Anda di halaman 1dari 24

PATOFISIOLOGI DAN ASUHAN

KEPERAWATAN PADA NEONATAL


Ns. Ulfa Azizah, S.Kep., M.Kep.
Prematuritas

Menurut usia gestasi kategori bayi lahir dibedakan menjadi:


• Bayi prematur (preterm)
Bayi yang lahir sebelum akhir 37 minggu
• Bayi cukup bulan (full-term)
Bayi yang lahir antara 38 – 42 minggu
• Bayi postmatur (post-term)
Bayi yang lahir > 42 minggu
BBLR

Menurut ukuran/Berat Badan kondisi bayi lahir dikategorikan menjadi:

• Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) < 2500 gram
• Bayi dengan Berat Badan Lahir Ekstrem Rendah (BBLER) < 1000 gram
• Bayi dengan Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLRR) < 1500 gram
• Bayi dengan Berat Badan Lahir Moderat (BBLM) 1501 – 2500 gram
• Bayi berat badan sesuai usia gestasinya  persentil ke 10 – 90 pd kurva pertumbuhan intrauterin
• Bayi berat badan kecil untuk usianya/gestasinya  pertumbuhan intrauterin lambat, BBL <
persentil ke 10
• Retardasi pertumbuhan intrauterin (IUGR)
• Bayi besar untuk usia gestasinya  BBL > persentil ke-90 pada kurva pertumbuhan intrauterin
Respiratory Distress Syndrome (RDS)
• Kesulitan atau terjadinya disfungsi pernapasan pada neonatus
Definisi (terutama pd bayi prematur) karena kurangnya surfaktan pada
paru-paru.
• Dispnea, merintih (grunting), takipnea (pemafasan lebih
60x/menit), retraksi dinding toraks dan sianosis.
Tanda dan gejala • Timbul pada 24 jam pertama sesudah lahir (biasanya 4 jam
setelah lahir)
• Masa maternal: riwayat penyakit pada ibu (hipertensi dan
diabetes)
• Masa fetal: bayi lahir prematur dan kelahiran ganda
Faktor risiko • Masa persalinan: kehilangan darah yang berlebih,
postmaturitas, secsio secaria
• Masa neonatal: infeksi dan asfiksia neonatorum.
Down Score
Asfiksia
• Definisi keadaan gawat bayi
berupa kegagalan bernapas Hipoksia ibu
secara spontan dan teratur
segera setelah lahir yang disertai Faktor ibu
dengan hipoksia, hiperkapnia,
dan berakhir dg asidosis. Gangguan aliran
darah uterus
Faktor plasenta
(solusio plasenta,
pendarahan,dll)
Etiologi asfiksia
Faktor janin
Pemakaian
(kompresi umbilicus : anastesi/analgetic
tali pusat melilit berlebihan
leher)

Faktor neonatus Trauma persalinan

Kelainan kongenital
Patofisiologi Asfiksia
Faktor ibu : pre eklamsia, eklamsia, Faktor tali pusat : lilitan tali pusat, tali Faktor bayi : bayi premature, kelainan
perdarahan abnormal, infeksi berat, dll. pusat pendek, prolapses tali pusat. kongenital, persalinan sulit.

     

ASFIKSIA

 
Arteriol pulmonal konstriksi

 
Ketidakefektifan
Alveoli terisi cairan bersihan jalan napas

 
Tubuh kekurangan pasokan Kegagalan absorbsi cairan di
oksigen paru

   
Penurunan oksigenasi jaringan
Gangguan metabolisme & Takipneu
  perubahan asam basa
Konstriksi arteriole pada   Asidosis respiratorik Ketidakefektifan pola
semua organ
nafas
 
  Ketigakseimbangan perfusi
Kegagalan fungsi miokardium  
untuk berkontraksi ventilasi

   
Gangguan pertukaran
gas
Kerusakan jaringan otak Perfusi perifer menurun  
irreversibel
 
  Ketidakefektifan
Resiko syndrome bayi Sianosis
meninggal tiba-tiba termoregulasi
 
APGAR SCORE

• Berdasarkan penilaian APGAR, asfiksia di
klasifikasikan menjadi:
• Asfiksia ringan (7- 9)
• Asfiksia sedang (4-6)
• Asfiksia berat (0-3) 
Hiperbilirubinemia
• Definisi; akumulasi bilirubin dalam darah yang berlebihan, ditandai dengan adanya jaundice atau
ikterus, yaitu perubahan warna kekuningan pada kulit, sklera dan kuku.
• Hiperbiliruinemia dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

Hiperbilirubinemia
terkonjugasi/direk
Hiperbilirubinemia tidak
(peningkatan kadar bilirubin direk terkonjugasi/indirek
lebih dari 20% dari total bilirubin
serum, tanda disfungsi hepatobiliaris)

Fisiologis Non fisiologis/patologis


Normal terjadi pada bayi usia 2-3
hari dan hilang pada hari ke 6-8 Terjadi sebelum bayi berumur 24 jam,
Kadar bilirubin serum < 12 mg/dl. Kadar bilirubin serum > 12 mg/dl.
…………..Kramer Test
………….Etiologi

• Faktor fisiologis (perkembangan-prematuritas)


• Berhubungan dengan pemberian ASI
• Produksi bilirubin berlebihan (mis. penyakit hemolitik, defek biokimia, memar)
• Gangguan kapasitas hati untuk menyekresi bilirubin terkonjugasi (mis. defisiensi
enzim, obstruksi ductus empedu)
• Kombinasi kelebihan produksi dan kurang sekresi (mis.sepsis)
• Keadaan penyakit tertentu (mis.hipotiroidisme, galaktosemia, bayi dari ibu diabetes)
…………..Patofisiologi Hiperbilirubinemia
ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
Sistematis Data fisiologis

DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Sesuai tanda dan gejala

INTERVENSI/PERENCANAAN
Normal Stabil Adekuat Tanpa nyeri Sumber dukungan memadai

IMPLEMENTASI
Dukungan respirasi Termoregulasi Perlindungan infeksi Hidrasi Nutrisi

EVALUASI

Hasil yang diharapkan Efektivitas intervensi Pengkajian berulang


PENGKAJIAN NEONATUS

Pengkajian cepat dan seksama -> mengevaluasi fungsi kardiopulmonal dan neurologis: APGAR dan
evaluasi anomali kongenital/ tanda gawat neonatus
• Pengkajian sistematis
Pengkajian fisik menyeluruh
• Pemantauan data fisiologis
Neonatus ditempatkan dalam suhu yang terkontrol (inkubator) dipantau denyut jantung, aktivitas
respirasi dan suhu tubuh. Pemantauan monitor (alarm) dan pemantauan manual penting untuk
dilakukan.
Pedoman pemeriksaan fisik

• PENGKAJIAN UMUM
BB, PB, LK, rincian bentuk, ukuran tubuh, postur, kemudahan bernafas, edema deformitas, tanda
kegawatan ( warna, hipotonia, respon, apnea).
• PENGKAJIAN RESPIRASI
- bentuk dada
- penggunaan otot bantu napas (cuping hidung, retraksi substernal, interkostal, subklavikular)
- frekuensi napas, keteraturan
- auskultasi suara napas
- suction
- tangisan bayi
- oksigenasi dan metode persalinan
- saturasi oksigen
PENGKAJIAN PENGKAJIAN
KARDIOVASKULAR GASTROINTESTINAL

 denyut dan irama jantung  abdomen (adanya distensi, kulit mengkilap,


LP, eritema)
 bunyi jantung (bising)
 tanda regurgitasi, dan waktu pemberian
 titik intensitas maksimal (PMI) makanan, kateter dan jumlah residu, slang
 warna bayi (sianosis, pucat, pletora, jaundice, nasogastrik dan pengeluarannya)
bercak)  muntahan ( jumlah, warna, konsistensi, dan
 warna dasar kuku, membran mukosa, bibir bau)

 tekanan darah  palpasi batas hati


 Capillary Refill Time (CRT), perfusi perifer  feses
(bercak-bercak)  bising usus
PENGKAJIAN
GENITOURINARIA PENGKAJIAN KULIT
 Abnormalitas genitalia
 Urine
 BB (mengkaji hidrasi)  perubahan warna kulit
 turgor kulit
 adanya ruam, lesi, tanda lahir
PENGKAJIAN SUHU TUBUH  monitor pemasangan infus/jarum, tanda plebitis
 pipa infus parenteral (lokasi, tipe infus, jenis
 suhu kulit dan aksila infus, aliran)
INTERVENSI
Prinsip intervensi pada neonatus:
• Oksigenasi adekuat
• Suhu tubuh stabil
• Tidak ada infeksi nosokomial
DIAGNOSIS KEPERAWATAN • Hidrasi dan nutrisi adekuat
Disesuaikan dengan tanda dan gejala yang • Integritas kulit baik
ditemukan pada neonatus
• TIK normal, tdk ada perdarahan
intraventrikular
• Tidak ada/penurunan nyeri
• Dukungan dan perawatan pertumbuhan yang
memadai
• Dukungan memadai (asuhan di rumah)
IMPLEMENTASI
DUKUNGAN RESPIRASI TERMOREGULASI
Tujuan: mencapai dan mempertahankan respirasi Tujuan: pemberian kehangatan eksternal

 alat bantu napas Bahaya hipotermia pada neonatus; hipoksia,


asidosis metabolik, hipoglikemia
 terapi oksigen Metode primer: inkubator, panel penghangat
 positioning radiasi, basinet terbuka dg selimut katun
Metode sekunder: kangoroo mother care
 mencegah kehilangan panas
 mempertahankan lingkungan bersuhu normal
HIDRASI NUTRISI

Tujuan: status hidrasi adekuat Tujuan: nutrisi optimal dan adekuat


 pemberian cairan perenteral  pemberian nutrisi
parenteral/enteral/kombinasi
 pemantauan kecepatan infus (per jam)
 timbang BB/hari  pemberian ASI
 volume urine
 pantau perubahan tingkah laku, kesadaran,
dan tingkat aktivitas
 tremor/kejang
EVALUASI

Point !!
Evaluasi dilakukan sesuai dengan kriteria hasil yang diharapkan
PENGKAJIAN BERULANG DAN EVALUASI TERUS-MENERUS sampai
mencapai kriteria !

Anda mungkin juga menyukai