Kelompok 4
Shinta Cania Maiza
Sylvia Sinta Julianingsih
Asmina Sinaga
Sri Wahyuni
Hestika Maulidianti
Dwi Puspa Meileni
Mesy Oktavia Hamzami
Clara Agustin
Umam Latif
Muhammad Andi Putra
Sunita
Siska Widiastuti
Yunita Kurniawati
Yurika Zelfinda
Yeni Elfrida Siregar
Nur asni
“KASUS”
Data Subjektif
1. Keluhan utama : tiba-tiba jatuh setelah
sebelumnya mual dan hilang nafsu
makan selama kurang lebih 3 hari.
Sebelum jatuh ibu SR mengalami
muntah.
2. Riwayat penyakit sekarang : tiba-tiba
jatuh setelah sebelumnya mual dan
hilang nafsu makan selama kurang
lebih 3 hari. Sebelum jatuh ibu SR
mengalami muntah.
3. Riwayat penyakit dahulu : penyakit gagal jantung
(didiagnosa 5 tahun yang lalu). Dosis furosemid baru saja
dinaikkan dari 80 mg menjadi 120 mg oleh dokternya 2
minggu yang lalu karena ibu SR mengalami oedema pada
kakinya. Setelah dosis furosemid dinaikkan, kira-kira 10
hari yang lalu, ibu SR terkena serangan gout, dia
mengatakan kedua jempol kakinya sangat nyeri. Rasa
nyeri-nya, oleh dokter diatasi dengan indometasin yang
diresepkan seminggu yang lalu.
5. Riwayat sosial-ekonomi
Data Objektif
a. Pemeriksaan Fisik :
• TD 105/70 (diukur dalam posisi
tertidur)
• Nadi 100-120 x/menit
• RR 22 x/menit
• Suhu 36ºC
• Penampakan kulit : pucat dengan
mata yang cekung
b. Pemeriksaan laboratorium
• Natrium : 131 (135-147) mEq/L
• Kalium : 5.5 (3,5-5,0) mEq/L
• Bicarbonate : 17 (26-32) mEq/L
• Kreatinin : 3.8 (0,6-1,2) mg/dL
• Urea : 57 (8-18) mg/dL
• ALT : 20 U/L (0-35) normal
• AST : 20 U/L (0-35) normal
• Hb : 12 g/dL (P : 12-16, L : 14-18) normal
• Kolesterol Total: 180 mg/dL (< 200) normal
• LDL : 120 mg/dL (< 130) normal
• HDL : 40 mg/dL (> 45) normal
• Trigliserid : 140 mg/dL (< 160) normal
• Albumin : 35 g/dL (35-45) normal
• Fosfat : 1.8 (0,9-1,5) mmol/L
Assassment/penilaian
A.Diagnostik
B.Terapi
C.Monitoring
D.Edukasi
E.Prognosis
Diagnosis Kerja Gagal Jantung kronik
TATALAKSANA Diuretik: Furosemidoral / IV bila tanda dan gejala kongesti masih ada, dengan dosis 1 mg/kg
FARMAKOLOGI BB atau lebih
ACE inhibitor (atau ARB bila batuk) bila tidak ada kontra indikasi; dosis dinaikan bertahap
sampai dosis optimal tercapai
Beta blocker dosis kecil bila tidak ada kontra indikasi, dosis naik bertahap Bila dosis sudah
optimal tetapi laju nadi masih cepat (>70x/menit), dengan: Irama sinus, dapat ditambahkan
Ivabradin mulai dosis kecil 2x2,5mg, maksimal 2 X 5mg. Irama atrialfibrilasi
-respons ventrikel cepat serta fraksi ejeksi rendah, tetapi fungsi ginjal baik, berikan digoxin dosis
rumat 0,25mg pagi.
Mineralocorticoid Receptor Blocker (Aldosterone Antagonist) dosis kecil bila tidak ada kontra
indikasi.
Monitoring Parameter yang digunakan sebagai pemantauan pada pasien gagal
jantung antara laina.
Data yang dilaporkan pasien : tanda dan gejala kongesti, berat
badan harian,. konsumsi garam, ketaatan terhadap pengobatan
Data laboratorium : INR, BNP dan NT pro BNP
Data yang langsung direkam : detak jantung, tekanan darah,
aritmiaPasien dihimbau untuk bertanya mengenai obat-obatan
yang diberikan, dan informasi mengenai kondisi tiap pasien
dijelaskan oleh dokter. Pentingnya gejala yang berhubungan
dengan kondisi perburukan juga didiskusikan dengan pasien.
Pengukuran berat badan secara rutin, jumlah garam yang
dikonsumsi juga harus dicatat.
Edukasi Edukasi kepatuhan minum obat
Edukasi kepatuhan diet rendah garam, rehabilitasi jantung,.
Edukasi cara mengatasi bila terjadi perburukan sesak nafas
Edukasi timbang berat badan dan lingkar perut, ukur jumlah cairan masuk
dan keluar agar seimbang
Edukasi control darah, nadi pemeriksaan fisik ke Puskesmas terdekat.