Anda di halaman 1dari 16

PENGEMBANGAN SAINS KEPERAWATAN

DAN HUBUNGAN INTERAKTIF ANTARA PENDIDIKAN,


PELAYANAN/PRAKTIK DAN RISET KEPERAWATAN
DALAM PENGEMBANGAN SAINS KEPERAWATAN.

Kelompok 1 :
1. Anisa Yulvi Azni (NPM:2006562023)
2. Fatrichia Nur Rahma (NPM:2006562143)
4. Kadek Ana Dwijayanti (NPM: 2006562250)
5. Maria Th. M.Elsina (NPN: 2006562143)
5. Sry Wahyuni Thalib H. Hasan (NPM: 2006562553)

6. Tiveni Elisabhet (NPM: 2006508324)
Sub. Pembahasan :
1. Pengertian Sains Keperawatan

2. Fase perkembangan sains keperawatan

3. Perkembangan Sains Keperawatan : Filosofi, Paradigma dan Konseptual Model

4. Hubungan Interaktif Pendidikan dan Pelayanan

5. Hubungan Interaktif Pendidikan dan Penelitian


6.Hubungan Interaktif Pelayanan dan Penelitian

7.Hubungan Interaktif Pendidikan, Pelayanan dan Penelitian


1 Pengertian Sains Keperawatan

 Sains berasal dari kata Latin scientia, yang secara sederhana berarti
"pengetahuan" yang mengacu pada proses dan hasil dari proses
(Butts & Rich, 2011).
 Sains sebagai pengetahuan ilmiah yang merepresentasikan upaya
terbaik untuk menemukan kebenaran yang terbuka, berkembang,
dapat berubah dan kadang terungkap dalam perubahan pemikiran
(Barrett (2002) dalam Barret, 2017).
 Keperawatan adalah ilmu dasar, sedangkan praktik keperawatan
adalah seni ilmiah dan menggunakan pengetahuan manusia yang
merupakan proses timbal balik anatara manusia dan lingkungan.
 Sains Keperawatan adalah sains dasar yang berfokus pada proses
kesehatan manusia, alam semesta yang diartikulasikan dalam
kerangka kerja dan teori keperawatan. (Barrett (2002) dalam Barret,
2017)
FASE PERKEMBANGAN SAINS
2
KEPERAWATAN

 Fase perkembangan atau sejarah sains keperawatan berawal


dari Florence Nightingale.
 Florence memandang bahwa para perawat adalah seorang
wanita yang berpendidikan.
 Pada waktu itu pada umumnya wanita tidak bekerja
dilayanan publik dan tidak berpendidikan.
 Florence memulai visinya dengan mendirikan Sekolah
Keperawatan di St. Thomas Hospital London yang
mendakan telah terlahirnya keperawatan modern.
FASE PERKEMBANGAN SAINS
2
KEPERAWATAN
1. Era Kurikulum 1900-1940-an

 Terjadi pembahasan tentang hal-hal apa saja yang diperlukan dalam proses
perawatan, konten apa saja yang harus dipelajari dan hal apa saja yang harus
dilakukan pelatihan yang menyebabkan perluasan kurikulum. Pada bagian ini
terarah pada konseptual standar kurikulum dan diadopsi oleh program- program
diploma.
 Apresiasi awal terhadap era ini yaitu sudah adanya standar kurikulum tentang
Pendidikan keperawatan dan pengetahuan tentang penyakit pasien.
 Prosedur keperawatan mulai diajarkan dikelas khusus dan berlatih di ruangan
besar yang disebut sebagai “Laboratorium Seni Keperawatan”
 Selanjutnya dengan perkembangan beberapa dekade terakhir ruangan-ruangan
besar ini dikenal juga sebagai “Ruang keterampilan atau Simulasi Laboratorium”
perubahan ini terkait dengan semakin berkembangnya keperawatan diploma
menjadi perguruan tinggi atau universitas (Alligood, 2013)
 Era kurikulum ini menekankan pada pilihan dan isi mata
FASE PERKEMBANGAN SAINS
2
KEPERAWATAN
2. Era Penelitian (1950-1970-an)
 Era ini dimulai pada tahun pertengahan abad, perawat didorong untuk tahu bagaimana
melakukan penelitian dan bagaimana mengembangkan peran perawat sebagai bagian
dari pengetahuan.
 Nursing research keperawatan mulai didirikan untuk pertama kalinya pada tahun 1952
selain itu ada 2 program yang didanai oleh pemerintah pada tahun 1955 untuk
mempersiapkan perawat sebagai peneliti dan guru.
 Dua program pemerintah ini dicanangkan melalui lembaga Persekutuan Penelitian
Pradoktoral Layanan Kesehatan Masyarakat AS dan Program Pelatihan Ilmuwan
Perawat. Perkembangan ini memulai pergeseran besar bagi tingkat keperawatan.
 Pada era ini terjadi transisi pendidikan keperawatan ke sekolah-sekolah tinggi, belajar
adalah kunci dari perkembangan profesi.
 Evaluasi dilakukan pada tahun 1970-an pada 25 tahun penerbitan jurnal pertama:
Nursing Research.
 Hasilnya mengungkapkan bahwa studi- studi keperawatan banyak yang kurang
nyambung antara kerangka konseptual dan kerangka teoritis yang ada, mengutamakan
kebutuhan untuk kerangka konseprual dan teoritis untuk pengembangan pengetahuan
keperawatan yang khusus (Batey, 1977).
 Pada era ini terjadi tumpang tindih dengan era pascasarjana (Alligood, 2014).
FASE PERKEMBANGAN SAINS
2
KEPERAWATAN
3. Era Pendidikan Pascasarjana (1950-1970-an)
 Era Pendidikan pascasarjana terjadi bersamaan dengan era penelitian.
 Program-program magister muncul di penjuru negeri untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam praktek-praktek keperawatan klinik khusus.
 Pada masa ini banyak mata kuliah yang memperkenalkan tentang penelitian dan juga
mengenai pengembangan konsep-konsep serta model keperawatan, memperkenalkan
mahasiswa pada ahli teori keperawatan dan proses-proses pengembangan pengetahuan
(Alligood, 2010).
 Kurikulum untuk persiapan jenjang magister menjadi standar akreditasi sebagain besar
Sekolah Liga Nasional untuk Keperawatan (NLN) (Alligood, 2013).
 Pada akhir tahun 1970-an program magister terakreditasi termasuk bidang penelitian,
keperawatan praktek khusus klinis, kepemimpinan dan termasuk pengembangan konsep atau
teori keperawatan dalam inti kurikulum yang disusun dengan filosofi keperawatan dan
konseptual atau pengorganisasian kerangka.
 Terjadi berbagai pertemuan perawat untuk bertukar pikiran (Konferensi nurse educator di
Chicago (1977) dan New York (1978) dengan tema Pendidikan Keperawatan.
 Publikasi keperawatan semakin berkembang  publikasi penelitian keperawatan, pola
pengetahuan Carper (1978), deskripsi Fawcett (1978) tentang hubungan antara penelitian
dan pengetahuan, dan edisi pertama advances nursing sciences serta artikel-artikel penting
Carper dan Fawcett di terbitkan.
FASE PERKEMBANGAN SAINS
2
KEPERAWATAN
4. Era Teori (1980-1990-an)
 Era teori merupakan pertumbuhan yang secara alamiah dari era penelitian dan era
pascasarjana (Alligood,2010).
 Terjadi penambahan program doctoral keperawatan yang merebak dari tahun
1970-an.
 Tahun 1980-an menjadi periode perkembangan utama dalam teori keperawatan
yang ditandai sebagai transisi dari periode pra-paradigma menuju periode
paradigma (Fawcett, 1984, Kuhn 1970).
 Fawcett berpendapat ada 4 konsep keperawatan global sebagai metaparadigma
tentang konsep individu atau manusia, lingkungan, Kesehatan dan keperawatan
secara sistematis menyatukan karya teoritis keperawatan.
 Pada era ini pula teori middle range dan penghargaan terhadap kerangka
keperawatan untuk pikiran dan tindakan praktik keperawatan diwujudkan.
 Pergeseran pada penerapan teori keperawatan sangat penting untuk keperawatan
yang berdasarakan teori, praktek berbasis bukti, dan pengembangan teori masa
depan (Alligood, 2010: Alligood, 2014: Fawcett & Garity 2009)
FASE PERKEMBANGAN SAINS
2
KEPERAWATAN
5. Era Pemanfaatan Teori (Abad Ke 21)
 Terjadi keseimbangan antara penelitian dan praktik untuk
pengembangan pengetahuan dalam disiplin keperawatan (Alligood, 2014).
 Menurut Alligood (2004) dalam (Alligood, 2014), yang membedakan
mulainya era pemanfaatan teori dengan era sebelumnya antara lain:
Teori baru yang diperlukan untuk menghasilkan perawatan yang
berkualitas, menekankan pada teori keperawatan yang memandu
penelitian, praktik, pendidikan, dan administrasi, menghasilkan teori
middle-range yang bisa berasal dari pendekatan kuantitatif atau
kualitatif, kerangka kerja keperawatan meghasilkan pengetahuan (bukti)
untuk perawatan berkualitas.
 Pemanfaatan model, teori, dan teori midlle-range keperawatan untuk
pemikiran dan tindakan praktik keperawatan berupa bukti kontribusi
penting untuk perawatan berkualitas disemua praktik keperawatan di
masa kini.
 Saat ini, persiapan praktik keperawatan membutuhkan pengetahuan dan
penggunaan karya teoritis dari disiplin keperawatan. (Alligood, 2014)
PERKEMBANGAN SAINS KEPERAWATAN:
3 FILOSOFI, PARADIGMA DAN KONSEPTUAL MODEL
KOMPONEN PERKEMBANGAN SAINS KEPERAWATAN

• Representasi simbolik dan merupakan label yang menggambarkan fenomena


atau kelompok di dalam fenomena, seperti ide, hasil observasi maupun
KONSEP pengalaman untuk menetapkan tujuan atau memahami tentang fenomena

• Serangkaian hubungan antara konsep atau alat utama untuk mengembangkan


sains keperawatan. Teori berasal dari asumsi, konsep, prinsip dan proposisi
TEORI

• Pernyataan yang mencakup pernyataan ontologis tentang fenomena kepentingan pusat suatu
disiplin ilmu, klaim epistemic tentang bagaimana fenomena itu diketahui, dan klaim etis tentang
apa yang anggota nilai dari suatu disiplin.
• Fungsi filosofi untuk mengkomunikasikan apa yang diyakini oleh para anggota suatu disiplin
dalam kaitannya dengan fenomena yang menarik bagi disiplin itu, apa yang mereka yakini tentang
FILOSOFI perkembangan pengetahuan tentang fenomena itu, dan apa yang mereka hargai sehubungan dengan
tidakan dan praktik mereka (Fawcett, 2006).
PERKEMBANGAN SAINS KEPERAWATAN:
3 FILOSOFI, PARADIGMA DAN KONSEPTUAL MODEL
KOMPONEN PERKEMBANGAN SAINS KEPERAWATAN

• Pandangan dunia, orientasi filosofis yang digunakan untuk menguraikan


PARA
sifat dari suatu disiplin
DIGMA

• Pandangan terhadap konsep sentral dari disiplin ilmu keperawatan


PARADIGMA
KEPERAWAT meliputi manusia, lingkunganm, kesehatan dan keperawatan
AN

• Konsep global yang spesifik pada suatu disiplin yang secara filosofis
META
bersifat netral dan stabil, dan ini menampilkan bagaimana tekanan pada
PARADIG konsep sentral, dimana konsep sentral yang dimaksud yaitu : Individu,
MA
lingkungan, ksehatan, dan keperawatan
• Sekumpulan konsep yang relative abstrak dan umum yang membahas
fenomena kepentingan utama suatu disiplin ilmu, proposisi yang secara
MODEL
KONSEP
luas menggambarakan konsep-konsep tersebut, dan proposisi yang
TUAL menyatakan relative abstrak dan hubungan umum antara dua atau lebih
konsep (Fawcet, 2006).
4 HUBUNGAN INTERAKTIF PENDIDIKAN DAN PELAYANAN

Pelayanan keperawatan professional merupakan tempat memberikan asuhan keperawatan yang


berdasarkan sains keperawatan yang dilakukan oleh perawat klinis. Pelayanan keperawatan dapat
menghasilkan suatu model konseptual praktik keperawatan baru sesuai dengan teori yang
dikembangkan di pendidikan berdasarkan riset keperawatan. Pelayanan keperawatan professional
terjadi karena suatu pendidikan yang baik mencetak para perawat professional melalui
pembentukan kurikulum yang baik dan memiliki peran penting dalam peningkatan sains
keperawatan.
Di pendidikan, peran pendidik sangat penting untuk meneliti terkait fenomena di lapangan
praktik atau pelayanan sehingga dengan hasil penelitian tersebut dapat diterapkan di pelayanan
keperawatan. Tidak hanya itu, pendidikan juga menghasilkan para mahasiswa yang merupakan
masa depan dari profesi perawat yang berkualitas Pelayanan sebagai suatu lahan dalam
pengambilan fenomena memerlukan solusi yang solutif yang bias di terapkan dalam tindakan
keperawatan professional, acuan dalam pengambilan asuhan keperawatan ini adalah hasil dari
kolaborasi dari riset dalam pebuktiann dari suatu teori yang dikembangkan di pendidikan kemudian
hasil riset itu nanti bias di praktikan dalam pelayaanan keperawatan. Hal tersebut sejalan dengan
artikel Keperawatan oleh Graber, et al (2020) yang berjudul Preparing the clinicians of tomorrow:
Weaving integrated care across doctor of nursing practice education tentang program doktoral
keperawatan dalam upaya mengembangkan pendidikan keperawatan terpadu.
5 HUBUNGAN INTERAKTIF PENDIDIKAN DAN PENELITIAN

Sejarah teori keperawatan pada era kurikulum mencetuskan ide perpindahan


pendidikan keperawatan dari program diploma berbasis rumah sakit ke berbasis perguruan
tinggi atau universitas (Judd, Siitzaman & Davis, 2010). Di Indonesia, Melalui Undang-
undang No. 38 tahun 2014 tentang keperawatan disebutkan bahwa wahana pendidikan
keperawatan merupakan tempat untuk memperoleh pendidikan serta melakukan penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat dan pelayanan Kesehatan. . Penelitian merupakan jalan
menuju pengetahuan keperawatan yang baru (Alligood, 2010).
Hal ini sesuai dengan Fawcett (2000) teori dan model konseptual dalam keperawatan
digunakan dalam penyusunan kurikulum dan aktivitas belajar mengajar. Struktur
kurikulum dan proses pendidikan mencakup panduan tentang fokus kurikulum dan tujuan
yang akan dicapai dalam pendidikan keperawatan, keberadaan umum dan kesinambungan
isi yang diajarkan, tempat penyelenggaraan, karakter peserta didik serta strategi belajar
yang digunakan. Riset atau penelitian mempunyai peranan penting dalam praktik
keperawatan yang unik. Dimana nantinya temuan baru pada penelitian akan menjadi teori
yang dipelajari dalam pendidikan sehingga pendidikan keperawatan akan terus berkembang.
6 HUBUNGAN INTERAKTIF PELAYANAN DAN PENELITIAN

Teori memberikan pengetahuan dasar dan strukturnya mengarahkan pada tindakan


keperawatan professional. Framework digunakan dalam praktik keperawatan yang
berdasar pada bukti (Evidence Based) dan penelitian mampu menentukan tujuan dan
praktik keperawatan. Model konseptual digunakan sebagai arahan atau acuan bagi
perawat untuk mencari fenomena, meskipun begitu teori digunakan untuk menjelaskan
dan memprediksi manifestasi masalah aktual atau potensial dalam situasi klien.
Teori juga mengarahkan dan menentukan intervensi apa yang digunakan dalam
situasi tertentu (Lipssei, 1993; Sidani Braden, 1998 dalam Fawcett, 2000). Meleis (2007),
menyatakan bahwa teori keperawatan memberikan gambaran tentang situasi praktik
keperawatan dan dapat digunakan sebagai panduan riset. Dalam Brant, J.M (2015)
disebutkan Dr. Patricia Benner menerbitkan karyanya From Novice to Expert, bahwa
keahlian klinis dan pelayanan keperawatan telah berkembang dari waktu ke waktu.
Penelitian berkembang dengan munculnya pengetahuan baru yang berperan dalam
mengatasi kesenjangan yang terjadi antara praktik dan pengetahuan. Penelitian
keperawatan dianggap penting untuk terus dilakukan karena dapat mendorong perawat
memberikan pelayanan dengan lebih baik, meningkatkan kualitas perawatan klien dan
memberikan kepuasan kepada klien.
7 HUBUNGAN INTERAKTIF PENDIDIKAN, PELAYANAN DAN PENELITIAN

Menurut Alligood (2014) upaya yang dilakukan untuk membuktikan kesahihan dari riset
untuk pengujian teori keperawatan, maka perawat ilmuan dan praktisi berupaya untuk lebih
menekankan pada hubungan antar teori, riset dan praktik dengan cara :
1. Perkembangan lebih lanjut dari teori keperawatan yang relevan dengan praktik
perawat spesialis.
2. Meningkatkan kolaborasi antara peneliti dan praktisi.
3. Memotivasi perawat peneliti untuk mengkomunikasikan hasil penemuannya kepada
pihak praktisi.
4. Meningkatkan upaya untuk menghubungkan teori middle range dengan paradigm
keperawatan.
5. Meningkatkkan pada fokus riset klinis.
6. Meningkatkan penggunaan teori keperawatan untuk praktik (theory-based-practise).
Sebagai suatu profesi, keperawatan memiliki ilmu pengetahuan yang didapat melalui
pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan pemanfaatannya bagi manusia. Hal ini
menimbulkan lingkaran keterkaitan yang selalu berproses untuk menciptakan temuan-
temuan yang digunakan sebagai pengembangan sains keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Alligood, Martha.R.(2013). Nursing Theory: Utilization & Aplication. 5 th ed. Elsevier

Alligood, M. R. (2014). Nursing Theorists and Their Worh, Eight Edition. United States of America: Elsevier.

Barrett E. (2017). Again, What Is Nursing Science?. Nursing science quarterly, 30(2), 129–133.


https://doi.org/10.1177/0894318417693313
Brant, J.M. (2015). Bridging The Research To Practice Gap : The Role of The Nurse Sciencetist. Seminars in Oncology
Nursing.

Butts, J. B., & Rich, K. L. (2011). Philosophy of Science: An Introduction. United States of America: Malloy, Inc.
Fawcett, J. (2006). Contemporary Nursing Knowledge : Analysis and Evolution Of Nursing Models and Theories. 2 nd ed.
Philadelphia : F.A.Davis Company
Graber, et al (2020). Preparing the clinicians of tomorrow: Weaving integrated care across doctor of nursing practice
education. Archives of Psychiatric Nursing. https://doi.org/10.1016/j.apnu.2020.07.004

Anda mungkin juga menyukai