Anda di halaman 1dari 14

“Kasus 2”

Dosen : Apt.Aprilya Sri Rachmayanti, M.Farm

Kelompok 4
Shinta Cania Maiza
Sylvia Sinta Julianingsih
Asmina Sinaga
Sri Wahyuni
Hestika Maulidianti
Dwi Puspa Meileni
Mesy Oktavia Hamzami
Clara Agustin
Umam Latif
Muhammad Andi Putra
Sunita
Siska Widiastuti
Yunita Kurniawati
Yurika Zelfinda
Yeni Elfrida Siregar
Nur asni
“KASUS”

• Ibu SR (76 tahun, 50 kg, 160 cm) datang ke RS dengan rujukan


dari dokter keluarganya. Ibu SR dibawa oleh keluarganya ke
dokter karena tiba-tiba jatuh setelah sebelumnya mual dan hilang
nafsu makan selama kurang lebih 3 hari. Sebelum jatuh ibu SR
mengalami muntah.
• Ibu SR mempunyai penyakit gagal jantung (didiagnosa 5 tahun
yang lalu). Dosis furosemid baru saja dinaikkan dari 80 mg
menjadi 120 mg oleh dokternya 2 minggu yang lalu karena ibu SR
mengalami oedema pada kakinya. Setelah dosis furosemid
dinaikkan, kira-kira 10 hari yang lalu, ibu SR terkena serangan
gout, dia mengatakan kedua jempol kakinya sangat nyeri. Rasa
nyeri-nya, oleh dokter diatasi dengan indometasin yang diresepkan
seminggu yang lalu.
Lanjutan . . .
Pada saat anda melakukan medication history. Anda mengetahui bahwa
pengobatan yang digunakan sampai saat ini adalah :
• Furosemid 120 mg sekali sehari
• Indometasin 50 mg 3 kali sehari
• KCl tablet (KSR) 600 mg 2 kali sehari
• Enalapril 10 mg sekali sehari
• Isosorbid mononitrat 60 mg sekali sehari
Hasil pemeriksaan fisik :
• TD 105/70 (diukur dalam posisi tertidur)
• Nadi 100-120 x/menit
• RR 22 x/menit
• Suhu 36ºC
• Penampakan kulit : pucat dengan mata yang cekung
HASIL LABORATORIUM

Parameter Satuan Nilai Rujukan Hasil Pemeriksaan


13 Juni 2015
Natrium mEq/L 135-147 131
Kalium mEq/L 3,5-5,0 5.5
Bicarbonate mEq/L 26-32 17
Kreatinin mEq/L 0,6-1,2 3.8
Urea mEq/L 8-18 57
ALT U/L 0-35 20
AST U/L 0-35 20
Hb g/dL P(12-16), L (14-18) 12
Kolesterol Total mg/dL < 200 180
LDL mg/dL < 130 120
HDL mg/dL > 45 40
Trigliserid mg/dL < 160 140
Albumin g/dL 35-45 35
Fosfat mmol/L 0,9-1,5 1.8
“Metode SOAP”

Data Subjektif
1. Keluhan utama : tiba-tiba jatuh setelah
sebelumnya mual dan hilang nafsu
makan selama kurang lebih 3 hari.
Sebelum jatuh ibu SR mengalami
muntah.
2. Riwayat penyakit sekarang : tiba-tiba
jatuh setelah sebelumnya mual dan
hilang nafsu makan selama kurang
lebih 3 hari. Sebelum jatuh ibu SR
mengalami muntah.
3. Riwayat penyakit dahulu : penyakit gagal jantung
(didiagnosa 5 tahun yang lalu). Dosis furosemid baru saja
dinaikkan dari 80 mg menjadi 120 mg oleh dokternya 2
minggu yang lalu karena ibu SR mengalami oedema pada
kakinya. Setelah dosis furosemid dinaikkan, kira-kira 10
hari yang lalu, ibu SR terkena serangan gout, dia
mengatakan kedua jempol kakinya sangat nyeri. Rasa
nyeri-nya, oleh dokter diatasi dengan indometasin yang
diresepkan seminggu yang lalu.

4. Riwayat penyakit keluarga

5. Riwayat sosial-ekonomi
Data Objektif

a. Pemeriksaan Fisik :
• TD 105/70 (diukur dalam posisi
tertidur)
• Nadi 100-120 x/menit
• RR 22 x/menit
• Suhu 36ºC
• Penampakan kulit : pucat dengan
mata yang cekung
b. Pemeriksaan laboratorium
• Natrium : 131  (135-147) mEq/L
• Kalium : 5.5  (3,5-5,0) mEq/L
• Bicarbonate : 17  (26-32) mEq/L
• Kreatinin : 3.8  (0,6-1,2) mg/dL
• Urea : 57  (8-18) mg/dL
• ALT : 20 U/L (0-35) normal
• AST : 20 U/L (0-35) normal
• Hb : 12 g/dL (P : 12-16, L : 14-18) normal
• Kolesterol Total: 180 mg/dL (< 200) normal
• LDL : 120 mg/dL (< 130) normal
• HDL : 40 mg/dL (> 45) normal
• Trigliserid : 140 mg/dL (< 160) normal
• Albumin : 35 g/dL (35-45) normal
• Fosfat : 1.8  (0,9-1,5) mmol/L
Assassment/penilaian

Penyakit S.O Terapi Analisis DRP


Mual,Muntah
Furosemid 120 mg
pemberian indonetasin
Hilang Nafsu dengan enalapril
Makan pemberian secara
Indonetasin 50 mg bersamaan menyebabkan
Gout peningkatan resiko
terjadinya kerusakan ginjal
TD : 105/70 akibat efek kerja yang
BB : 50 Kg KCL tab 600 mg berlawanan
Tepat
Gagal Jantung TB : 60 cm enalapril 10 mg Dosis,tidak
tepat obat
Nadi : 100-120
 
pemberian obat
Suhu : 36ºC indonetasin dengan
furosemid dapat
Isosorbid mononitrat 60 menurunkan efektivitas
mg dari obat furosemid
Kulit pucat dengan
mata cekung
PLAINING

A.Diagnostik
B.Terapi
C.Monitoring
D.Edukasi
E.Prognosis
Diagnosis Kerja Gagal Jantung kronik

Diagnosis • asma bronchial


Banding • PPOK
• Uremia
• Volume Overload
Edukasi  Edukasi kepatuhan minum obat
 Edukasi kepatuhan diet rendah garam, rehabilitasi jantung,.
 Edukasi cara mengatasi bila terjadi perburukan sesak nafas
Edukasi timbang berat badan dan lingkar perut, ukur jumlah
cairan masuk dan keluar agar seimbang
Edukasi control darah, nadi pemeriksaan fisik ke Puskesmas
terdekat.
TATALAKSANA NON-  Ketaatan pasien berobat
FARMAKOLOGI Ketaatan pasien berobat menurunkan morbiditas, mortalitas dan kualitas hidup pasien.
Berdasarkan literatur, hanya 20 - 60% pasien yang taat pada terapi farmakologi maupun non-
farmakologi Pemantauan berat badan mandiri Pasien harus memantau berat badan rutin setap
hari, jika terdapat kenaikan berat badan > 2 kg dalam 3 hari, pasien harus menaikan dosis
diuretik atas pertmbangan dokter
Asupan cairan
Restriksi cairan 1,5 - 2 Liter/hari dipertimbangkan terutama pada pasien dengan gejala berat
yang disertai hiponatremia. Pengurangan berat badan pasien obesitas (IMT > 30 kg/m2) dengan
gagal jantung dipertimbangkan untuk mencegah perburukan gagal jantung, mengurangi gejala
dan meningkatkan kualitas hidup
Kehilangan berat badan tanpa rencana
Latihan fisik
Latihan fisik direkomendasikan kepada semua pasien gagal jantung kronik stabil.

TATALAKSANA  Diuretik: Furosemidoral / IV bila tanda dan gejala kongesti masih ada, dengan dosis 1 mg/kg
FARMAKOLOGI BB atau lebih
ACE inhibitor (atau ARB bila batuk) bila tidak ada kontra indikasi; dosis dinaikan bertahap
sampai dosis optimal tercapai
 Beta blocker dosis kecil bila tidak ada kontra indikasi, dosis naik bertahap Bila dosis sudah
optimal tetapi laju nadi masih cepat (>70x/menit), dengan: Irama sinus, dapat ditambahkan
Ivabradin mulai dosis kecil 2x2,5mg, maksimal 2 X 5mg. Irama atrialfibrilasi
-respons ventrikel cepat serta fraksi ejeksi rendah, tetapi fungsi ginjal baik, berikan digoxin dosis
rumat 0,25mg pagi.
 Mineralocorticoid Receptor Blocker (Aldosterone Antagonist) dosis kecil bila tidak ada kontra
indikasi.
Monitoring Parameter yang digunakan sebagai pemantauan pada pasien gagal
jantung antara laina.
Data yang dilaporkan pasien : tanda dan gejala kongesti, berat
badan harian,. konsumsi garam, ketaatan terhadap pengobatan
 Data laboratorium : INR, BNP dan NT pro BNP
Data yang langsung direkam : detak jantung, tekanan darah,
aritmiaPasien dihimbau untuk bertanya mengenai obat-obatan
yang diberikan, dan informasi mengenai kondisi tiap pasien
dijelaskan oleh dokter. Pentingnya gejala yang berhubungan
dengan kondisi perburukan juga didiskusikan dengan pasien.
Pengukuran berat badan secara rutin, jumlah garam yang
dikonsumsi juga harus dicatat.
Edukasi  Edukasi kepatuhan minum obat
 Edukasi kepatuhan diet rendah garam, rehabilitasi jantung,.
 Edukasi cara mengatasi bila terjadi perburukan sesak nafas
Edukasi timbang berat badan dan lingkar perut, ukur jumlah cairan masuk
dan keluar agar seimbang
Edukasi control darah, nadi pemeriksaan fisik ke Puskesmas terdekat.

Prognosis - Ad vitam : dubia ad bonam


- Ad sanationam :dubia ad bonam
- Ad fungsionam : dubia ad bonam
THANKYOU 

Anda mungkin juga menyukai