Terapi Cairan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 16

DOA BELAJAR

PEMBUKA BELAJAR

“Kami ridho Allah SWT sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku, dan Nabi
Muhammad sebagai Nabi dan Rasul, Ya Allah, tambahkanlah kepadaku ilmu
dan berikanlah aku kefahaman”
JENIS-JENIS CAIRAN

CAHAYA NUGRAHENI, S.TR.KEP


• Cairan intravena (intravenous fluids infusion) adalah pemberian
sejumlah cairan ke dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam
pembuluh vena untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat
makanan dari tubuh.
Secara umum, keadaan-keadaan yang dapat memerlukan pemberian cairan
infus adalah:
1. Perdarahan dalam jumlah banyak (kehilangan cairan tubuh dan komponen
darah).
2. Trauma abdomen berat (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah)
3. Fraktur (patah tulang), khususnya di pelvis dan femur (kehilangan cairan
tubuh dan komponen darah)
4. Serangan panas (heat stroke)
5. Diare dan demam (mengakibatkan dehidrasi)
6. Luka bakar luas (kehilangan banyak cairan tubuh)
7. Semua trauma kepala, dada, dan tulang punggung
Indikasi Pemasangan Infus melalui Jalur Pembuluh Darah Vena (Peripheral Venous
Cannulation) :
1. Pemberian cairan intravena (intravenous fluids).
2. Pemberian nutrisi parenteral (langsung masuk ke dalam darah) dalam jumlah
terbatas.
3. Pemberian kantong darah dan produk darah.
4. Pemberian obat yang terus-menerus (kontinyu).
5. Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya pada operasi
besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk persiapan jika
terjadi syok, juga untuk memudahkan pemberian obat)
6. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya risiko dehidrasi
(kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum pembuluh darah kolaps,
sehingga tidak dapat dipasang jalur infus.
Kontraindikasi dan Peringatan pada Pemasangan Infus Melalui Jalur Pembuluh Darah
Vena:
1. Inflamasi dan infeksi di lokasi pemasangan infus.
2. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan digunakan
untuk pemasangan A-V shunt pada tindakan hemodialisis 3. Obat-obatan yang
berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliran darahnya lambat
(misalnya pembuluh vena di tungkai dan kaki).
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi dalam pemasangan infus:
1. Hematoma, yakni darah mengumpul dalam jaringan tubuh akibat
pecahnya pembuluh darah arteri vena, atau kapiler, terjadi akibat
penekanan yang kurang tepat saat memasukkan jarum, atau tusukan
berulang pada pembuluh darah.
2. Infiltrasi, yakni masuknya cairan infus ke dalam jaringan sekitar
(bukan pembuluh darah), terjadi akibat ujung jarum infus melewati
pembuluh darah.
3. Tromboflebitis, atau inflamasi pada pembuluh vena, terjadi akibat
infus yang dipasang tidak dipantau secara ketat dan benar.
4. Emboli udara, yakni masuknya udara ke dalam sirkulasi darah,
terjadi akibat masuknya udara yang ada dalam cairan infus ke dalam
pembuluh darah.
• Kristaloid
Cairan kristaloid yang paling banyak digunakan adalah normal saline dan
ringer laktat. Cairan kristaloid memiliki komposisi yang mirip cairan
ekstraselular. Karena perbedaan sifat antara kristaloid dan koloid,
dimana kristaloid akan lebih banyak menyebar ke ruang interstitial
dibandingkan dengan koloid maka kristaloid sebaiknya dipilih untuk
resusitasi defisit cairan di ruang intersisial.
Koloid
• Cairan koloid disebut juga sebagai cairan pengganti plasma atau biasa disebut “plasma
expander”. Di dalam cairan koloid terdapat zat/bahan yang mempunyai berat molekul
tinggi dengan aktivitas osmotik yang menyebabkan cairan ini cenderung bertahan agak
lama dalam ruang intravaskuler.
• Koloid dapat mengembalikan volume plasma secara lebih efektif dan efisien daripada
kristaloid, karena larutan koloid mengekspansikan volume vaskuler dengan lebih sedikit
cairan dari pada larutan kristaloid. Sedangkan larutan kristaloid akan keluar dari
pembuluh darah dan hanya 1/4 bagian tetap tinggal dan cairan yang mengandung
partikel onkotik dan karenanya menghasilkan tekanan onkotik. Bila diberikan
intravena, sebagian besar akan menetap dalam ruang intravaskular.
1. ALBUMIN
Albumin dibuat dengan pasteurisasi pada suhu 600C dalam 10 jam untuk meminimalisir resiko transmisi virus
hepatitis B atau C atau pun virus imunodefisiensi
2. DEKSTRAN
Dekstran 70 6 % digunakan pada syok hipovolemik dan untuk profilaksis
tromboembolisme dan mempunyai waktu paruh intravaskular sekitar 6 jam. Pemakaian dekstran untuk mengganti
volume darah atau plasma hendaknya dibatasi sampai 1 liter (1,5 gr/kgBB) karena risiko terjadi perdarahan
abnormal.
3. GELATIN
Penggantian volume primer pada hipovolemia, stabilisasi sirkulasi perioperatif. Sedangkan kontraindikasi adalah
infark miokard yang masih baru terjadi, gagal jantung kongestif
4. Hydroxylethyl Starch (HES)
Indikasi pemberian HES adalah :Terapi dan profilaksis defisiensi volume (hipovolemia) dan syok (terapi
penggantian volume) berkaitan dengan pembedahan (syok hemoragik), cedera (syok traumatik), infeksi (syok
septik), kombustio (syok kombustio). Sedangkan kontra indikasi adalah : Gagal jantung kongestif berat, Gagal ginjal
(kreatinin serum >2 mg/dL dan >177 mikromol/L).Gangguan koagulasi berat (kecuali kedaruratan yang
mengancam nyawa). Dosis penggunaan HES adalah 20 ml/kgBB/hari.
PENUTUP BELAJAR

‫يم‬
ِ ‫ح‬ِ ‫ن ال َّر‬
ِ ‫م‬
َ ‫ح‬ ِ َّ ‫م الل‬
ْ ‫ه ال َّر‬ ِ ‫س‬
ْ ِ‫ب‬

‫ه‬ ْ ‫طال ً َوا ْر ُز ْق َنا‬


ُ َ‫اج ِت َناب‬ ِ ‫ل َبا‬
َ ‫ط‬ ًّ ‫ح‬
ِ ‫قا َوا ْر ُز ْق َنا اتِ ّـ َباعَ ه ُ َوأَ ِرنَا ا ْل َبا‬ َ ‫ق‬ َ ‫م أَ ِرنَا ا ْل‬
َّ ‫ح‬ َّ ‫اَلل َّ ُه‬

Ya Allah Tunjukkanlah kepada kami kebenaran sehinggga kami


dapat mengikutinya, Dan tunjukkanlah kepada kami
keburukan sehingga kami dapat menjauhinya.

Anda mungkin juga menyukai