Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
Nita Taluku
&
Novelya Mausara
Pengertian Katarak
Katarak merupakan penyakit mata yang ditandai den
gan mengeruhnya lensa mata, sehingga membuat pe
nglihatan kabur.
Kondisi ini umumnya terjadi pada lansia, dan bisa terj
adi pada salah satu atau kedua mata sekaligus.
Katarak adalah penyebab utama kebutaan di Indones
ia. Dari hasil survei kebutaan di 15 provinsi tan 2014-
2016, diketahui 70-80% penyebab utama kebutaan d
an gangguan penglihatan di Indonesia adalah Katarak
Penyebab
Penyebab katarak yang paling umum ditemui adalah akibat
proses penuaian atau trauma yang menyebabkan perubaha
n pada jaringan mata.
Lensa mata sebagian besar terdiri dari air dan protein. Den
gan bertambahnya usia, lensa semakin tebal dan tidak fleks
ibel. Hal ini menyebabkan gumpalan protein dan menguran
gi cahaya yang masuk ke retina, sebuah lapisan yang sensiti
f terhadap cahaya yang terletak di belakang dalam mata, ya
ng pada akhirnya menyebabkan pandangan kabur dan tida
k tajam. Perubahan lensa diawali dengan warna kuning kec
okelatan ringan, tetapi semakin memburuk seiring dengan
bertambahnya waktu
Manifestasi
Manifestasi Klinis :
1. Penglihatan akan suatu objek benda atau cahaya menjadi ka
bur, buram. Bayangan benda terlihat seakan seperti bayangan s
emu, atau seperti asap.
2. Kesulitan melihat ketika malam hari.
3. Mata terasa sensitif bila terkena cahaya.
4. Bayangan cahaya yang di tangkap seperti sebuah lingkaran.
5. Membutuhkan pasokan cahaya yang cukup terang untuk me
mbaca atau beraktifitas lainnya.
6. Sering mengganti kacamata atau lensa kontak karena merasa
sudah tidak nyaman menggunakannya.
7. Warna cahaya memudar dan cenderung berubah warna saat
melihat, misalnya cahaya putih yang ditangkap menjadi cahaya
kuning
8. Jika melihat hanya dengan satu mata, bayangan benda atau c
ahaya terlihat ganda.
Pada beberapa pasien tajam penglihatan yang diukur di ruangan
gelap mungkin tampak memuaskan, sementara bila tes tersebut
dilakukan dalam keadaan terang maka tajam penglihatan akan
menurun sebagai akibat dari rasa silau dan hilangnya kontras
Katarak terlihat hitam terhadap refleks fundus ketika mata diper
iksa dengan oftalmoskopi direk.
Patofisiologi
Patofiilogi katarak utamanya adalah adalah terjadi perubahan
pada kejernihan lensa (opasitas lensa) sehingga jumlah cahaya
yang masuk melalui media refraksi berkurang dan sulit difokus
kan ke retina. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal seper
ti proses degerenatif, trauma, ataupun kelainan kongenital.
Pada awalnya lensa bersifat transparan dan berfungsi memfok
uskan cahaya ke retina. Pada katarak, terdapat agregasi protein
yang memecah cahaya yang masuk, serta terjadi perubahan st
ruktur protein yang menghasilkan diskolorasi kuning atau keco
klatan. Faktor yang berkontribusi untuk terbentuknya katarak a
dalah stres oksidatif dari reaksi radikal bebas, kerusakan dari si
nar ultraviolet, dan malnutrisi.
Peran Lensa pada Katarak
Lensa terdiri dari protein yang disebut kristalin. Kemampuan optik protein le
nsa ini bergantung pada struktur dan hidrasi lensa.
Kanal protein membran berfungsi mempertahankan keseimbangan osmotik
dan ionik lensa, sedangkan sitoskeleton mempertahankan bentuk lensa. Kom
ponen kristalin yang berikatan dengan gugus sulfhydryl (SH-) dihindarkan dari
proses oksidasi oleh glutation konsentrasi tinggi. Kedua hal ini memberikan st
abilitas pada lensa sehingga mampu menyerap energi radiasi jangka panjang
tanpa mengubah kualitas optik lensa.
Pada katarak, terjadi disrupsi baik pada struktur maupun komposisi molekule
r lensa, sehingga transparansi lensa tidak dapat terjaga. Misalnya pada katara
k degeneratif, dimana terjadi akumulasi stres oksidatif seiring bertambahnya
usia diduga menyebabkan lensa menjadi lebih rentan terhadap proses oksida
tif. Proses oksidasi ini menyebabkan agregasi protein yang puncaknya akan m
erusak membran sel serabut.
Klasifikasi Katarak
Katarak dapat diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya menjadi kata
rak senilis/degeneratif, katarak kongenital, katarak traumatik, katarak
sekunder, dan katarak yang diinduksi obat.
Katarak Senilis
Mekanisme pasti dari katarak senilis masih belum diketahui. Beberap
a studi menduga adanya keterkaitan antara faktor genetik dengan ker
entanan seseorang menderita katarak. Polimorfisme gen GSTM1 dan
GSTT1 diduga berhubungan dengan timbulnya katarak senilis.
Selain daripada itu, stres oksidatif juga diduga berperan dalam patofis
iologi katarak senilis. Stres oksidatif diduga menyebabkan agregasi pr
otein yang merusak membran sel serabut dan menimbulkan opasitas
lensa.
Katarak Kongenital
Katarak kongenital merupakan suatu keadaan yang berpotensi menghambat pe
rkembangan visual anak dan dapat menyebabkan kebutaan permanen. Defek p
ada kromosom dapat menyebabkan terjadinya katarak karena gangguan saat pr
oses pembentukan lensa, contohnya pada sindrom Down, Edward, atau Patau.
Sebuah studi melaporkan bahwa katarak kongenital diturunkan berdasarkan pol
a autosomal dominan yang dipengaruhi oleh infeksi virus Rubella. Selain daripa
da itu, katarak kongenital juga dikaitkan dengan fever-related maternal conditio
n walaupun mekanisme pastinya belum diketahui.
Katarak Traumatik
Katarak traumatik paling sering disebabkan oleh cedera pada lensa karena bend
a asing atau trauma tumpul bola mata. Kebanyakan katarak traumatik dapat dic
egah. Dalam industri, keamanan yang terbaik adalah memakai kacamata pelind
ung ketika bekerja. Gambaran umum katarak traumatik adalah ditemukan bent
uk seperti bintang di lensa posterior.
Katarak Sekunder dari penyakit intraokular
Katarak dapat berkembang sebagai efek langsung dari penyakit intrao
kular, seperti pada uveitis rekuren berat. Katarak biasanya dimulai di d
aerah subkapsular posterior dan akhirnya dapat melibatkan seluruh st
ruktur lensa.
Penyakit intraokular yang umumnya terkait dengan perkembangan kat
arak adalah uveitis kronis atau berulang, glaukoma, retinitis pigmento
sa, dan ablasi retina. Prognosis visualnya tidak sebagus katarak senilis.
Katarak yang Terkait Penyakit Sistemik
Katarak bilateral terjadi pada banyak gangguan sistemik termasuk diab
etes mellitus, hipokalsemia, distrofi miotonik, atopik dermatitis, galakt
osemia, dan sindrom Down. Katarak pungtata sering ditemukan sebag
ai komplikasi okular dari diabetes mellitus.
Katarak yang Diinduksi Obat
Kortikosteroid yang diberikan dalam jangka waktu la
ma, baik secara sistemik (oral atau inhalasi) atau dala
m bentuk tetes, dapat menyebabkan kekeruhan lens
a. Obat lain yang berhubungan dengan katarak terma
suk fenotiazin dan amiodaron.
Pengobatan
Pengobatan Penyakit Katarak
Penanganan penyakit ini juga dapat dilakukan dengan dua ter
api diantaranya pencegahan dan pengobatan penyakit katara
k:
1. Terapi Pencegahan Katarak
Cara pencegahan penyakit katarak ini dapat dilakukan dengan
mengurangi terpaparnya mata telanjang terhadap sinar ultrav
iolet, yaitu dengan selalu menggunakan sunglass apabila bera
da di tempat yang berpotensi menyebabkan kerusakan mata.
Selain menggunakan kacamata, dapat juga dengan cara meng
obati penyakit sistemik yang memicu perkembangan katarak
2. Terapi Bedah
• Operasi Katarak
Operasi ini adalah jenis operasi umum yang dilakukan dengan mengangkat l
ensa yang keruh dan menggantinya dengan lensa bening yang baru. Pemuli
han pasca operasi ini adalah dua minggu sejak melakukan operasi, selain it
u diperlukan juga kacamata untuk membantu penglihatan jauh ataupun de
kat. Biaya operasi katarak ini berbeda - beda tergantung dari rumah sakit A
nda, tetapi operasi ini berkisar dari 12 juta hingga 23 juta rupiah per mata.
Jumlah penderita katarak yang terdapat di Indonesia dapat terbilang sangat
tinggi dan semakin meningkat, akan tetapi tidak semua dapat melakukan o
perasi katarak, karena biayanya yang sangat mahal. Hal tersebut menjadi al
asan utama bagi berbagai badan sosial untuk mengadakan bakti sosial oper
asi katarak gratis bagi orang yang tidak mampu untuk mengurangi penderit
a katarak dan jumlah kebutaan di Indonesia.
• Operasi Laser Katarak
Operasi jenis ini merupakan operasi dengan teknologi terbaru
yaitu dengan menggunakan sinar laser yang memiliki kemamp
uan memotong sangat akurat dibandingkan teknologi laser lai
nnya dan dengan tingkat panas yang sangat rendah. Operasi i
ni dinamakan Bladeless Laser Cataract Surgery. Operasi jenis i
ni tidak lagi menakutkan karena tidak menggunakan pisau bed
ah dan lebih aman dibandingkan operasi katarak biasa.
Proses operasi ini berlangsung hingga 10 menit tanpa adanya
resiko infeksi pasca operasi. Teknologi ini terdapat di RS mata J
akarta Eye Centre di Kedoya dan biaya operasi nya adalah 22 j
uta hingga 29 juta rupiah per mata.
Demikian cara yang dilakukan dalam mencegah dan
mengobati penyakit katarak, namun untuk baiknya, la
kukanlah pemeriksaan mata terlebih dahulu minimal
setahun sekali di Optik Seis untuk mengantisipasi pen
yakit katarak sejak dini. Pemeriksaan di tempat kami i
ni adalah pemeriksaan jenis tes ketajaman penglihata
n yang menggunakan papan huruf dan tidak dipungu
t biaya. Mari periksakan mata Anda sebelum terlamb
at.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosis katarak dapat dibuat dengan mendeteksi penurunan visus yang tidak dapat di
perbaiki dengan koreksi refraksi dan pemeriksaan mata didapatkan opasitas pada lensa.
Anamnesis
Penurunan tajam penglihatan adalah keluhan utama paling sering yang dikemukakan pas
ien katarak. Pasien juga dapat mengeluhkan penglihatan yang berawan atau berkabut. D
alam anamnesis pasien wajib ditanyakan faktor risiko yang berhubungan dengan pembe
ntukan katarak seperti:
• Usia >65 tahun
• Diabetes melitus
• Kondisi metabolik atau herediter tertentu (seperti penyakit wilson, galaktosemia, distro
fi miotonik, sindrom marfan)
• Penggunaan jangka panjang kortikosteroid
• Merokok
• Paparan jangka panjang sinar ultraviolet
• Riwayat trauma pada mata.
Presentasi klasik dari katarak meliputi penurunan tajam
penglihatan secara bertahap selama bertahun-tahun ya
ng mungkin lambat terdeteksi oleh pasien.
Pasien dapat mengeluhkan pandangan terasa kabur ata
u silau saat terkena lampu sorot. Hal ini disebabkan oleh
pecahnya cahaya yang masuk melalui pupil oleh lensa y
ang keruh.
Pasien dengan katarak sklerotik nukleus juga dapat mela
porkan resep kacamata yang tidak sesuai. Penebalan len
sa membuat kekuatan refraksi meningkat sehingga dapa
t menambah myopia pada pasien.
Pemeriksaan Fisik
Pada pasien katarak, hal pertama yang dilakukan adalah menilai t
ajam penglihatan menggunakan Snellen Chart. Untuk membedak
an apakah penurunan tajam penglihatan disebabkan oleh katarak
atau gangguan refraksi, dapat dilakukan pinhole. Jika saat diguna
kan pinhole tajam penglihatan membaik, maka kemungkinan pen
urunan visus disebabkan oleh gangguan refraksi. Pada katarak ya
ng cukup tebal, akan didapatkan shadow test positif.
Tekanan bola mata juga harus diukur dengan tonometri, karena p
ada lensa katarak bagian anteroposterior lensa lebih memanjang
sehingga penekanan ke arah anterior sering terjadi. Hal ini dapat
meningkatkan tekanan bola mata.
Selain daripada itu, lakukan pemeriksaan menggunakan slit la
mp untuk melihat struktur, ketebalan, dan lokasi kekeruhan pa
da lensa, serta menyingkirkan adanya diagnosis banding denga
n mengeliminasi penyebab buram oleh kornea, iris atau bilik a
nterior.
Pada anak dan orang dewasa yang tidak kooperatif dengan pe
meriksaan slit-lamp, observasi dan perbandingan reflex merah
menggunakan oftalmoskop direk dapat membantu menilai der
ajat keparahan katarak. Selain itu, pemeriksaan oftalmoskopi d
irek maupun indirek dapat membantu mengevaluasi integritas
dari polus posterior. Kelainan pada nervus optikus dan retina d
apat mempengaruhi prognosis pasien setelah ekstraksi lensa.
Diagnosis Banding
Diagnosis banding katarak meliputi:
• Kelainan Refraksi
Dapat dibedakan dengan katarak dengan tanda tajam penglihatan
meningkat menjadi normal dengan koreksi kacamata. Tes menggu
nakan pinhole dapat membantu membedakan penurunan visus aki
bat gangguan refraksi dengan gangguan lainnya.
• Dry Eyes Syndrome
Dibedakan dengan katarak menggunakan setetes fluorescein dan
menghitung waktu pemecahan air mata yang mengukur tingkat sta
bilitas dari lapisan air mata preokular dan kemungkinan xerophtal
mia. Hasil dengan xerophtalmia cenderung tidak normal (<7 detik).
• Glaukoma
Pada glaukoma keluhan yang timbul adalah kehilangan lapan
g pandang perifer, peningkatan tekanan intraokular, dan peni
ngkatan cup and disc ratio pada oftalmoskopi.
• Edema Makula
Ditandai dengan penglihatan yang blur, didapatkan edema pa
da funduskopi.
• Ablasio Retina
Pasien merasakan adanya kilatan cahaya dan banyak floaters
berukuran kecil. Pasien dapat merasa seperti ada "tirai" yang
menutupi penglihatan.
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis katarak umumnya dapat ditegakkan berdasarkan ana
mnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang untuk kat
arak hanya diperlukan pada kondisi tertentu yang berhubungan
dengan penyakit sistemik yang menyertai atau kelainan okular la
in.
• Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mendeteksi penyakit
sistemik yang mungkin menyertai katarak, seperti diabetes.
Studi membuktikan bahwa trombositopenia meningkatkan resik
o perdarahan perioperatif sehingga perlu dideteksi dan ditangan
i sebelum tindakan operasi.
• Oftalmoskopi Direk dan Indirek
Pemeriksaan oftalmoskopi dikerjakan untuk mengevaluasi kondisi
retina untuk mengeliminasi diagnosis banding dan menentukan p
rognosis pasca operasi. Adanya kelainan retina yang menyertai ka
tarak akan memperburuk prognosis terkait visus pasien.
• Retinometri
Pemeriksaan menggunakan retinometer Heine dilakukan sebelum
operasi katarak untuk memperkirakan atau memprediksi ketajam
an penglihatan pasien pasca tindakan operatif.
• Biometri
Pemeriksaan biometri dilakukan untuk menentukan kekuatan Intr
aocular lens (IOL) yang akan digunakan.
Video Terjadinya Katarak
Terima Kasih 😇🙏