Anda di halaman 1dari 47

INDUSTRIAL HYGIENE

ARIYANTO NUGROHO
Definition

“a science and art devoted to anticipation,


recognition, evaluation & control of those
environmental factors or stresses arising in or from
the workplace, which may cause sickness, impaired
health and well-being, or significant discomfort
among workers or among the citizens of the
community.
DIfinisi

Ilmu dan seni dalam melalukan antisipasi, rekognasi,


evaluasi, dan kontrol/pengendalian pada faktor
lingkungan atau beban kerja yang muncul ditempat kerja,
yang dapt menimbulkan sakit, mengganggu kenyamannan
dalam bekerja pada pekerja maupun pekerja dengan
lingkungannya.
Definition
The science devoted to recognition (or identification),
evaluation and control of hazards arising in or from
the workplace, which could impair the health and well
being of people at work, while also taking into
account the possible impacts on the general
environment - BIOH

“Detection and Assessment of Occupational Hazards”


Difinisi

Ilmu pengetahuan yang digunakan untuk mengenali


(mengidentifikasi, mengevaluasi, dan Mengendalikan
bahaya yang muncul di tempat kerja, yang
damemperngaruhi kesehatan dan kenyamanan pekerja,
dan dapat berdampak pada lingkungan secara umum
Industrial Hygienist

• The person having a college or university degree or


degrees in engineering, chemistry, physics, health
physics, nursing, medicine, or related field, by virtue of
special studies, training, experience, and/or certification
has acquired competence in IH.
Industrial Higienis

• Orang yang memiliki gelar dalam bisang ilmu teknik,


kimia, fisika, kesehatan, keperawatan, kedokteran, atau
bidang lain yang terkait dan didukung dengan
pembelajaran khusus, kursus, pelatihan, pengalaman dan
bersertifikat yang menunjukkan kompeten dalam higiene
Industri
Scope of OH/ruang lingkup
• Anticipation
– antisipasi
• Recognition
– pengenalan/identifikasi
• Evaluation
– evaluasi/penilaian
• Control
– pengendalian
Anticipation
• Design of process, equipment
– melihat desain dari proses dan peralatan yang digunakan
• Future legislation/regulations
– tata perundang undangan dan peraturan yang berlaku dan
mengatur Industi
• Research
– melakukan penelitian, dan analisis secara kontinyu

Permenaker no 5 tahun 2018


Recognition
• Raw materials, by-product, products
– bahan baku, bahan bantu, produk setengah jadi, produk jadi
• Process and operations
– proses dan operasional dari perusahaan
• Records of accidents and diseases
– Data kejadian kecelakaan dan riwayat penyakit akibat kerja --> berfungsi untuk
surveilance
• Walkaround – senses, talk to workers, etc
– observasi lingkungan, mempetajam penginderaan, informasi dari pekerja, dan lain
lain
• Grab samples
– mengambil sampel/data/informasi
RECOGNASI

• Pengenalan Kemungkinan Timbulnya


Faktor-Faktor Berbahaya Dalam
Lingkungan Kerja
RECOGNASI
1. Proses Produksi :
• Bahan baku yang dipakai
• Hasil antara (by product)/Produk akhir
• Sampah (cair, padat, asap, debu dsb)
• Peralatan dan mesin yang digunakan
2. Cara kerja setiap unit produksi (manual/masinal)
3. Pengukuran –Pengukuran
4. Plant Survey (dengan daftar periksa) :
 Faktor bahaya (fisik/kimia/ergonomi)
 Engineering system/training program/emergency prosedure
RECOGNASI
5. Pendidikan dan Latihan :
– Orientasi pegawai baru
– Pendidikan, penerangan dan penyuluhan
– Pedoman/Manual/Prosedur K3
6.Chemical Inventory (MSDS/Label)
7. Process & Equipment Review
8. Prosedur Pemeriksaan Bahaya
9. Process Change Review Procedures
Evaluation
• Purpose
– mempunyai tujuan yang jelas
• Sampling technique and strategy
– teknik sampling dan strategi yang tepat
• Instrumentation (Real time & non Rt)
– penyusunan dan penggunaan instrumen evaluasi yang tepat
• Standard, regulations etc
– Standar dan peraturan yang sesuai
EVALUASI
• DILAKUKAN SETELAH MELAKUKAN IDENTIFIKASI/
MENEMUKAN FAKTOR BERBAHAYA (RECOGNASI)
• LANGKAH EVAKUASI :
– Mengetahui berapa besar pengaruh bahaya
• Jenis, jumlah : untuk dibandingkan dg.standar
– Mengetahui tindakan apa yang perlu dilakukan untuk
mengendalikan bahaya
BATAS KETERPAAN (Exposure)

• Batas konsentrasi gas/uap/aerosol


dalam lingkungan kerja, tenaga kerja
dapat terpapar tanpa mendapat
gangguan kesehatan
ISTILAH
BATAS KETERPAPAN
• Jerman, Belanda, Rusia :
– MAC ( Maximum Allowable Concentration)
• Inggris : Control Limit (batas pengendalian)
• USA : TLV (Threshold Limit Value)
• INDONESIA : NAB (Nilai Ambang Batas )
NILAI AMBANG BATAS
(NAB) :

Batas konsentarasi suatu zat dalam udara


yang boleh ada, dan tidak menimbulkan
gangguan kesehatan bagi seseorang yang
bekerja 8 jam/ hari selama 40 jam/minggu
Control

• Principle of control measures


– Prinsik pengukuran dan pengendalian
• Hierarchy of control measures
– hierarki pengendalian bahaya
• ALARA (As Low As Reasonably Achievable)
– Digukan pada paparan radioaktif, semakin kecil yang diterima
pekerja.
CONTROL (Pengendalian)

Apabila hasil evaluasi menunjukkan tingkat


bahaya melebihi standard yang berlaku, maka
harus diambil langkah-langkah PENGENDALIAN
PENGENDALIAN FAKTOR BAHAYA (I)

• SUBSITUSI :
– Mengganti proses/bahan berbahaya kepada yang sifatnya
kurang/tidak berbahaya
• ELIMINASI : meniadakan sumber bahaya
• ISOLASI : menempatkan terpisah
• ENCLOSING : mengurung sumber bahaya
• VENTILASI :
– Umum : mengalirkan udara segar
– Local exhaust : menyedot sumber bahaya
PENGENDALIAN FAKTOR BAHAYA (II)

• PENYEMPURNAAN PROSES :
– Mengurangi sumber bahaya dalam proses
( proses kering proses basah)
• PENYEMPURNAAN PRODUKSI :
– Mengeliminasi sumber bahaya dalam proses
– Mendesign proses sesuai syarat K3
• HOUSE KEEPING :
– Kebersihan, kerapian, keteraturan dalam rumah tangga perusahaan
• PENGENDALIAN DEBU
PENGENDALIAN FAKTOR BAHAYA (III)

• MAINTENANCE (Pemeliharaan)
• SANITASI LINGKUNGAN ;
– Air kotor/limbah cair/sampah rumah tangga
– Pemberantasan serangga & tikus
– Sanitasi dapur/kantin
• OPERATIONAL PRACTICE :
– Inspeksi dan analisis
• PENDIDIKAN DAN LATIHAN
• PENEMPATAN LABEL & TANDA PERINGATAN
• PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
PENGENDALIAN FAKTOR BAHAYA (IV)

• MONITORING LINGKUNGAN KERJA :


– Sampling dan Analisa
• PENGENDALIAN SAMPAH DAN AIR BUANGAN
SECARA HYGIENIC
• ADMINISTRATIVE CONTROL
• PEMERIKSAAN KESEHATAN :
– Awal/berkala/khusus
– Biological monitoring (darah/tinja/urine dsb)
• MANAGEMENT PROGRAM PENGENDALIAN
SUMBER BAHAYA
HIERACHI URUTAN PENGENDALIAN
BAHAYA
• ELIMINASI
• SUBSITUSI
• ISOLASI
• ADMINISTRATIVE CONTROL
• PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT
(PPE)
THE INDUSTRIAL HYGIENE EFFORT

ANTIPATE RECOGNIZE
Be aware of potential Identify symptoms and
hazards before hazard when they
they occur exist

CONTROL EVALUATE
Eliminate or reduce current Assess hazards correctly
hazards by taking corrective action and determine corective
and prevent future hazards by action
taking prevention action
Benefits of IH Program
• Improve health and hygiene
– meningkatkan kesehatan dan higiene
• Reduce compensation
– mengurangi kompensasi yagn harus dibayarkan
• Improve job satisfaction
– meningkatkan kepuasan kerja
• Reduce absenteeism
– mengurangi absen
• Improve productivity
– meningkatkan produktivitas
• Improve workers’ attitude towards management
– meningkatkan kepatuhan pekerja kepada managemen
Objectives

• To create awareness among employers and workers on the


importance of OH practices in industry to preserve and protect the
health of workers from being affected by hazards in the working
environment.
– membentuk kepedulian antara pekerja tentang pentingnya oelaksanaan
higiene industri di tempat kerja untuk memberikanpelayanan dan
melindungi pekerja dari dampak bahaya di lingkungan kerja
• To investigate the effect of specific hazard on the health of workers
so that the short and long term measures can be taken to control
the hazard
– untuk mengidentifikasi efak dari bahaya khusus terhadap kesehatan
pekerja sehingga dapat melakukan penanganan baik dalam jangka
panjang maupun jangka pendek.
Activities
• Occupational Hygiene Inspection
– inspeksi higiene sanitasi
• Monitoring of occupational hazards
– monitoring bahaya
• Biological monitoring
– monitoring bahaya biologis
• Enforcement
– penegakan peraturan
• Investigation of complaints / accidents
– investigasi
• Training
– pelatihan
Industrial Hygiene Instruments

• Noise level – Dosimeter, SLM


• Lighting – Luxmeter
• Heat – WBGT, Hygrothermometer
• Gas/Vapour/Fumes – Gas detector, Drager pump
• Dust – suction pump
Occupational Hygiene Inspection

• What are you going to inspect???


- Refer to the checklist on factory inspection
Industrial Hygiene Monitoring

• Monitoring of occupational hazards


 Chemical
 Biological
 Physical
 Ergonomic/mechanical
 Psychosocial
FAKTOR BAHAYA FISIK

• SUARA : - tuli
• SUHU : – heat stroke, heat
cramps, frosbite dsb
• PENERANGAN : kelainan
• RADIASI :
– Elektromagnetis : mempengaruhi
pada mata dan kelelahan
lensa mata • GETARAN : reynond’s
– Radioaktif : susunan darah/syaraf; disease (penyempitan
kematian jarinagn pembuluh daraH)
• TEKANAN UDARA : • KELEMBABAN UDARA
– Caisson’s disease
(baik 50 –70 %)
• VENTILASI : pertukaran
udara
FAKTOR BAHAYA KIMIA
mencemarkan udara :
• AEROSOL : • FUMES :
– Partikel logam
– Tetes cairan/bagian padat
• ASAP :
– Diameter halus – Zat arang
– Tersebar dalam jangka waktu • GAS :
tertentu – Menempati ruang tertutup
– Mudah menjalar/ menyebar
• KABUT : • UAP :
– Tetes cairan – Berbentuk padat/cairan
– Mudah menyebar
• DEBU :
– Mudah bercampur dengan udara
– Bagian padat sekelilingnya
PELABELAN B3

1 2 3 4

5 6
BAHAN KIMIA BERBAHAYA I
(Hazardous Chemical)
1. OXIDAZING MATERIALS :
Zat dengan zat lain reaksi sangat eksothermis;
Mis. : perokside
2. EXPLOSIVE MATERIALS :
Zat yg apabila terkena panas, gesekan atau bantingan dapat
menimbulkan ledakan;
Mis. : TNT, NH4NO3, Glycerine dsb
3. CORROSIVE MATERIALS :
Zat yg dapat merusak kulit
Mis. : asam sulfat, asam chloride dsb.
4. HIGHLY FLAMMABLE MATERIALS :
- Bahan yang Flash Point < 21* C
- Flammable liquid, Flash Point 21 – 55* C
Mis. : Acetone, Ethyl methyl ketone dsb
BAHAN KIMIA BERBAHAYA II
(Hazardous Chemical)

5. TOXIC MATERIALS :
Zat yg dapat menyebabkan efek serius, akut maupun khronik, bahkan
kematian apabila dihirup, ditelan, atau terserap melalui kulit ;
Mis. : phosgen, TEL dsb.
6. RADIOACTIVE MATERIALS :
Mis. : Cobalt dsb.
7. IRRITANT MATERIALS :
Mengakibatkan peradangan selaput kiulit baik terjadi segera ataupun
setelah berkali-kali terjadi kontak.
8. HARMFULL MATERIALS :
Mengakibatkan efek kesehatan secara terbatas
FAKTOR BAHAYA BIOLOGIS
– VIRUS
– BAKTERI
– JAMUR
– SERANGGA
– CACING
– PARASIT
– BINATANG BUAS DLL
ERGONOMI
– SIKAP KERJA YANG TIDAK BAIK
– PERALATAN YANG TIDAK SESUAI
– KERJA YANG SENANTIASA DUDUK/ BERDIRI
– PROSES, SIKAP DAN CARA KERJA YANG MONOTON
– BEBAN KERJA YANG MELEBIHI KEMAMPUAN DLL.
PSIKOLOGIS
• Kerja yang Terpaksa/ Dipaksa Tidak Sesuai
Kemampuan
• Suasana Kerja Tidak Menyenangkan
• Pikiran yang Senantiasa Tertekan
• Hubungan Kerja yang Tidak Baik
• Kerja yang Tidak Sesuai dengan Keinginan dll
JALAN MASUK KEDALAM
TUBUH MANUSIA

• SALURAN PERNAPASAN
• SALURAN PENCERNAAN
• PENYERAPAN MELALUI KULIT
• INJEKSI MELALUI KULIT
ROUTES OF ENTRY

ROUTE OF ENTRY DEFINITION AND ADDITIONAL NOTES

Inhalation Taking in a substances through the


respiratory system

Absorption/ Taking in a substances through the skin or


skin contact eyes

Ingestion Taking in a substances through the digestive


system

Injection Taking in a substances through physical


penetration of the skin (usually by a sharp
object )
AKIBAT YANG DITIMBULKAN JIKA
MASUK KEDALAM TUBUH (I)
• KERACUNAN SISTEMIK :
– Zat beredar keseluruh tubuh dan meracuni sistem kerja organ tubuh
(Benzene, Pb, Cadmium)
• GANGGUAN PERNAPASAN BAGIAN ATAS :
– Disebabkan oleh gas yang mudah larut dalam air, spt :
amoniak, belerang dioksida, formaldehida, asam asetat
• GANGGUAN PARU-PARU :
– Akibat gas yang sukar larut dalam air, spt : Chlor, Nitrogen oksida
• ASPIKSIAN SEDERHANA :
– Sesak napas karena kekurangan O2 akibat adanya gas inert, spt.
N2, CO2, Metan, Asetilen
AKIBAT YANG DITIMBULKAN JIKA MASUK
KEDALAM TUBUH (II)

• ASPIKSIAN KIMIA :
– Sesak napas akibat adanya gas beracun dalam udara;
spt : CO, HCN
• PEMBIUSAN :
– Hilangnya kesadaran; spt : Chloroform, Aceton,
Etanol, Toluen
• SENSITISASI :
– Kepekaan thd bagian tubuh tertentu/alergi; spt :
senyawa diisosianat, epoksi, debu binatang/
tumbuh2an
AKIBAT YANG DITIMBULKAN JIKA MASUK
KEDALAM TUBUH (III)
• KANKER :
– Akibat masuknya zat karsinogenik kedalam tubuh; spt :
poliaromatik, alfatoksin, benzene, senyawa nitrogen organik,
senyawa brom dsb
• PNEUMOCONIOSIS :
– Akibat terjebaknya partikel –pertikel sperti : Silika, serabut
asbes dalamparu-paru.
SOURCE EMISSION

WORKING AREA SPREAD

EFFECT ON
HEALTH :
WORKERS - Inhalation
- ingestion
- skin

Anda mungkin juga menyukai