Pleno Modul 2

Terminologi
• CFR (Case Fatality Rate) : Persentase yang berisikan data orang yang
mengalami kematian akibat suatu penyakit tertentu
• KLB (Kejadian Luar Biasa) : Timbulnya atau meningkatnya kesakitan atau
kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam
kurun waktu tertentu
• AKB : Jumlah kematian bayi < 1 th setiap 1000 kelahiran
• Patient Safety : Suatu system yang membuat asuhan pasien menjadi aman
guna mencegah cedera atas tindakan yang diambil
• Dimensi Mutu : Kemampuan fasilitas pelayanan kesehatan dalam meberikan
layanan maupun produk perawatan kesehatan sesuai yang diinginkan
Identifikasi Masalah
1. Mengapa bisa terjadi lama waktu tunggu, pelayanan tidak ramah di
Puskesmas?
2. Bagaimana manajemen mutu pelayanan di RS yang seharusnya?
3. Mengapa AKB masih cukup tinggi?
4. Mengapa CFR dan KLB masih sering terjadi walau program banyak
dilakukan?
5. Bagaimana program pemerintah terkait kejadian tersebut?
6. Bagaimana peran dari pelayanan primer terhadap keberhasilan
program pemerintah?
7. Apa yang dapat dilakukan oleh dokter di layanan primer sebelum merujuk
si Bayi?
8. Mengapa kondisi Bayi Bapak Hadi bertambah buruk setelah mendapat
pengobatan di RS X?
9. Bagaimana seorang petugas kesehatan melayani pasien yang membutuhkan
informasi?
10. Bagaimana hukum yang akan diterima oleh pelayan kesehatan tersebut?
11. Apakah ahli keluarga berhak meminta catatan medis anaknya ataupun ahli
keluarganya?
12. Apakah Pak Hadi bisa melakukan penuntutan terhadap RS langsung tanpa
meminta bantuan kepada LBH?
13. Apa saja dimensi mutu pelayanan di RS?
14. Bagaimana seharusnya penerapan pasien safety?
Brainstorming
1. Kemungkinan :
• Ketimpangan antara jumlah pasien dengan nakes -> pasien menumpuk
2. Standard an Kode Etik, 5 aspek yang perlu dipenuhi:
• Nyata -> Sarana prasarana, fasilitas, dan pelayanan kesehatan memuaskan
• Empati
• Reliability -> kehandalan
• Responsivness -> segera, tepat, akurat
• Assurance -> jaminan
3. Penyebab :
• Kualitas pelayanan kesehatan
• Sistem rujukan kesehatan
• Implementasi JKN
• Kebijakan pemerintah daerah tentang kesehatan
4. Penyebab :
• CFR tinggi :
• Tergantung penatalaksanaan di layanan primer (responsiveness)
• Berkaitan dengan tenaga kesehatan di Puskesmas
• KLB tinggi :
• Cepat tanggap dari tenaga kesehatan
• Program pemerintah belum tepat sasaran
• Distribusi tenaga kesehatan
5. Tergantung dari visi misi presiden :
• Indonesia sehat, rencana strategis
• Strategis utama :
• Menggerakan masyarakat untuk hidup sehat
• Peningkatan surveilans info kesehatan
• PHBS
6. Pelayanan primer :
• Jadi gerbang utama pelayanan kesehatan
• Promotif dan preventif : Posyandu, Germas
7. Tatalaksana awal :
• Oralit osmolaritas rendah 3 jam pertama 75 ml / kgBB
• Lalu tentukan derajat dehidrasi
• Jika tidak memulih, berikan infus
8. Karena mendapat susu kadaluarsa di RS -> usus teriritasi -> kondisi
tambah parah
9. Konsep mutu :
• Empati dan kepedulian (Bisa secara langsung medis komunikasi)
10. UU Kesehatan no 44 pasal 2009, hak 66 pasal
12. Pendapat :
• Tidak boleh tanpa seizin pasien
• Boleh, karena pasien masih 9 bulan
• Boleh dilakukan oleh keluarga (RM, inform consent)
• Jika sudah bisa memutuskan baru menjadi privasi anak tersebut
13. Bisa
14. Dimensi mutu (WHO, 2006) :
• Efisien
• Efektif
• Dapat diakses
• Dapat diterima
• Adil
• Aman
 KLB

Tenaga Kesehatan Kurang Program Pemerintah

Pasien Banyak
Kualitas Tenaga Kesehatan CFR

Pelayanan Lama (Puskesmas, Derajat Kesehatan

Manajemen Pelayanan RS)
Kesehatan

Pasien Tidak Puas Dimensi Mutu Pelayanan Kesehatan Efisien

Efektif
Dapat
Sistem Pelayanan Kesehatan Adil
Aman

LBHH

Patient Safety

Kewajiban
Hukum

RM

Skema
Hak
Pemberi Layanan

File Isi
Pasien
Learning Objectives
1. Mahasiswa mampu menjelaskan manajemen pelayanan kesehatan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan indicator mutu pelayanan kesehatan
3. Mahasiswa mampu menjelaskan aspek hukum dalam pelayanan
kesehatan
4. Mahasiswa mampu menjelaskan patient safety (RM, Resep)
5. Mahasiswa mampu menjelaskan statistic kesehatan (KLB, AKB,
CFR, AKI)
6. Mahasiswa mampu menjelaskan pelaporan, audit, monev