Kelompok 6 – S1-3A
1. Cindy Oktaviana Laia (1701008)
2. Lestari Juita Sinaga (1701022)
3. Rima Mutia (1701033)
4. Sarifah Laila (1701035)
5. Wulan Desmar Utari (1701044)
6. Yesi Heria (1701045)
7. Dinia
1 Definisi
2 Toksikannya
3 Mekanisme Kerjanya
2.Nekrosis Hati
Nekrosis hati adalah kematian hepatosit. Nekrosis adalah kematian sel ireversibel yang terjadi ketika sel cedera berat
dalam waktu lama dimana sel tidak mampu beradaptasi lagi atau memperbaiki dirinya sendiri (hemostasis)Nekrosis dapat
bersifat fokal (sentral, pertengahan, perifer). Biasanya nekrosis merupakan kerusakan akut.
Terjadi akumulasi trigliserid sebagai butiran lemak dalam sel. Perubahan yang terdahulu merupakan pembengkakan mito
kondria progresif dengan kerusakan krista, pembengkakan sitoplasma, penghancuran organel dan inti, dan pecahnya mem
bran plasma
Contoh : aflatoxin
Sumber Toksik pada Hati
1. Alkohol
2. Obat, contoh parasetamol
3. Senyawa kimia, contoh CCL4
4. Tumbuhan, contoh racun aflatoxin yang dihasilkan oleh j
amur Aspergillus flavus dan A. parasiticus
Beberapa contoh hepatotosikan
2. Asetaminophen
1. Bromobenzene
Peran glutation adalah berikatan dengan metabolit elektrofilik dan dengan demikian
mencegah pengaruh buruknya terhadap sel. Namun, pajanan zat-zat reaktif semacam itu dalam
jumlah besar dapat menghabiskan glutation dan dengan demikian munculnya efek toksik.
Mekanisme Pct Menyebabkan Toksik
Glutation di dlm hati
mendetoksifikasi
NAPQI (N-acetyl-p- Terlalu banyak
Acetaminophen benzoquinone metabolit
imina)
Nekrosis Menghabiskan
NAPQI terakumulasi glutation di dalam
hepatoselular
hati
70
60
50 Gbr 2. Diagram Batang
40 Rata-rata Aktivitas Enzim
30
20 ALT (IU/L)
10
0
1 2 3
Bahan untuk penghitungan jumlah hepatosit yang menga-lami nekrosis
diperoleh dari jaringan hepar yang disayat tipis dengan menggunakan mikro-tom
dan diwarnai dengan pe-warnaan Hematoksilin Eosin.
Tabel 3. Data Jumlah Hepatosit yang Mengalami Nekrosis
Mencit Kelompok kontrol negatif Kelompok kontrol positif Kelompok uji
1 10 177 27
2 13 240 33
3 9 231 64
4 31 198 51
5 28 247 53
6 17 235 46
x 18 221,3 45,7
250
200
150 Gbr 3. Diagram Batang Rata-
100 rata Jumlah Hepatosit yang
50 mengalami nekrosis.
0
1 2 3
ANATOMI FISIOLOGI GINJAL NORMAL
1. Cortex 2. MEDULLA
Cortex merupakan lapisan pembungkus ginjal, berada dibawah Cortex.
dan merupakan jaringan yang kuat yang berisi 8 sampai 18 bagian berbentuk kerucut yang
melindungi lapisan dalam ginjal. disebut piramid,
Cortex terletak diantara renal capsule dan terdapat lengkung henle ascenden (naik) dan
Medulla. lengkung henle descenden (turun). Lengkung ini
Bagian atas nephron, yaitu glomerulus dan menghubungkan antara tubulus kontortus
kapsula bowman yang membentuk badan proksimal dan tubulus kontortus distal
malphigi berada di lapisan cortex ini.
3. Pelvis Renal Pelvis renalis hampir seluruhnya dibungkus dalam
Pelvis renalis berada di tengah tiap ginjal lekukan dalam pada sisi cekung ginjal, yaitu sinus.
sebagai saluran tempat urin mengalir dari ginjal Pelvis ini merupakan tempat penampungan urin
ke kandung kemih. sementara sebelum disalurkan ke ureter untuk
Bentuk Pelvis renalis adalah seperti corong diekskresikan.
yang melengkung di satu sisinya.
FUNGSI GINJAL
Menyaring zat-zat sisa metabolisme dari dalam darah
Nefrotoksin
2. Reaksi imunologis
Reaksi terjadi akibat tubuh mengalami hipersensitifitas terhadap zat yang dieksresikan melalui
ginjal seperti penisilin. Toksisitas terjadi karena adanya deposit imun kompleks pada ginjal
atau terjadi reaksi antara antibodi dengan antigen membran basal glomerolus.
Penggunaan obat dalam jangka waktu tertentu akan menyebabkan penurunan aliran darah ke
ginjal dan laju filtrasi glomerulus sehingga dapat berpotensi menimbulkan keadaan gagal
ginjal.
Bahan Kimia
• Semua material kimia yang digunakan dalam studi ini term
asuk Timbal Asetat diproduksi oleh Merck (Jerman).
Analisis Sekresi Urin 2,5 ± 0,25 ml / 24 jam • terjadi peningkatan sekresi urin
• adanya kristal di akhir percobaan,
diidentifikasi sebagai weddellite
(kalsium oksalat dihidrat) dari empat
tikus yang terpapar.
Serum Analisis Konsentrasi Konsentrasi kreatinin normal Uremia lebih tinggi pada kelompok
kontrol
konsentrasi besi dan kalsium secara
signifikan lebih tinggi
Kadar glukosa darah secara signifikan
lebih rendah
Studi Histopatologi - Mengkerut dan memiliki
permukaan granular
hilangnya seluruh jaringan
kortikal
Sebagian besar glomeruli hilang
tanpa meninggalkan bekas
Sel-sel glomerulus memiliki
kelainan spesifik, seperti
pembengkakan dan distorsi dari
organel dalam sitoplasma, tetapi
memiliki membran basement
normal.
Hasil
Efek dari timbal asetat pada asupan air dan berat badan pada tikus wistar setelah
8 minggu eksperimen
N
Nilai rata-rata ± SEM : n= 7 tikus dalam masing-masing kelompok,
membandingkan antara kelompok kontrol dan kelompok yang dipapar timbal
dengan p < 0.05; nilai bertanda * adalah significan, g =gram; ml=mililiter
Hasil
Efek dari timbal pada parameter biokimia dalam urin pada tikus wistar setelah 8
minggu experiment
●
Jumlah kristaluria tergantung pada tingkat kejenuhan atas pembentukan
produk dan juga dipengaruhi oleh rasio Ca / Ox.
●
Peningkatan signifikanCa+2dan ion P dalam urin dan peningkatan Ca+2 dalam darah yang disebabkankarena
terjadigangguan fungsi ginjal atau proses penghambatan transportasi kation timbal dalam jaringan tikus akibat
penggunaan timbalasetat.
●
Selain itu, timbal juga memiliki efek penghambatan pada depolarisasi induksi
serapan ca2+
●
konsentrasi kalsium di dalam darah yang tinggi ini mengakibatkan hypercalciuria dan polyuria
yang menyebabkan dehidrasi tikus dan perubahan dasar pada glomerulus filtrasi (GFR)
PEMBAHASAN
●
badan inklusi timbal mungkin merupakan perkumpulan dari kedua bahan ekstra seluler dan intraseluler
akibat hasil gangguan metabolisme seluler dan perubahan dalam membran nukleus yang permeabilitas.
●
pengamatan menunjukkan pengurangan yang signifikan dalam laju filtrasi glomerulus (GFR)
dapat terjadipadapenggunaanPbB di bawah 355 µg / l dan mungkin di bawah 100 µg / l
●
konsentrasi timbal dalam darahyangmelebihi 50 mg / dl dapat menekan laju
filtrasiglomerulus dan aliran darah ginjal dan menghasilkan glomerular sclerosis
●
Peningkatan sebagian pengeluaran dari kalsium dan fosfor, uremiadan
creatinemia,peningkatankonsentrasiCa+2dalamserum,penurunancreatinuriadan
glikemiamenandakankerusakanginjalsecaraklinik.
Prosedur Pengujian Efek Toksik pada Ginjal
4. Kapasitas pengasaman
kapasitas pengasaman ini dapat dinilai dari PH urin, asam yang dapat dititrasi, dan NH4+. Kapasistas ini akan
berkurang bila ada gangguan fungsi tubulus distal.
5. Enzim
Enzim seperti maltase dan thehalase rusaknya tubulus proksimal
Kadar lisozim dalam urin sangat meningkat setelah keracunan kromium
B. Analisa Darah
1.Nitrogen urea darah (BUN)
Nitrogen urea darah diperoleh dari metabolism protein normal dan dieksresi melalui urin. Biasanya BUN yang
meningkat menunjukkan kerusakan glomelurus.
2. Kreatinin
suatu metabolit keratin dan dieksresikan seluruhnya dalam urin melalui filtrasi glomerulus. Meningkatnya
kadar kreatinin dalam darah merupakan indikasi rusaknya fungsi ginjal.
C. Uji Khusus
1. Laju filtrasi glomerulus (GFR)
Yaitu mengukur jumlah darah yang disaring oleh ginjal setiap menit.
2.Bersihan Ginjal
Volume plasma yang dibersihkan seluruhnya dari suatu zat dalam suatu unit waktu. Bersihan
asam p-aminohipurat(PAH). Berkurangnya pembuangan PAH tanpa diserrtai penurunan
GFR menunjukkan gangguan fungsi tubulus