Dr. H. A. Halim,
M.Ag.
SUBSTANSI PEMBELAJARAN
TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
Mata kuliah ini mengajarkan berbagai
konsep dasar dan teori-teori ilmu sosial
terutama yang terkait dengan perspektif
sosiologi, antropologi, politik, ekonomi,
psikologi sosial, hukum, administrasi
publik, dan pengembangannya (prospek)
POKOK BAHASAN
1. Daftar Bacaan (Referensi)
2. Konsep dan Teori
3. Memahami Teori Ilmu-Ilmu Sosial
4. Awal Sejarah Perkembangan Teori Ilmu-
Ilmu Sosial
5. Dasar Pengamatan Ilmu-Ilmu Sosial
6. Permasalahan Sosial
7. Kategorisasi Teori Ilmu-Ilmu Sosial
8. Sifat Hubungan Antar Teori Ilmu-Ilmu
Sosial
9. Persyaratan Studi Teori Ilmu-Ilmu Sosial
10.Perspektif Perkembangan Teori Ilmu-Ilmu
Sosial
11.Anatomi dan Jenis Teori Ilmu Sosial
12.Paradigma Ilmu Sosial
13.Peta Teori Ilmu-Ilmu Sosial
14.Pertanyaan Besar Teori Ilmu-Ilmu Sosial,
tbk
Agger, Ben, 2007, Teori Sosial Kritis: Kritik,
Penerapan dan Implikasinya, Yogyakarta, Kreasi
Wacana.
Baert, Patrick, 1998, Social Theory in the Twentieth
Century, Cambridge, Polity Press.
Beilharz, Peter,2002, Teori-Teori Sosial: Observasi
Kritis terhadap Para Filosof Terkemuka,
Yogyakarta, Pustaka Pelajar
Campbell, Tom, 1994, Tujuh Teori Sosial, Sketsa,
Penilaian, Perbandingan, Yogyakarta, Kanisius.
Craib, Ian, 1986, Teori-Teori Sosial Modern: Dari
Parson Sampai Habermas, Jakarta, Rajawali.
Delanty, Gerard, 1999, Social Theory in a Changing
World, Conception of Modernity, Cambridge,
Polity Press.
Doyle, Paul Johnson, 1986, Teori Sosiologi Klasik
Dan Modern, (Robert MZ Lawang, penterjemah),
Jilid 1,2, Jakarta, Gramedia.
Effendi, Sofian, dkk, 1996, Membangun Martabat
Manusia: Peranan Ilmu-Ilmu Sosial Dalam
Pembangunan, Yogyakarta, Gadjah Mada University
Press.
Giddens, Anthony, 2009, Problematika Utama dalam
Teori Sosial, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
Hardiman, F.Budi,1993, Menuju Masyarakat
Komunikatif, Ilmu, Masyarakat, Politik dan
Postmodernisme menurut Jurgen Habermas,
Yogyakarta, Kanius.
Hoogvelt, Ankie MM, 1995, Sosiologi Masyarakat
Sedang Berkembang, (Alimandan, Penyadur),
Jakarta, Rajawali.
Jackson, Stevi dan Jackie Jones, 2009, Teori-Teori
Feminis Kontemporer, Yogyakarta, Jalasutra.
Jones, Pip, 2009, Pengantar Teori-Teori Sosial,
Jakarta, Yayasan Obor Indonesia
Kuhn, Thomas,S, 2000, The Structure of Scientific
Revolutions: Peran Paradigma Dalam Revolusi
Sains, Bandung, Remaja Rosda Karya .
Lechte, John, 2001, 50 Filsuf Kontemporer: Dari
Strukturalisme sampai Postmodernitas,
Yogyakarta, Kanisius.
Polanyi, Michael, 1996, Segi Tak Terungkap Ilmu
Pengetahuan, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama .
Ritzer, George, 2002, Sosiologi Ilmu Pengetahuan
Berparadigma Ganda, (Alimandan:Penyadur),
Cetakan ketiga, Jakarta, Rajawali .
------------------,2003, Teori Sosial Post Modern,
Yogyakarta, Kreasi Wacana.
Salim, Agus, 2001, Teori dan Paradigma Penelitian
Sosial: Dari Denzin Guba dan Penerapannya,
Yogyakarta, Tiara Wacana.
Sanderson, Stephen.K, 2000, Makro Sosiologi:
Sebuah Pendekatan Terhadap Realitas Sosial,
Jakarta, RajaGrafindo Persada.
Sindhunata, 1983, Dilema Usaha Manusia Rasional,
Jakarta, Gramedia
Soedjatmoko, 1984, Dimensi Manusia dalam
Pembangunan, Jakarta, LP3ES
Supardan, Dadang, 2008, Pengantar Ilmu Sosial:
Sebuah Kajian Pendekatan Struktural, Jakarta,
Bumi Aksara.
Suryono, Agus,2004, Pengantar Teori Pembangunan,
Malang, Universitas Negeri Malang, UM Press.
------------,2006, Ekonomi Politik Pembangunan
dalam Perspektif Teori Ilmu Sosial, Malang, UM
Press.
Turner, Bryan, 2000, Teori-Teori Sosiologi:
Modernitas-Postmodernitas, Yogyakarta, Pustaka
Pelajar .
Veeger, KJ, 1990, Realita Sosial, Refleksi Filsafat
Sosial Atas Hubungan Individu Masyarakat Dalam
Cakrawala Sejarah Sosiologi, Jakarta,Gramedia
Pustaka Utama .
Wallace, Walter,L,1990, Metoda Logika Ilmu Sosial,
Jakarta, Bumi Aksara.
Waters, Malcolm, 1994, Modern Sociological Theory,
London-New Delhi, Sage Publications, Thousand
Oaks . tbk
PENDAHULUAN
• BERTEORI SOSIAL DIAWALI DENGAN
KEMAMPUAN UNTUK MENGERTI DAN
MEMAHAMI KONSEP-KONSEP SOSIAL
• TEORI SOSIAL MERUPAKAN GABUNGAN
ATAU KUMPULAN DARI KONSEP-KONSEP
SOSIAL YANG TELAH DIUJI KEBENARANNYA
SECARA UMUM (OBYEKTIF, METODOLOGIS)
DAN MEMILIKI SIFAT GENERALISASI
• BELAJAR TEORI SOSIAL BERBEDA DENGAN
PRAKTEK TEORI SOSIAL (AKTUALISASI –
REAKTUALISASI)
KONSEP TEORI METODOLOGI
APA ITU KONSEP ?
• MERUPAKAN GAMBARAN (WACANA)
ABSTRAK DARI FENOMENA ALAMI
DAN FENOMENA SOSIAL
• WACANA FENOMENA ALAMI,
MELAHIRKAN ALIRAN POSITIVISTIK –
NATURALISTIK (NATURAL LAW)
• WACANA FENOMENA SOSIAL,
MELAHIRKAN ALIRAN HUMANISTIK –
KULTURALISTIK (SOCIAL LAW)
KONSEP
• Fenomena alami, berkaitan dengan: posisi
dan lokasi wilayah/geografi, kondisi
sumberdaya alam, kondisi kependudukan
(SDM) – disebut Trigatra/Sikayamampu
• Fenomena sosial, berkait dengan:
peristiwa ideologi, peristiwa politik,
peristiwa ekonomi, peristiwa sosial,
peristiwa budaya, dan peristiwa
pertahanan dan keamanan masyarakat
(IPOLEKSOSBUDHANKAM)
• Ilmu sosial merupakan kajian-kajian yang
banyak berkaitan dengan fenomena-
fenomena sosial (konsep sosial) yang
disebut dengan aspek kemasyarakatan
(Pancagatra)
KONSEP-KONSEP DASAR DALAM
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL :
1. Realita atau fenomena 16. Kekuasaan dan otoritas sosial
sosial 17. Integrasi/solidaritas sosial
2. Individu dan masyarakat 18. Konflik sosial
3. Interaksi sosial 19. Sikap dan perilaku sosial
4. Proses sosial 20. Penyimpangan/Patologi sosial
5. Kategori sosial 21. Nilai dan norma sosial
6. Kolektivitas sosial 22. Sosialisasi dan akulturasi
7. Kelompok sosial 23. Sistem sosial
8. Posisi/kedudukan sosial 24. Organisasi sosial
9. Peran sosial 25. Harmonisasi/Tertib sosial
10. Fungsi sosial
11. Status sosial
12. Struktur sosial
13. Kebudayaan
14. Lembaga/Pranata sosial
15. Stratifikasi sosial
FUNGSI KONSEP DALAM
TEORI SOSIAL
• Memberi pengertian dan pemahaman ttg
sesuatu (kognitif dan afektif atau
understanding)
• Memberikan penjelasan atau keterangan ttg
sesuatu (explanasi)
• Menilai suatu kondisi obyek sosial (evaluatif)
• Dapat memberitahu ttg sesuatu (informatif
dan komunikatif)
• Menghasilkan suatu istilah yang sifatnya
praktis dan sederhana (pragmatis)
TUJUAN KONSEP DALAM
TEORI SOSIAL
• Sebagai reduksi atau refleksi dari
peristiwa, realita, gejala atau fenomena
sosial yang berisikan data dan fakta-
fakta sosial
• Untuk merumuskan kesepakatan
(komitmen) definisi, pengertian, istilah,
kata-kata, kalimat atau label-label dari
fenomena sosial sebagai konsep-
konsep sosial
• Untuk merumuskan simbol-simbol,
kategorisasi, mitos, formula/dalil, dan
kode-kode (morse) sebagai hasil
konstruksi kelompok tertentu yang
sifatnya lebih halus daripada peristiwa
dan konsep-konsep sosial yang
dirumuskan sebelumnya
MANFAAT KONSEP
Halus KODE
(Askripsi, Morse)
FORMULA
(dalil, rumus, stikma)
MITOS
(legenda, cerita)
SIMBOL (Bahasa)
KATAGORISASI (Teoritisasi)
REALITA
E N
M O
P N
FENOMENA/PERISTIWA
I
R E
I KONSEP M
S P
I
TEORI R
I
S
METODOLOGI
Peristiwa/Fenomena/Realita/Gejala
Definisi operasional
MEMAHAMI
TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER,
SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI,
GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN
AAH…TEORI !!
KANKER GIGI DAN RONGGA MULUT
UNSUR-UNSUR TEORI
(Tom Campbell, 1994)
ILMU-ILMU
SOSIAL Ilmu Teori Ekonomi
(UMUM) Ekonomi A-Z
Teori Sosiologi
Sosiologi A-Z
TEORI-TEORI ILMU SOSIAL
TEORI ILMU
POLITIK/ADM Teori A - Z
(KHUSUS)
TEORI ILMU
EKONOMI Teori A - Z
(KHUSUS)
TEORI
SOSIOLOGI Teori A - Z
(KHUSUS)
TEORI
• Serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi
dan proposisi untuk menerangkan suatu
fenomena sosial dan alami secara sistematis
dengan cara merumuskan hubungan antar
konsep
• Gabungan dari konsep-konsep yang telah diuji
kebenarannya secara sistematis dan
metodologis sehingga memiliki sifat obyektif
(generalisasi) sebagai kesepakatan dunia
akademis
• Teori adalah alat untuk memahami kenyataan
atau realitas sosial
• Teori sebagai alat untuk menyatakan
hubungan sistematik antara fenomena atau
gejala yang hendak diteliti
• Teori selalu lahir dari kenyataan dan selalu
diuji pula di dalam kenyataan
• Teori merupakan hasil kesepakatan
masyarakat akademis sebagai perspektif etik
(agenda akademis)
• Teori memberikan pola bagi interpretasi
data
• Teori menghubungkan satu studi dengan
studi lainnya
• Teori menyajikan kerangka sehingga
konsep dan variabel memiliki arti dan
makna penting
• Teori memungkinkan interpretasi makna
yang lebih besar (siap pakai) daripada
hasil temuan yang diperoleh dari
penelitian (kegunaan laten/hidden)
PERSOALAN POKOK
TEORI SOSIAL
GRAND THEORY
(Analisis Menyeluruh)
I
CASE/SUBSTANTIVE/
III IDEOGRAFIS THEORY
(Analisis Kasus/Isu dari Fakta Empiris)
PAHAM TEORI SOSIAL DALAM PRAKTEK
IDEALISME
TEORI
PRAGMATISME
UTOPIANISME
METODOLOGI
TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
• HEURISTIK = Menghimpun jejak-jejak dan
dokumen sejarah perkembangan teori sosial
• VERIFIKASI = Menguji kebenaran dari data dan
informasi (referensi) tentang perkembangan
konsep dan teori-teori sosial
• INTERPRETASI = Melakukan penafsiran suatu
peristiwa / pandangan realistis empiris dari
sejarah perkembangan teori sosial
METODE KRITIK TEORI
• Kejelasan
• Konsistensi
• Kecukupan Empiris
• Kecukupan Eksplanatoris
• Rasionalitas Normatif
IBNU KHALDUN
(ABDURRACHMAN ABU ZAID WALIUDDIN BIN KHALDUN)
(1332 – 1350 M)
Linear
Proses
Kesinambungan (kontinuum)
Kemiskinan Struktural
Kemiskinan
Natural MALAS
MISKIN
Kemiskinan Kultural
DASAR PENGAMATAN
ILMU-ILMU SOSIAL
• AGAMA
• RASIONAL Aliran Positivistik – Naturalistik
(Auguste Comte)
• EMPIRIS Aliran Humanistik – Kulturalistik
(Ibnu Khaldun, Ibnu Roos, Ibnu Tamia)
SUMBER PENGAMATAN DAN
PENELITIAN ILMU PENGETAHUAN
•DEDUKTIF
•INDUKTIF
Dunia Empiris/ Empirical World:
digunakan sains
Diamati fakta
fakta baru
OPERASIONALISASI
Dijawab dengan asumsi, MASALAH
Proposisi, hipotesa, dan teori (Problem Operationalization)
PERAN ILMU SOSIAL DALAM PEMECAHAN
MASALAH SOSIAL
MENGAJUKAN
Proses dimulai lagi REKOMENDASI
PEMECAHAN MASALAH
MEMBERIKAN PENJELASAN
DAN MENDORONG MEMPELAJARI HALANGAN
SARAN-SARAN YANG MUNGKIN TERJADI
KEGIATAN
MENANGGULANGI MASALAH
ILMU PENGETAHUAN
(SCIENTIFIC)
Ilmu Antropologi
Kesehatan INDIVIDU,
Masyarakat MASYARAKAT,
DAN
KEBUDAYAAN
Ilmu Politik
Sejarah
1. Teori Diskriptif
2. Teori Pre-skriptif
3. Teori Normatif
4. Teori Asumtif
5. Teori Instrumental
6. Teori Hubungan Manusia (Human
Relation)
7. Teori Pengambilan Keputusan (decesion
making)
8. Teori Perilaku (Behavior)
9. Teori Sistem (Integral Comprehensive)
10. Teori Kontingensi (Mixed Theory), dan
11. Teori Diskriptif - Eksplanatori
KETERANGAN
1. Teori diskriptif menggambarkan apa-apa
yang nyata-nyata terjadi dilapangan
(memotret apa adanya)
2. Teori pre-skriptif menggambarkan
perubahan-perubahan untuk melakukan
pembaharuan, koreksi dan perbaikan suatu
proses teori dan fenomena tertentu
3. Teori normatif pada dasarnya
mempersoalkan peranan suatu
kebijaksanaan/ perundang-undangan/
peraturan tertentu.
4. Teori asumtif lebih memusatkan
perhatian pada usaha-usaha untuk
memperbaiki suatu praktek dengan
memahami hakekat suatu fenomena yang
terjadi dalam lingkungannya
5. Teori instrumental bermaksud untuk
melakukan konseptualisasi mengenai
cara-cara memperbaiki suatu teknis
sehingga dapat dibuat sebagai sasaran
yang lebih realistik (tools of analysis)
6. Teori hubungan manusia (human relation
theory) menitik beratkan bahwa norma-norma
sosial merupakan faktor kunci dalam
menentukan sikap, perilaku dan tindakan
seseorang terutama dalam lingkungan kerja
7. Teori pengambilan keputusan (decesion
making theory) lebih mengkonsentrasikan diri
pada analisa proses pengambilan keputusan,
apakah mempergunakan model statistik, model
optimasi, model informasi, model simulasi,
model liniar programming, model critical path
scheduling, model inventory, model site location,
ataukah model resources allocation, dan
sebagainya (catatan : pada beberapa fakultas
dan program training sudah merupakan mata
pelajaran tersendiri).
8. Teori perilaku (behavior theory)
orientasi yang dikembangkan adalah
efesiensi dan sasaran dengan cara
mengintegrasikan komponen-komponen
anggota organisasi, struktur dan
prosesnya. Dengan kata lain teori perilaku
lebih memahami pentingnya aspek dan
faktor manusia sebagai alat utama untuk
mencapai tujuan organisasi ( catatan :
teori perilaku ini juga sudah merupakan
mata kuliah tersendiri sebagai mata kuliah
perilaku organisasi)
9. Teori sistem merupakan suatu cara
pendekatan yang memandang bahwa
setiap fenomena mempunyai berbagai
komponen yang saling berinteraksi satu
sama lain agar dapat bertahan hidup
(survival). Dalam sistem memiliki
beberapa unsur sistem antara lain : unsur
lingkungan, unsur masukan (input), unsur
pengelola (konversi/throught put), unsur
keluaran (out put/product), unsur efek atau
unsur akibat (consequences), dan unsur
umpan balik (feed back)
10. Teori kontingensi sebagai
perkembangan dari teori sistem yang
dipersamakan dengan pendekatan
situasional yang mengakui adanya
dinamika dan kompleksitas antar
hubungan (interaksi sosial)
11. Teori deskriptif eksplanatori
menjelaskan keaneka ragaman isi yang
terkandung dalam fenomena lingkungan
nyata (cenderung ke metode content
analysis, discourse analysis, framing
analysis).
PERBEDAAN ANTAR TEORI
ILMU-ILMU SOSIAL
• Terletak pada dimensi atau sudut pandang yang
digunakannya dalam memahami, menelaah dan
mencermati masyarakat itu secara khusus, misal:
1. Ilmu Ekonomi mencoba memahami kehidupan
individu dan masyarakat dalam usahanya memenuhi
kebutuhannya, yaitu usaha manusia dalam
memproduksi, mendistribusikan dan mengkonsumsi
barang dan jasa yang terbatas dalam masyarakat
2. Ilmu Politik memahami tentang hak dan wewenang,
kekuasaan, proses pembuatan keputusan dalam
masyarakat serta konflik yang terjadi akibat distribusi
dan alokasi kekuasaan dalam masyarakat
3. Sosiologi memahami tentang struktur sosial,
mobilitas sosial, modernisasi, dsb.
SIFAT HUBUNGAN ANTAR
TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
Masalah
Masalah
• Logik
• Deterministik
• Umum
• Hemat
• Spesifik
• Dapat dibuktikan secara empirik
• Antar subyek (replikasi)
• Terbuka bagi adanya perubahan
PENDEKATAN
TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
PENDEKATAN INTERPRETATIF :
• Manusia sebagai subyek interpretatif dalam
pembentukan dunia (konsep) sosial dengan
melalui proses empathi
• Pendekatan ini cenderung statusquo, karena
mengabaikan rekonsiliasi antara tindakan
manusia dengan kenyataan sosial
PENDEKATAN POSITIVISTIK :
• Manusia sebagai obyek perspektif hukum kausal
• Dunia (konsep) sosial terbentuk melalui hukum-
hukum sosial yang memiliki kekuatan sendiri
dan bekerja dengan caranya sendiri terlepas
dari kehendak manusia
PENDEKATAN KRITIS :
• Menawarkan perubahan yang bersifat
partisipatoris
• Seluruh anggota masyarakat terlibat secara aktif
untuk menentukan siapa mereka, apa yang
mereka inginkan, dan bagaimana memenuhi
keinginanya, dan bukan elit manusia yang
menentukan arah tindakan manusia
• Teori dialektika Hegel: these + antithese =
synthese; teks + konteks = aktualisasi
RUANG LINGKUP
TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
• Teori Ilmu Sosial pada hakikatnya
berbicara tentang objek yang sama yaitu
masyarakat (kumpulan individu yang
bertempat tinggal pada suatu wilayah,
dalam waktu yang relatif lama dan terus
menerus)
• Kumpulan individu ini mempunyai
karakteristik tersendiri yang dapat
dibedakan dengan kumpulan individu dan
masyarakat yang lain
FOKUS TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
1. Mengkaji, memahami, meneliti, dan
menemukan makna tentang: Persamaan dan
perbedaan antara satu masyarakat dengan
masyarakat yang lainnya
2. Interaksi dalam masyarakat, yakni: interaksi
individu dengan individu, individu dengan
kelompok, individu dengan organisasi,
kelompok dengan kelompok, kelompok
dengan organisasi, dan organisasi dengan
organisasi lain
3. Pikiran, gagasan (ide), dan lembaga-lembaga
sosial dalam masyarakat
4. Sistem dan Struktur sosial yang muncul
sebagai akibat dari perbedaan nilai dan
norma, serta pemilikan atas barang-barang
dan jasa yang dianggap bernilai
5. Kerjasama, persaingan, konflik dan kompromi
yang timbul sebagai akibat dari usaha-usaha
memperebutkan nilai-nilai yang dianggap
bermanfaat dan menguntungkan
6. Perubahan sosial: baik dalam artian
perubahan pikiran, gagasan, struktur sosial
maupun perubahan dalam kelembagaan
sosial secara keseluruhan
JENIS TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
Sumber: Patrick Baert, 1998, Social Theory in The Twentieth Century,Cambridge, Polity Press.
ANATOMI
DAN
JENIS TEORI ILMU
SOSIAL
ANATOMI TEORI SOSIAL
• KLASIK: teori perkembangan/ kemajuan
(Comte), teori siklus perubahan budaya
(Sorokin), teori integrasi/solidaritas sosial
(Durkheim), teori konflik/ pertentangan kelas
(Marx), teori rasionalitas (Weber), teori interaksi
(Simmel), teori konstruksi sosial (Berger)
• MODERN: teori fenomenologi (Weber), teori
interaksionisme simbolik (Mead), teori
dramaturgi (Goffman), teori etnometodologi
(Garfinkel), teori pertukaran sosial (Homans),
teori fungsional (Parson), teori fungsionalisme-
struktural (Merton), teori neo-fungsionalisme
(Alexander), teori kritis (Marx)
• KONTEMPORER: teori hegemoni
(Gramsci), teori strukturasi (Giddens), teori
pilihan rasional (Elster), teori konflik
(Dahrendorf), teori post-modernism
(Bourdieu, Michel Foucault, Derrida), teori
kritis (Jurgen Habermas)
KARAKTERISTIK TEORI
KONTEMPORER