Anda di halaman 1dari 26

GENDER

DAN
KESEHATAN PEREMPUAN
APA ITU GENDER ?

Gender
ISTILAH GENDER

Pertama kali diperkenalkan oleh Robert Stoller


(1968) untuk memisahkan pencirian manusia
yang didasarkan pada pendefinisian yang bersifat
sosial budaya dengan ciri-ciri fisik biologis
GENDER
sering diartikan
PEREMPUAN

GENDER
sering dirancukan dgn
JENIS KELAMIN

GENDER
tidak perlu
DIPERBINCANGKAN
Pengertian Gender
Gender adalah perbedaan peran, fungsi, tanggung
jawab antara perempuan dan laki-laki yang hasil
konstruksi budaya, tergantung tempat dan dapat
berubah dari waktu ke waktu sesuai perkembangan
budaya masyarakat (zaman).

Gender bukanlah kodrat ataupun ketentuan Tuhan. Oleh


karena itu gender berkaitan dengan proses keyakinan
bagaimana seharusnya laki-laki dan perempuan
berperan dan bertindak sesuai dengan tata nilai yang
terstruktur, ketentuan sosial dan budaya ditempat
mereka berada.
Apa perbedaan jender dan seks ?
Gender:
• Perbedaan peran, fungsi, dan tanggung jawab
perempuan dan laki-laki sebagai hasil bentukan sosial
yang dapat berubah/diubah sesuai perubahan zaman

Jenis kelamin (Seks):


• Perbedaan organ biologis antara perempuan dan laki-
laki terutama pada bagian-bagian reproduksi
Karena seks, maka kita disebut sebagai laki-laki atau
perempuan. Ketentuan ini berlaku sejak dahulu kala,
sekarang dan selamanya.
Artinya tidak dapat diubah.
PERBEDAAN SEKS DAN GENDER

SEX GENDER

•“Buatan”
Buatan manusia
• Ciptaan Tuhan •Tidak bersifat kodrat
• Bersifat kodrat •Dapat berubah
• Tidak dapat berubah •Dapat ditukar
• Tidak dapat ditukar •Tergantung waktu dan
• Berlaku sepanjang budaya setempat
zaman & di mana saja
Apa Akibat pembedaan peran gender ?

Suatu pandangan yang membedakan peran,


kedudukan serta tanggung jawab laki-laki
dan perempuan dalam kehidupan keluarga,
masyarakat dan pembangunan
KETIDAKADILAN & KETIDAKSETARAAN
GENDER

• Pembagian tugas antara laki-laki dan perempuan, siapa


yang mengerjakan apa dalam rumah tangga dan
di masyarakat. Kita akan menemukan perempuan
selalu kebagian lebih banyak tugas dari pada laki-laki.
Hal ini menunjukkan ketidak adilan gender.

• Pembagian peran dan tanggungawab bukanlah suatu hal


yang buruk, tetapi akan lebih bermanfaat jika peran dan
tanggungjawab antara laki-laki dan perempuan dibagi
secara proporsional. Inilah yang disebut dengan
keadilan gender.
Apakah gender itu masalah?
• Secara teori gender bukanlah
masalah.
• Gender adalah pembagian peran
dan tugas perempuan dan laki-
laki yang dilakukan agar laki-laki
dan perempuan bisa hidup
berdampingan dan saling
melengkapi secara adil.
Gender tak menjadi masalah apabila:

• Laki-laki dan perempuan sama-sama


menentukan cara pembagian tugas
• Pembagian peran laki-laki dan perempuan
seimbang, misalnya laki-laki membantu
perempuan dengan pekerjaan rumah tangga
apabila perempuan juga mencari nafkah
keluarga.
• Tidak ada pihak yang dilecehkan, misalnya
pekerjaan dapur dianggap lebih rendah dari
pekerjaan mencari nafkah.
• Tidak ada pihak yang dirugikan.
Kapan Pembagian peran gender
itu menjadi masalah?
• Sub-ordinasi (penomorduaan)
• Pelecehan ( non-fisik)
• Kekerasan (fisik dan non fisik)
• Pemiskinan ekonomi
• Beban ganda (ketimpangan beban kerja)
Isu ketimpangan gender dalam
Kesehatan Reproduksi
• Kesehatan ibu dan bayi baru lahir:
1. Perempuan tidak mempunyai kemampuan
untuk memutuskan kapan hamil, dimana
melahirkan, karena perempuan lemah
kedudukannya dalam keluarga dan di
masyarakat.
2. Mengutamakan laki-laki untuk makan
terlebih dahulu.
3. Masih ada tuntutan untuk tetap bekerja
pada saat sedang hamil/sehabis melahirkan
Lanjutan

• Keluarga Berencana
1. Belum mampu menentukan alkon yang akan
digunakan.
2. Partisipasi KB laki-laki kurang namun kontrol
terhadap perempuan tinggi
3. Perempuan menjadi obyek program KB.
Lanjutan
• Kesehatan Reproduksi Remaja
- Ketidakadilan dalam pembagian
tanggung jawab. Mis.hamil yang tidak
diinginkan, hanya menyalahkan saja
perempuan sedangkan laki-laki bebas
walau terlibat dalam menciptakan
permasalahan.
- Ketidakadilan dari aspek hukum:
Aborsi ilegal: yang diancam sanksi dan
hukuman hanya perempuan.
Lanjutan…
• Penyakit Menular Seksual
1. Perempuan sebagai obyek intervensi
program pemberantasan PMS
2. Upaya mengurangi praktek prostitusi,
perempuan PSK selalu sebagai obyek
dan tudingan permasalah, laki-laki
sebagai sumber penularan tidak pernah
disentuh.
5 (Lima) HAL DISKRIMINASI GENDER

Marjinalisasi

Subordinasi Kekerasan
Sosialisasi
Ideologi
gender

Beban ganda Stereotip


CONTOH KETIDAKADILAN GENDER

 Marjinalisasi : peminggiran ekonomi perempuan


(pemiskinan).
 Subordinasi : perempuan diposisikan lebih rendah dari
laki-laki.
 Beban Ganda : perempuan mempunyai beban lebih berat
dari pada laki-laki.
 Stereotipi : perempuan dilabeli dengan label tertentu .
 Double Burden : jam kerja 24 jam dari terbit matahari
sampai tenggelamnya mata suami
 Kekerasan : perlakuan tidak menyenangkan, pelecehan,
dianiaya, diperkosa, diperdagangkan dll.
APA KESETARAAN DAN KEADILAN
GENDER?

suatu kondisi yang setara dan seimbang bagi


laki-laki dan perempuan dalam memperoleh
peluang/kesempatan, partisipasi, kontrol
dan manfaat pembangunan, baik didalam
maupun diluar rumah tangga.
Menuju Keadilan dan kesetaraan
 Kebutuhan Praktis  Kebutuhan Strategis
Focus pada perempuan Pada relasi gender antara
perempuan dan laki-laki
Jangka pendek: yang
langsung dapat dinikmati: jangka Panjang: perubahan
jahit menjahit dan kursus pola, perilaku dan nilai
lainnya
Meningkatkan posisi
Meningkatkan kondisi perempuan
perempuan
Memberdayakan perempuan
Meningkatkan kemampuan
perempuan
Keadilan & Kesetaraan Gender
(KKG)

KKG sudah menjadi isu yang sangat penting


dan sudah menjadi komitmen bangsa-bangsa
di dunia termasuk Indonesia sehingga seluruh
negara menjadi terikat dan harus
melaksanakan komitmen tersebut.
12 bidang Agenda Gender
1. Perempuan dan Kemiskinan
2. Pendidikan dan Pelatihan Bagi Perempuan
3. Perempuan dan Kesehatan
4. Kekerasan Terhadap Perempuan
5. Perempuan dan konflik bersenjata
6. Perempuan dan Ekonomi
7. Perempuan Dalam Kekuasaan dan
Pengambilan Keputusan
8. Mekanisme Institusional untuk kemajuan
perempuan
9. Hak Asasi Perempuan
10. Perempuan dan Media
11. Perempuan dan Lingkungan
12. Anak Perempuan
Data Perceraian Tahun 2005
Kota Suami Cerai Istri Cerai Suami
Istri
DKI 1462 (28%) 3105 (59%) =2x lipat
Bandung 13415 (43%) 15139 (48 %)
Surabaya 17728 (36%) 27805 (57%)
Semarang 12694 (32%) 23653 (60%)=2x lipat
Medan 811 (13%) 1967 (65%)=2x
Makasar 1093 (23%) 3081 (65%)
Padang 902 (31%) 1572 (54%)
Jogja 879 (32%) 1629 (59%)
NAD 363 (13%) 905 (33%)

Sumber: Nazaruddin Umar, Dirjen Bimas Islam Depag


24
Penyebab Perceraian
 Tidak harmonis : 54138
 Tidak tangungjawab : 46723
 Ekonomi : 24251
 Pihak ketiga : 9071
 Politik : 157

Sumber: Nazaruddin Umar, Dirjen Bimas Islam Depag


TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai