Anda di halaman 1dari 74

Pengertian

• Suatu perasaan yang tidak menyenangkan dan


disebabkan oleh stimulus spesifik contoh: mekanik,
termal, atau elektrik pada ujung syaraf serta tidak
dapat diserah terimakan ke orang lain
Respon tubuh
• Pasien nampak mengringis
• Nadi meningkat berkeringat, napas cepat
• Pucat berkeringat, menangis
• Tekanan darah meningkat
Jenis nyeri
• Akut--- selang waktu lebih singkat dengan tanda
klinis antara lain: berkeringatan, tekanan darah
meningkat, nadi cepat dan pucat,
• Contoh : nyeri akibat fraktur
• Tergelincir bedah abdomen
• Adanya abces
NYERI

TONUS OTOT CEMAS


Nyeri kronis
• Mempunyai selang waktuj yang cukup panjang
berlangsung lebih dari enam bulan
• Respon pasien--- cemas, depresi, putus asa
• Contoh--- nyeri akibat kanker yang tidak
terkontrol.
• Penyakit vasculer
• Kerusakan jaringan
Penyebab nyeri
• Mekanik--- trauma jaringan:operasi, perubahan
jaringan: eodema, penyumabatan saluran tubuh,
tumor, spasme otot.

• Termal--- panas atau dingin combustio

• Kimia---iskemia jaringan karena sumbatan arteri


koroner.
Persepsi nyeri
• Faktor fisiologi--- Rangsangan nyeri naciceptor
melalui tulang belakang spinotalamik lateral-
medula- pons dan mesen sepalon–
serebbrum----- individu baru menyadari ada
nyeri (lokasi, jenis, intensitas )
Gate control theory
• Sinaps yang berada pada dorsal horns bekerja
seperti sebuah pintu yang membuka dan
menutup.
• Impuls nyeri yang berjalan sepanjang serabut
tebal (panas /dingin)
Efek Opium
• Tubuh menghasilkan zat kimia yang berfungsi
sebagai regulator dalam beradaptasi terhadap
nyeri .
• Dengan adanya zat tersebut nyeri menjadi lebih
ringan.
• Zat opium dikenal 3 macam yaitu: encephalins,
endorphins, dynorphins---akupuntur terdapat
hipotalamus
• Sistem limbik dan fungsi kontrol emosional
mengalami nyeri.
Faktor psikologis
• Pengalaman masa lalu
• Sistem nilai yang berkaitan dengan nyeri
• Harapan keluarga
• Emosional
• Budaya
Intervensi keperawatan
• Teknik relaksasi
• Pemijatan
• Kompres panas dan dingin
• Terapi musik
• Pemberian analgetik/plasebo
• Memblok serabut saraf
• Hipnotik
• pembedahan
Faktor yang mempengaruhi
reaksi nyeri
• Arti nyeri terhadap individu
• Tingkat persepsi nyeri
• Pengalaman masa lalu
• Nilai kultur
• Harapan sosial
• Kesehatn fisik dan mental
• Sikap orang tua terhadap nyeri
• Menentukan nyeri terjadi
• Takut dan cemas
• Usia
• Usaha untuk mengurangi respon terhadap
terhadap atresor
Teori-teori tramisi nyeri
• Teori pemisahan (specificity) reseptor nyeri
tertentu menyalurkan imfus keseluruhan jalur
nyeri ke otak tidak memperhitungkan aspek
fisiologi dari respon nyeri.
• Teori pola ( pattern)----nyeri yang terjadi karena
efek kombinasi intensitas symulus dan jumlah
impuls pada dosal dari sum-sum belakang ---
tidak termasuk aspek fisiologis
Teori pengendali gerbang (gate
control theory)
• Impuls nyeri dapat dikendalikan oleh mekanisme
gerbang pada ujung dorsal dari sum-sum
belakang untuk memungkinkan atau menahan
transi– serabut---saraf konduksi cepat /lambat
--- efek turun kebatang otak dan korteks
Teori transimisi dan inhibisi
• Stimulus kepada naciceptor melalui transmisi
impuls saraf diaktipkan oleh newrotranmiter
yang spesifik.
• Inhibisi--- menjadi efektif oleh serabut besar
memblok impuls pada serabut lamban dan
endogen opiate sistem supresif
ASUHAN KEPERAWATAN
INTRANATAL
FAKTOR-FAKTOR DALAM PERSALINAN
A. PASSENGER
1. FETUS
usia gestasi, besar, letak (situs) , presentasi ,
presentasi, posisi, sikap (habitus), jumlah fetus
2. PLASENTA
B. PASSAGE ( jalan lahir )
C. POWER
D. POSITION
E.PSYCHOLOGIC RESPONSE
PASSENGER
JANIN
A. KEPALA JANIN
Tulang-tulang tengkorak (kranium)
1. os parietalis (2bh)
2. os oksipitalis (1 bh)
3. os frontalis (2 bh)

Sutura
1. lambdoideus ( 2 )
2. sagitalis superior (1 )
3. koronarius ( 2 )
4. frontalis (1 )
Fontanel
1. fontanel mayor ( uub=bregma)
2. fontanel minor ( uuk)

Moulage : kemampuan kepala untuk


berubah- berubah bentuk

Muka dan tulang-tulang dasar tengkorak (basis kranii )

Ukuran Kepala :
1. Diameter suboksipito bregmatikus (±9,5 cm)
2. Diameter oksipito frontalis (±11,5 cm)
3. Diameter submento bregmatikus (±13,5 cm)
4. Diameter Biparietalis ( ±9,5 cm )
5. Diameter bitemporalis (±8 cm )
Sirkumferensia
1. Sirkumferensia suboksipoto-bregmatika ( ±32 cm )
2. Sirkumferensia submento- bregmatikus (±32 cm )
3. Sirkumferensia Oksipito frontalis (±34 cm )
4. Sirkumferensia mento oksipitalis (±35 cm )

SIKAP ( HABITUS )
Hubungan bagian –bagian janin satu sama lain. Lonjong
(ovoid), sesuai dengan cavum uteri. Punggung
membungkuk, kepala menunduk hingga dagu menyentuh
dada, lengan bersilang didepan dada, tungkai bersilang
didepan perut dan tali pusat diantara kedua lengan dan
tungkai
LETAK (situs)
Hubungan sumbu janin dengan sumbu jalan lahir.
Bila kedua sumbu sejajar (letak memanjang)
Bila kedua sumbu tegak lurus (letak melintang)

Presentasi dan bagian terbawah


Bagian janin yang terdapat dibagian terbawah jalan lahir.
Bagian janin yang terbawah  presentasi janin pada letak
memanjang bagian terbawah ; kepala atau bokong,
presentasi kepala atau bokong. Pada letak melintang, bagian
terbawah bahu presentasi bahu
Presentasi Kepala (sikap kepala terhadap janin )
Presentasi belakang kepala ( verteks )
 Presentasi muka
Presentasi sinsiput
Presentasi dahi

Presentasi Bokong
-Presentasi bokong (frank breech presentation)
-Presentasi bokong – kaki (full breech
presentation)
-Presentasi kaki (single or double or footling pres)
POSISI
Hubungan bagian janin tertentu (penyebutnya, mis ; ubun-
ubun kecil, dagu dan sakrum ) dengan bagin kiri, kanan,
depan lintang (lateral), belakang dari jalan lahir.
Penyebutnya ini ada pada partus fisiologis akan berputar ke
depan

Presentasi
Belakang kepala (verteks)
Muka
Bokong

Penyebut
Ubun-ubun (oksiput)
Dagu ( mentum )
Sakrum
Pemeriksaan
- Palpasi Abdomen
- Auskultasi
- Pemeriksaan dalam
- Ultrasonografi
PASSAGE (JALAN LAHIR)
• BAGIAN TULANG : TULANG-TULANG PANGGUL DAN SENDI-
SENDINYA (ARTIKULASIO)
• BAGIAN YANG LUNAK : OTOT-OTOT, LIGAMEN-LIGAMEN DAN
JARINGAN-JARINGAN
Bagian tulang
1. Os. Koksa
a. Os. ilium
b. Os. iskium
c. Os. pubis
d. Hubungan ki-ka ; simfisis
2. Os. Sakrum
3. Os. Koksigis
Artikulasio
- Sakro – iliaka
- Sakro – koksigea
- Bergeser ± 2,5 cm
Fungsional
1.Pelvis mayor (false pelvis)
2.Pelvis minor (true pelvis)
 Peranan penting dalam obstetri
 Saluran dengan sumbu melengkung kedepan
PAP (pelvis inlet)
Bagian atas pelvis minor, bentuk hampir bulat dibentuk
oleh promontorium korpus vertebra sakral 1, linea
innominata (terminalis) & pinggir atas simfisis.
Konjungata vera ± 11 cm
Diameter transfersa ± 12,5 – 13 cm
Diameter oblikua ± 13 cm
4 jenis panggul
1. Jenis ginekoid
2. Jenis android
3. Jenis antropoid
4. Jenis platipelloid
Ruang panggul (pelvic cavity)
- Ukuran yang paling luas dibawah PAP
- Penyempitan setinggi kedua spina iskiadika
- Bidang hodge
1. Hodge I ; bidang yang dibentuk pada lingkaran
PAP dengan bagian atas simfisis dan
promontorium
2. Hodge II ; bidang ini sejajar dengan hodge I
terletak setinggi bag. Bawah simpisis
3. Hodge III ; bidang ini sejajar dengan bidang
hodge I & II terletak setinggi spina iskiadika
kanan dan kiri
4. Hodge IV ; bidang ini sejajar dengan bidang
hodge I,II dan III terletak setinggi os koksigis
PBP ( pelvic outlet)
Tidak merupakan bidang datar tersusun atas 2
bidang datar yang berbentuk segitiga. Arkus
pubis ; normal ± 90 o/>
MEKANISME PERSALINAN
NORMAL
1. TURUN
Penurunan janin dalam jalan lahir, antara lain masuknya bagian
kepala janin ke dalam PAP
2. FLEKSI
Pada permulaan persalinan kepala janin biasanya dalam sikap
fleksi. Tahanan yang diperoleh dari dasar panggul. Makin
besar fleksi >>> dagu janin menekan dadanya dan belakang
kepala (oksiput) menjadi bagian terbawah janin. Fleksi
maksimal mengakibatkan masuknya kepala janin dengan
diameter terkecil ( Ø suboksipito 0 bregmatika ; 9,5 cm)
kedalam PAP.
3. ROTASI DALAM
Penurunan kepala >> berputarnya kepala janin
(gerakan seperti spiral) sehingga Ø terpanjang
kepala janin akan bersesuaian dengan Ø
terpanjang rongga panggul.

DPL Ø terkecil antero-posterior kepala janin akan


bersesuaian dengan Ø terkecil transversa (oblik)
PAP selanjutnya dengan Ø terkecil antero-
posterior pintu bawah panggul.
3.EKSTENSI
Kepala janin dilahirkan dengan melepaskan diri dari
sikap kepala yang fleksi maksimal dengan jalan
gerakan defleksi atau ekstensi kepala, maka lahir
secara berturut-turut, sinsiput (puncak kepala, dahi,
hidung, mulut dan dagu)

4. RESTITUSI
Sewaktu rotasi dalam, leher akan terpelintir karena
bahu tidak berortasi dalam dengan kepala. PAda saat
kepala janin lahir pelintiran leher akan terlepas,
sehingga kepala janin akan berputar kembali
sehingga hub. Kepala-janin dengan bahu menjadi
seperti semula.
5.ROTASI LUAR
Putaran luar kepala mengikuti rotasi dalam bahu
janin. Pada saat kepala janin lahir, ia akan
mengadakan rotasi luar untuk menyesuaikan diri
dengan bahu janin. Demikian pula pada waktu
bahu janin lahir, dengan sumbu panjang bahu
bersesuaian diametar terpanjang pintu bawah
panggul.
Sebab-sebab mulainya persalinan
-Faktor hormon
-Pengaruh prostaglandin
-Struktur uterus
-Sirkulasi uterus
-Pengaruh saraf
-Nutrisi

Penurunan kadar estrogen dan progesteron (1-2 mg sebelum


partus dimulai)
Peningkatan prostaglandin (mg ke 15 – aterm)
Plasenta menua dengan tuanya kehamilan. Villi korialis
mengalami perubahan-perubahan estrogen dan progesteron
menurun
Uterus membesar tegang iskemia otot-otot uterus
mengganggu sirkulasi uteroplasenter degenerasi
plasenta.
Hippocrates ; nutrisi kurang konsepsi dikeluarkan
tekanan pada ganglion servikale dari pleksus
frankenhauser (dibelakang serviks, peningkatan
kontraksi)
Induksi persalinan
- Merangsang pleksus frankenhauser
- Pemecahan ketuban
- Penyuntikan oksitosin, pemakaian prostaglandin
Persalinan dibagi dalam 4 kala
Kala I : kala pembukaan serviks
Kala II : kala pengeluaran janin
Kala III : kala pengeluaran plasenta
Kala IV : 1 jam sejak lahirnya plasenta

KALA I
Dimulai waktu serviks membuka karena his;kontraksi
uterus ;teratur,makin sering, makin nyeri,
pengeluaran darah,lendir.Berakhir waktu
pembukaan serviks lengkap, bibir porsio tidak dapat
diraba. Selaput ketuban pecah. Lama tergantung
paritas ibu
Proses pembukaan serviks
1. Fase latin ; 8 jam pemb.sangat lambat Ø cm
2. Fase aktif 3 fase
a. fase akselerasi Ø 3 cm – 4 cm (2 jam)
b. fase dilatasi maksimal Ø 4 cm – 9 cm
(2 jam)
c. fase deselerasi Ø 9 lengkap (2 jam)

Primigravida ± 12 jam
Multigravida ± 7 jam
Frekuensi His :
1 x 10 menit pada awal persalinan 2-3 x/10 menit
pada akhir kala I
Lamanya : ± 1 menit
Nyeri : berasal dari regangan serviks yang membuka.
Terjadi kalau tekanan uteri melebihi 20 mmHg.
Darah, lendir keluar akibat pergeseran selaput
ketuban dengan dinding uterus pada waktu
pembukaan serviks
KALA II
Dengan periksa dalam serviks membuka lengkap.
Tanda-tanda klnik
-Nyeri his yang sangat hebat
-Pasien merasa ingin mengejan
-Darah lendir bertambah banyak
-Selaput ketuban pecah
-Perasaan seperti mau buang air besar
-Hemoroid fisiologik mulai tanpak

Mengejan
Karena penurunan kepala yang menekan rektum, tekanan
intra abdominal  memperkuat kontraksi membantu
pengeluaran janin
 Perineum yang menggembung
 Terjadi pada waktu kepala janin mencapai
introitus vagina.
 Bertambah gembung pada setiap kali kontraksi
uterus, dapat mengakibatkan robekan perineum,
kecuali dilakukan episiotomi.
 Munculnya kepala janin diantara labia minora
(crowning) Kala II berakhir dengan lahirnya janin.
KALA III
Dimulai setelah bayi lahir lengkap sampai lahirnya
plasenta.
Perlepasan plasenta akibat dari :
Retraksi otot-otot uterus setelah lahirnya janin yang
akan menekan pembuluh-pembuluh darah ibu.
Kontraksi berlangsung terus menerus.
Tanda lepasnya plasenta
Tali pusat menjulur keluar atau kalau ditarik tidak ada
tahanan. Segumpal darah keluar dari vagina

KALA IV
Ditetapkan selama 1 jam sejak lahirnya plasenta untuk
observasi ibu terhadap K.U, perdarahan; hubungan
kasih sayang orang tua dan bayi (bonding attachment)
menyusui
KALA I
PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
1. NAMA ( IBU DAN SUAMI)
2. USIA
3. AGAMA/SUKU BANGSA
4. PENDIDIKAN
5. PEKERJAAN
6. STATUS PERKAWINAN
7. ALAMAT

B. DATA OBSTETRI
1. KEHAMILAN KE
2. HPHT
3. UTERUS MULAI KONTRAKSI JAM :
4. KEKUATAN HIS
5. INTERVAL HIS
C. DATA PSIKOLOGIS
1. CEMAS
2. TAKUT
3 DLL

D. DATA PSIKOSOSIAL
1. KEHAMILAN DISENANGI/TIDAK
2. HARAPAAN DENGAN KEHAMILAN
3. STATUS SOSIAL BUDAYA KELUARGA

E. PEMERIKSAAN FISIK
1. TTV ( TD.ND.RR.S)
2.PALPASI ( LEOPOLD)
3. TB / BB
4.INSPEKSI ( HEAD TO TOE)
5. AUSKULTASI ( JANTUNG DAN PARU-PARU IBU. DJJ)
6. PERIKSA DALAM ( KETUBAN, PRESENTASI JANIN )
F. PEMERIKSAAN LOBORATORIUM
1. URINE ( ALBUMIN , Reduksi )
2. DARAH ( Hb, GOL DARAH )

DIAGNOSA KEPERAWATAN KALA I


1. NYERI S/D ....................
2. CEMAS S/D .................
3. RESIKO KEKURANGAN CAIRAN
KALA II
PENGKAJIAN
- HASIL PD
- TANDA-TANDA KALA II
- TANDA –TANDA VITAL
- RESPON KLIEN :CEMAS
- KOPING KLIEN SELAMA KONTRAKSI
DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Pola nafas tidak efektif ----


kecemasan
• Penurunan curah jantung
• Kurang pengetahuan – respon
fisiologis terhadap kontraksi
• Tidak efektifnya koping individu
• Nyeri
KALA III
PENGKAJIAN
1. DATA BIOLOGIS /FISIK
- PENGELUARAN /VAGINA
- PENGELUARAN DAN PELEPASAN
PLASENTA
- KONTRAKSI UTERUS
- KANDUNG KEMIH
- TTV

2. DATA PSIKOLOGIS
- KELUHAN IBU
RESPON PSIKOLOGIS
PERSALINAN
A. RESPON IBU
- FOKUS PERSALINAN : NYERI, LELAH DAN KETEGANGAN
- INTERAKSI PASANGAN (KOMUNIKASI LANGSUNG, SENTUHAN)
- KEHILANGAN PERHATIAN DARI LINGKUNGAN
- RESPON DRAMATI : INFEKSI KECIL
- IRITABLE --- ISTIRAHAT, MENGHINDAR DARI AKTIVITAS

B. RESPON SUAMI
- KETAKUTAN : PERHATIAN PADA ISTRI DAN ANAK
- TIDAK TENANG DAN AMAN PADA DIRINYA
- PERLU PERSIAPAN PADA KLS PRENATAL U DAPAT BERPARTISIPASI
DALAM PERSALINAN

C. RESPON KELUARGA
- SIBLING (KECEMBURUAN) --- PERLU DIPERSIAPKAN
ASUHAN KEPERAWATAN
A.PENGKAJIAN
- STATUS EMOSI IBU
- STATUS KEHAMILAN (DIRENCANAKAN/TDK)
- RESPON THD KEHAMILAN
- HUBUNGAN DG SUAMI
- RESPON SUAMI
- STATUS SUPORT SISTEM
- SITUASI KEHIDUPAN DAN FINANSIAL

B.DIAGNOSA KEPERAWATAN
- TAKUT / CEMAS : PERSALINAN B/D ....
- GANGGUAN PROSES KELG B/ D......
C. RENCANA PERAWATAN
1. KENYAMANAN
- POSISI
- KOSONGKAN KANDUNG KEMIH
- KEBERSIHAN, KERING, RAPI
- MASAGE
2. RELAKSASI
- PIJAT
- TIDUR DILUAR HIS
3. DISTRAKSION
- PERMAINAN, BACAAN, BAYANGAN KEBAHAGIAAN
- SENTUHAN
- STIMULASI YANG TERUS MENERUS
- TEKANAN PADA BAGIAN PINGGANG BAWAH
- KONTROL PERNAFASAN
Kala III dan IV
Pengeluaran plasenta, pemantauan kondisi ibu dan
kemungkinan komplikasi pascapersalinan
Fisiologi Kala III
• Tempat implantasi plasenta mengalami pengerutan akibat
pengosongan kavum uteri dan kontraksi lanjutan sehingga
plasenta dilepaskan dari perlekatannya dan pengumpulan
darah pada ruang utero-plasenter akan mendorong
plasenta ke luar
Tanda-tanda lepasnya plasenta
• Terjadi perubahan bentuk uterus dan tinggi
fundus uteri
• Tali pusat memanjang atau terjulur keluar
melalui vagina/vulva
• Adanya semburan darah secara tiba-tiba
Ingat!
• Sekitar 60% dari perdarahan
pascapersalinan terjadi pada ibu tanpa risiko
yang dapat dikenali sebelumnya
• Senantiasa siap untuk menghadapi atonia
uteri/perdarahan pascapersalinan
• Manajemen aktif kala III merupakan upaya
profilaksis komplikasi perdarahan
Manajemen Aktif Kala III
• Mengupayakan kontraksi yang adekuat dari
uterus dan mempersingkat waktu kala III
• Mengurangi jumlah kehilangan darah
• Menurunkan angka kejadian retensio
plasenta
Tiga langkah utama
manajemen aktif kala III

• Pemberian oksitosin/uterotonika sesegera


mungkin
• Melakukan penegangan tali pusat
terkendali (PTT)
• Rangsangan taktil pada dinding uterus atau
fundus uteri
Penegangan Tali Pusat Terkendali

• Berdiri disamping ibu


• Pindahkan jepitan semula tali pusat ke titik 5-
20 cm dari vulva dan pegang klem penjepit tsb
• Letakkan telapak tangan (alas dengan kain)
yang lain, pada segmen bawah rahim atau
dinding uterus di suprasimfisis
• Pada saat terjadi kontraksi, tegangkan tali
pusat sambil tekan uterus ke dorsokranial
• Ulangi kembali perasat ini bila plasenta belum
dapat dilahirkan (jangan lakukan pemaksaan)
Penegangan Tali Pusat Terkendali
Tekanan Dorsokranial
Menempatkan Plasenta
Melepaskan Selaput
Perhatikan!
• Bila setelah 15 menit berlalu ternyata
plasenta belum lahir, berikan oksitosin 10 IU
dosis kedua
• Kosongkan kandung kemih bila penuh
• Lakukan PTT ulangan
• Bila waktu 30 menit telah terlampaui (jangan
mencoba cara lain untuk melahirkan
plasenta walaupun tidak terjadi perdarahan)
segera rujuk ibu ke fasilitas kesehatan
rujukan
Rangsangan taktil pada dinding uterus
• Minta ibu untuk meletakkan telapak
tangannya pada dinding uterus
• Instruksikan untuk mengusap dinding uterus
dengan gerakan sirkuler
• Beritahukan bahwa mungkin timbul rasa
kencang atau tidak nyaman
• Uterus yang mengencang menunjukkan
respons adekuat terhadap rangsangan
• Teruskan rangsangan taktil bila uterus masih
belum berkontraksi
Bila 15 detik rangsangan taktil telah usai
dan uterus tetap tidak berkontraksi, maka
lakukan:
• Kompresi Bimanual Internal
• Kompresi Bimanual Eksternal
• Kompresi Aorta Abdominalis
Asuhan Kala IV
• Lanjutkan rangsangan taktil pada dinding
uterus
• Evaluasi hasilnya dengan mengukur
kekenyalan dinding dan tinggi fundus uteri
• Lakukan perkiraan kehilangan darah
• Periksa perineum dan jalan lahir
• Nilai keadaan umum ibu
• Dokumentasikan asuhan dan temuan pada
kala IV di halaman belakang partograf
Memperkirakan jumlah perdarahan
• Belum ada metode yang akurat
• Meletakkan penampung darah di bawah
bokong ibu, selain tidak nyaman juga tidak
menjamin pengukuran yang tepat
• Pengukuran dengan gelas ukur dapat
terganggu dengan tambahan cairan lain atau
jumlah yang hilang akibat material penyerap
(kain, kasa, pakaian, dsb)
Estimasi Simtomatik
• Bila perdarahan menyebabkan terjadinya
perubahan tanda vital (hipotensi) maka
jumlah darah yang keluar telah mencapai
1000-1200 ml
• Bila terjadi syok hipovolemik maka jumlah
perdarahan telah mencapai 2000-2500 ml
Efek Perdarahan terhadap Sirkulasi dan
Oksigenasi Sel

hipotensi

Syok

Gagal Jantung
Pemantauan Kala IV
• Pantau tanda vital setiap 15 menit pada jam
pertama dan setiap 30 menit pada jam
kedua
• Nilai kontraksi uterus dan jumlah perdarahan
• Ajarkan ibu dan keluarganya untuk
melakukan rangsangan taktil, menilai
kontraksi uterus, dan estimasi perdarahan
• Rawat gabung ibu-bayi dan pemberian ASI
• Berikan asuhan esensial BBL
Ingat!
• Jangan tinggalkan ibu dalam 2 jam pertama
pascapersalinan
• Pastikan tanda vital dalam batas normal
• Berikan asuhan esensial BBL, termasuk
pemberian ASI dalam 1 jam pertama
• Ajarkan ibu dan keluarganya untuk
melakukan rangsangan taktil uterus dan
menilai kontraksi atau perdarahan
• Pastikan ibu dan keluarganya mengetahui
tanda-tanda bahaya atau komplikasi berat
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai