Anda di halaman 1dari 27

REFERAT

REFERAT

Afiyah Putri Zada


RETINOPATHY NIM:1911901002
Yuni Nilamsari
OF NIM:1911901073

PREMATURY PEMBIMBING
dr. Musda Hidayati, Sp.M
REFERAT
Retinopathy Of Prematury

ANATOMI RETINA
REFERAT
Retinopathy Of Prematury

ANATOMI RETINA
REFERAT
Retinopathy Of Prematury

Kelainan proliferasi vascular retina yang terjadi pada bayi prematur


DEFINISI dan/atau bayi dengan berat badan lahir rendah.
Retinopathy of prematurity yang berat dapat menyebabkan kecacatan
seumur hidup.

Penyakit ini dapat hilang dengan sendirinya seiring


dengan pertumbuhan bayi

dapat berkembang progresif sehinga menyebabkan


gangguan penglihatan yang berat bahkan kebutaan
REFERAT
Retinopathy Of Prematury

EPIDEMIOLOGI FAKTOR RISIKO

 Angka kejadian ROP di Indonesia pernah di


teliti di RS Cipto Mangunkusumo, penelitian itu
 Usia kehamilan prematur
dilakukan pada 269 bayi prematur dari Januari
 Berat badan lahir rendah
2005 hingga Agustus 2010.
 penggunaan oksigen tambahan
 kadar awal IGF-1 yang rendah
 Dari penelitian tersebut diperoleh angka
Faktor post natal spesifik lain sepsis,
kejadian ROP sebesar 11,9% (32 dari 269 bayi).
transfusi darah, pendarahan
Sebanyak 19 bayi mengalami ROP stadium ≤ 2
intraventikular
(7,1%) dan 13 bayi (4,8%) mengalami ROP
stadium ≥3.
REFERAT
Retinopathy Of Prematury

PATOGENESIS

16 minggu  Pembuluh retina tumbuh keluar dari optic disc


sebagai perpanjangan dari sel spindel mesenkimal.
32 minggu  bagian nasal retina tervaskularisasi menyeluruh sampai
ke ora serrata
40-42 minggu  bagian temporal yang lebih besar telah
tervaskularisasi seluruhnya
PATOGENESIS REFERAT

Retinopathy Of Prematury

Fase 1
hyperoxia-vasocessation
↓ produksi IGF- I dan
VEGF
hipoksemia

Pemberian terapi
oksigen

hiperoksia retina relatif

penghentian pertumbuhan
retina normal, dan
penyempitan pembuluh kematian sel
darah endotel pembuluh
darah

vaso-obliterasi pembuluh darah baru yang


belum matang
REFERAT
PATOGENESIS

hyperoxia-vasocessation
PATOGENESIS REFERAT

Retinopathy Of Prematury

Fase 2
32-34 minggu
hypoxia-vasoproliferatif

↑ progresif dalam aktivitas metabolik retina yg tidak


divaskularisasi  neovaskularisasi retina yg di induksi
oleh hipoksia

Ketika retina matur ↑kebutuhan metabolisme


& konsumsi O2

Hipoksia retina relatif Neovaskularisasi


gagal memenuhi
kebutuhan 
Merangsang ↑ VEGF dan hipoksia
erythropoetin

Neovaskularisasi bersifat rapuh,


dapat pecah, kemampuan perfusi
buruk
REFERAT
PATOGENESIS

hypoxia-vasoproliferatif
REFERAT
KLASIFIKASI ROP

ZONA ROP
REFERAT
STADIUM ROP
Stadium 0
• Bentuk yang paling ringan dari ROP. Merupakan vaskularisasi retina yang
imatur.

Stadium 1
• Ditemukan garis demarkasi tipis diantara area vaskular dan avaskular
pada retina.

Stadium 2
• Tampak ridge luas dan tebal yang memisahkan area vaskular dan
avaskular retina.

Stadium 3
• Dapat ditemukan adanya neovaskularisasi pada ridge, pada permukaan
posterior ridge atau anterior dari rongga vitreous.

Stadium 4
• ablasio retina subtotal yang berawal pada ridge

Stadium 5
• ablasio retina total berbentuk seperti corong (funnel).
REFERAT
STADIUM ROP

STADIUM 1

Ditemukan garis demarkasi tipis diantara area vaskular dan


avaskular pada retina.
REFERAT
STADIUM ROP

STADIUM 2

Tampak ridge luas dan tebal yang memisahkan area vaskular


dan avaskular retina.
REFERAT
STADIUM ROP

STADIUM 3

Dapat ditemukan adanya neovaskularisasi pada ridge, pada


permukaan posterior ridge atau anterior dari rongga
vitreous.
REFERAT
STADIUM ROP

STADIUM 4

ablasio retina subtotal yang berawal pada ridge


1. Stadium 4A: tidak mengenai fovea
2. Stadium 4B: mengenai fovea
REFERAT
STADIUM ROP

STADIUM 5

ablasio retina total berbentuk seperti corong (funnel).


1. Stadium 5A: corong terbuka
2. Stadium 5B: corong tertutup
REFERAT
DIAGNOSIS ROP

INSTRUMEN YANG
DIGUNAKAN

1. spekulum Sauer (untuk


Standar baku untuk mendiagnosa ROP menjaga mata tetap dalam
adalah pemeriksaan retina dengan keadaan terbuka)
menggunakan oftalmoskopi binokular 2. skleral Flynn (untuk merotasi
dan mendepresi mata)
3. lensa 28 dioptri (untuk
mengidentifikasi zona dengan
lebih akurat).
REFERAT
PEMERIKSAAN ROP

Kriteria klinis untuk Skrining pada bayi prematur:

1. Bayi dengan BB lahir ≤ 1500 gram


atau usia kehamilan ≤30 minggu
dan bayi dan bayi tertentu dengan
berat lahir antara 1500-2000 gram 4. Pengobatan ROP harus dimulai jika
atau usia kehamilan > 30 minggu ditemukan temuan retina berikut:
dengan perjalanan klinis yang • ROP Zona I pada semua
tidak baik stadium dengan penyakit plus
2. Inisiasi skrining ROP fase akut • ROP Zona I stadium 3 tanpa
harus didasarkan pada usia penyakit plus;
postmenstrual bayi. • ROP Zona II stadium 2 atau 3
3. Bayi yang lahir sebelum usia dengan penyakit plus
kehamilan 25 minggu harus
dipertimbangkan untuk skrining
sebelumnya berdasarkan tingkat
keparahan komorbiditas (usia
kronologis 6 minggu)
REFERAT
PEMERIKSAAN ROP

Tabel 1. Jadwal untuk memulai pemeriksaan


berdasarkan usia18
REFERAT

DIAGNOSA BANDING

Exudative vitreoretinopathy,

• merupakan kelainan genetik yang merusak


vaskularisasi retina pada neonatus cukup bulan.

Persistent hyperplastic primary vitreous

• dapat mengakibatkan terlepasnya retina akibat


terjadinya tarikan.
REFERAT

TATALAKSANA

TERAPI

TERAPI MEDIS TERAPI BEDAH

TERAPI BEDAH
SCREENING KRIOTERAPI
ABLATIF

Bevacizumab
TERAPI BEDAH
intravitreal 0,625 mg
LASE (SERING)
REFERAT

PENCEGAHAN

Pencegahan yang benar-benar bermakna adalah pencegahan


kelahiran bayi prematur. Dapat dicapai dengan perawatan
antenatal yang baik. Semakin matur bayi yang lahir, semakin kecil
kemungkinan bayi tersebut menderita ROP. Selain itu penggunaan
terapi oksigen tepat indikasi dan tepat pemberian baik frekuensi,
lama pemberian, maupun kualitas pemberian juga mempengaruhi
angka kejadian retinopati prematuritas.
REFERAT

Follow Up

Setelah intervensi bedah, oftalmologis harus melakukan


pemeriksaan setiap 1-2 minggu untuk menentukan apakah
diperlukan terapi tambahan. Pasien yang dimonitor ini harus
menjalani pemeriksaan sampai vaskularisasi retina matur.
Banyak pasien yang kehilangan penglihatannya akibat monitor
yang tidak tepat waku dan tidak sesuai. Pada pasien yang tidak
ditatalaksana, ablasio retina biasanya terjadi pada usia
postmensrual 38-42 minggu
REFERAT

KOMPLIKASI

1. Miopia
2. Ambliopia
3. Strabismus
4. Nistagmus
5. Katarak
6. ruptur retina
7. ablasio retina
Vanderveen et al meneliti bahwa strabismus pada penyakit ini dapat
membaik pada usia 9 bulan
REFERAT

PROGNOSIS

Prognosis ROP ditentukan berdasarkan zona penyakit dan stadiumnya.


Pada pasien yang tidak mengalami perburukan dari stadium I atau II
memiliki prognosis yang baik dibandingkan pasien dengan penyakit
pada zona 1 posterior atau stadium III, IV, dan V.
REFERAT

PEMBAHASAN

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai