Anda di halaman 1dari 152

Dirangkum Oleh

Dr. H. A. Halim,
M.Ag.
SUBSTANSI PEMBELAJARAN
TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
Mata kuliah ini mengajarkan berbagai
konsep dasar dan teori-teori ilmu sosial
terutama yang terkait dengan perspektif
sosiologi, antropologi, politik, ekonomi,
psikologi sosial, hukum, administrasi
publik, dan pengembangannya (prospek)
POKOK BAHASAN
1. Daftar Bacaan (Referensi)
2. Konsep dan Teori
3. Memahami Teori Ilmu-Ilmu Sosial
4. Awal Sejarah Perkembangan Teori Ilmu-
Ilmu Sosial
5. Dasar Pengamatan Ilmu-Ilmu Sosial
6. Permasalahan Sosial
7. Kategorisasi Teori Ilmu-Ilmu Sosial
8. Sifat Hubungan Antar Teori Ilmu-Ilmu
Sosial
9. Persyaratan Studi Teori Ilmu-Ilmu Sosial
10.Perspektif Perkembangan Teori Ilmu-Ilmu
Sosial
11.Anatomi dan Jenis Teori Ilmu Sosial
12.Paradigma Ilmu Sosial
13.Peta Teori Ilmu-Ilmu Sosial
14.Pertanyaan Besar Teori Ilmu-Ilmu Sosial,
tbk
Agger, Ben, 2007, Teori Sosial Kritis: Kritik,
Penerapan dan Implikasinya, Yogyakarta, Kreasi
Wacana.
Baert, Patrick, 1998, Social Theory in the Twentieth
Century, Cambridge, Polity Press.
Beilharz, Peter,2002, Teori-Teori Sosial: Observasi
Kritis terhadap Para Filosof Terkemuka,
Yogyakarta, Pustaka Pelajar
Campbell, Tom, 1994, Tujuh Teori Sosial, Sketsa,
Penilaian, Perbandingan, Yogyakarta, Kanisius.
Craib, Ian, 1986, Teori-Teori Sosial Modern: Dari
Parson Sampai Habermas, Jakarta, Rajawali.
Delanty, Gerard, 1999, Social Theory in a Changing
World, Conception of Modernity, Cambridge,
Polity Press.
Doyle, Paul Johnson, 1986, Teori Sosiologi Klasik
Dan Modern, (Robert MZ Lawang, penterjemah),
Jilid 1,2, Jakarta, Gramedia.
Effendi, Sofian, dkk, 1996, Membangun Martabat
Manusia: Peranan Ilmu-Ilmu Sosial Dalam
Pembangunan, Yogyakarta, Gadjah Mada University
Press.
Giddens, Anthony, 2009, Problematika Utama dalam
Teori Sosial, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
Hardiman, F.Budi,1993, Menuju Masyarakat
Komunikatif, Ilmu, Masyarakat, Politik dan
Postmodernisme menurut Jurgen Habermas,
Yogyakarta, Kanius.
Hoogvelt, Ankie MM, 1995, Sosiologi Masyarakat
Sedang Berkembang, (Alimandan, Penyadur),
Jakarta, Rajawali.
Jackson, Stevi dan Jackie Jones, 2009, Teori-Teori
Feminis Kontemporer, Yogyakarta, Jalasutra.
Jones, Pip, 2009, Pengantar Teori-Teori Sosial,
Jakarta, Yayasan Obor Indonesia
Kuhn, Thomas,S, 2000, The Structure of Scientific
Revolutions: Peran Paradigma Dalam Revolusi
Sains, Bandung, Remaja Rosda Karya .
Lechte, John, 2001, 50 Filsuf Kontemporer: Dari
Strukturalisme sampai Postmodernitas,
Yogyakarta, Kanisius.
Polanyi, Michael, 1996, Segi Tak Terungkap Ilmu
Pengetahuan, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama .
Ritzer, George, 2002, Sosiologi Ilmu Pengetahuan
Berparadigma Ganda, (Alimandan:Penyadur),
Cetakan ketiga, Jakarta, Rajawali .
------------------,2003, Teori Sosial Post Modern,
Yogyakarta, Kreasi Wacana.
Salim, Agus, 2001, Teori dan Paradigma Penelitian
Sosial: Dari Denzin Guba dan Penerapannya,
Yogyakarta, Tiara Wacana.
Sanderson, Stephen.K, 2000, Makro Sosiologi:
Sebuah Pendekatan Terhadap Realitas Sosial,
Jakarta, RajaGrafindo Persada.
Sindhunata, 1983, Dilema Usaha Manusia Rasional,
Jakarta, Gramedia
Soedjatmoko, 1984, Dimensi Manusia dalam
Pembangunan, Jakarta, LP3ES
Supardan, Dadang, 2008, Pengantar Ilmu Sosial:
Sebuah Kajian Pendekatan Struktural, Jakarta,
Bumi Aksara.
Suryono, Agus,2004, Pengantar Teori Pembangunan,
Malang, Universitas Negeri Malang, UM Press.
------------,2006, Ekonomi Politik Pembangunan
dalam Perspektif Teori Ilmu Sosial, Malang, UM
Press.
Turner, Bryan, 2000, Teori-Teori Sosiologi:
Modernitas-Postmodernitas, Yogyakarta, Pustaka
Pelajar .
Veeger, KJ, 1990, Realita Sosial, Refleksi Filsafat
Sosial Atas Hubungan Individu Masyarakat Dalam
Cakrawala Sejarah Sosiologi, Jakarta,Gramedia
Pustaka Utama .
Wallace, Walter,L,1990, Metoda Logika Ilmu Sosial,
Jakarta, Bumi Aksara.
Waters, Malcolm, 1994, Modern Sociological Theory,
London-New Delhi, Sage Publications, Thousand
Oaks . tbk
PENDAHULUAN
• BERTEORI SOSIAL DIAWALI DENGAN
KEMAMPUAN UNTUK MENGERTI DAN
MEMAHAMI KONSEP-KONSEP SOSIAL
• TEORI SOSIAL MERUPAKAN GABUNGAN
ATAU KUMPULAN DARI KONSEP-KONSEP
SOSIAL YANG TELAH DIUJI KEBENARANNYA
SECARA UMUM (OBYEKTIF, METODOLOGIS)
DAN MEMILIKI SIFAT GENERALISASI
• BELAJAR TEORI SOSIAL BERBEDA DENGAN
PRAKTEK TEORI SOSIAL (AKTUALISASI –
REAKTUALISASI)
KONSEP TEORI METODOLOGI
APA ITU KONSEP ?
• MERUPAKAN GAMBARAN (WACANA)
ABSTRAK DARI FENOMENA ALAMI
DAN FENOMENA SOSIAL
• WACANA FENOMENA ALAMI,
MELAHIRKAN ALIRAN POSITIVISTIK –
NATURALISTIK (NATURAL LAW)
• WACANA FENOMENA SOSIAL,
MELAHIRKAN ALIRAN HUMANISTIK –
KULTURALISTIK (SOCIAL LAW)
KONSEP
• Fenomena alami, berkaitan dengan: posisi
dan lokasi wilayah/geografi, kondisi
sumberdaya alam, kondisi kependudukan
(SDM) – disebut Trigatra/Sikayamampu
• Fenomena sosial, berkait dengan:
peristiwa ideologi, peristiwa politik,
peristiwa ekonomi, peristiwa sosial,
peristiwa budaya, dan peristiwa
pertahanan dan keamanan masyarakat
(IPOLEKSOSBUDHANKAM)
• Ilmu sosial merupakan kajian-kajian yang
banyak berkaitan dengan fenomena-
fenomena sosial (konsep sosial) yang
disebut dengan aspek kemasyarakatan
(Pancagatra)
KONSEP-KONSEP DASAR DALAM
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL :
1. Realita atau fenomena 16. Kekuasaan dan otoritas sosial
sosial 17. Integrasi/solidaritas sosial
2. Individu dan masyarakat 18. Konflik sosial
3. Interaksi sosial 19. Sikap dan perilaku sosial
4. Proses sosial 20. Penyimpangan/Patologi sosial
5. Kategori sosial 21. Nilai dan norma sosial
6. Kolektivitas sosial 22. Sosialisasi dan akulturasi
7. Kelompok sosial 23. Sistem sosial
8. Posisi/kedudukan sosial 24. Organisasi sosial
9. Peran sosial 25. Harmonisasi/Tertib sosial
10. Fungsi sosial
11. Status sosial
12. Struktur sosial
13. Kebudayaan
14. Lembaga/Pranata sosial
15. Stratifikasi sosial
FUNGSI KONSEP DALAM
TEORI SOSIAL
• Memberi pengertian dan pemahaman ttg
sesuatu (kognitif dan afektif atau
understanding)
• Memberikan penjelasan atau keterangan ttg
sesuatu (explanasi)
• Menilai suatu kondisi obyek sosial (evaluatif)
• Dapat memberitahu ttg sesuatu (informatif
dan komunikatif)
• Menghasilkan suatu istilah yang sifatnya
praktis dan sederhana (pragmatis)
TUJUAN KONSEP DALAM
TEORI SOSIAL
• Sebagai reduksi atau refleksi dari
peristiwa, realita, gejala atau fenomena
sosial yang berisikan data dan fakta-
fakta sosial
• Untuk merumuskan kesepakatan
(komitmen) definisi, pengertian, istilah,
kata-kata, kalimat atau label-label dari
fenomena sosial sebagai konsep-
konsep sosial
• Untuk merumuskan simbol-simbol,
kategorisasi, mitos, formula/dalil, dan
kode-kode (morse) sebagai hasil
konstruksi kelompok tertentu yang
sifatnya lebih halus daripada peristiwa
dan konsep-konsep sosial yang
dirumuskan sebelumnya
MANFAAT KONSEP

• Dengan konsep, manusia dapat


berkomunikasi dengan manusia lain dan
bahkan dengan machluk lain, karena
adanya kesamaan pemahaman (mutual
understanding) dan kesamaan
pemaknaan (mutual meaning)
KONSEP-KONSEP DASAR DALAM
ILMU SOSIAL :
16. Kekuasaan dan otoritas sosial
1. Realita atau fenomena
17. Integrasi/solidaritas sosial
sosial
18. Konflik sosial
2. Individu dan masyarakat
19. Sikap dan perilaku sosial
3. Interaksi sosial
20. Penyimpangan/Patologi sosial
4. Proses sosial
21. Nilai dan norma sosial
5. Kategori sosial
22. Sosialisasi dan akulturasi
6. Kolektivitas sosial
23. Sistem sosial
7. Kelompok sosial
24. Organisasi sosial
8. Posisi/kedudukan sosial
25. Harmonisasi/Tertib sosial
9. Peran sosial
26. Perubahan Sosial
10. Fungsi sosial
11. Status sosial
12. Struktur sosial
13. Kebudayaan
14. Lembaga/Pranata sosial
15. Stratifikasi sosial
PROSES KONSEP KE TEORI

Halus KODE
(Askripsi, Morse)

FORMULA
(dalil, rumus, stikma)

MITOS
(legenda, cerita)

SIMBOL (Bahasa)

KATAGORISASI (Teoritisasi)

Kasar KONSEP (Istilah)


Sensing, Persepsi dan Interpretasi
Fakta dan Realita PERISTIWA, FENOMENA
FOKUS PEMBELAJARAN
TEORI ILMU-ILMU SOSIAL

REALITA
E N
M O
P N
FENOMENA/PERISTIWA
I
R E
I KONSEP M
S P
I
TEORI R
I
S
METODOLOGI
Peristiwa/Fenomena/Realita/Gejala

Proses dan kemampuan Penginderaan (sensing)

Definisi konsep (sbg knowledge)

Pembentukan proposisi (postulat/aksioma dan teorem)

TEORI Non Uji Hipotesis


(kualitatif)
Uji Hipotesis (kuantitatif)
Fokus
Variabel dan Indikator

Definisi operasional
MEMAHAMI
TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER,
SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI,
GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN
AAH…TEORI !!
KANKER GIGI DAN RONGGA MULUT
UNSUR-UNSUR TEORI
(Tom Campbell, 1994)

• DEFINISI/ TERMINOLOGI (KONSEP)


• DISKRIPTIP (EMPIRIS, FAKTA, DATA,
INFORMASI)
• PENJELASAN (EKSPLANASI, NARASI,
URAIAN, ANALISIS, SINTESA,
KONKLUSI, TEMUAN, INOVASI)
TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
Ilmu Teori Politik/
Politik/ Adm
Adm A-Z

ILMU-ILMU
SOSIAL Ilmu Teori Ekonomi
(UMUM) Ekonomi A-Z

Teori Sosiologi
Sosiologi A-Z
TEORI-TEORI ILMU SOSIAL
TEORI ILMU
POLITIK/ADM Teori A - Z
(KHUSUS)

TEORI ILMU
EKONOMI Teori A - Z
(KHUSUS)

TEORI
SOSIOLOGI Teori A - Z
(KHUSUS)
TEORI
• Serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi
dan proposisi untuk menerangkan suatu
fenomena sosial dan alami secara sistematis
dengan cara merumuskan hubungan antar
konsep
• Gabungan dari konsep-konsep yang telah diuji
kebenarannya secara sistematis dan
metodologis sehingga memiliki sifat obyektif
(generalisasi) sebagai kesepakatan dunia
akademis
• Teori adalah alat untuk memahami kenyataan
atau realitas sosial
• Teori sebagai alat untuk menyatakan
hubungan sistematik antara fenomena atau
gejala yang hendak diteliti
• Teori selalu lahir dari kenyataan dan selalu
diuji pula di dalam kenyataan
• Teori merupakan hasil kesepakatan
masyarakat akademis sebagai perspektif etik
(agenda akademis)
• Teori memberikan pola bagi interpretasi
data
• Teori menghubungkan satu studi dengan
studi lainnya
• Teori menyajikan kerangka sehingga
konsep dan variabel memiliki arti dan
makna penting
• Teori memungkinkan interpretasi makna
yang lebih besar (siap pakai) daripada
hasil temuan yang diperoleh dari
penelitian (kegunaan laten/hidden)
PERSOALAN POKOK
TEORI SOSIAL

• Adalah bagaimana memandang dan


memahami kenyataan kehidupan sosial
sebagai realita yang harus dihadapi
secara bijaksana (wisdom) dan bebas nilai
(values free/ neutral/ non- etic)
TUJUAN TEORI SOSIAL
• Untuk memberikan pengertian dan pemahaman
(understanding) terhadap realita/fenomena
sosial
• Untuk memberikan penjelasan (explanation)
terhadap realita/fenomena sosial
• Untuk kepentingan prediksi atau peramalan
(forcasting) terhadap fenomena-fenomena sosial
• Sebagai kritik dan pengawasan (control)
terhadap perkembangan konsep dan teori-teori
sosial
• Melatih kepekaan dan tanggungjawab sosial
(sensitivity and responsebelity)
MANFAAT TEORI SOSIAL

• Sebagai alat (instrument) dalam menjelaskan


realita/fenomena sosial
• Sebagai alat analisis (tools of analysis)
terhadap fenomena sosial yang diamati
• Sebagai sarana atau upaya peneliti untuk
melakukan konstruksi, rekonstruksi atau
dekonstruksi teori terhadap realita/
fenomena sosial yang diamati dengan
persyaratan: relevan (cocok, layak),
aplikabel/manajebel (dapat dilaksanakan),
replikan (dapat di daur ulang), dan
konsisten (runtut dan sistematik)
INTENSITAS TEORI SOSIAL

• Jika situasi dan kondisi dalam keadaan


normal (stabil), maka wacana teori
memiliki intensitas rendah, tetapi
aplikasinya tinggi
• Jika situasi dan kondisi dalam keadaan
tidak normal (labil), maka wacana teori
memiliki intensitas tinggi, tapi aplikasinya
rendah bahkan tertolak
STRUKTUR TEORI SOSIAL

GRAND THEORY
(Analisis Menyeluruh)
I

MIDDLE RANGE THEORY/


II MESO THEORY (Analisis Sebagian)

CASE/SUBSTANTIVE/
III IDEOGRAFIS THEORY
(Analisis Kasus/Isu dari Fakta Empiris)
PAHAM TEORI SOSIAL DALAM PRAKTEK

IDEALISME

TEORI
PRAGMATISME

UTOPIANISME
METODOLOGI
TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
• HEURISTIK = Menghimpun jejak-jejak dan
dokumen sejarah perkembangan teori sosial
• VERIFIKASI = Menguji kebenaran dari data dan
informasi (referensi) tentang perkembangan
konsep dan teori-teori sosial
• INTERPRETASI = Melakukan penafsiran suatu
peristiwa / pandangan realistis empiris dari
sejarah perkembangan teori sosial
METODE KRITIK TEORI

• Kejelasan
• Konsistensi
• Kecukupan Empiris
• Kecukupan Eksplanatoris
• Rasionalitas Normatif
IBNU KHALDUN
(ABDURRACHMAN ABU ZAID WALIUDDIN BIN KHALDUN)
(1332 – 1350 M)

Buku Muqaddimah (Lajnah al-Bayan al-Arabi) =


Membahas pengaruh letak geografis (letak bumi)
terhadap gejala, perilaku dan aktivitas masyarakat
(1469 – 1559)
• IL PRINCIPE (Politik Kekuasaan, 1513) atau RES PUBLICA
(Kekuasaan Rakyat) dan DISCORSI (Politik Kerakyatan, 1519)
• THE AIM JUSTIFY THE WAY (Tujuan menghalalkan cara)
• JADILAH SEKUAT SINGA, SEKALIGUS SELICIK RUBAH
SEKULARISME
(Nichollo Machiavelli)
• Sekularisme adalah ide dasar yang
mengesampingkan peran agama dari
pengaturan kehidupan (dunia)
• Sekularisme menuntun manusia untuk
menempatkan agama hanya pada ranah
individu dan wilayah spiritual (moral, teologi)
• Sekularisme mengharamkan agama ikut andil
dalam mengatur kehidupan
• Sekularisme mengajarkan bahwa manusia
bebas mengatur hidupnya sendiri tanpa campur
tangan Tuhan/ Allah
AWAL SEJARAH
PENGEMBANGAN TEORI SOSIAL

ISIDORE AUGUSTE MARIE FRANCOIS XAVIER COMTE


(1789-1857)
HUKUM TIGA TAHAP
(Law of Three Stages)
Bahwa sejarah umat manusia, baik secara
individual maupun secara kolektif, berkembang
menurut tiga tahap, yaitu:
1. Tahap teologi atau fiktif (Mitologi)
2. Tahap metafisik atau abstrak (Ideologi)
3. Tahap positif atau ilmiah atau riel (Ilmu) *)

*)Tahap positif atau filsafat positivisme = sebagai


sesuatu yang nyata, pasti, jelas, bermanfaat, serta lawan
dari sesuatu yang negatif
REAKSI TERHADAP FILSAFAT
POSITIVISME (ABAD KE 20)
1. Ketidakpuasan terhadap dominasi
positivisme, terutama terhadap
latarbelakangnya yang naturalistik dan
deterministik. Naturalisme dan
determinisme inilah yang di masa lalu
telah mendorong berkembangnya
metafisika yang materialistik (kuantitatif),
dengan implikasinya yang luas dalam
segi kehidupan umat manusia
2. Reaksi terhadap kenyataan semangat
kemajuan (progress dan modernisasi) yang
terjadi pada abad ke 20 sebagai akibat dari
pengaruh pemikiran-pemikiran historis yang
kuat, tetapi sekaligus juga membuktikan
adanya ketidak sinambungan (diskontinyuitas)
di dalam perkembangan itu sendiri
3. Timbulnya reaksi terhadap pengertian istilah
PERKEMBANGAN (linear vs kontinuum) yang
menjadi mitos masyarakat secara umum.
Selanjutnya, melahirkan upaya untuk
memperhatikan struktur dari fenomena yang
sebenarnya, atau secara lebih formal terhadap
bentuk-bentuk logis yang lebih realistik
Output
Input

HUKUM ALAM AKIBAT


(POSITIVISTIK-NATURALISTIK) SEBAB
(Penanda) Kausalitas (Yang ditandai)

Linear

HUKUM SOSIAL Makna AKIBAT


(HUMANISTIK-KULTURALISTIK) SEBAB

Proses
Kesinambungan (kontinuum)
Kemiskinan Struktural

Kemiskinan
Natural MALAS
MISKIN

Kemiskinan Kultural
DASAR PENGAMATAN
ILMU-ILMU SOSIAL

• INTUISI Non- Empiris

• AGAMA
• RASIONAL Aliran Positivistik – Naturalistik
(Auguste Comte)
• EMPIRIS Aliran Humanistik – Kulturalistik
(Ibnu Khaldun, Ibnu Roos, Ibnu Tamia)
SUMBER PENGAMATAN DAN
PENELITIAN ILMU PENGETAHUAN

• INTUISI Non-Empiris Non-Mainstream


• AGAMA
Aliran Positivistik - Naturalistik
• RASIONAL
Mainstream
• EMPIRIS Aliran Humanistik - Kulturalistik

•DEDUKTIF
•INDUKTIF
Dunia Empiris/ Empirical World:

Dunia manusia di mana bisa


dilakukan pengamatan, baik
dengan indera atau peralatan
yang dibuat manusia (The worlds
susceptible to observation)
Sains berkembang oleh:
Proses pengamatan manusia
secara sistematis & terus-
menerus akan sesuatu yang
dialami atau disaksikan dlm
kehidupannya.
Sains mengandung 2 hal pokok:

1. Istilah khas (konsep, jargon) yang

digunakan sains

2. Kaidah-kaidah (teori, rumus) yang

ditemukan oleh penelitian


Pengembangan sains umumnya
melalui proses kajian yang unsurnya
sbb :
Fakta/fenomena
ditemukan
diperkirakan kaitannya
(hipotesis)

Diamati fakta
fakta baru

dilakukan pengujian secara


sadar-terencana untuk menguji
Dikomunikasikan
hipotesis.
di masyarakat
secara luas

ditemukan adanya bukti


benar-tidaknya kaitan antar
disusun teori fakta2 tersebut
sesuai hasil
dg jargonnya
Perkembangan sains ditentukan oleh
Obyek yang diteliti

Ada 3 kelompok obyek sains:


- Benda mati
- Makhluk Hidup (sel, virus, atom)
- Individu dan Kelompok Masyarakat
Jika Obyeknya Benda mati:
- Mudah ditemukan kaidahnya
- Sains di bidang ini, a.l.
Fisika, Kimia, Geologi,
Astronomi amat cepat majunya.
Jika Obyek Makhluk Hidup:
- Relatif lebih sulit ditemukan
kaidahnya dibanding dengan
jika obyeknya benda mati.
- Perkembangan misalnya:
biologi, zoologi, dan
kedokteran relatif lebih lambat
dibanding dengan fisika-kimia
Jika Obyeknya Individu &
Masyarakat :
- Paling sulit menentukan kaidah-
kaidah empiriknya
- Perkembangan ilmu sosial seperti:

ekonomi, hukum, politik, dan


sosiologi relatif lambat
- Sains sosial kadang disebut
berkembang pesat tapi kaidahnya
relatif kurang keakuratannya
(uncertainties).
Dunia Barat (Eropa, Amerika) amat
maju dalam sains-teknologi
karena 3 hal:
- Kerja manusianya yg
profesional Vs Amatiran
- Memegang kunci teknologi
- Dana & peralatan penelitiannya
tercukupi
M
CONCEPTUAL BLE EMPIRICAL
CONCEPTUAL O EMPIRICAL
WORLD
WORLD PR WORLD
WORLD

THEORY RESEARCH EMPIRIC


THEORY EXPLANATION EMPIRIC
UNDERSTANDING
PREDICTION
CONTROL
MASALAH SOSIAL
• Sesuatu yang menimbulkan pertanyaan
5 W + 1 H (what, why, who, where,
when, how)
• Sesuatu yang mengandung keragu-
raguan dan ketidak pastian dalam
kehidupan masyarakat (anomie)
• Suatu kesenjangan (gap) antara sesuatu
yang seharusnya (das sollen, teori)
dengan sesuatu yang senyatanya (das
sein, empiris)
• Adanya kesenjangan (gap) antara teori
sosial dan praktek teori sosial
• Adanya sesuatu yang dianggap masih
kurang (dis-distribution)
• Adanya ketidakseimbangan (dis-
equity/dis-balance)
• Adanya sesuatu yang dianggap tidak
cocok/tidak relevan (defesiensi)
• Sesuatu yang tidak layak (veasible),
dianggap layak dan dipakai terus
• Masalah sosial ada yang bisa terpecahkan
dan ada pula yang tidak bisa terpecahkan
(social connatus)
• Dalam penelitian sosial, permasalahan
sosial (social problems) dapat dirumuskan
secara teoritis, empiris, dan normatif
MASALAH SOSIAL (UMUM)
• Kemiskinan
• Keadilan Sosial
• Pemerataan
• Penataan Kelembagaan
• Demokrasi
• Hak Azasi Manusia
• Supremasi dan Penegakan Hukum
• Lingkungan Hidup
• Ketidak percayaan Sosial (social distrust) dan
Kebohongan Publik (public lie)
• Penyalahgunaan Obat Terlarang
(psikotropika)
• Persamaan gender (egalitarian)
• Kebebasan (the freedom)
• Pemberdayaan SDM (empowerment)
• Terorisme dan Separatisme
• Aborsi dan Prostitusi
• Pornografi dan Pornoaksi
• Konflik Peradaban (civilization conflict)
• Kebebasan Informasi Publik (KIP)
MASALAH SOSIAL (KHUSUS)

1. Tingginya jumlah pengangguran


2. Kesenjangan pembangunan
3. Rendahnya kualitas SDM ((Pendidikan)
4. Menurunnya kualitas SDA
5. Rendahnya penegakan hukum dan keadilan
6. Rendahnya kualitas pelayanan kepada publik
7. Belum optimalnya fungsi kelembagaan
8. Ancaman separatisme dan terorisme
9. Tingginya tingkat kejahatan/kriminalitas/korupsi
(konvensional, transnasional)
10. Rendahnya kemampuan Hankam
11. Kekerasan atas nama agama
PERNYATAAN MASALAH
(Problem Statement)

RUMUSAN DEFINISI MASALAH


MASALAH (Problem Definition)

OPERASIONALISASI
Dijawab dengan asumsi, MASALAH
Proposisi, hipotesa, dan teori (Problem Operationalization)
PERAN ILMU SOSIAL DALAM PEMECAHAN
MASALAH SOSIAL

MEMBANTU MEMPERJELAS MENGUMPULKAN DATA MENGANALISA DAN


MASALAH YANG DIHADAPI DAN FAKTA MENAFSIRKAN DATA

MENGAJUKAN
Proses dimulai lagi REKOMENDASI
PEMECAHAN MASALAH

MEMBERIKAN PENJELASAN
DAN MENDORONG MEMPELAJARI HALANGAN
SARAN-SARAN YANG MUNGKIN TERJADI
KEGIATAN
MENANGGULANGI MASALAH
ILMU PENGETAHUAN
(SCIENTIFIC)

PURE SCIENCE/TEORI APPLIED SCIENCE/PRAKTEK

NOMOTETIS: IDIOGRAFIS : EKOLOGIS :


•Memperhatikan •Memperhatikan •Bagaimana seseorang harus
bendanya dlm sifat bendanya dalam berbuat untuk menyesuaikan
keabstrakannya sifatnya yg konkrit, diri dari salah satu citanya
•Ingin tahu hakekat nyata (benar-benar (etika, hukum)
bendanya terjadi dlm ruang •Bagaimana seseorang harus
•Memperhatikan dan waktu tertentu) berbuat untuk mencapai
hal-hal yang •Memperhatikan hal- suatu hasil
bersifat umum hal yang khusus •Ilmu kedokteran, pertanian
•Sosiologi •Sosiografi
Ilmu Sosiologi
Ekonomi

Ilmu Antropologi
Kesehatan INDIVIDU,
Masyarakat MASYARAKAT,
DAN
KEBUDAYAAN

Ilmu Politik
Sejarah

Psikologi Ilmu Hukum


Sumber:
Soerjono Soekanto, 1986
KATEGORI ILMU-ILMU SOSIAL
(Dadang Supardan, 2008)
1. Sosiologi
2. Antropologi
3. Ilmu Geografi
4. Ilmu Sejarah
5. Ilmu Ekonomi
6. Psikologi
7. Ilmu Politik
8. Ilmu Administrasi (Dikti, 2010) Masuk
9. Ilmu Hukum (?) Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

1. JURUSAN ILMU ADMINISTRASI


NEGARA/PUBLIK (Public
Administration): Program Studi Ilmu
Administrasi Negara/Publik
2. JURUSAN ILMU ADMINISTRASI
NIAGA/ BISNIS (Business
Administration): Program Studi Ilmu
Administrasi Niaga/ Bisnis
PROGRAM STUDI ILMU
ADMINISTRASI NEGARA/PUBLIK
• Kebijakan Publik (S1,S2)
• Administrasi Pembangunan (S1)
• Administrasi Pemerintahan Daerah (S1)
• Perencanaan Pembangunan (?)
• Administrasi Pendidikan (?)
• Manajemen Publik (S2)
• Keuangan Daerah (S2)
• Perencanaan Pembangunan Daerah (S2)
• Pemberdayaan Masyarakat (S2)
PROGRAM STUDI ILMU
ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS
• Manajemen Keuangan (S1)
• Manajemen Pemasaran (S1)
• Manajemen Sumber Daya Manusia (S1)
• Manajemen Sistem Informasi (S1)
• Bisnis Internasional (?)
• Administrasi Perpajakan (?)
• Kebijakan Bisnis (S2)
• Pengembangan Sumber Daya Manusia (S2)
• Pengembangan Sistem Informasi (S2)
• Pengembangan Organisasi dan
Kepemimpinan (S2)
PERSPEKTIF TEORI-TEORI
ADMINISTRASI PUBLIK (KONTEMPORER)

1. Desentralisasi Fiskal & Kebijakan Publik


2. Desentralisasi Sumber daya Alam dan
Kebijakan Publik
3. Ekologi Administrasi Lokal dan Otonomi Daerah
4. Environtmental Administration (termasuk
Kebijakan Publik untuk Pencegahan &
Penanggulangan Bencana)
5. Etika Administrasi Publik/Etika Birokrasi/Korupsi
Birokrasi
6. Gender dan Administrasi Publik
7. Globalisasi dan Peran Administrasi Publik
8. Hermeunetika Pembangunan
9. Hubungan Masyarakat, Negara dan
Administrasi Publik
10. Kelaparan/kemiskinan, Negara dan
Administrasi Publik
11. Kemerosotan/diskresi Sektor Publik dan Peran
Administrator Publik
12. Kepemimpinan Sektor Publik dan Proses
Demokratisasi
13. Konflik Sosial dan Peran Administrasi Publik
14. Konflik Sosio-politik dan Peran Pemerintah
Lokal
15.Konteks Politik dan Demokrasi Administrasi
Publik
16.Pelayanan Publik dan Hak-hak Sipil
17.Pelayanan Publik Sibernetik
18.Pemerintahan Sibernetika
19.Perubahan Sosial dan Budaya Administrasi
(Administrative Culture)
20.Problematika Anggaran Pembangunan Sebagai
Masalah Politik & Administrasi Publik
21. Problematika Privatisasi Sektor Publik
22. Problematika Relasi Negara, Masyarakat Sipil
dan Pasar (good governance)
23. Proses Anggaran dan Administrasi Publik
24. Sinergi Problematika Hukum Administrasi
Publik/Kebijakan Publik/Kebijakan
Pembangunan
25. Media dan Administrasi Publik
26. Terorisme & Administrasi Publik
27. Problematika Pengambilan Keputusan di
Sektor Publik, tbk
KATEGORISASI TEORI SOSIAL
(William L.Morrow, Stephen P.Robbin, Stephen K.Bailey, 1986)

1. Teori Diskriptif
2. Teori Pre-skriptif
3. Teori Normatif
4. Teori Asumtif
5. Teori Instrumental
6. Teori Hubungan Manusia (Human
Relation)
7. Teori Pengambilan Keputusan (decesion
making)
8. Teori Perilaku (Behavior)
9. Teori Sistem (Integral Comprehensive)
10. Teori Kontingensi (Mixed Theory), dan
11. Teori Diskriptif - Eksplanatori
KETERANGAN
1. Teori diskriptif menggambarkan apa-apa
yang nyata-nyata terjadi dilapangan
(memotret apa adanya)
2. Teori pre-skriptif menggambarkan
perubahan-perubahan untuk melakukan
pembaharuan, koreksi dan perbaikan suatu
proses teori dan fenomena tertentu
3. Teori normatif pada dasarnya
mempersoalkan peranan suatu
kebijaksanaan/ perundang-undangan/
peraturan tertentu.
4. Teori asumtif lebih memusatkan
perhatian pada usaha-usaha untuk
memperbaiki suatu praktek dengan
memahami hakekat suatu fenomena yang
terjadi dalam lingkungannya
5. Teori instrumental bermaksud untuk
melakukan konseptualisasi mengenai
cara-cara memperbaiki suatu teknis
sehingga dapat dibuat sebagai sasaran
yang lebih realistik (tools of analysis)
6. Teori hubungan manusia (human relation
theory) menitik beratkan bahwa norma-norma
sosial merupakan faktor kunci dalam
menentukan sikap, perilaku dan tindakan
seseorang terutama dalam lingkungan kerja
7. Teori pengambilan keputusan (decesion
making theory) lebih mengkonsentrasikan diri
pada analisa proses pengambilan keputusan,
apakah mempergunakan model statistik, model
optimasi, model informasi, model simulasi,
model liniar programming, model critical path
scheduling, model inventory, model site location,
ataukah model resources allocation, dan
sebagainya (catatan : pada beberapa fakultas
dan program training sudah merupakan mata
pelajaran tersendiri).
8. Teori perilaku (behavior theory)
orientasi yang dikembangkan adalah
efesiensi dan sasaran dengan cara
mengintegrasikan komponen-komponen
anggota organisasi, struktur dan
prosesnya. Dengan kata lain teori perilaku
lebih memahami pentingnya aspek dan
faktor manusia sebagai alat utama untuk
mencapai tujuan organisasi ( catatan :
teori perilaku ini juga sudah merupakan
mata kuliah tersendiri sebagai mata kuliah
perilaku organisasi)
9. Teori sistem merupakan suatu cara
pendekatan yang memandang bahwa
setiap fenomena mempunyai berbagai
komponen yang saling berinteraksi satu
sama lain agar dapat bertahan hidup
(survival). Dalam sistem memiliki
beberapa unsur sistem antara lain : unsur
lingkungan, unsur masukan (input), unsur
pengelola (konversi/throught put), unsur
keluaran (out put/product), unsur efek atau
unsur akibat (consequences), dan unsur
umpan balik (feed back)
10. Teori kontingensi sebagai
perkembangan dari teori sistem yang
dipersamakan dengan pendekatan
situasional yang mengakui adanya
dinamika dan kompleksitas antar
hubungan (interaksi sosial)
11. Teori deskriptif eksplanatori
menjelaskan keaneka ragaman isi yang
terkandung dalam fenomena lingkungan
nyata (cenderung ke metode content
analysis, discourse analysis, framing
analysis).
PERBEDAAN ANTAR TEORI
ILMU-ILMU SOSIAL
• Terletak pada dimensi atau sudut pandang yang
digunakannya dalam memahami, menelaah dan
mencermati masyarakat itu secara khusus, misal:
1. Ilmu Ekonomi mencoba memahami kehidupan
individu dan masyarakat dalam usahanya memenuhi
kebutuhannya, yaitu usaha manusia dalam
memproduksi, mendistribusikan dan mengkonsumsi
barang dan jasa yang terbatas dalam masyarakat
2. Ilmu Politik memahami tentang hak dan wewenang,
kekuasaan, proses pembuatan keputusan dalam
masyarakat serta konflik yang terjadi akibat distribusi
dan alokasi kekuasaan dalam masyarakat
3. Sosiologi memahami tentang struktur sosial,
mobilitas sosial, modernisasi, dsb.
SIFAT HUBUNGAN ANTAR
TEORI ILMU-ILMU SOSIAL

• Ketiga ilmu tersebut sama-sama


membicarakan dan menelaah objek yang
sama yakni tingkah laku manusia dalam
masyarakat, baik sebagai individu maupun
sebagai kelompok masyarakat serta
berbagai gejala-gejala sosial yang
ditimbulkannya akibat dari interaksi, status
dan peran mereka dalam masyarakat
• Walaupun membicarakan objek yang
sama, namun munculnya ketiga disiplin
ilmu tersebut didasarkan pada sudut
pandang (point view) yang berbeda
tentang tingkah laku manusia dengan
berbagai gejala-gejala sosial yang
ditimbulkannya
• Apabila ditelaah lebih mendalam,
sesungguhnya gejala yang muncul
kepermukaan didasarkan pada
“kepentingan” atau alasan yang saling
berkaitan dan saling membutuhkan satu
sama lainnya (multidisiplin & interdisiplin)
SIFAT HUBUNGAN ANTAR
ILMU-ILMU SOSIAL

• Monodisipliner Teori Klasik


• Multidisipliner
• Interdisipliner Teori Modern
• Transdisipliner
• Supradisipliner Teori Post-Modern
I. PENDEKATAN MONODISIPLINER

Kesimpulan IE Kesimpulan IP Kesimpulan Sos

Masalah Masalah Masalah

Ilmu Ekonomi Ilmu Politik Sosiologi


II. PENDEKATAN MULTIDISIPLINER

Kesimpulan Gabungan (Konklusi)

Kesimpulan IE Kesimpulan IP Kesimpulan Sos

Masalah

Ilmu Ekonomi Ilmu Politik Sosiologi


III. PENDEKATAN INTERDISIPLINER

KESIMPULAN KOMPREHENSIF Team Work


(Tim Ahli)

Masalah

Rencana Pendekatan Bersama

Pendekatan Pendekatan Pendekatan


Ekonomi Politik Sosiologi

Ilmu Ekonomi Ilmu Politik Sosiologi


IV. PENDEKATAN TRANS-DISIPLINER
• Menghilangkan ethnocentrisme atau fanatisme
teori
• Memiliki rasa skeptis (rendah hati) terhadap
ilmunya sendiri dengan mencari bantuan disiplin
lain yang dianggap lebih mampu melengkapi
dan menyempurnakan ekspedisi (kajian)
ilmiahnya dalam memecahkan persoalan publik
yang dihadapi
• Contoh: Ekonomi Pancasila/Ekonomi
Kerakyatan(Alm.Mubyarto)
V. PENDEKATAN SUPRA DISIPLINER

• Pendekatan ilmu-ilmu sosial (contoh: ilmu


ekonomi politik) yang melampaui batas-batas
disiplin berkait dengan masalah visi (konsep
dan teori), presisi (metodologi), maupun
substansi kajian (studi kasus/fenomena) yang
kompleks
• Tergolong Contemporary Theory (teori
kontemporer)
• Menggunakan gabungan banyak/ beberapa
metode (multhymethode)
SYARAT STUDI
TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
• Empirik (hasil pengamatan dan penalaran yang
rasional dari realita sosial)
• Teoritik (adanya kalimat ilmiah yang
menggambarkan hubungan sebab akibat/ kausal
antar variabel/indikator-komponen/fokus)
• Kumulatif (dibentuk, disusun berdasarkan teori,
ditambah, diperluas, disempurnakan dan dikritik)
• Non-etik (tidak ada maksud menanyakan
apakah sesuatu itu baik atau buruk)
KARAKTERISTIK TEORI
ILMU-ILMU SOSIAL
(Babbie, 1973)

• Logik
• Deterministik
• Umum
• Hemat
• Spesifik
• Dapat dibuktikan secara empirik
• Antar subyek (replikasi)
• Terbuka bagi adanya perubahan
PENDEKATAN
TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
PENDEKATAN INTERPRETATIF :
• Manusia sebagai subyek interpretatif dalam
pembentukan dunia (konsep) sosial dengan
melalui proses empathi
• Pendekatan ini cenderung statusquo, karena
mengabaikan rekonsiliasi antara tindakan
manusia dengan kenyataan sosial
PENDEKATAN POSITIVISTIK :
• Manusia sebagai obyek perspektif hukum kausal
• Dunia (konsep) sosial terbentuk melalui hukum-
hukum sosial yang memiliki kekuatan sendiri
dan bekerja dengan caranya sendiri terlepas
dari kehendak manusia
PENDEKATAN KRITIS :
• Menawarkan perubahan yang bersifat
partisipatoris
• Seluruh anggota masyarakat terlibat secara aktif
untuk menentukan siapa mereka, apa yang
mereka inginkan, dan bagaimana memenuhi
keinginanya, dan bukan elit manusia yang
menentukan arah tindakan manusia
• Teori dialektika Hegel: these + antithese =
synthese; teks + konteks = aktualisasi
RUANG LINGKUP
TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
• Teori Ilmu Sosial pada hakikatnya
berbicara tentang objek yang sama yaitu
masyarakat (kumpulan individu yang
bertempat tinggal pada suatu wilayah,
dalam waktu yang relatif lama dan terus
menerus)
• Kumpulan individu ini mempunyai
karakteristik tersendiri yang dapat
dibedakan dengan kumpulan individu dan
masyarakat yang lain
FOKUS TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
1. Mengkaji, memahami, meneliti, dan
menemukan makna tentang: Persamaan dan
perbedaan antara satu masyarakat dengan
masyarakat yang lainnya
2. Interaksi dalam masyarakat, yakni: interaksi
individu dengan individu, individu dengan
kelompok, individu dengan organisasi,
kelompok dengan kelompok, kelompok
dengan organisasi, dan organisasi dengan
organisasi lain
3. Pikiran, gagasan (ide), dan lembaga-lembaga
sosial dalam masyarakat
4. Sistem dan Struktur sosial yang muncul
sebagai akibat dari perbedaan nilai dan
norma, serta pemilikan atas barang-barang
dan jasa yang dianggap bernilai
5. Kerjasama, persaingan, konflik dan kompromi
yang timbul sebagai akibat dari usaha-usaha
memperebutkan nilai-nilai yang dianggap
bermanfaat dan menguntungkan
6. Perubahan sosial: baik dalam artian
perubahan pikiran, gagasan, struktur sosial
maupun perubahan dalam kelembagaan
sosial secara keseluruhan
JENIS TEORI ILMU-ILMU SOSIAL

• BERCORAK LIBERAL (BEBAS NILAI):


dikarenakan ia tidak berusaha mempromosikan
suatu cita-cita sosial, nilai-nilai kebajikan
tertentu, dan bersifat netral (taken for granted)
• BERCORAK PERFEKSIONIS (TERIKAT NILAI):
berusaha mencari wahana dari cita-cita
mengenai kebajikan, bersifat partisipan,
memperhatikan dan menghargai nilai-nilai objek
yang diamati bahkan menjadikannya sebagai
subjek/aktor (Contoh: teori Marxisme yang
mencita-citakan masyarakat tanpa kelas, dan
teori feminisme yang mencita-citakan
masyarakat tanpa eksploitasi seksual)
PERSPEKTIF
PERKEMBANGAN TEORI
ILMU-ILMU SOSIAL
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BISA
BERKEMBANG DENGAN BAIK
JIKA PROFESIONALISME MENJADI
PROSES DAN TUJUANNYA DAN
TIDAK TEROBSESI OLEH MARKET
ORIENTED DAN POLITISASI
TIGA PERSPEKTIF TEORI SOSIAL
(Ignas Kleden, 1987)

• Teori Struktural Fungsional


(Konstruksionisme, Social Redudency)
• Teori Struktural – Historis (Struktural
Equilibrium)
• Teori Struktural- A Historis (Struktural
Konflik)
TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL
(KONSTRUKSIONISME)

• Teori ini menjelaskan tingkah laku


manusia berdasarkan suatu sistem sosial
yang terbentuk oleh jaringan hubungan
berbagai fungsi yang ada dalam suatu
masyarakat, yaitu fungsi-fungsi seperti :
peran, status, pendapatan, pekerjaan dll.
Hubungan antara fungsi-fungsi sosial
tersebut dianggap sama dengan
hubungan antara fungsi-fungsi biologis
dalam suatu organisme (Talcott Parson).
TEORI STRUKTURAL HISTORIS

• Dimana tingkah laku manusia seakan-


akan ditentukan hanya oleh pranata
ekonomi dengan tekanan khusus, padahal
kenyataannya bahwa tingkah laku
manusia berhubungan langsung dengan
hubungan produksi yang melibatkannya
(Max Weber= Legal Formal, Ekonomi,
Tradisi, Emosi/Afeksi --- Action)
• Dengan demikian orang-orang yang
mempunyai akses terhadap faktor-faktor
produksi akan mempunyai bentuk tingkah
laku yang berbeda dari mereka yang tidak
memiliki akses tersebut (Hegel = Ide
---Action ---Sejarah)
• Relasi produksi tersebut menimbulkan
klas-klas sosial dalam masyarakat, dan
tingkah laku sosial sebetulnya tidak lebih
dari masalah yang muncul dari
pertarungan antar klas (Karl Marx =
Materi --- Action----Sejarah)
TEORI STRUKTURAL A-HISTORIS

• Teori ini beranggapan bahwa tingkah laku


manusia ditentukan oleh beberapa struktur
apriori yang asal-usulnya tidak dapat
dijelaskan oleh perkembangan sejarah,
bahkan sebaliknya sejarah dibentuk oleh
watak struktur-struktur tersebut (Levi
Strauss).
PENGEMBANGAN TEORI SOSIAL
ABAD XIX DAN ABAD XX
ABAD XIX ABAD XX
• Teori klasik & modern • Teori kontemporer
• Data empirik • Konsep – Teoritik
• Generalis-Praktisi • Teoritisi – Profesional
• Proses teoritisasi • Kepentingan Politik/Publik
• Uni Linear • Multi Linear
• A – Historis • Historis
• Definisi tidak jelas • Definisi jelas
• Sebagai alat analisis (mean) • Sebagai tujuan (end)
• Untuk tujuan praktis dan • Sebagai wilayah profesionalis
memecahkan masalah untuk tujuan akademik
(problem solving)

Sumber: Patrick Baert, 1998, Social Theory in The Twentieth Century,Cambridge, Polity Press.
ANATOMI
DAN
JENIS TEORI ILMU
SOSIAL
ANATOMI TEORI SOSIAL
• KLASIK: teori perkembangan/ kemajuan
(Comte), teori siklus perubahan budaya
(Sorokin), teori integrasi/solidaritas sosial
(Durkheim), teori konflik/ pertentangan kelas
(Marx), teori rasionalitas (Weber), teori interaksi
(Simmel), teori konstruksi sosial (Berger)
• MODERN: teori fenomenologi (Weber), teori
interaksionisme simbolik (Mead), teori
dramaturgi (Goffman), teori etnometodologi
(Garfinkel), teori pertukaran sosial (Homans),
teori fungsional (Parson), teori fungsionalisme-
struktural (Merton), teori neo-fungsionalisme
(Alexander), teori kritis (Marx)
• KONTEMPORER: teori hegemoni
(Gramsci), teori strukturasi (Giddens), teori
pilihan rasional (Elster), teori konflik
(Dahrendorf), teori post-modernism
(Bourdieu, Michel Foucault, Derrida), teori
kritis (Jurgen Habermas)
KARAKTERISTIK TEORI
KONTEMPORER

• Teori kontemporer menjelaskan hubungan


(aksi dan interrelasi) antara struktur dan
agensi
• Kelompok kontemporer (strukturasionis) tidak
memandang struktur dan agensi sebagai dua
hal yang dikotomis sehingga menghasilkan
dualisme struktur; melainkan dua hal tersebut
saling berhubungan secara dialektis dan
kontinuum sehingga menghasilkan dualitas
struktur
• Aktor atau agensi menurut pandangan
aliran ini adalah partisipan yang aktif
dalam mengkonstruksi kehidupan
sosial, setidak-tidaknya menjadi tuan
atas nasibnya sendiri. Setiap tindakan
manusia selalu mempunyai tujuan
• Artinya bahwa aktor secara rutin dan
diam-diam memonitor apa yang sedang
ia lakukan, sebagaimana reaksi orang
terhadap tindakannya dan lingkungan
dimana ia melakukan aktivitas tersebut
• Sedangkan struktur, selain dapat
membatasi aktivitas manusia
(constraining) tetapi juga memberikan
kebebasan bertindak (enabling) kepada
manusia
• Dualitas struktur melihat kekuasaan
sosial sebagai simuka janus (the janus
face of power) yang berfungsi sebagai
alat analisis kehidupan sosial yang
penting, terutama mengenai hubungan
antara tindakan manusia dan struktur.
JENIS TEORI SOSIAL
• TEORI SOSIAL MAKRO: teori fungsional,
teori struktural , teori equilibrium, teori
konflik
• TEORI SOSIAL MIKRO: teori
fenomenologi, teori interaksionisme
simbolik, teori etnometodologi, dan teori
dramaturgi
PARADIGMA
(ILMU) SOSIAL
PARADIGMA
• Sebagai suatu cara pandang terhadap suatu
persoalan yang didalamnya terdapat
sejumlah asumsi tertentu, teori tertentu,
metodologi tertentu, model tertentu, dan
solusi tertentu
• Setiap paradigma diandaikan otonom,
mandiri dan terpisah dengan paradigma yang
lain (memiliki jargon, simbul dan konsep
sendiri-sendiri), sehingga paradigma pada
hakekatnya tidak dapat disatukan (apalagi
disamakan), tetapi hanya bisa dibandingkan
sebagai studi komparatif
PERKEMBANGAN PARADIGMA SOSIAL

• Dalam diskursus ilmu-ilmu sosial kajian


paradigma sebagai aliran utama pada
umumnya dikaitkan dengan persoalan tingkah
laku sosial, kehidupan, dan perubahan sosial
dalam masyarakat
• Misalnya: bermula dari penelitian dan penulisan
pemikir-pemikir sosial klasik seperti Karl Marx,
Emile Durkheim dan Max Weber, sampai
dengan perkembangan pemikiran teoritis di
zaman modern dan kontemporari seperti Karl
Manheim, C. Wright Mills, Erving Goffman,
Gramsci, Habermas, Foucault yang membentuk
pelbagai aliran dan usaha mengintegrasikan
pelbagai aliran pemikiran teoritis
 
MANFAAT PARADIGMA SOSIAL

• Dalam kedudukan ilmu pengetahuan, tiga


paradigma tersebut merupakan metode untuk
memahami masalah dan kenyataan sosial
(penjelas realita)
• Sebagai peta metode (map method) kedudukan
ilmu dan fungsinya
• Secara bersama-sama dapat juga dipergunakan
untuk melihat suatu realitas sosial dan masa
depan kehidupan sosial sebagai pokok bahasan
suatu penelitian sosial
TIGA PARADIGMA SOSIAL

• Paradigma Fakta Sosial


• Pardigma Definisi Sosial, dan
• Paradigma Perilaku Sosial.
FAKTA SOSIAL
(Emile Durkheim, 1858-1917)
• Paradigma ini memberi arti penting pada pranata dan
struktur sosial sebagai dasar realitas kehidupan
sosial,
• Struktur sosial terdiri atas norma-norma dan nilai-
nilai,
• Pranata dan struktur merupakan suatu kenyataan
eksternal yang memiliki daya paksa atau koersif
• Pranata dan struktur sosial merupakan kunci
memahami dan mengerti tindakan seseorang atau
sekelompok orang
• Paradigma ini berpendapat bahwa tindakan manusia
tidak dapat dilakukan secara bebas, karena ada fakta
lain yang memiliki kemampuan daya paksa terhadap
tindakan manusia tersebut
Foto Emile Durkheim
Karya-karya Utama
• The Divison of Labour in Society (1893),
• Rules of Sociological Method (1895),
• Suicide (1897),
• The Elemetary Forms of Religious Life
(1912)
DEFINISI SOSIAL
(Max Weber, 1864-1920)
• menyatakan bahwa problem kehidupan sosial
berkaitan dengan tindakan individu (person) sebagai
pelaku kehidupan sosial
• Weber memandang bahwa tindakan individu adalah
kunci kehidupan bersama
• Bagi Weber apa yang dimaksud dengan pranata dan
struktur adalah sesuatu yang impersonal yang
merupakan konsep rasional tindakan individu yang
disadari dan berdasar motif dan tujuan tertentu
• Impersonalitas pranata dan struktur sosial menjadi
ukuran rasionalitas suatu konsep kehidupan sosial
• Tindakan sosial bersifat subyektif, karena setiap
tindakan selalu dilandasi oleh motivasi dan tujuan
yang telah ditetapkan terlebih dahulu secara sadar
PERILAKU SOSIAL
(BF. Skiner)
• memandang bahwa tata hubungan sosial adalah
merupakan suatu mekanisme hubungan kausal yakni
hubungan stimulus dan respon
• Dengan demikian tindakan manusia adalah tanggapan
atau respon terhadap stimuli yang ditujukan kepadanya
• Suatu tindakan sosial akan dapat diulang jika stimulus
disajikan kembali dan jika menyangkut suatu
kebutuhan dan kepentingannya
• Secara teknis kebutuhan dan kepentingan itu disebut
ganjaran atau hadiah (reward)
• Jadi, dinamika hidup sosial esensinya adalah sebagai
suatu mekanisme stimuli dan respon (aksi dan reaksi)
PERJALANAN PARADIGMA SOSIAL

Paradigma 1 Normal Anomali

Paradigma 2 Revolusi Ilmu Krisis

Sumber: Kuhn, Thomas.S, 1970, The Structure of Scientific Revolutions.


MODEL
• Model lahir dari proposisi minor dan
proposisi mayor sebagai hasil temuan
penelitian empiris
• Replikasi atau refleksi dari realita
• Model ideal (hasil bacaan/ referency/
theoritical model)
• Model yang senyatanya (exsisting/ empiric
model)
• Model yang diajukan/ disarankan
(recommended/ alternative model)
PETA TEORI
ILMU-ILMU SOSIAL
(Dadang Supardan, 2008)
SKETSA/PARAMETER TEORI
SOSIAL (Tom Campbell, 1994)
1. Idealis - Materialis (Platoian, Marxian)
2. Deskriptif - Normatif (Durkheimian,
Weberian)
3. Individualistis - Holistis (Hobbesian)
4. Konflik - Konsensus (Aristotelesian,
Marxian)
5. Positivis - Interpretatif (Comteian,
Weberian)
TEORI-TEORI SOSIOLOGI
• TEORI TINDAKAN SOSIAL DAN SISTEM -
TALCOT PARSONS: Teori Tindakan Sosial;
Teori Sistem Sosial
• TEORI EVOLUSI SOSIAL HERBERT
SPENCER
• TEORI TEKNOLOGI DAN KETINGGALAN
BUDAYA (CULTURAL LAG) - WILLIAM
F.OGBURN
• TEORI DRAMATURGI ERVING GOFFMAN
• TEORI STRUKTURASI - ANTHONY GIDDENS
• TEORI GLOBALISASI “OF NOTHING” -
GEORGE RITZER
TEORI-TEORI ANTROPOLOGI
• TEORI ORIENTASI NILAI BUDAYA -
KLUCKHOHN
• TEORI EVOLUSI SOSIOKULTURAL PARALEL-
KONVERGEN-DIVERGEN SAHLINS DAN
HARRIS
• TEORI EVOLUSI KEBUDAYAAN LEWIS
H.MORGAN
• TEORI EVOLUSI ANIMISME DAN MAGIC -
TAYLOR DAN FRAZER
• TEORI EVOLUSI KELUARGA - J.J.BACHOVEN
• TEORI UPACARA SESAJI SMITH
TEORI-TEORI ILMU GEOGRAFI
• TEORI LEDAKAN PENDUDUK - THOMAS
ROBERT MALTHUS
• TEORI PENGARUH IKLIM TERHADAP
PERADABAN - ELLSWORT HUNTINGTON
• TEORI LOKASI LAHAN - JOHANN HEINRICH
VON THUNEN
• TEORI KOTA KONSENTRIS – BURGESS
• TEORI KONFLIK ANTAR SUKU BANGSA
NOMADIK – SEDENTER JEAN BUNHES
TEORI-TEORI ILMU SEJARAH
• TEORI GERAK SIKLUS SEJARAH – IBNU
KHALDUN
• TEORI DAUR KULTURAL SPIRAL –
GIAMBATTISTA VICO
• TEORI TANTANGAN DAN TANGGAPAN –
ARNOLD TOYNBEE
• TEORI DIALEKTIKA KEMAJUAN – JAN
ROMEIN
• TEORI DESPOTISME TIMUR – WITTFOGEL
• TEORI PERKEMBANGAN SEJARAH DAN
MASYARAKAT – KARL MARX
• TEORI FEMINISME – WOLLSTONECRAFT
TEORI-TEORI ILMU EKONOMI
• TEORI EKONOMI KLASIK – ADAM
SMITH: Kebijaksanaan pasar bebas;
Keuntungan mendorong investasi;
Keuntungan cenderung menurun;
Keadaan stationer
• TEORI TAHAPAN PERTUMBUHAN
EKONOMI MODERNISASI -
WW.ROSTOW: Tahap tradisional; Tahap
prakondisi tinggal landas; Tahap tinggal
landas; Tahap kematangan (maturity);
Tahap konsumsi massa tinggi
• TEORI DAMPAK BALIK DAN DAMPAK
SEBAR – GUNNARD MYRDAL: Dampak
balik; Dampak sebar; Ketimpangan
regional; Dampak balik dan dampak
sebar; Peranan pemerintah; Ketimpangan
internasional; Perpindahan modal
• TEORI NILAI SURPLUS – KARL MARX
• TEORI MONETARISME PASAR BEBAS -
FRIEDMAN
TEORI-TEORI PSIKOLOGI
• TEORI AGRESI PSIKOANALISIS –
SIGMUND FREUD
• TEORI DISONANSI KOGNITIF –
FESTINGER
• TEORI KEPRIBADIAN – ERICH FROMM
• TEORI DEPRIVASI RELATIF – GURR
• TEORI KECERDASAN MAJEMUK –
HOWARD GARDNER
BENTUK PEMETAAN TEORI
DALAM ILMU POLITIK

• TEORI POLITIK EMPIRIS


• TEORI POLITIK FORMAL
• TEORI POLITIK NORMATIF
TEORI-TEORI ILMU POLITIK
• TEORI POLITIK KEKUASAAN – NICCOLO
MACHIAVELLI
• TEORI NEGARA BERDAULAT – JEAN BODIN
• TEORI KEKUASAAN NEGARA TERBATAS –
JOHN LOCKE
• TEORI PEMISAHAN KEKUASAAN – BARON
DE MONTESQUIEU
• TEORI HAK PEMILIKAN LEGAL – ROBERT
NOZICK
TERIMA KASIH
SEMOGA
BERMANFAAT !!

Anda mungkin juga menyukai