang sama pada kedua telinga atau menggambarkan suara
berada di tengah kepala.
• Orang yang hilang pendengaran konduktif, karena otosklerosis
atau otitis media, dapat mendengar lebih baik pada telinga yang
bermasalah.

• Orang dengan hilang pendengaran sensorineural, karena


kerusakan koklear atau saraf vestibulokoklear, mendengar suara
pada telinga yang sehat.

• Test Weber sangat berguna untuk mendeteksi kehilangan


pendengaran unilateral
Rinne Test

• Pemeriksa memegang gagang


vibrating tuning antara 2 posisi: 2 inchi
dari kanal telinga (untuk konduksi
udara) dan pada tulang mastoid (untuk
konduksi tulang)
• Pasien ditanya untuk dapat mengidentifikasi mana nada
yang paling besar dan kapan nada tidak terdengar.

• Rinne test sangat berguna untuk membedakan antara


hilang pendengaran konduktif dan sensorineural. Orang
yang normal pendengarannya melaporkan bunyi konduksi
udara lebih kuat dibandingkan bunyi konduksi tulang.
• Orang dengan hilang pendengaran konduktif mendengar
suara konduksi tulang lama atau lebih lama daripada suara
konduksi udara

• Orang yang hilang pendengaran sensorineural mendengar


suara konduksi udara lebih lama dibandingkan suara
konduksi tulang
COMPARISON OF WEBER AND RINNE TEST

Hearing Status Weber Rinne


Normal hearing Sound is heard equally Air conduction is audible
in both ears longer than bone
conduction
Conductive hearing loss Sound is heard best in Sound is heard as long
affected ear (hearing or longer in affected ear
loss) (hearing loss)
Sensorineural hearing Sound is heard best in Air conduction is
loss normal hearing ear audible longer than
bone conduction in
affected ear
Pemeriksaan Diagnostik

• Audiometry
• Tympanogram
• Auditory brain stem response
• Electronystagmography
• Platform posturograph
• Sinusoidal harmonic acceleration
• Middle ear endoscopy
Diagnosa Keperawatan

• Disturbed sensory perception, auditory, related to


obstruction of ear canal, damage to inner ear

• Anxiety related to inability to communicate

• Knowledge deficit related to self-care and risk


prevention

• Impaired social interaction related to inability to hear


others

Anda mungkin juga menyukai