Anda di halaman 1dari 22

TINEA CRURIS

Ida Wahyuni, S.Ked

Pembimbing:
DR. dr. Hj. Sitti Musafirah, Sp.KK

Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar
LAPORAN KASUS
KASUS
Seorang perempuan 59 tahun, diantar oleh anaknya dengan keluhan gatal
pada daerah sela paha (selangkangan) dan daerah lipatan payudara sejak 1
minggu yang lalu, awal lesi hanya sedikit tetapi lama kelamaan semakin
menyebar.pasien merasa nyaman apabila digaruk, gatal dirasakan terus-
menerus tidak memberat pada malam hari, gatal dirasakan memberat saat
berkeringat dan nyeri akibat garukan, tidak ada keluarga dengan keluhan
serupa.
IDENTITAS PASIEN
O Jenis kelamin : Perempuan
O Umur : 59 tahun
O Anamnesis
Keluhan utama : Gatal pada daerah selangkangan dan lipatan payudara
Riwayat penyakit sekarang :
Seorang perempuan 59 tahun, diantar oleh anaknya dengan keluhan gatal pada daerah sela paha (selangkangan) dan
daerah lipatan payudara sejak 1 minggu yang lalu, awal lesi hanya sedikit tetapi lama kelamaan semakin
menyebar.pasien merasa nyaman apabila digaruk, gatal dirasakan terus-menerus tidak memberat pada malam hari,
gatal dirasakan memberat saat berkeringat dan nyeri akibat garukan, tidak ada keluarga dengan keluhan serupa

Anamnesis tambahan
O Data demografi : alamat, pekerjaan
O Riwayat penyakit sebelumnya : mis. DM / alergi
O Riwayat social : hobi, riwayat bepergian
O Riwayat pengobatan sebelumnya
PEMERIKSAAN FISIK
O Lokasi : daerah sela paha
(selangkangan) dan daerah lipatan
payudara
O Distribusi : regional
O Ukuran : plakat
O Efloresensi: makula eritematosa
yang berbatas tegas dengan tepi aktif,
berukuran plakat, tersusun secara
polisiklik dan central healing di
tengah lesi disertai dengan
papulovesikel
DIAGNOSIS BANDING

Eritrasma (pada daerah inguinal)


Eritrasma sering ditemukan pada lipat
Psoriasis intertriginosa
paha dengan lesi berupa eritema dan Candidiasis (dilipat payudara) Lesi pada psoriasis akan tampak lebih
skuama tapi dengan mudah dapat merah dengan skuama yang lebih
dibedakan dengan tinea kruris Pada kandidosis lesi akan tampak banyak serta lamelar. Ditemukannya
menggunakan lampu wood dimana pada sangat merah, tanpa adanya central lesi pada tempat lain misalnya siku,
eritrasma akan tampak fluoresensi healing, dan lesi biasanya berbentuk lutut, punggung, lipatan kuku, atau
merah (coral red) satelit kulit kepala akan mengarahkan
diagnosis kearah psoriasis
Pemeriksaan Penunjang
O Pemeriksaan penunjang yang
dibutuhkan untuk menunjang
diagnosis adalah pemeriksaan
kerokan kulit didaerah lesi
dengan KOH 20% yaitu akan
tampak elemen jamur seperti
hifa dan spora
DIAGNOSIS
O Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang pasien didiagnosa dengan Tinea Cruris
PENATALAKSANAAN

O Nonfarmakologi
Edukasi dan konseling mengenai penyakitnya dan pencegahan agar penyakit
tidak muncul kembali, seperti mengurangi faktor predisposisi, yaitu
menggunakan pakaian yang menyerap keringat, mengeringkan tubuh setelah
mandi atau berkeringat, dan membersihkan pakaian yang terkontaminasi
O Farmakologi
Penatalaksanaan farmakologi yang dapat diberikan berupa :
Oral : Griseofulvin 500 mg/hari (2 – 4 minggu)
Cetirizin 1x10 mg
Topical : Miconazole krim 2 % 2x sehari
PROGNOSIS

O Baik (ad bonam) dan sembuh (sanam)


O Dapat rekuren bila pengobatan terputus
PEMBAHASAN
DISKUSI
O Seorang perempuan 59 tahun, diantar oleh anaknya dengan keluhan gatal pada daerah
sela paha (selangkangan) dan daerah lipatan payudara sejak 1 minggu yang lalu, awal
lesi hanya sedikit tetapi lama kelamaan semakin menyebar.pasien merasa nyaman
apabila digaruk, gatal dirasakan terus-menerus tidak memberat pada malam hari, gatal
dirasakan memberat saat berkeringat dan nyeri akibat garukan, tidak ada keluarga
dengan keluhan serupa.
O Keluhan ini sesuai dengan gambaran klinis tinea cruris, yaitu gatal yang semakin lama
makin hebat pada daerah lipatan paha, lipat perineum, bokong dan dapat ke genitalia
yang disertai dengan adanya bercak merah yang semakin lama makin meluas. Gatal
terutama dirasakan apabila berkeringat atau beraktivitas dan saat malam hari sewaktu
tidur sehingga digaruk-garuk lalu menyebabkan timbulnya erosi dan infeksi sekunder.
O Tinea Cruris adalah dermatofitosis pada sela paha, perineum dan sekitar anus.
Kelainan ini dapat bersifat akut atau menahun, bahkan dapat merupakan penyakit
yang berlangsung seumur hidup. Lesi kulit dapat terbatas pada daerah genito-krural
saja atau bahkan meluas ke daerah sekitar anus, daerah gluteus dan perut bagian
bawah atau bagian tubuh yang lain. Tinea Cruris mempunyai nama lain Eczema
Marginatum, Jockey Itch, Ringworm of the Groin, Dhobie Itch.
O Tinea kruris disebabkan oleh infeksi jamur dengan golongan dermatofita.
Dermatofita adalah golongan jamur yang menyebabkan golongan dermatofitosis.
Kebanyakan tinea kruris disebabkan oleh Species Tricophyton rubrum dan
Epidermophyton floccosum, dimana E. floccosum merupakan spesies yang paling
sering menyebabkan terjadinya epidemi.
O Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya tinea cruris antara lain :
- lingkungan yang padat
- social ekonomi yang rendah,
- adanya sumber penularan jamur secara langsung maupun tidak langsung.
O Penularan langsung dapat secara epitel/rambut yang mengandung jamur baik dari manusia,
binatang, atau tanah. Penularan tidak langsung dapat melalui tanaman, kayu yang dihinggapi
jamur, pakaian debu. Agen penyebab juga dapat ditularkan melalui kontaminasi dengan pakaian,
handuk atau sprei penderita. Iklim yang lembap dan penggunaan pakaian dalam yang ketat juga
dapat memicu pertumbuhan jamur apabila higienitas daerah tubuh tersebut tidak terjaga dengan
baik.
O Obesitas dan diabetes melitus juga merupakan faktor resiko tambahan. Penyakit ini dapat
bersifat akut atau menahun, bahkan dapat merupakan penyakit yang berlangsung seumur hidup
O Pada pemeriksaan dermatologi dijumpai pada region inguinal dengan
efloresensi makula eritematosa yang berbatas tegas dengan tepi aktif,
berukuran plakat, tersusun secara polisiklik dan central healing di tengah
lesi disertai dengan papulovesikel. Pemeriksaan ini menunjang ke arah
diagnosis tinea cruris.
O Untuk menegakkan diagnosis dari tinea cruris dilakukan pemeriksaan
penunjang berupa pemeriksaan mikroskopik langsung dengan KOH 10-
20%. Pada sediaan KOH tampak hifa bersepta dan bercabang tanpa
penyempitan. Terdapatnya hifa pada sediaan mikroskopis dengan
potasium hidroksida (KOH) dapat memastikan diagnosis dermatofitosis
Diagnosis Banding
ERITRASMA
O Eritrasma adalah suatu infeksi dangkal kronik yang
biasanya menyerang daerah yang banyak keringat.
O Penyebabnya adalah Corynebacterium minutissimum.
Terjadi pada umur dewasa muda. Frekuensinya sama
pada pria dan wanita. Daerah beriklim panas lebih sering
daripada daerah dingin. Higiene yang buruk berperan
penting dalam menimbulkan penyakit.
O Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan
tambahan. Dimulai dengan daerah eritema miliar,
selanjutnya meluas ke seluruh regio, menjadi merah,
teraba panas seperti kena cabai. Lokasi predileksi yaitu
lipat paha bagian dalam sampai skrotum, aksila, dan
intergluteal. Efloresensi/sifat-sifatnya yaitu eritema luas
berbatas tegas, dengan skuama halus dan terkadang
erosif.
CANDIDIASIS/CANDIDOSIS
O Suatu penyakit kulit akut atau subakut, disebabkan jamur
intermediat yang menyerang kulit, subkutan, kuku,
selaput lendir dan alat-alat dalam. Penyebabnya yaitu
Candida albicans. Insiden lebih banyak pada daerah
tropis dengan kelembapan udara yang tinggi.
O Gejala pada kulit gatal hebat disertai panas seperti
terbakar, terkadang nyeri jika ada infeksi sekunder.
Lokasi predileksi yaitu Kulit: Bokong sekitar anus, lipat
ketiak, lipat paha, bawah payudara, sekitar pusat, garis-
garis kaki dan tangan dan kuku. Efloresensi : pada kulit
terdapat eritematosa, erosif, kadang-kadang dengan
papula dan bersisik. Pada keadaan kronik, daerah-daerah
likenifikasi, hiperpigmentasi, hiperkeratosis dan
terkadang berfisura.
PSORIASIS
O Psoriasis intertriginosa adalah penyakit
kulit kronik residif yang disebabkan
oleh autoimun dimana predileksinya
pada daerah aksila, popliteal, lipat
inguinal, inframammae, dan perineum
dengan lesi yang khas berupa bercak-
bercak eritema berbatas tegas padat,
ditutupi oleh skuama tebal berlapis-
lapis berwarna putih mengkilat
O Dapat ditemukan fenomena tetesan
lilin, Auspitz dan kobner
Tatalaksana
O Penatalaksanan pada pasien ini ada secara medikamentosa dan non-
medikamentosa. Terapi medikamentosa terdiri dari sistemik dan topical. Untuk terapi
sistemik dapat diberikan Griseovulfin sesuai referensi dengan dosis pada dewasa 500 mg
microsize (330-375 mg ultramicrosize) pemberian secara oral selama 2-4minggu, untuk
anak 10-25 mg/kg/hari atau 20 mg microsize /kg/hari. Selain itu, dapat diberikan juga
cetirizine 1x 10 mg.
O Pengobatan topikal dengan menggunakan mikonazole 2%. Mekanisme kerja dari obat ini
berkaitan dengan selaput dinding sel jamur yang rusak akan menghambat biosintesis dari
ergosterol sehingga permeabilitas membran sel jamur meningkat menyebabkan sel jamur
mati. Tersedia dalam bentuk cream 2%, solution, lotion, bedak. Diberikan 2 kali sehari
selama 4 minggu. Penggunaan pada anak sama dengan dewasa.
O Kombinasi kortikosteroid dengan antijamur tidak dianjurkan karena masih kontroversial
O Pasien diedukasi agar menggunakan pakaian yang menyerap
keringat, mengeringkan tubuh setelah mandi atau berkeringat,
dan membersihkan pakaian yang terkontaminasi.
O Prognosis tinea kruris baik jika pasien melakukan
pengobatan secara teratur sesuai anjuran dokter, menghindari
factor resiko, dan menjaga kebersihan serta kelembapan kulit.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai