Disusun oleh:
Nurfarida Riza Umami, S.Ked J510185009
Yovanda Putri Perdana A, S.Ked J510185016
Intan Kusuma Dewi, S.Ked J510185036
Pembimbing:
dr. Suyatno, Sp. M
PENDAHULUAN
Mata mempunyai sistem pelindung yang baik, seperti
rongga orbita, jaringan lemak retrobulbar, palpebra
serta reflek mengedip. Meskipun demikian, mata masih
sering mendapat trauma dari lingkungan luar
Pemeriksaan fisil
• kejernihan dan keutuhan kornea, derajat iskemik limbus, tekanan intra okular,
konjungtivalisasi pada kornea, neovaskularisasi, peradangan kronik dan defek
epitel
Pemeriksaan penunjang
Sikloplegik
Pemeriksaan
• Melakukan pemeriksaan akuisisi visual dan pupil ,
adanya hifema serta pupil yang abnormal merupakan
Fisik indikator dari traum tembus yang harus segera
diberikan penanganan
Semua trauma
tembus atau trauma
tajam harus segera
Trauma yang dirujuk pada spesialis
menyebabkan opthalmologi / segera segera ditangani
adanya pintu masuk konsultasi lewat dalam 10 menit
terjadinya luka telepon agar
mendapat
penatalaksanaan
yang tepat
TRAUMA TUMPUL
Manifestasi klinis dari fraktur blow out biasanya tampak ekimosis dan edem
palpebra akibat benturan yang terjadi. Pasien biasa mengeluhkan
penglihatan ganda dan pemeriksaan memperlihatkan keterbatasan gerak
bola mata keatas dan atau kebawah. Keterbatasan gerak vertikal bola mata
biasanya disebabkan oleh terjepitnya muskulus rektus inferior atau jaringan
ikatnya (septa orbital). Nyeri dapat terjadi pada saat melakukan gerak
vertikal bola mata karena tarikan pada otot yang terjepit.
Evaluasi keterbatasan gerak otot – otot ekstraokuler bola mata dapat
dilakukan pengukuran menggunakan prisma pada arah pandang kardinal,
red glass test untuk diplopia, forced-duction test, active forced-generation
test, dan diplopia fields. Proptosis dapat terlihat jika edema berat dan atau
perdarahan menyertai fraktur dasar orbita. Enoftalmos atau melesaknya
bola mata kedalam rongga orbita dapat pula terjadi
FRAKTUR ORBITA
PEMERIKSAAN FISIK DAN PENUNJANG
• Pemeriksaan visus
• Gerakan bola mata , jika ada odem palpebral, hati hati mengangkat palpebral
sembari memastikan bahwa tidak ada ruptur yang jelas
• Gerakan bola mata yang berkurang mungkin mengindikasikan adanya ruptur bola
mata atau fraktur dinding orbital.
• Slit lamp : melihat adanya bukti ruptur (sering pada limbus). Memastikan
keberadaan darah pada COA, memeriksa adanya laserasi palpebra.
• Opthalmoscopy : memeriksa apakah adanya lepasnya retina. Melihat apakah
terdapat gambaran patologis pada retina
• CT scan (axial dan coronal), pemeriksaan ini penting untuk membantu penegakan
diagnosis dan penatalaksanaan fraktur dasar orbita. Pada potongan koronal dapat
dinilai ukuran fraktur serta banyaj dan beratnya otot ekstraokuler serta jaringan
lunak yang terjepit. Sedangkan potongan axial sangat bermanfaat untuk menilai
fraktur pada dinding medial orbita
FRAKTUR ORBITA
TATALAKSANA AWAL
Hecting pada
Antibiotik topikal
laserasi
untuk trauma
palpebra jika
superfisial
dibutuhkan
FRAKTUR ORBITA
TATALAKSANA
DEFINISI
01 Laserasi palpebra dapat
terjadi karena trauma
tumpul atau disebabkan DEFINISI
oleh benda tajam, gigitan 02 Laserasi tidak hanya
binatang, perkelahian, melibatkan kulit, tapi
dan luka bakar. dapat juga mengenai
otot palpebra, margo
palpebra, dan sistem
lakrimal
LASERASI PALPEBRA
• Terkait keseharian pasien dan lingkungan disekitar pasien
Anamnesis • Kronologi kejadian, ketajaman penglihatan sebelu dan sesudah
cidera,
Pemeriksaan
• Pemeriksaan proyeksi cahaya
• Pemeriksaan motilitas mata
• Pemeriksaan sensasi kulit preorbita
Fisik • Melakukan palpasi untuk mencari defek pada bagian tepi tulang
orbita
• Pemeriksaan kornea menggunakan slitlamp
• Foto polos (curiga benda asing), USG (Intra Ocular Foreign body,
Penunjang
Intra Ocular Foreign Body, menentukan integritas struktur intracranial
fasial, dan intra ocular ), Electrophysiological test (Berguna untuk
menilai integritas nervus optic dan retina)
LASERASI PALPEBRA
Medikamentosa Non
• Antibiotik topikal Medikamentosa
• Analgetik • Rekonstruksi
palpebra
• Edukasi
Penanganan pada laserasi superfisial
Mata diberikan salep mata Gentamicin dan tutup mata dengan kasa
steril
Pemeriksaan mata
Ekmosis
Laserasi kelopak mata
Proptosis
Enoftalmus
Fraktur yang disertai dengan gangguan pada gerakan mata
Kadangdefek epitel, edem kornea dan imbibisi kornea bila hifema sudah terjadi lebih dari 5 hari.
Ditemukan darah di dalam bilik mata bila pasien duduk, hifema akan terlihat terkumpul dibagian bawah bilik mata depan, perdarahan yang
mengisi setengah bilik mata depan dapat menyebabkan gangguan visus dan kenaikan tekanan intraokuler, sehingga mata terasa sakit oleh
karena glaukoma. Jika hifema mengisi seluruh bilik mata depan, rasa sakit bertambah dan penglihatan lebih menurun lagi.
Pada iris dapat ditemukan robekan atau iridodialysis dan iridoplegia.
Pada hifema karena trauma, jika ditemukan penurunan tajam penglihatan segera maka harus dipikirkan kerusakan seperti luksasi lensa,
ablasi retina, udem macula.
Pemeriksaan Penunjang
Tonometri
Funduskopi
USG
Skrining sickle cell
X-ray
CT-scan orbita
Gonioskopi
Penatalaksanaan
penatalaksanaan hifema ditujukan untuk:
Menghentikan perdarahan atau mencegah perdarahan ulang
Mengeluarkan darah dari bilik mata depan
Mengendalikan tekanan bola mata
Mencegah terjadinya imbibisi kornea
Mengobati uveitis bila terjadi akibat hifema ini
Menemukan sedini mungkin penyulit yang mungkin terjadi
Anamnesis
• Menggali informasi tentang jenis
benda asing yang masuk ke mata
Manifestasi Klinis
• Nyeri, mata merah dan berair,
sensasi benda asing dan fotofobia.
BENDA ASING
PEMERIKSAAN FISIK
• Pemeriksaan visus
• Pemeriksaan slit lamp : melihat ukuran, lokasi, dan bahan dari
benda asing dan kedalaman dari penetrasinya
• Memeriksa kornea, COA, iris, pupil, lensa untuk mengetahui
apakah mengenai tempat lain, membutuhkan rujukan segera
kepada spesialis mata. Eversikan palpebra untuk mengeluarkan
benda asing yang terdapat disana, evakuasi benda asing tersebut
jika memungkinkan
BENDA ASING
TATALAKSANA
infeksi bakterial pada orbita atau jaringan periorbita terjadi melalui tiga jalan
yaitu langsung menyebar dari sinusitis yang merupakan penyebab terbesar,
inokulasi langsung setelah adanya trauma dan infeksi kulit, serta penebaran
bakteri dari fokus-sokus seperti otitis media dan pneumonia.
Definisi
.
Penegakan diagnosis
Pemeriksaan penunjang
Anamnesis
- Demam • Foto sinus paranasalis dan
- Proptosis Pemeriksaan mata CT Scan, karena lebih dari
- Kemosis 90% kasus selulitis
- Restriksi merupakan manifestasi
motilitas bola - Edema palpebra sinusitis.
mata - Eritema • Kultur pungsi lumbal sel
- Nyeri - Inflamsasi berat inflamasi akut serta cairan
pergerakan serebrospinal yang positif,
bola mata bila menjadi meningitis
Tatalaksana
Antibiotik spektrum luas.
Pembedahan
Konjungtivitis Gonore
Definisi
Konjungtivitis gonore merupakan
radang konjungtiva akut dan hebat
yang disertai dengan sekret
purulen.
Anamnesis
mata merah, sensasi benda asing, bengkak
pada kelopak mata
Pemeriksaan mata
• Sekret purulen berat
• Kemosis berat
• Pembengkakan kelenjar
01 Suatu inflamasi yang diperantarai oleh sistem imun, biasanya disebabkan oleh
vaskulitis yang dimediasi oleh sistem imun dan kemudian merusak sklera.
Skleritis nekrosis merupakan bentuk skleritis yang paling berat. Dari semua
02 skleritis nekrosis, 60 % mengalami komplikasi oculer dan sistemik, dan 40 %
menjadi buta.
Pemeriksaan mata
Tissue Necrosis Factor-a (TnF-a) Pada impending perforasi dapat dilakukan Tectonic Scleral Patch
Graft Surgery
Keratitis merupakan kelainan akibat terjadinya infiltrasi sel radang
01 pada kornea yang akan mengakibatkan kornea menjadi keruh.
Keratitis
02
Keratitis interstitial adalah kondisi serius dimana masuknya pembuluh
darah ke dalam kornea dan dapat menyebabkan hilangnya
transparansi kornea. Keratitis interstitial dapat berlanjut menjadi
kebutaan.
Penegakan diagnosis
kortikosteroid tetes mata jangka lama secara intensif setiap jam dikombinasi
dengan tetes mata atropin dua kali sehari dan salep mata pada malam hari
ULKUS KORNEA
• hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kema
tian jaringan kornea, yang ditandai dengan adanya infiltr
at supuratif disertai defek kornea bergaung, dan diskonti
nuitas jaringan kornea yang dapat terjadi dari epitel sam
pai stroma.
• dapat disebabkan infeksi maupun non infeksi.
Gejala Subjektif TANDA
• Mata merah • Infiltrat kornea, disertai hil
• Penglihatan menurun angnya sebagian jaringan
• Sakit mata (ringan-berat) (tes fluoresence +)
• Fotofobia • Keruh pada kornea
• Kadang kotor • Injeksi siliar
Tatalaksana
Perbaiki konstitusi pasien
Obati ulkus
Lokal Sistemik
Steroid dosis tinggi yang kemudian di
Midriatika.
01 tapering off
Antibiotik Istirahat
03
ENDOPTHALMITIS
Biasa terjadi
dalam 7 hari post
Penurunan visus
operasi
intraocular
ENDOPTHALMITIS
TANDA
1. Antibiotik intravitreal
• First choice : Vancomycin 1 mg plus ceftizidime 2.25 mg
• Second choice : Vancomycin 1 mg plus amikacin 0.4 mg
• Third choice : Vancomycin 1 mg plus gentamycin 0.2 mg
2. Kortikosteroid
3. Sikloplegik
• Atropine 1% 3 – 4 kali
4. Antiglaukoma
• Asetazolamide oral 250 mg 3 x 1 dan timolol 0.5 % 2 x 1
5. Vitrektomi
6. Eviscerasi
Neuritsis optik Penegakan diagnosis
1. Hilangnya penglihatan pada satu atau dua
mata lebih dari beberapa jam sampai
Neuritis optik adalah istilah-istilah umum beberapa hari. Hilangnya penglihatan dapat
yang menandakan peradangan atau dideteksi dengan :
demielinisasi saraf optikus akibat berbagai • visus dapat ringan (≥ 20 / 30), sedang (≥
macam penyakit. Neuritis optikus merupakan 20 / 60), dan berat (≥ 20 /70)
salah satu penyebab umum kehilangan •. hilangnya penglihatan warna
penglihatan unilateral pada orang dewasa • berkuranagnya persepsi dari intensitas
sinar
• pandangan berkabut atau visus yang
kabur
• kesulitan membaca
Tatalaksana • adanya bintik buta
• Pengobatan kausal neuritis tergantung • fenomena pulfrich (gangguan persepsi
etiologinya objek yang bergerak)
• Pembersihan fokal infeksi • Kaburnya penglihatan dalam beberapa
• Antibiotik menit atau beberapa jam.
• Kortikosteroid/adenokortikotropin hormon 2. rasa sakit ini dinyatakan dengan sakit yang
(ACTH). tumpul pada retrobulbar atau rasa sakit yang
• vasodilatansia dan vitamin tajam pada mata jika mata digerakkan atau di
raba.
3. Ukuran pupil
4. Gangguan lapang pandang
ABLASIO RETINA
• Ablasio retina ( retinal detachment) adalah
suatu keadaan terpisahnya sel kerucut da
n batang dengan sel epitel pigmen retina.
• Klasfikasi:
– Ablasi retina regmatogenosa
– Ablasi retina eksudatif
– Ablasi retina traksi
Penegakan Diagnosis
• Tanyakan: • Gejala
– Kehilangan penglihatan mendada
– riwayat trauma, k tanpa rasa sakit
– riwayat operasi – Flashes
– Floaters
– RPD: uveitis, perdara – Shadows
han vitreus, ambliopi • Pemeriksaan
a, glaukoma, dan retin – Funduskopi & oftalmosksop: retin
opati diabetik. a yang terlepas akan terlihat p
utih dan edema dan kehilangan
sifat transparansinya
Tatalaksana
Tujuan
• mengembalikan kontak antara neurosensorik retina yang terlepas
dengan RPE dan eliminasi kekuatan traksi.
Pembedahan:
• Konvensional : melibatkan eksplan material ke rongga bola mata
• Vitrektomi : pembuangan vitreus, menurunkan gaya traksi.
Vitreus kemudian digantikan dengan minyak silikon atau gas
sebagai tamponade robekan.
GLAUKOMA AKUT SUDUT TERTUTUP
Glaukoma
• suatu neuropati optik (kerusakan saraf mata)
disebabkan oleh TIO yang tinggi (relatif) ditandai oleh
kelainan lapang pandang dan berkurangnya serabut
saraf optik.
Glaukoma sudut tertutup
• ditandai dengan sudut bilik mata depan yang tertutup.
Gejala Tanda
• Tajam penglihatan kurang • Injeksi silier yang lebih hebat di dekat limbus korne
(kabur mendadak) a-sklera dan berkurang kearah forniks
• Pembuluh darah tidak bergerak dengan konjungtiv
• Nyeri hebat periorbita
a
• Pusing • Mid-dilatasi pupil dan reflex pupil lambat
• Mual muntah • Kornea tampak edema dan keruh
• mata merah, bengkak, ber • Kamera okuli anterior sempit
air • Pada iris dapat dijumpai sinekia
• melihat halo (pelangi disek • Opasitas subkapsular pada lensa (glaukoma flecke
itar objek) n)
• TIO meningkat nyata (50-80mm)
• Visus sangat turun hingga 1/300
• Lapang pandang menyempit
• Diskus optikus terlihat merah dan bengkak
Pemeriksaan penunjang
Oftalmoskop Goniometri
Tonometri
Pemeriksaan lapang
• Schiotz
• digital
pandang
penatalaksanaan segera
Sistemik:
• Acetazolamide (diamox) 500 mg IV bolus diikuti oleh acetazolamide (diamox) 250
mg tablet PO qid.
Topikal:
• Beta blocker: timolol 0,5% setiap 15 menit x 2, selanjutnya dosis bid.
• Alfa agonis: apraclonidine 1% setiap 15 menit x 2.
• Miotik: pilocarpin 1-2% x 1. Selanjutnya dosis qid, periksa apakah efektif untuk
dilanjutkan. Tidak efektif jika TIO lebih dari 40 mmHg
• Steroid: prednisolone acetate 1% setiap 15 enit x 4, selanjutnya tiap 1 jam.
Inhalasi campuran
menurunkan tekanan oksigen-
vasodilator +
bola mata karbondioksida akan
antikoagulan +
menginduksi
• asetazolamid intravena steroid bila
vasodilatasi retina
• parasentesis bilik mata. penyebabnya
dan meningkatkan
peradangan.
PO2 di permukaan
retina.
OKLUSI VENA SENTRALIS RETINA