Anda di halaman 1dari 25

EMULSI

Diah Wardani, M. Farm


2020
Definisi

 Emulsi adalah suatu dispersi dimana fase terdispersinya


terdiri9 dari bulatan-bulatan kecil zat cair yang
terdistribusi ke seluruh pembawa yang tidak bercampur.
(Ansel, Howard. 2005. Halaman 376 )
 Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya
terdispersi dalam cairan lainnya dalam bentuk tetesan
kecil. (FI IV. Halaman 6 )
Definisi

 Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau


larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan
zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok. (FI III. Halaman 9 )
 Emulsi adalah sediaan yang mengandung dua zat cair yang tidak
tercampur, biasanya air dan minyak, cairan yang satu terdispersi
menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang lain ( sistem dispersi,
formulasi suspensi dan emulsi Halaman 56 )
Kesimpulan definisi

 Emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan pembawa
yang membentuk butiran-butiran kecil dan distabilkan dengan zat pengemulsi/surfaktan
yang cocok.
Macam-macam emulsi

Oral
Umumnya emulsi tipe o/w, karena rasa dan bau minyak yang tidak enak dapat
tertutupi, minyak bila dalam jumlah kecil dan terbagi dalam tetesan-tetesan kecil
lebih mudah dicerna.
Topikal
Umumnya emulsi tipe o/w atau w/o tergantung banyak faktor misalnya sifat zatnya
atau jenis efek terapi yang dikehendaki. Sediaan yang penggunaannya di kulit
dengan tujuan menghasilkan efek lokal.
Macam-macam emulsi

Injeksi
Sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan
atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan secara
merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir.Contoh :
Vit. A diserap cepat melalui jaringan, bila diinjeksi dalam bentuk emulsi.
(Syamsuni, A. 2006)
Tipe-tipe emulsi

Tipe emulsi o/w atau m/a : emulsi yang terdiri atas butiran minyak
yang tersebar atau terdispersi ke dalam air. Minyak sebagai fase
internal, air sebagai fase eksternal.
Tipe emulsi w/o atau m/a : emulsi yang terdiri atas butiran air yang
tersebar atau terdispersi ke dalam minyak. Air sebagai fase internal,
minyak sebagai fase eksternal. (Syamsuni, A. 2006)
Emulsi yang tidak memenuhi persyaratan

 Creaming : terpisahnya emulsi menjadi dua lapisan, yaitu nagian mengandung


fase dispersi lebih banyak dari pada lapisan yang lain. Creaming bersifat
reversibel artinya jika dikocok perlahan akan terdispersi kembali.
 Koalesensi dan cacking (breaking) : pecahnya emulsi karena film yang meliputi
partikel rusak dan butiran minyak berkoalesensi/menyatu menjadi fase tunggal
yang memisah. Emulsi ini bersifat irreversible. Hal ini terjadi karena :
a.    Peristiwa kimia : penambahan alkohol, perubahan pH
b.    Peristiwa fisika : pemanasan, pendinginan, penyaringan
c.    Peristiwa biologi : fermentasi bakteri, jamur, ragi
Emulsi yang tidak memenuhi persyaratan

 Inversi fase peristiwa berubahnya tipe emulsi o/w menjadi w/o secara tiba-tiba
atau sebaliknya sifatnya irreversible.
Komponen emulsi

A. Komponen dasar yaitu bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat di dalam
emulsi, terdiri atas :
a. Fase dispersi : zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil di dalam zat
cair lainnya.
b.  Fase pendispersi : zat cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan dasar (
bahan pendukung ) emulsi tersebut.
c. Emulgator : bagian dari emulsi yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi.
B. Komponen Tambahan yaitu bahan tambahan yang sering ditambahkan ke dalam
emulsi untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Misalnya : pewarna,
pengaroma, perasa, dan pengawet
Contoh emulgator :

 Gom Arab : Cara Pembuatan air 1,5 kali bobot GOM


 Tragacanth: Cara Pembuatan air 20 kali bobot tragacanth
 Agar-agar : Cara Pembuatan 1-2% agar-agar yang digunakan
 Condrus : Cara Pembuatan 1-2% condrus yang digunakan
 CMC-Na : Cara Pembuatan 1-2% cmc-na yang dihunakan
Emulgator alam

 Kuning telur : Cara Pembuatan emulsi dengan kuning telur dalam


mortir luas dan digerus dnegan stemper kuat-kuat, setelah itu
dimasukkan minyaknya sedikit demi sedikit, lalu diencerkan dengan
air dan disaring dengan kasa.
 Adeps lanae
Emulgator mineral

 Magnesium Aluminuin Silikat ( Veegum ) : Cara Pembuatan diapaki


1%
 Bentonit : Cara Pembuatan 5% bentonit yang digunakan
 Emulgator buatan/sintesis
 Tween : Ester dari sorbitan dengan asam lemak disamping
mengandung ikatan eter dengan oksi etilen
macam-macam jenis tween :

a. Tween 20 : Polioksi etilen sorbitan monolaurat, cairan seperti


minyak.
b. Tween 40 : Polioksi etilen sorbitan monopalmitat, cairan seperti
minyak.
c. Tween 60 : Polioksi etilen sorbitan monostearat, semi padat seperti
minyak.
d. Tween 80 : Polioksi etilen sorbitan monooleat, cairan seperti
minyak.
Span : Ester dari sorbitan dengan asam lemak. Berikut jenis span :
a. Span 20 : Sorbitan monobiurat, cairan
b. Span 40 : Sorbitan monopulmitat, padat seperti malam
c. Span 60 : Sorbitan monooleat, cair seperti minyak
Metode Pembuatan Emulsi

 Metode GOM kering 4:2:1


~ GOM dicampur minyak sampai homogen
~ Setelah homogen ditambahkan 2 bagian air, campur sampai homogen
Metode Pembuatan Emulsi

 Metode GOM basah


~ GOM dicampur dengan air sebagian
~ Ditambahkan minyak secara perlahan, sisa air ditambahkan lagi
Metode Pembuatan Emulsi

Metode botol
~ GOM dimasukkan ke dalam botol + air, dikocok
~ Sedikit demi sedikit minyak ditambahkan sambil terus dikocok.
(Ansel, Howard. 2005)
Stabilitas Emulsi

 Jika didiamkan tidak membentuk agregat


 Jika memisah antara minyak dan air jika dikocok akan membentuk emulsi lagi
 Jika terbentuka gregat, jika dikocok akan homogen kembali.
Evaluasi Sediaan Emulsi

 Organoleptis : Meliputi pewarnaan, bau, rasa dan dari seeiaan emulsi pada
penyimpanan pada suhu endah 5oC dan tinggi 35oC pada penyimpanan masing-masing 12
jam.
Evaluasi Sediaan Emulsi

 Volume Terpindahkan (FI IV. Halaman 1089)


Untuk penetapan volume terpindahkan, pilih tidak kurang dari 30 wadah, dan selanjutnya ikuti
prosedur untuk bentuk sediaan tersebut. Kocok isi dari 10 wadah satu persatu.
Evaluasi Sediaan Emulsi

 Penentuan viskositaas : Dilakukan terhadap emulsi, pengukuran


viskositas dilakukan dengna viskometer brookfield pada 50 putaran
permenit (Rpm).
 Daya hantar listrik: Emulsi yang sudah dibuat dimasukkan dalam
gelas piala kemudian dihubungkan dengan rangkaian arus listrik.
Jika mampu menyala maka emulsi tipe minyak dalam air. Jika
sistem tidak menghantarkan listrik maka emulsi tipe air dalam
minyak.
Evaluasi Sediaan Emulsi

 Metode pengenceran : Emulsi yang sudah dibuat dimasukkan


dalam gelas piala kemudian diencerkan dengan air. JIka dapat
diencerkan maka emulsi tipe minyak dalam air dan sebaliknya.
 Metode percobaan cincin: Jika satu tetes emulsi yang diuji
diteteskan pada kertas saring maka emulsi minyak dalam air dalam
waktu singkat membentuk cincin air disekeliling tetesan.
Evaluasi Sediaan Emulsi

 Metode warna : Beberapa tetes larutan bahan pewarna lain


( metilen ) dicampurkan ke dalam contoh emulsi. Jika selurih emulsi
berwarna seragam maka emulsi yang diuji berjenis minyak dalam
air, oleh karena air adalah fase luar. Sampel yang diuji bahan warna
larut sudan III dalam minyak pewarna homogen pada sampel berarti
sampel tipe air dalam minyak karena pewarna pelarut lipoid mampu
mewarnai fase luar.
TERIMA KASIH...

Selamat belajar dan mendalami berbagai area kompetensi


yang sudah disampaikan

Anda mungkin juga menyukai